RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Kenali Penyebab dan Gejala Bronkitis

Kenali Penyebab dan Gejala Bronkitis

pria batuk batk karena terkena bronkitis

Keluhan batuk yang dialami bisa bersifat ringan yang disebabkan oleh infeksi virus biasa hingga bersifat berat seperti kondisi bronkitis. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan bronkitis dan gejala yang perlu diketahui? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Sistem pernapasan dapat terbagi menjadi saluran pernapasan atas dan bawah. Sistem pernapasan atas berasal dari hidung, faring hingga laring. Sedangkan sistem pernapasan bawah berawal dari trakea hingga ke alveolus. 

Bronkus merupakan cabang dari trakea dan menjadi saluran yang membawa udara ke paru-paru. Sedangkan bronkiolus merupakan cabang dari bronkus yang menyebar di dalam organ paru. 

Bronkitis 

Bronkitis adalah kondisi peradangan pada bronkus. Berdasarkan durasi perjalanan penyakitnya, kondisi bronkitis dapat terbagi menjadi bronkitis akut dan kronis. Sedangkan penyebab bronkitis dapat disebabkan oleh infeksi maupun non-infeksi. 

Bronkitis seringkali disebabkan oleh infeksi virus. Bronkitis yang disebabkan oleh infeksi virus biasanya bersifat akut. Sistem imunitas tubuh memiliki peranan penting dalam kondisi ini untuk melawan infeksi virus. 

Selain infeksi, kondisi bronkitis bisa disebabkan oleh kondisi non-infeksi seperti kebiasaan merokok dan polusi udara. Kondisi ini seringkali memicu terjadinya bronkitis kronis. 

Gejala bronkitis 

Pada bronkitis akut seringkali disebabkan oleh infeksi virus yang sama dengan penyebab common cold. Perjalanan penyakit hingga menyebabkan bronkitis berkaitan erat dengan imunitas tubuh yang sedang rendah atau ada riwayat penyakit lain yang menyebabkan imunitas tubuh menurun seperti pada penderita HIV dan penggunaan imunosupresan. 

Kondisi bronkitis akut dapat berlangsung selama 1-3 minggu. Gejala yang ditemukan berupa batuk berdahak, demam ringan, mudah lelah, nyeri dada hingga keluhan sesak atau kesulitan dalam bernapas. 

Sedangkan bronkitis kronis berlangsung dengan durasi yang lebih panjang, yaitu sekitar minimal 3 bulan dan berlangsung selama 2 tahun berturut-turut. Penyebab utama yang sering ditemukan adalah riwayat kebiasaan merokok, polusi udara dan zat tertentu yang berbahaya untuk sistem pernapasan. 

Gejala yang dapat ditemukan pada bronkitis kronis adalah batuk kronis atau terus-menerus dan disertai dengan dahak, sesak napas, peningkatan laju pernapasan hingga mengi. 

Tatalaksana bronkitis 

Pada kondisi bronkitis secara umum sangat penting untuk dapat menjaga imunitas tubuh dengan baik agar proses pemulihan dapat berjalan dengan optimal. Penting untuk memiliki waktu istirahat yang cukup, konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan memenuhi kebutuhan cairan harian. 

Selain itu, sangat penting untuk menghindari berbagai faktor lain yang dapat memicu terjadinya bronkitis seperti polusi udara, asap rokok dan berbagai zat yang berbahaya untuk saluran pernapasan agar gejala tidak semakin berat. 

Pada kondisi nyeri dada, dapat dibantu diatasi dengan konsumsi pereda nyeri seperti ibuprofen bila diperlukan. Pada kondisi bronkitis yang disebabkan infeksi seringkali disertai dengan demam. Kondisi ini dapat dibantu dengan konsumsi antipiretik seperti parasetamol. 

Jika disertai dengan keluhan sesak napas, khususnya jika disertai dengan mengi, dapat dibantu diatasi dengan penggunaan inhaler yang mengandung bronkodilator. Jika saturasi oksigen rendah, pemberian terapi oksigen dapat dipertimbangkan. 

Pencegahan 

Sebagai upaya pencegahan, sangat penting untuk dapat menerapkan pola hidup sehat dengan gizi seimbang, rutin berolahraga dan menghindari berbagai kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan sistem pernapasan. 

Penggunaan alat perlindungan diri seperti penggunaan masker dapat dilakukan untuk melindungi diri dari polusi dan paparan zat lain yang berbahaya untuk sistem pernapasan. Selain itu, vaksinasi flu dan pneumonia dapat membantu untuk mencegah terjadinya bronkitis, khususnya yang bersifat berat. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Share This Article: