Tidak hanya anak yang rentan mengalami risiko infeksi paru seperti pneumonia karena imunitas tubuhnya belum terbentuk dengan baik, namun hal yang sama juga dapat ditemukan pada usia dewasa.
Seseorang dapat digolongkan pada usia dewasa setelah menginjak usia 18 tahun. Pada usia ini, imunitas tubuh sudah terbentuk dengan optimal. Namun meskipun seperti itu, pada usia dewasa juga bisa mengalami infeksi hingga pneumonia.
Berdasarkan data pada tahun 2019, terdapat 2,5 juta orang meninggal karena pneumonia di seluruh dunia. Selain itu, penumonia juga termasuk dalam 10 penyebab kematian di Indonesia. Pada saat pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh Coronavirus juga dapat menyebabkan pneumonia infeksi virus.
Serupa dengan penumonia pada anak, pneumonia pada dewasa juga dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, dari ringan hingga berat. Pneumonia pada dewasa tidak jarang membutuhkan perawatan rawat inap yang cukup lama, hingga memerlukan perawatan intensif di ruang ICU.
Gejala pneumonia
Pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur dan mikroorganisme lainnya. Pada usia lanjut, imunitas tubuh cenderung menurun dan risiko mengalami infeksi, termasuk pneumonia, dapat lebih tinggi.
Gejala pneumonia yang dapat dialami pada usia dewasa adalah demam tinggi, menggigil, batuk, sesak napas, napas cepat, nyeri dada, mual, muntah hingga sakit kepala. Gejala dapat lebih berat pada orang yang tidak memiliki vaksinasi lengkap dan disertai dengan riwayat penyakit lainnya.
Penyakit penyerta yang dapat memperberat gejala pneumonia pada dewasa adalah sindrom nefrotik, gangguan paru kronik, penyakit jantung, gagal ginjal kronik, penyakit hati kronik, diabetes dan imunodefisiensi.
Pneumonia pada dewasa dengan gejala berat dapat disertai dengan berbagai komplikasi seperti empiema dimana ditemukan nanah pada ruang pleura, endokarditis atau infeksi pada dinding jantung bagian dalam, meningitis atau peradangan selaput otak hingga perikarditis yaitu peradangan pada selaput pembungkus jantung.
Pencegahan pneumonia pada dewasa
Sangat penting untuk menjaga pola hidup sehat dengan konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan rutin berolahraga. Selain itu, cuci tangan dengan bersih juga dapat membantu meminimalisir risiko infeksi. Hindari kebiasaan merokok karena dapat mempengaruhi kesehatan paru.
Selain itu, vaksinasi juga memiliki peranan penting untuk pneumonia pada dewasa. Tidak hanya anak yang memerlukan pemberian vaksinasi sesuai jadwal, dewasa juga membutuhkan vaksinasi agar memiliki antibodi untuk melawan berbagai infeksi.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan satu kali vaksin PCV pada usia dewasa, di atas usia 18 tahun. Vaksinasi ini di luar dosis 3+1 yang perlu diberikan pada anak pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan 12-15 bulan.
Seringkali kita fokus untuk memberikan vaksinasi yang lengkap pada anak sesuai dengan jadwal imunisasi yang disarankan. Namun belum banyak orang memenuhi jadwal dan melupakan vaksinasi yang perlu diberikan pada saat telah dewasa.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan vaksinasi yang sesuai dengan jadwal pada usia dewasa. Khususnya jika disertai dengan berbagai faktor risiko dan penyakit penyerta lain. Hal ini dapat dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk memastikannya.
Selain itu, jika memiliki riwayat alergi berat atau reaksi hipersensitivitas terhadap zat tertentu yang kemungkinan ada dalam vaksin yang akan diberikan, sangat penting untuk memberitahukannya kepada dokter yang menangani untuk dapat dilakukan pemeriksaan kembali sebelum diberikan vaksinasi untuk mencegah munculnya reaksi hipersensitivitas yang tidak diinginkan.
Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene