Ketika mengalami buang air besar berdarah, terdapat beberapa kemungkinan penyakit yang mendasarinya. Oleh karena itu, sangat penting untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk dapat menegakkan diagnosis dan menentukan terapi lebih lanjut yang dibutuhkan.
Buang air besar berdarah merupakan salah satu gejala yang dapat dikeluhkan ketika mengalami gangguan pada sistem pencernaan. Terdapat beberapa kemungkinan penyakit yang dapat mendasarinya. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggali informasi lebih lanjut terkait keluhan yang dialami.
Umumnya feses akan berwarna kecoklatan. Namun ketika mengalami buang air besar berdarah, biasanya dapat ditemukan perubahan warna menjadi kehitaman atau bisa juga disertai dengan bercak darah berwarna merah segar.
Penyebab
Penyebab keluhan buang air besar berdarah dapat bervariasi, namun biasanya berkaitan erat dengan sistem pencernaan. Secara garis besar, penyebab seseorang dengan buang air besar berdarah dapat dibagi berdasarkan lokasi penyebab utama keluhan tersebut.
Jika penyebab utamanya saluran pencernaan atas, biasanya warna darah yang menyertai buang air besar cenderung kehitaman karena sudah bercampur dengan asam lambung. Hal ini biasanya terjadi pada luka atau tukak pada lambung.
Sedangkan jika penyebab utamanya merupakan saluran pencernaan bawah, biasanya warna darah yang menyertai buang air besar cenderung berwarna merah segar. Hal ini dapat terjadi karena darah tidak bercampur dengan asam lambung. Hal ini sering terjadi pada orang dengan wasir atau hemoroid.
Gejala
Gejala penyerta keluhan buang air besar berdarah sangat penting untuk digali lebih lanjut. Hal ini dibutuhkan untuk dapat membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain. Hal ini sangat penting karena akan menentukan tatalaksana berikutnya yang harus dilakukan.
Terkait buang air besar berdarah, perlu diketahui lebih detail terkait karakteristik darah yang ditemukan pada feses. Apakah cenderung berwarna kehitaman yang kemudian berubah warna menjadi kemerahan ketika disiram dengan air, atau berwarna merah segar dan menetes setelah buang air besar.
Hal ini sangat penting untuk dapat menentukan apakah penyebab utama keluhan berasal di saluran pencernaan bagian atas seperti pada lambung atau berlokasi di saluran pencernaan bagian bawah seperti pada usus besar, rektum dan anus.
Selain itu, gejala penyerta juga sangat penting untuk diketahui lebih lanjut untuk membantu menegakkan diagnosis. Seperti apakah ada tanda dan gejala gangguan pada lambung, mual, muntah, terlambat makan, riwayat konsumsi makanan asam, pedas serta bergas dan nyeri pada ulu hati.
Atau ada gejala penyerta lain seperti konstipasi atau sulit buang air besar disertai dengan riwayat konsumsi makanan rendah serat dan sangat pedas. Hal ini dapat meningkatkan kecurigaan ke arah hemoroid.
Jika kondisi BAB berdarah tidak ditangani dengan baik dan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang, tanda dan gejala anemia dapat juga ditemukan. Pasien dapat mengeluhkan mudah lelah dan lemas, pucat hingga sering mengalami pusing bahkan pingsan.
Faktor Risiko
Faktor risiko BAB berdarah sangat dipengaruhi oleh penyebab utama penyakit yang mendasarinya. Jika disebabkan oleh tukak atau luka pada lambung, biasanya berkaitan dengan pola makan yang tidak teratur, konsumsi makanan asam, pedas maupun bergas sehingga memicu peningkatan produksi asam lambung.
Selain dari makanan maupun minuman yang dikonsumsi, produksi asam lambung juga sangat dipengaruhi oleh stres dan cemas berlebih. Hal ini dapat memicu peningkatan produksi asam lambung. Hal ini dapat menimbulkan peradangan pada dinding lambung hingga mengalami iritasi dan luka.
Selain itu, luka pada dinding lambung juga dapat diperburuk dengan adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter Pylori. Untuk dapat memastikannya dapat dilakukan dengan pemeriksaan penunjang lebih lanjut.
Jika penyebab utama keluhan BAB berdarah disebabkan oleh wasir atau hemoroid, biasanya berkaitan erat dengan kurangnya konsumsi serat harian. Serat sangat penting untuk dapat membantu proses sistem pencernaan. Jika kurang serat akan memicu konstipasi yang menjadi salah satu faktor risiko hemoroid.
Ketika sulit BAB, maka akan ada upaya mengedan yang lebih kuat. Hal ini yang memicu terbentuknya hemoroid. Selain kurangnya konsumsi serat, konsumsi makanan pedas juga dapat meningkatkan risiko terjadinya peradangan pada hemoroid.
Diagnosis
Anamnesis
Pada awal pemeriksaan, dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis yang bertujuan untuk menggali berbagai informasi lebih dalam terkait tanda dan gejala yang dialami oleh seorang pasien. Hal ini sangat penting untuk dapat lebih fokus pada pemeriksaan lebih lanjut.
Penting untuk diketahui terkait durasi, karakteristik dan berbagai gejala penyerta yang ikut muncul saat keluhan BAB berdarah dialami. Jika darah yang ditemukan berwarna kehitaman, kecurigaan terhadap gangguan pada saluran pencernaan atas akan lebih tinggi. Sedangkan jika berwarna merah segar, maka kecurigaan akan lebih tinggi pada saluran pencernaan bawah.
Penting juga untuk mendeteksi adanya tanda dan gejala penyerta seperti mual, muntah, nyeri ulu hati, konstipasi hingga benjolan pada area sekitar anus. Selain itu, faktor risiko lain dari segi riwayat pola makan juga perlu digali lebih dalam. Seperti apakah sering terlambat makan, konsumsi makanan asam, pedas, bergas hingga konsumsi serat dan air putih.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, dari pemeriksaan tekanan darah, laju pernapasan, denyut jantung hingga suhu tubuh. Jika kondisi BAB berdarah sudah berlangsung cukup lama dan tidak ditangani dengan baik dapat ditemukan penurunan tekanan darah dan peningkatan denyut jantung sebagai kompensasi tubuh.
Selain itu, dapat juga ditemukan tanda-tanda anemia seperti konjungtiva yang pucat dan mungkin dapat juga ditemukan capillary refill time yang melambat. Meskipun tidak selalu ditemukan, namun pemeriksaan ini sebaiknya tetap dilakukan.
Jika dicurigai adanya gangguan pada lambung, maka pemeriksaan fisik pada area abdomen dapat lebih difokuskan. Dari inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi. Biasanya dapat ditemukan keluhan nyeri pada area ulu hati.
Sedangkan jika dicurigai penyebab utama keluhan disebabkan oleh hemoroid, pemeriksaan pada area sekitar anus dapat dilakukan. Dokter dapat melakukan inspeksi untuk menilai apakah ada benjolan di sekitar anus hingga pemeriksaan rectal touche unutk menilai stadium hemoroid.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada kasus BAB berdarah sangat dipengaruhi oleh kecurigaan penyebab utama yang mendasarinya. Namun untuk menilai tanda anemia dapat dilakukan pemeriksaan darah untuk menilai kadar hemoglobin dan eritrosit.
Jika terdapat kecurigaan luka atau tukak pada lambung, pemeriksaan endoskopi sangat membantu untuk mengetahuinya. Dengan pemeriksaan ini, kondisi permukaan dinding lambung dapat terlihat dengan jelas. Selain itu, jika terdapat kecurigaan adanya infeksi bakteri H. Pylori pada lambung, dapat juga dilakukan pemeriksaan urea breath test.
Jika kecurigaan lebih kepada kondisi hemoroid, biasanya dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang disertai dengan rectal touche sudah cukup untuk menegakkan diagnosis tersebut. Namun bila diperlukan, dapat juga dilakukan pemeriksaan kolonoskopi untuk membantu menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang mendasari seperti tumor atau keganasan pada kolon.
Terapi
Terapi BAB berdarah sangat dipengaruhi oleh penyebab utama yang mendasarinya. Jika disebabkan oleh tukak lambung yang biasanya disebabkan oleh infeksi H. Pylori, dokter dapat meresepkan antibiotik. Sebaiknya penggunaannya sesuai dengan petunjuk dokter dan harus dihabiskan agar efektif dan mencegah resistensi antibiotik.
Selain itu, dokter juga akan memberikan obat lambung untuk membantu menetralisir asam lambung dan membantu mengatasi keluhan lain yang menyertai. Sangat penting juga untuk menjaga pola makan teratur dan menghindari makanan yang memicu produksi asam lambung berlebih. Namun jika kondisi perdarahan tidak dapat ditangani, prosedur pembedahan kemungkinan dapat dipertimbangkan.
Jika penyebab utama keluhan BAB berdarah adalah wasir atau hemoroid, tatalaksana biasanya dipengaruhi oleh derajat keparahannya. Hal utama yang perlu diterapkan adalah konsumsi makanan tinggi serat dan memenuhi kebutuhan cairan harian.
Dokter juga akan meresepkan salep dan obat untuk membantu mengatasi peradangan dan pelebaran pembuluh darah ketika mengalami hemoroid. Namun jika kondisi tidak kunjung membaik, prosedur seperti ligasi, skleroterapi dan hemoroidektomi atau pengangkatan wasir dapat dipertimbangkan.
Pencegahan
Upaya pencegahan sangat dipengaruhi oleh penyebab utama yang mungkin mendasari keluhan buang air besar berdarah. Sangat penting untuk konsumsi makanan dengan gizi seimbang, tinggi serat, cukup konsumsi cairan harian dan dengan jadwal yang teratur. Selain itu, sebaiknya hindari konsumsi makanan yang terlalu pedas, asam, maupun bergas.
Komplikasi
Komplikasi BAB berdarah jika tidak ditangani dengan baik dan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang dapat menimbulkan kondisi anemia. Namun jika perdarahan cukup hebat dan bersifat akut, bisa saja menyebabkan syok hipovolemi hingga mengancam nyawa.
Kapan Harus ke Dokter?
Ketika mengalami BAB berdarah, sebaiknya bisa telaah lebih lanjut kemungkinan penyebabnya. Jika sudah mengupayakan berbagai hal untuk membantu mengatasinya, seperti dengan menjaga pola makan dan obat yang dijual bebas namun tidak kunjung membaik, sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter.
Kondisi BAB berdarah dapat disebabkan oleh gangguan pada sistem pencernaan sisi atas maupun bawah. Oleh karena itu, dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk dapat menegakkan diagnosis yang tepat dan menyingkirkan berbagai kemungkinan lain.
Hal ini sangat penting untuk dapat menentukan terapi dan tatalaksana lebih lanjut dan untuk mencegah berbagai kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi jika penyanganannya terlambat atau tidak tepat.
Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene