RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Apa itu Gondongan atau Mumps – Gejala, Penyebab dan Kapan Harus Kedokter

Apa itu Gondongan atau Mumps – Gejala, Penyebab dan Kapan Harus Kedokter

Apa itu Gondongan atau Mumps - Gejala, penyebab dan kapan harus kedokter

Gondongan merupakan salah satu penyakit yang cukup sering ditemukan pada anak. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa infeksi virus ini juga dialami oleh orang dewasa. Mari kita bahas lebih lanjut.  

Mumps atau yang lebih sering dikenal dengan istilah gondongan dalam masyarakat merupakan salah satu jenis penyakit menular yang sering ditemukan pada anak. Hal ini dapat terjadi karena daya tahan tubuh anak yang biasanya relatif lebih rentan mengalami infeksi. 

Di sisi lain, penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak biasanya karena riwayat imunisasi yang belum lengkap. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor risiko yang menyebabkan penularannya akan lebih cepat pada anak. 

Selain itu, ketika anak berada di sekolah, akan lebih sulit untuk mengatasi higienitas tetap terjaga dengan baik karena kurangnya pengawasan. Hal ini dapat meningkatkan risiko penularan antara satu anak dengan yang lain.  

Proses penularan melalui droplet menyebabkan infeksi ini sangat cepat menyebar ketika anak sedang batuk, bersin ataupun ketika tertular melalui alat makan yang digunakan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengajarkan etika batuk, bersin dan cuci tangan yang benar sedini mungkin. 

Penyebab 

Gondongan disebabkan oleh infeksi virus mumps yang merupakan salah satu jenis virus yang tergolong dalam paramyxovirus. Melalui penularannya lewat droplet, virus ini akan masuk ke dalam saluran pernapasan dan menginfeksi kelenjar parotis.  

Kelenjar parotis berlokasi di bagian depan telinga sisi bawah. Kelenjar parotis sering juga disebut dengan kelenjar ludah karena berperan dalam produksi air liur yang bertugas untuk menjaga kelembapan area mulut. 

Ketika mengalami infeksi, kelenjar parotis mengalami peradangan dan pembengkakan. Tidak jarang akan terlihat atau teraba seperti benjolan pada area telinga bagian depan sisi bawah karena infeksi tersebut. 

Gejala 

Seperti pada kasus infeksi lainnya yang memicu reaksi peradangan di dalam tubuh, maka kompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan suhu tubuh atau demam. Selain demam, dapat juga disertai dengan nyeri otot, sakit kepala dan mudah lelah. 

Infeksi virus mumps yang menyerang kelenjar parotis akan menimbulkan pembengkakan pada kelenjar ini. Pada beberapa kasus, pembengkakan juga dapat menimbulkan pembengkakan pada area pipi. Hal ini memicu keluhan nyeri pada saat mengunya dan menelan. 

Perdangan pada kelenjar parotis yang berperan dalam produksi air liur menyebabkan penurunan fungsinya sehingga seringkali menimbulkan keluhan mulut yang terasa kering. 

Faktor Risiko 

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami infeksi virus mumps. Karena disebabkan oleh infeksi virus, daya tahan tubuh memiliki peranan yang sangat penting. Orang dengan imunitas tubuh yang rendah akan berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi, mengalami gejala yang lebih berat hingga komplikasi. 

Imunitas tubuh yang rendah dapat disebabkan oleh banyak hal. Bisa karena imunitas tubuhnya belum terbentuk optimal seperti pada anak-anak, riwayat penyakit penyerta seperti HIV, riwayat penerima transplantasi organ hingga harus konsumsi imunosupresan untuk menekan imunitas tubuh. Golongan ini biasanya akan lebih rentan mengalami infeksi. 

Selain dari imunitas tubuh, faktor riwayat vaksinasi juga memiliki peranan yang sangat penting. Jika memiliki riwayat imunisasi yang tidak lengkap, maka antibodi yang terbentuk di dalam tubuh juga tidak lengkap untuk melawan berbagai infeksi. 

Sangat penting untuk melakukan imunisasi sesuai dengan anjuran dan jadwal yang telah direkomendasikan oleh dokter. Jika tidak memiliki riwayat vaksinasi MMR (measles, mumps, rubella), maka risiko tertular akan lebih tinggi dan berisiko mengalami komplikasi. 

Tidak hanya memperhatikan anak sendiri yang harus memiliki imunisasi lengkap, kesadaran lingkungan sekitar terkait pentingnya vaksinasi juga memiliki peranan yang sangat besar. Jika tingkat vaksinasi rendah, maka risiko penularan akan lebih tinggi meskipun anak sendiri sudah divaksinasi. 

Kasus infeksi sangat erat kaitannya dengan higienitas. Secara garis besar, kasus infeksi seharusnya dapat dicegah dengan menjaga higienitas dengan baik. Proses penularan virus ini melalui droplet yang dapat diperoleh dari batuk, bersin dan alat makan yang digunakan oleh orang yang terinfeksi. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan edukasi yang baik terkait etika batuk, etika bersin dan metode cuci tangan yang benar sedini mungkin. Hal ini juga harus diterapkan di luar lingkungan rumah, termasuk pada saat anak bersekolah. 

Diagnosis 

Anamnesis 

Pada pemeriksaan awal, dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis untuk dapat mengetahui riwayat keluhan saat ini secara detail dan mengetahui berbagai faktor risiko yang dapat membantu menegakkan suatu diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan lain. 

Pada kasus gondongan, keluhan yang sangat sering dialami adalah demam. Akan ditanyakan terkait durasi demam, pola demam hingga berbagai obat yang sudah diberikan untuk membantu meredakannya dan bagaimana respon tubuh terhadap pengobatan. 

Hal ini penting untuk diketahui lebih dalam untuk dapat membantu menyingkirkan berbagai kemungkinan lain, khususnya infeksi virus lain yang bisa menimbulkan keluhan serupa. 

Kondisi demam juga disertai dengan keluhan nyeri otot dan sakit kepala. Meskipun hal ini cukup umum ditemukan pada kasus infeksi virus, riwayat lebih detail juga perlu diketahui. 

Tanda dan gejala khas gondongan yang cukup sering ditemukan adalah nyeri pada saat mengunyah dan mulut terasa kering. Hal ini tergolong khas karena lokasi dan fungsi kelenjar parotis yang berkaitan erat dengan keluhan tersebut. 

Lokasi kelenjar parotis yang berada di dekat rahang akan menimbulkan keluhan nyeri ketika mengalami infeksi dan peradangan. Selain itu, fungsi kelenjar parotis yang berperan dalam produksi air liur akan mengalami penurunan sehingga menyebabkan keluhan mulut kering. 

Rasa tidak nyaman ini tidak jarang berujung pada penurunan nafsu makan dan mudah merasa lelah. 

Pemeriksaan Fisik 

Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, dari tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan dan suhu tubuh. Pada orang dengan gondongan biasanya akan ditemukan peningkatan suhu tubuh.  

Selain itu, bentuk kompensasi tubuh, dapat juga ditemukan peningkatan denyut jantung hingga laju pernapasan. Hal ini masih bisa tergolong normal karena merupakan reaksi fisiologi dari tubuh. 

Pada pemeriksaan area wajah, dapat ditemukan pembengkakan kelenjar parotis dengan adanya seperti benjolan di bagian telinga depan sisi bawah dari hasil inspeksi secara visual maupun perabaan.  

Dapat juga ditemukan tanda-tanda radang lainnya berupa perubahan warna kulit menjadi kemerahan, teraba panas, hingga nyeri pada area tersebut. Pada beberapa kasus, dapat juga ditemukan perluasan pembengkakan pada area tersebut sehingga pipi menjadi bengkak. 

Pemeriksaan Penunjang 

Untuk kasus gondongan, biasanya penegakkan diagnosis dapat dilakukan dari hasil wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Namun jika tanda dan gejala yang ditemukan kurang khas dan membutuhkan pemeriksaan lain untuk membantu menyingkirkan berbagai diagnosis banding, pemeriksaan penunjang dapat dilakukan. 

Pemeriksaan laboratorium darah dapat dilakukan untuk memastikan infeksi yang dialami disebabkan oleh virus dan bukan disebabkan oleh mikroorganisme lain. Selain itu, pemeriksaan antibodi IgM dapat dilakukan untuk memastikan adanya infeksi mumps akut. 

Bila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan swab tenggorokan yang kemudian sampelnya akan dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan metode PCR. Hal ini dapat dilakukan untuk memastikan bahwa infeksi yang dialami benar disebabkan oleh virus mumps dan bukan virus lain. 

Virus mumps juga dapat ditemukan di pemeriksaan urin. Bila diperlukan, dapat juga dilakukan pemeriksaan urin untuk memastikan penyebab gejala yang dialami memang disebabkan oleh virus tersebut atau bukan. 

Pada kasus gondongan dengan komplikasi yang melibatkan selaput otak atau meningitis, maka pemeriksaan cairan serebrospinal (CSF) dapat dilakukan. Hal ini penting dilakukan jika sudah ada tanda ke arah meningitis untuk dapat mengetahui terapi yang tepat. 

Terapi 

Gondongan disebabkan oleh infeksi virus mumps. Seperti infeksi virus lainnya, daya tahan tubuh merupakan kunci dari proses pemulihannya. Oleh karena itu, penting untuk konsumsi makanan dengan gizi seimbang agar kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan baik. Bila perlu, dapat juga diberikan vitamin. 

Orang dengan gondongan seringkali mengeluhkan demam. Kondisi ini dapat dibantu dengan kompres menggunakan air biasa pada lipatan tubuh seperti leher, ketiak dan lipat pada. Dapat juga diberikan antipiretik yang dapat membantu menurunkan suhu tubuh. 

Saat demam, biasanya kebutuhan cairan seseorang akan lebih tinggi. Hal ini juga sangat penting untuk diperhatikan agar kebutuhan cairan harian dapat terpenuhi dengan baik agar terhindar dari risiko dehidrasi. 

Selain demam, ketika mengalami gondongan sering juga mengeluhkan nyeri otot. Kondisi ini dapat dibantu dengan konsumsi pereda nyeri. Obat ini dapat dikombinasikan dengan antipiretik yang sudah dikonsumsi untuk meredakan demam. 

Karena adanya peradangan pada area telinga bagian depan sisi bawah yang dekat dengan rahang, seringkali ketika gondongan mengeluhkan nyeri saat mengunyah. Oleh karena itu, pilihan tekstur makanan juga harus diperhatikan. Utamakan makanan dengan tekstur lunak agar tidak memperberat keluhan nyeri. 

Pada area yang bengkak, selain konsumsi pereda nyeri dapat juga dibantu diatasi dengan kompres. Kompres hangat biasanya dapat membantu meredakan nyeri yang dialami. 

Saat mengalami gondongan, seringkali merasa mudah lelah. Oleh karena itu, hindari aktivitas fisik berlebih yang tidak perlu dan dapat menghambat proses pemulihan. Pastikan dapat beristirahat dengan cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. 

Penyakit gondongan ini merupakan salah satu penyakit menular yang proses penularannya sangat cepat. Oleh karena itu, ketika mengalami gondongan sebaiknya melakukan isolasi agar tidak menularkannya kepada orang di sekitar. Biasanya isolasi disarankan sekitar 5 hari setelah pembengkakan muncul. 

Pencegahan 

Gondongan merupakan jenis penyakit menular. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus ini dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi. Dengan imunisasi yang lengkap, maka tubuh akan memiliki antibodi untuk membantu melawan infeksi yang terjadi di dalam tubuh. 

Vaksinasi yang disarankan untuk mencegah gondongan adalah MMR (measles, mumps, rubella). Sangat penting untuk menjalankan vaksinasi lengkap sesuai dengan jadwal yang sudah direkomendasikan oleh dokter. 

Ketika seseorang sudah divaksinasi, maka risiko tertularnya akan lebih rendah. Sekalipun tertular, biasanya gejala yang timbul akan relatif lebih ringan dibandingkan dengan orang yang tidak divaksin. 

Penerapan vaksin sangat penting. Tidak hanya harus diterapkan oleh keluarga sendiri, namun kesadaran yang sama akan pentingnya vaksinasi juga harus dimiliki oleh lingkungan sekitar kita. Jika tidak, maka risiko penularan dan penyebarannya akan tetap tinggi. 

Selain itu, karena proses penularannya melalui droplet, yang dapat ditemukan pada saat orang yang terinfeksi batuk, bersin atau pada alat makan yang digunakan, maka edukasi terkait higienitas merupakan hal yang penting sebagai bentuk upaya pencegahan dan menekan risiko penularan. 

Sangat penting untuk mengajarkan etika batuk, etika bersin dan cuci tangan dengan metode yang benar pada anak sedini mungkin. Tidak hanya harus diterapkan di rumah, namun hal yang sama juga harus dilakukan di luar rumah, termasuk di lingkungan sekolah. 

Hal ini yang menjadi salah satu faktor penyebaran gondongan di sekolah cukup tinggi, selain karena imunitas tubuh yang belum terbentuk dengan optimal. Selain itu, kesadaran terkait tanda dan gejala gondongan juga sangat penting. 

Ketika seseorang mengalami gondongan, kesadaran untuk isolasi agar tidak menularkan orang lain di sekitarnya juga sangatlah penting. Oleh karena itu, edukasi terkait penyakit menular ini juga sangat penting untuk diketahui, baik kepada anak dan dewasa. 

Komplikasi 

Infeksi virus mumps umumnya bersifat ringan. Namun pada beberapa kasus, khususnya yang daya tahan tubuhnya tidak terjaga dengan baik dapat menimbulkan beberapa komplikasi. 

Ketika infeksi dan peradangan pada kelenjar parotis meluas ke area telinga, maka kondisi ini bisa memicu penurunan fungsi pendengaran. Meskipun komplikasi ini cukup jarang terjadi, namun penting untuk diperhatikan. 

Infeksi virus ini juga dapat menimbulkan peradangan pada testis yang menyebabkan nyeri, pembengkakan hingga atrofi. Ketika mengalami hal ini, sangat penting untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk dapat mengatasi orkitis agar tidak mempengaruhi fertilitas. 

Jika komplikasi pada pria bisa berupa orkitis, komplikasi pada wanita dapat berupa peradangan ovarium yang disebut dengan ooforitis. Keluhan yang dialami dapat berupa demam dan nyeri perut. 

Infeksi ini juga dapat menyebabkan peradangan pada organ lain seperti pankreas sehingga menimbulkan pankreatitis. Keluhan yang dapat dialami berupa nyeri perut, mual dan muntah. Meskipun tidak khas, namun jika mengalami hal serupa ketika gondongan, sangat penting untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter. 

Infeksi virus ini dapat juga menimbulkan peradangan pada payudara sehingga mengalami mastitis. Payudara mengalami pembengkakan, nyeri hingga perubahan warna pada permukaan kulit menjadi kemerahan. 

Infeksi virus mumps dapat juga menimbulkan komplikasi yang melibatkan selaput dan jairngan otak. Meskipun jarang, namun kondisi ini dapat terjadi pada orang dengan imunitas tubuh yang rendah. 

Komplikasi ini dapat menimbulkan meningitis dan ensefalitis. Orang dengan komplikasi ini dapat mengeluhkan nyeri kepala hebat, demam tinggi, leher kaku, mual muntah, kejang hingga penurunan kesadaran. 

Kapan Harus ke Dokter? 

Kondisi gondongan biasanya dapat diatasi dengan membantu imunitas tubuh terjaga selama proses pemulihan. Namun jika kondisi tidak kunjung membaik, sangat penting untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter agar dapat diberikan terapi yang sesuai. 

Selain itu, jika mengalami gejala khas terkait dengan komplikasi mumps atau memiliki riwayat imunitas tubuh yang rendah namun memiliki kontak dengan orang yang terinfeksi, penting untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter. 

Meskipun biasanya gejala yang muncul akan bersifat ringan, namun pada orang dengan imunitas rendah, risiko mengalami komplikasi akan lebih tinggi. Oleh karena itu, penting untuk melakukan evaluasi dan follow up yang lebih ketat sebelum terjadi komplikasi yang tidak diinginkan. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene 

Share This Article: