Varikokel adalah pembengkakan pada pembuluh darah vena dalam kantong zakar (skrotum). Kelainan alat reproduksi ini terjadi di skrotum yang berfungsi menahan testis serta mengandung arteri dan vena di saluran sperma (spermatic cord). Pembuluh darah ini seharusnya tidak dapat terasa dari permukaan kulit, tetapi saat terjadi varikokel, pembuluh darah vena tersebut akan terlihat seperti banyak cacing dalam skrotum seperti varises pada tungkai.
Baca Juga: 9 Jenis Kelainan Sperma dan Akibatnya pada Kesuburan Pria
Varikokel dapat terjadi pada semua usia, namun tersering pada usia 15 hingga 25 tahun, dan sebagian besar menyerang pada skrotum sebelah kiri. Meskipun demikain, varikokel tetap dapat terjadi pada kedua sisi skrotum. Varikokel seringkali tidak menimbulkan gejala dan tidak membahayakan nyawa, tetapi dapat mengurangi ukuran testis sehingga mengganggu kesuburan. Untuk konsultasi lebih lanjut, Anda dapat melakukan reservasi dengan dokter atau ahli di unit-unit RS Bunda Group.
Gejala Varikokel
Pada sebagian kasus, varikokel tidak menimbulkan gejala signifikan ataupun gangguan yang dapat langsung penderita rasakan. Dalam beberapa kasus lainnya, penderita mengalami gejala seperti:
- Rasa tidak nyaman pada skrotum.
- Nyeri saat berdiri atau melakukan aktivitas fisik dalam waktu lama, dan berkurang saat berbaring.
- Benjolan di salah satu testis.
- Skrotum terlihat bengkak.
- Seiring waktu, pembesaran vena yang terjadi akan terlihat seperti cacing pada skrotum.
Penyebab
Sebagian besar kasus disebabkan oleh disfungsi katup pembuluh darah vena. Terdapat katup satu arah yang membuka aliran darah menuju jantung dan langsung menutup saat aliran darah melambat di sepanjang pembuluh darah vena. Saat katup tersebut tidak dapat menutup dengan baik, aliran darah akan berbalik dan terkumpul pada daerah sebelum rusaknya katup sehingga membentuk varikokel.
Varikokel juga dapat terjadi saat pembuluh darah lebih besar di perut tersumbat, sehingga darah terkumpul pada pembuluh darah vena kecil, layaknya skrotum, sehingga pembuluh darah tersebut melebar. kondisi ini lebih sering terjadi pada pria di atas 40 tahun. Kondisi ini dalam muncul dalam berbagai kondisi, contohnya pertumbuhan tumor pada ginjal yang menekan pembuluh vena.
Baca Juga: Vaksin HPV Gardasil untuk Jaga Kesehatan Organ Reproduksi
Diagnosis
Diagnosis awal adalah tanya jawab dan berlanjut dengan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kondisi penderita. Proses pemeriksaan pertama adalah merasakan varikokel yang akan berbentuk benjolan di atas testis dan terasa seperti cacing. Dokter juga mungkin akan meminta pasien melakukan gerakan membuang napas dengan mulut dan hidung tertutup untuk memperjelas pembesaran pembuluh vena.
Guna memastikan dan mencari penyebabnya, terdapat serangkaian pemeriksaan penunjang, seperti:
- USG skrotum untuk melihat ukuran pembuluh darah dan aliran darah secara detail.
- Pengukuran volume testis dengan orkidometer untuk mengukur volume testis.
- Pemeriksaan sperma untuk melihat kesuburan.
Pengobatan Varikokel
Sebagian besar kasus varikokel tidak menyebabkan gejala dan tidak menimbulkan bahaya, sehingga tidak memerlukan pengobatan. Namun, jika penderita verikokel merasakan nyeri di daerah skrotum atau susah memiliki anak (infertilitas) maka perlu untuk mendapatkan penanganan.
Penderita dengan keluhan nyeri dapat ditangani dengan posisi berbaring dan mengangkat kaki atau diberikan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol. Dokter mungkin juga akan menyarankan penggunaan celana penyangga untuk mengurangi tekanan dari pakaian.
Sementara kondisi yang menimbulkan rasa nyeri hebat atau mengecilnya testis, serta infertrilitas pada pria akan memerlukan penanganan lebih lanjut seperti:
- Embolisasi
Embolisasi dilakukan dengan memasukkan selang untuk menjangkau vena lokasi varikokel melalui selangkangan atau leher. Dokter akan memasukan zat untuk memperbaiki aliran darah dan varikokel. Embolisasi dilakukan dengan bius total dan umumnya memakan waktu selama beberapa jam.
- Operasi
Dokter akan menjepit atau mengikat pembuluh darah yang menjadi varikokel untuk menghambat aliran darah ke pembuluh tersebut dan dapat mengalir ke pembuluh darah normal yang lain. Operasi dapat dilakukan dengan bedah konvensional atau dengan bedah mikro. Operasi dengan teknik bedah mikro memberikan hasil yang paling baik dalam hal perbaikan rasa nyeri, perbaikan kualitas spermatozoa dan memberikan efek samping yang minimal.
Pada teknik mikro, pembiusan dapat dilakukan dengan bius umum, sehingga pasien dapat pulang dihari yang sama (one day care). Walaupun pasien boleh pulang, namun diharapkan pasien beristirahat di rumah. Pasien dapat beraktivitas normal kembali dalam 24 atau 48 jam setelah operasi.
Luka operasi boleh terkena air setelah 5 sampai 7 hari. Perbaikan kualitas spermatoza akan ditemukan setelah minimal 3 bulan. Perbaikan kualitas sperma dapat terjadi pada 60% pasien sedangkan 40% sisanya tidak terjadi perbaikan kualitas spermatozoa, mengingat varikokel bukan satu satunya penyebab buruknya kualitas spermatozoa.
Baca Juga: Penyebab Asthenozoospermia: Gejala dan Cara Mengobati
Varikokel dapat menjadi gangguan yang sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang. Untuk mencegah kondisi semakin memburuk, ada baiknya Anda segera mereservasi pemeriksaan diri setelah gejala awal di rumah sakit RS Bunda Group untuk penangan terbaik. Jika Anda tidak yakin untuk menentukan jadwal pemeriksaan yang tepat, pelajari jadwal dokter dari unit pilihan Anda. Laman informasi kami juga menyediakan pilihan-pilihan layanan kesehatan lainnya.