RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Alergi Debu : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus Ke Dokter

Alergi Debu : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus Ke Dokter

alergi debu bisa menjangkiti siapa saja

Banyak hal yang dapat memicu terjadinya reaksi alergi, debu merupakan salah satu alergen yang dapat memicunya. Selain debu itu sendiri, tungau yang hidup di dalamnya merupakan salah satu alergen yang harus dihindari. Mari kita bahas lebih lanjut. 

Reaksi alergi berupa keluhan gatal dan ruam pada kulit mungkin seringkali ditemukan atau bahkan dirasakan. Pada kondisi ringan, biasanya bisa tidak menimbulkan keluhan berarti atau mengganggu aktivitas, bahkan dapat hilang dengan sendirinya. 

Namun pada reaksi yang cukup hebat, dimana dapat menimbulkan gejala yang berat hingga dapat mengancam nyawa, penanganan segera sangatlah diperlukan karena dapat sangat menentukan prognosis ke depannya. 

Debu merupakan salah satu alergen yang seringkali memicu reaksi alergi. Gejala yang ditimbulkan dapat bersifat ringan hingga sangat berat dan mengancam nyawa. Tidak hanya partikel debu yang dapat memicu reaksi alergi, namun tungau yang ada di dalamnya juga dapat reaksi yang sama. 

Alergi 

Kondisi alergi merupakan suatu reaksi sistem kekebalan tubuh yang bersifat berlebihan terhadap zat tertentu yang menyebabkan reaksi alergi atau disebut juga dengan alergen.  

Kondisi alergi dapat disebabkan oleh berbagai jenis alergen, termasuk di antaranya adalah debu dan tungau. Pada orang dengan alergi, dalam pemeriksaan darah biasanya akan ditemukan peningkatan eosinofil dan imunoglobulin E (IgE). Sedangkan untuk mengetahui pasti zat apa yang memicu reaksi alergi pada orang tersebut dapat melalui pemeriksaan patch test atau prick test. 

Reaksi alergi 

Reaksi alergi antara satu orang dengan yang lain bisa sangat bervariasi, dari yang bersifat ringan hingga berat. Keluhan yang seringkali ditemukan adalah munculnya reaksi pada kulit berupa gatal, ruam merah, hingga lesi kulit menonjol khas pada reaksi alergi yang disebut dengan urtikaria. 

Keluhan pada saluran pernapasan bisa juga ditemukan hidung tersumbat, hidung meler, bersin, batuk kering hingga sesak napas atau asthma. Keluhan asthma dapat sangat bervariasi, dari ringan hingga berat. 

Pada reaksi alergi yang bersifat lebih berat, dapat juga disertai dengan pembengkakan pada area wajah, bibir hingga lidah dan dapat menimbulkan keluhan sulit menelan. Pembengkakan juga dapat terjadi pada area mata. Kondisi ini disebut juga dengan angioedema.  

Sedangkan pada reaksi yang berat dapat ditemukan anafilaksis yang ditandai dengan sesak napas, penurunan tekanan darah secara drastis hingga menimbulkan syok dan kehilangan kesadaran. 

Alergi debu 

Alergi dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti makanan tertentu, serbuk sari, debu, bulu hewan, gigitan serangga hingga obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, jika ada riwayat alergi pada keluarga, sangat penting untuk melakukan skrining dan sebaiknya mengetahui zat apa saja yang dapat memicu terjadinya reaksi alergi. 

Alergi debu tidak secara langsung disebabkan oleh debu itu sendiri, namun lebih disebabkan oleh paparan tungau yang hidup di dalamnya. Tungau tidak dapat terlihat dengan kasat mata dan seringkali ditemukan pada area yang lembap serta hangat seperti pada kasur, sofa, bantal dan karpet. 

Reaksi alergi terjadi karena sistem kekebalan tubuh menganggap protein yang ditemukan pada tubuh tungau, kotoran tungau dan sisa kulit mati tungau merupakan zat yang berbahaya sehingga memicu reaksi berlebihan untuk melawannya hingga seseorang mengalami tanda dan gejala alergi. 

Alergi debu ini seringkali menimbulkan keluhan pada sistem pernapasan. Tidak hanya debu rumah tangga yang di dalamnya terdapat tungau, namun reaksi alergi juga dapat disebabkan oleh partikel debu lain yang dapat ditemukan pada serbuk sari, bulu hewan, spora jamur, serpihan kulit manusia hingga polutan pada udara.  

Gejala yang ditimbulkan oleh alergi debu dapat sangat bervariasi, dari ringan hingga berat. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan skrining untuk mengetahui alergen pemicu reaksi alergi sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan dan penanganan yang tepat ketika gejala alergi muncul. 

Penanganan alergi 

Kondisi alergi tidak dapat disembuhkan total, namun dapat dihindari agar reaksi alergi tidak terjadi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki awareness yang tinggi terkait penyebab alergi untuk menghindari reaksi alergi dalam tubuh. 

Pada saat alergi ringan terjadi, kondisi gatal dapat dibantu diatasi dengan kompres dingin untuk meredakan keluhan. Konsumsi obat yang mengandung antihistamin dapat dilakukan untuk membantu mengatasi kondisi alergi yang terjadi. Namun hal ini hanya dapat dilakukan pada kasus ringan. 

Untuk kasus yang lebih berat, membutuhkan penanganan lebih lanjut sesuai gejala. Jika terdapat keluhan sesak napas atau asthma, sangat penting untuk dapat siap sedia membawa obat yang dibutuhkan. Biasanya dokter akan meresepkan bronkodilator dalam bentuk inhaler. Dalam kondisi yang lebih berat, diberikan obat rutin yang diresepkan untuk dikonsumsi setiap hari. 

Sedangkan pada kasus berat, dimana dapat terjadi reaksi anafilaksis, sangat penting untuk segera diberikan suntikan epinefrin untuk membantu mengatasi reaksi alergi sebelum terjadi syok yang dapat mengancam nyawa. 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Share This Article: