RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Bipolar : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus Ke Dokter

Bipolar : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus Ke Dokter

perempuan karir terlihat pusing karena mengalami bipolar

Isu kesehatan mental kini lebih diperhatikan. Berbagai gangguan pada kesehatan sudah mulai dikenal, termasuk di dalamnya adalah bipolar. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan bipolar dan bagaimana untuk mengatasinya? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Kesadaran akan kesehatan mental kini sudah semakin tinggi. Mencari bantuan tenaga ahli terkait dengan kesehatan mental sudah tidak dianggap berlebihan, bahkan kini sudah menjadi suatu kebutuhan. Salah satu gangguan yang seringkali didengar adalah bipolar atau disebut juga dengan gangguan bipolar. 

Bipolar 

Gangguan bipolar merupakan kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati atau mood yang ekstrem. Pada gangguan bipolar memiliki dua suasana atau episode. Terdapat episode mania ketika orang tersebut merasakan kegembiraan atau energi yang berlebih. Selain itu juga terdapat episode depresi ketika merasakan kesedihan yang dalam dan bahkan tidak ingin beraktivitas. 

Gejala 

Gejala bipolar dapat berbeda antara satu orang dengan yang lain, tergantung derajat keparahan atau intensitas episode yang dialami. Selain itu, gejala yang muncul ketika seseorang mengalami episode mania akan berbeda dengan gejala yang muncul ketika sedang mengalami episode depresi. 

Pada episode manik, orang tersebut dapat merasa sangat bahagia dan memiliki rasa percaya diri yang berlebihan. Paad fase ini, orang tersebut dapat tidak merasa lelah meskipun sudah melakukan begitu banyak aktivitas di hari yang sama. Biasanya orang tersebut dapat berbicara dan berpikir dengan sangat cepat. 

Pada episode mania ini, orang juga dapat melakukan berbagai tindakan impulsif seperti berbelanja berlebihan atau bahkan dapat mengambil keputusan besar tanpa berpikir panjang. Tidak jarang episode ini juga dapat mempengaruhi penampilan orang tersebut, seperti menggunakan pakaian yang mencolok, baik dari segi warna maupun motif pakaian yang digunakan. 

Sedangkan ketika sedang mengalami episode depresif, orang tersebut dapt merasa sangat sedih dan putus asa. Perasaan yang timbul adalah tidak ingin beraktivitas sepanjang hari, bahkan tidak ingin keluar dari kamar.  

Pada episode ini, orang tersebut dapat menjadi sangat lelah dan sulit untuk berkonsentrasi seperti bekerja ataupun belajar. Pada kondisi yang berat, dapat juga merasa diri tidak berharga hingga muncul keinginan untuk bunuh diri. 

Selain kedua episode tersebut, bisa juga ditemukan episode campuran, dimana orang tersebut mengalami episode manik dan depresif di waktu yang sama. Pada fase ini, orang tersebut dapat merasa tertekan namun tetap memiliki energi yang besar. 

Faktor Risiko 

Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami bipolar, salah satunya adalah faktor genetik. Jika ada riwayat gangguan bipolar atau gangguan mental lainnya dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami bipolar. 

Faktor lain yang dapat mempengaruhi risiko bipolar adalah adanya ketidakseimbangan kimia otak, seperti serotonin, dopamin dan norepinefrin. Kimia otak ini memiliki peranan penting dalam mengatur mood seseorang dan bisa menyebabkan bipolar. 

Riwayat trauma di masa lalu dan stres yang berat dapat menimbulkan tekanan pada mental seseorang. Hal ini bisa mempengaruhi kondisi mood seseorang dan dapat memicu gangguan bipolar. Konsumsi alkohol maupun obat-obatan tertentu dapat memicu munculnya gejala bipolar. 

Diagnosis 

Anamnesis 

Pada pemeriksaan awal, dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis untuk dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan untuk dapat menegakkan diagnosis penyebab utama gangguan bipolar yang dialami.  

Perlu diketahui berbagai keluhan yang dialami, termasuk gejala yang dialami, jenis episode yang dialami, durasi keluhan, hingga berbagai faktor risiko yang dimiliki. Informasi ini sangat penting untuk dapat mengetahui penyebab utama kondisi yang dialami sehingga dapat memberikan terapi yang tepat. 

Pemeriksaan Fisik 

Pada pemeriksaan fisik dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dari tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan hingga suhu tubuh. Pada kondisi awal dapat ditemukan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital bisa ditemukan dalam batas normal.  

Berdasarkan DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder), bipolar I ketika terdapat episode manik penuh minimal selama 7 hari, sering disertai dengan episode depresi mayor. Bipolar II ditemukan episode hipomanik dan episode depresi mayor. 

Gangguan siklotimik ditemukan perubahan mood berulang selama lebih dari 2 tahun, namun tidak dapat digolongkan dalam kriteria episode manik maupun depresi mayor. 

Pemeriksaan Penunjang 

Pemeriksaan penunjang yang disarankan oleh dokter diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan mendeteksi apa saja faktor pemicu terjadinya keluhan yang dialami. Bila diperlukan, dapat melakukan pemeriksaan darah untuk membantu menyingkirkan kemungkinan penyebab lain. 

Terapi 

Tujuan tatalaksana gangguan bipolar adalah untuk dapat mengendalikan mood agar tetap stabil. Dengan upaya ini diharapkan mencegah episode manik atau depresif. Dokter yang menangani dapat memberikan terapi dalam bentuk farmakoterapi. 

Obat yang diberikan dapat berupa mood stabilizer, anti psikotik, anti depresan hingga obat penenang. Pemilihan dan kombinasi obat merupakan pertimbangan dokter yang menangani dan dapat sangat bervariasi tergantung derajat keparahan yang dialami oleh orang tersebut. 

Terapi bicara atau psikoterapi dapat diberikan seperti cognitive behavioral therapy, interpersonal and socal rhythm therapy, family-focused therapy dan psychoeducation. Terapi lain dapat diberikan jika ada gejala lain yang menyertai. 

Selain itu, sangat penting untuk menerapkan pola hidup sehat dengan gizi seimbang. Siapkan waktu untuk rutin berolahraga dan bila perlu bisa melakukan latihan relaksasi untuk dapat membantu mempertahankan mood tetap stabil. 

Proses pemulihan kesehatan mental biasanya membutuhkan pemantauan dan perawatan dalam jangka panjang dan tidak bisa terlihat hasilnya secara instan. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi secara berkala dan teratur sesuai dengan anjuran dokter yang menangani. Hal ini diperlukan untuk evaluasi terapi dan menentukan kombinasi terapi dan dosis yang sesuai. 

Pencegahan 

Sebagai upaya pencegahan, sangat penting untuk dapat menerapkan pola hidup sehat dengan gizi seimbang dan rutin berolahraga. Hindari stres berlebih dan bila memiliki trauma di masa lalu yang cukup memberi tekanan, sangat disarankan untuk dapat mencari bantuan tenaga ahli seperti psikolog atau psikiater. Upaya latihan relaksasi juga dapat dilakukan. 

Terlebih jika ada riwayat anggota keluarga dengan gangguan dalam kesehatan mental, termasuk bipolar, sangat penting untuk melakukan skrining rutin terkait kesehatan mental. Dengan upaya ini dapat dilakukan deteksi dini sebelum gangguan bipolar mengganggu aktivitas dan produktivitas setiap hari. 

Hindari konsumsi alkohol berlebih dan penggunaan narkoba. Zat di dalamnya dapat memicu gejala bipolar dan memperburuk gejala yang sudah ada. Jika sudah dalam upaya pengobatan gangguan bipolar, sangat penting untuk rutin kontrol dan konsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter. 

Komplikasi 

Gangguan bipolar yang tidak ditangani dengan baik dapat mengganggu produktivitas seseorang sehingga akan sangat mempengaruhi kemampuan bekerja dan belajar. Orang dengan gangguan bipolar tidak terkontrol dengan baik dapat merasakan gangguan kecemasan, depresi kronis hingga keinginan bunuh diri. 

Tidak hanya kesehatan mental, gangguan bipolar yang tidak ditangani dengan baik dapat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang. Dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko hipertensi hingga penyakit jantung karena adanya stres berlebih. 

Dengan kondisi mood yang tidak stabil, hal ini tidak hanya mempengaruhi diri sendiri namun dapat juga menyebabkan kerugian pada orang di sekitar. Tindakan impulsif yang sering terjadi pada episode manik dapat menyebabkan orang tersebut bertindak di luar batas seperti menyetir ugal-ugalam, bertengkar dan tindakan lain yang melanggar hukum dan merugikan orang lain. 

Kapan Harus ke Dokter? 

Jika sudah mengalami tanda dan gejala gangguan bipolar, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater. Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar kondisi mood dapat terkontrol.  

Terlebih jika ada riwayat keluarga dengan keluhan serupa atau gangguan kesehatan mental lain, sangat dibutuhkan perhatian yang lebih terkait dengan kesehatan mental. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Share This Article: