RS Bunda Group

Berita & Artikel

Depresi Anak dan Remaja: Fakta, Penyebab, dan Penanganan

  • Beranda
  • Depresi Anak dan Remaja: Fakta, Penyebab, dan Penanganan
depresi-rs-bunda-group

Depresi merupakan gangguan mental yang dapat terjadi pada semua orang. Tingkat depresi juga ada beragam, sehingga setiap orang bisa saja mendapatkan derajat depresi dengan gejala yang beragam juga. Beberapa di antaranya hanya membutuhkan terapi ringan, namun tidak jarang juga memerlukan pengawasan ketat untuk mencegah tindak bunuh diri.

Baca Juga: Bunda! Coba Perhatikan Kesehatan Mental Remaja Sejak Dini

Dalam diagnosa dokter, perasaan sedih, merasa tidak berguna, mulai berdiam diri dan menghindar dari kehidupan sosialnya selama dua minggu dapat menjadi gejala awal depresi. Segera reservasikan diri Anda ke ahli jiwa RS Bunda Group begitu gejala ini mulai muncul pada Anda atau orang di sekitar Anda.

Fakta Tentang Depresi

Satu poin penting yang harus Anda perhatikan adalah, siapa saja bisa terkena gangguan mental. Sikap ceria dan bahagia seseorang tidak akan menjamin bahwa orang tersebut telah terlepas dari tekanan mereka. Dalam banyak kasus, orang yang tiba-tiba ceria setelah mengurung diri dan murung selama berminggu-minggu adalah orang yang membutuhkan pengawasan yang lebih ketat

Faktanya permasalahan gangguan kejiwaan seperti ini bukan hanya untuk orang dewasa saja. Anak dan remaja juga bisa mengalaminya, oleh karena itu sebagai orang tua harus peka sejak dini.

1.  Depresi Pada Anak

Sebagai anggota masyarakat termuda, anak-anak tentu jarang mengalami depresi. Bagi orang dewasa, maksimal kesedihan anak hanya akan bertahan selama 10 menit. Setelahnya mereka akan kembali bermain dan lupa dengan kesedihannya.

Bagaimana jika rasa sedih tersebut terus berkelanjutan? Meski gampang lupa dengan masalah mereka, anak-anak juga umumnya masih memiliki kondisi mental yang rentan dan sangat mudah menyerap pengetahuan dan perasaan dari lingkungan di sekitar mereka. Jika anak terus-menerus terekspos pada faktor-faktor yang buruk bagi mental mereka, gangguan mental seperti depresi juga akan terbentuk pada anak.

Perlu Anda ketahui, anak sedang dalam tahap belajar dalam memahami segala sesuatunya. Jadi, seringkali anak hanya bisa diam dan mencari solusi sendiri, asalkan membuatnya tenang itu sudah cukup.

Hal ini bukanlah solusi sebenarnya. Jika anak mulai menunjukkan perilaku yang tidak biasa, tidak terlalu aktif, dan cenderung menyendiri, Anda perlu segera berkonsultasi dengan ahli psikiater anak.

Mental anak, seperti tubuh fisiknya, juga masih dalam proses pertumbuhan. Jika pertumbuhan ini kerap terganggu dengan kondisi mental yang tidak pernah ditangani, mereka dapat mengalami gangguan kejiwaan yang lebih serius. 

Bukan hanya menyendiri atau menutup diri saja, gejala umum munculnya masalah ini adalah kesulitan tidur, nafsu makan menjadi lebih cepat atau berkurang dari sebelumnya, hingga sering merasakan lelah meski tidak beraktivitas berat sama sekali.

2.  Depresi Pada Remaja

Sama seperti anak, orang dewasa Indonesia cenderung mengabaikan kesehatan remaja yang dirasa tidak memiliki tanggung jawab sebesar orang dewasa. Pada usia remaja, anak akan lebih berisiko menderita depresi ketika mereka sudah mengenal lingkungan, kehidupan, dan cinta yang lebih luas. 

Beberapa pemicunya juga dapat berasal dari kesadaran akan citra diri. Dengan meluaskan lingkar sosial remaja, mereka juga akan menemukan banyak jati diri orang lain untuk dibandingkan dengan diri sendiri. Hal ini rentan untuk memicu ketidakpercayaan diri yang dapat berujung sebagai depresi.

Gangguan pada remaja sebenarnya lebih mudah terdeteksi dibandingkan anak-anak. Walaupun dalam usia ini remaja seringkali menarik diri dari orang tua dan keluarga, mereka akan dapat mengekspresikan diri dengan lebih komprehensif dalam komunikasi terbuka.

Beberapa gejala awal yang perlu Anda waspadai pada remaja adalah:

  • Emosi tak terkontrol terhadap hal-hal sederhana
  • Kehilangan minat dalam melakukan aktivitas sehari-hari
  • Penurunan konsentrasi dan umumnya prestasi
  • Sulit tidur dan insomnia
  • Mudah merasa lelah
  • Sering sakit kepala atau sakit perut
  • Tidak nafsu makan atau justru makan berlebihan

Risiko terbesar depresi pada usia remaja adalah penyalahgunaan obat-obatan hingga melakukan penyimpangan. Oleh karena itu, cobalah memperhatikan tingkah lakunya. Walau anak remaja sudah punya dunianya sendiri, mereka tetap membutuhkan Anda.

Baca Juga: Ada Ratusan, Ini 15 Jenis Gangguan Mental yang Paling Umum

Penyebab Gangguan Mental Depresi 

Bagi para orang tua yang mendapati anak-anaknya memiliki gejala seperti di atas, Anda harus bergerak cepat dalam menanganinya. Komunikasikan dengan pikiran terbuka. Ingat, anak tidak mengalami depresi tanpa alasan. Kebanyakan hal ini berasal dari faktor eksternal, sehingga Anda perlu menggunakan nada bicara yang ramah dan hangat tanpa menuduh.

Salah satu penyebab depresi pada anak juga dapat berasal dari perilaku orang tua sendiri. Bahkan jika suatu tindakan ditujukan dengan niat baik, Anda tetap perlu mengkomunikasikannya dengan baik dan benar. Contohnya Anda ingin anak Anda memiliki niat disiplin yang lebih kuat dan rajin, sehingga Anda membandingkannya dengan anak lain dengan harapan memotivasi anak tersebut. 

Maksud dan tujuannya baik sebagai pemicu, tetapi jika tekanannya terlalu kuat, anak justru akan mengalami gangguan mental dan dapat berujung rasa dendam baik terhadap anak lain tersebut atau pada Anda sebagai orang tua.

Penyebab lain yang mungkin muncul dari depresi adalah faktor dari luar. Contohnya seperti perundungan (bullying) di sekolah hingga lingkungan rumah, patah hati terhadap orang yang dicintai, serta masih ada banyak lagi.

Mengetahui alasan terjadinya gangguan merupakan metode paling tepat dalam penyembuhan. Dengan begini, Anda juga dapat mengarahkan mereka ke penanganan yang lebih tepat sehingga kemungkinan mereka akan kembali ke kondisi depresi sangat kecil.

Penanganan yang Paling Efektif

Setelah memahami penyebab depresi, sekarang waktunya untuk melakukan penanganan. Poin paling penting adalah orang tua agar pahami dulu secara menyeluruh mengenai gangguan kejiwaan ini sebelum berkomunikasi dengan anak.

Anda bisa juga bisa membantu mengalihkan anak dari masa depresi dengan mengajaknya liburan dan meluangkan waktu bersama. Pastikan anak dan remaja merasa nyaman terhadap ajakan Anda terlebih dulu sebelum melanjutkan perencanaan tersebut.

Baik anak atau remaja sebenarnya ingin menceritakan masalahnya, namun orang tua yang tidak mengerti kesehatan mental justru  akan cenderungmarah pada anak yang mengalami gangguan mental karena mereka mengira anak tersebut tidak tahu berterima kasih terhadap kebutuhan-kebutuhan yang telah orang tua berikan.

Kemarahan ini sering menimbulkan ketakutan pada anak dan remaja sehingga justru menambah beban mental mereka. Oleh karena itu, ketika kejujuran tersebut diberikan, usahakan tetap tenang dan buka pikiran Anda.

Bila masalah anak atau remaja terbukti terus berkelanjutan setelah komunikasi yang baik, saatnya mereservasikan bantuan profesional seperti psikolog maupun dokter psikiater RS Bunda Group yang siap membantu kesehatan mental para pasien.

Segala perhatian dan rasa hormat yang proporsional pada anak ini akan menumbuhkan kembali rasa percaya diri mereka. Dengan demikian, mereka juga akan lebih mudah keluar dari kondisi depresi atau gangguan mental lainnya.

Baca Juga: 5 Perbedaan Psikolog dan Psikiater, Sebaiknya Kunjungi yang Mana

Kesehatan mental anak dan remaja sangat perlu diperhatikan agar mereka dapat tumbuh menjadi individual yang sehat. Reservasikan konsultasi dan penanganan dengan ahli dari jadwal dokter kami. Jangan lupa untuk mengunjungi laman informasi untuk layanan kesehatan lainnya.

Bagikan Artikel Ini: