RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • 7 Kondisi Pada Wanita yang Harus Mengalami Histerektomi Total

7 Kondisi Pada Wanita yang Harus Mengalami Histerektomi Total

kondisi-pada-wanita-yang-harus-mengalami-histerektomi-total-rs-bunda-grup

Histerektomi total adalah operasi pengangkatan rahim. Dalam operasi ini, rahim akan dokter angkat dari tubuh. Pasien yang menjalani histerektomi total sudah tidak bisa hamil lagi setelah prosedur pengangkatan organ reproduksi ini. Pasien juga tidak akan mendapatkan periode menstruasi lagi setiap bulannya (menstruasi berhenti).

Baca Juga: Apa Itu Kanker Endometrium: Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

7 Kondisi yang Memerlukan Histerektomi Total (Pengangkatan Rahim)

Berikut ini beberapa kondisi atau penyakit yang memerlukan operasi histerektomi total untuk menyelamatkan hidup pasien, antara lain:

1. Menorrhagia

Menoragia adalah kondisi ketika terjadi perdarahan haid dalam jumlah yang banyak atau lebih dari 80ml darah, dan/atau durasi menstruasi yang lebih dari 7 hari pada interval haid yang normal. Menoragia umum terjadi pada perempuan yang baru mengalami pubertas, atau mereka di atas 40-50 tahun.

2. Endometriosis

Endometriosis adalah penyakit yang menyerang sistem reproduksi wanita. Kondisi ini menyebabkan jaringan dari lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rongga rahim. Endometrium juga dapat menyebabkan jaringan dalam dinding rahim tumbuh di indung telur (ovarium), lapisan dalam perut (peritoneum), usus, vagina, atau saluran kemih.

3. Radang Panggul

Pepanggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah infeksi pada organ reproduksi wanita. Kondisi ini biasa terjadi di bagian serviks, rahim, dan ovarium. Infeksi bakteri akibat infeksi menular seksual sering menjadi penyebab kondisi ini.

Radang panggul umum terjadi pada wanita usia 15–25 tahun yang aktif berhubungan seksual. Radang panggul bisa Anda rasakan dengan nyeri di panggul atau perut bagian bawah. Kondisi ini dapat berkembang menjadi kehamilan di luar kandungan (ektopik) atau kemandulan (infertilitas) sehingga perlu ditangani secepat mungkin.

4. Miom

Mioma uteri atau sering disebut miom adalah tumor jinak pada dinding rahim (uterus) seorang wanita. Tumor jinak ini dapat tumbuh besar hingga menyebabkan nyeri dan perdarahan hebat pada saat menstruasi.

5. Adenomiosis

Adenomiosis terjadi ketika lapisan permukaan rongga rahim (endometrium) tumbuh di dalam dinding otot rahim (miometrium). Dalam kondisi normal, seharusnya jaringan endometrium hanya melapisi permukaan rongga rahim.

Adenomiosis termasuk kondisi yang jinak dan tidak akan berubah menjadi kanker. Meskipun demikian, kondisi ini bisa sangat menyakitkan dan bahkan melemahkan penderita. Adenomiosis juga sering disalahartikan sebagai konstipasi, sindrom nyeri kandung kemih, perimenopause, kelainan tiroid, dan endometriosis.

6. Rahim Kendur (Prolaps Uteri)

Prolaps Uteri atau rahim kendur, ata rahim turun, terjadi bila otot dasar panggul dan jaringan sekitarnya melemah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh persalinan yang sulit hingga pengaruh usia dan hormon. Meski rahim turun bukanlah kondisi yang berbahaya, tetap diperlukan langkah penanganan yang tepat untuk mengatasinya.

Kondisi ini umum dialami oleh wanita segala usia. Wanita yang sering melahirkan normal atau sudah memasuki masa menopause memiliki risiko lebih tinggi mengalami rahim turun.

7. Kanker Serviks

Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita bisa menderita kanker serviks ada usia berapa pun. Meskipun demikian, penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual antara usia 30-45 tahun. Kanker serviks sangat jarang terjadi pada wanita berusia di bawah 25 tahun.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Tentang Kehamilan Ektopik, Bunda Wajib Paham

Prosedur Histerektomi Total

Setelah mengetahui riwayat kesehatan dan perawatan pasien barulah dokter dapat menentukan jenis teknik untuk melakukan operasi histerektomi yang tepat. Berikut jenis-jenis operasi histerektomi yang umum dilakukan oleh dokter:

1. Histerektomi Radikal

Ini adalah metode pengangkatan semua organ reproduksi, mulai dari tuba falopi, serviks, Rahim, ovarium, kelenjar getah bening, dan juga jaringan lemak. Umumnya histerektomi radikal dilakukan untuk mengangkat kanker yang telah menjalar di bagian organ reproduksi wanita agar kanker bisa hilang.

2. Histerektomi Total

Histerektomi total adalah pengangkatan seluruh bagian rahim dan serviks. Sedangkan, histerektomi total bilateral salpingo-ooforektomi merupakan operasi pengangkatan rahim dan serviks beserta tuba falopi dan ovarium.

3. Histerektomi Subtotal

Histerektomi subtotal merupakan operasi pengangkatan rahim tanpa mengganggu bagian serviks. Pasien yang melakukan operasi jenis ini diyakini masih dapat mempertahankan dukungan panggul sehingga insiden prolaps dapat berkurang di kemudian hari.

Dengan diangkatnya ovarium, maka pasien akan memasuki masa menopause berapapun usianya. Meskipun ovarium tidak diangkat, pasien tersebut tetap memiliki risiko untuk mengalami masa menopause dini.

4. Operasi Konvensional

Operasi konvensional merupakan pembedahan terbuka atau histerektomi perut karena untuk mengeluarkan bagian rahim dan bagian lainnya. Bagian-bagian ini ahli bedah keluarkan melalui perut yang terbuka.

5. Prosedur MIP (Minimally Invasive Procedure)

Histerektomi vagina adalah prosedur membuka vagina dengan sayatan untuk mengangkat organ reproduksi. Setelah pengangkatan, sayatan tersebut akan dokter jahit kembali.

6. Histerektomi Laparoskopi

Histerektomi laparoskopi membuat sayatan kecil pada bagian perut untuk memasukan laparoskopi dan alat lainnya yang akan memberikan visualisasi tentang keadaan organ pasien.

Risiko Histerektomi

Sama halnya dengan operasi pada umumnya, histerektomi juga memiliki risiko tersendiri. Risiko histerektomi adalah sebagai berikut:

  1. Pendarahan pada bagian vagina.
  2. Masalah terkait usus dan kandung kemih.
  3. Munculnya gejala-gejala menopause.

Histerektomi total adalah sebuah operasi pengangkatan rahim dan leher rahim untuk menyelamatkan pasien dari suatu penyakit seperti kanker karena kondisinya tidak bisa membaik oleh perawatan medis. Namun, prosedur ini juga memiliki hasil akhir yang nyaris permanen dan prosedur yang mendetail serta kompleks.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Miom dan Kista

Prosedur ini memerlukan operasi yang stabil dan mendetail seperti metode Robotic Surgery di RSU Bunda Jakarta. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group selengkapnya. 

Share This Article: