Ketika seseorang mengalami ambeien, salah satu hal yang paling ditakutkan adalah tindakan operasi. Apakah benar semua kasus ambeien akan harus melewati prosedur pembedahan? Mari kita gali lebih dalam.
Ambeien atau wasir adalah kondisi dimana terdapat pelebaran pembuluh darah vena pada area rektum dan anus. Banyak faktor yang bisa menyebabkan kondisi ini. Faktor genetik merupakan salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami ambeien.
Faktor lain adalah adanya peningkatan tekanan pada area rektum dan anus seperti pada kasus konstipasi atau sembelit, diare, kehamilan dan kebiasaan mengangkat benda berat. Namun di sisi lain, bisa juga disebabkan oleh melemahnya otot dan jaringan sekitarnya seperti pada usia lanjut.
Derajat keparahan kasus ambeien
Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan seorang dokter spesialis bedah dalam menangani kasus ambeien perlu atau tidak melakukan tindakan pembedahan adalah dengan menilai derajat keparahannya.
Hemoroid atau wasir dapat digolongkan menjadi hemoroid interna atau yang sering disebut dengan wasir dalam dan hemoroid eksterna yang sering disebut dengan wasir luar. Untuk hemoroid interna terdapat klafisikasi derajat keparahannya sebagai berikut:
Derajat 1
Tidak teraba benjolan pada area sekitar anus. Namun dapat teraba pada permukaan bagian dalam rektum.
Derajat 2
Teraba benjolan pada area sekitar anus, khususnya pada saat selesai buang air besar. Namun benjolan biasanya dapat masuk dengan sendirinya.
Derajat 3
Teraba benjolan di sekitar anus, namun harus didorong secara manual untuk dapat mengembalikannya.
Derajat 4
Teraba benjolan di sekitar anus, namun sudah tidak dapat masuk kembali meskipun dengan upaya didorong secara manual.
Berbagai jenis tindakan untuk menangani ambeien
Perbaikan pola hidup merupakan pondasi penting untuk membantu mengatasi wasir dan menurunkan risiko untuk terjadi secara berulang. Sangat penting untuk meningkatkan konsumsi serat dari sayur, buah dan biji-bijian. Selain itu, penting untuk mencukupi kebutuhan cairan harian.
Selain itu, dokter juga dapat meresepkan obat yang dapat dikonsumsi untuk membantu menurunkan keluhan gejala yang dialami seperti pereda nyeri dan laksatif untuk mengatasi konstipasi. Obat topikal juga dapat diberikan untuk dioleskan di sekitar anus untuk meredakan nyeri, gatal dan panas yang seringkali dikeluhkan oleh pasien ambeien.
Hemoroidektomi konvensional
Tujuan dari tindakan ini adalah untuk mengangkat ambeien dengan metode operasi secara konvensional. Dokter akan melakukan prosedur pembedahan dan menjahit luka pasca operasi.
Stapled hemorrhoidopexy
Berbeda dengan tindakan operasi konvensional, dengan metode ini tindakan dilakukan menggunakan alat khusus untuk memotong aliran darah ke jaringan hemoroid. Dengan tindakan ini biasanya proses pemulihan akan lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional.
Hemorrhoidal Artery Ligation – Recto Anal Repair (HAL-RAR)
Tindakan ini biasanya dilakukan pada kasus hemoroid interna. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengikat arteri hemoroid yang memberi aliran darah ke jaringan ambeien. Dengan upaya ini maka ukuran wasir diharapkan akan menyusut dan hilang. Setelahnya akan dilakukan upaya penjahitan jaringan hemoroid yang prolaps atau keluar dari anus.
Dengan tindakan ini biasanya keluhan nyeri yang dialami bersifat minimal serta proses pemulihan juga cenderung lebih cepat.
Tindakan laser
Dengan menggunakan sinar laser, jaringan hemoroid akan dipotong hingga bisa mengecil dan hilang. Dengan metode ini, risiko perdarahan pada saat tindakan akan cenderung lebih rendah.
Skleroterapi
Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikkan larutan kimia ke dalam jaringan ambeien yang kemudian akan mengecilkan ukuran ambeien. Namun metode ini biasanya efektif untuk ukuran yang kecil.
Koagulasi infrared
Dengan menggunakan sinar inframerah bertujuan untuk memotong suplai darah ke jaringan ambeien sehingga ukurannya bisa mengecil.
Berbagai tindakan dapat menjadi pilihan untuk mengatasi hemoroid. Namun kembali lagi kondisi seseorang, derajat keparahan dan berbagai faktor lain akan menjadi bahan pertimbangan dokter spesialis bedah yang menangani untuk dapat menentukan terapi yang tepat.
Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene
