RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) – Untuk Anak dan Dewasa

Vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) – Untuk Anak dan Dewasa

pentingnya vaksin dbd untuk anak

Penyakit demam berdarah merupakan salah satu penyakit infeksi virus yang cukup sering ditemukan dan seringkali menimbulkan wabah di suatu daerah karena penularannya yang cukup mudah. Terdapat vaksin demam berdarah dengue yang dapat diberikan sebagai upaya pencegahan. Mari kita bahas lebih lanjut. 

Sesuai dengan anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak sangat disarankan untuk diberikan vaksin sesuai dengan jadwal yang telah dianjurkan. Sangat penting untuk dapat memberikan vaksinasi yang lengkap sesuai jadwal agar perlindungan pada anak dapat berlangsung secara optimal. 

Apa yang dimaksud dengan vaksin? 

Vaksin adalah suatu zat yang digunakan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar membentuk imunitas terhadap penyakit tertentu. Vaksin dibentuk dari bagian virus atau bakteri yang dilemahkan, dimatikan atau menggunakan zat lain yang memiliki karakteristik serupa. 

Dengan pemberian vaksin dengan metode dan jadwal yang sesuai anjuran, diharapkan dapat terbentuk imunitas tubuh sehingga jika suatu saat terkena infeksi dari mikroorganisme tersebut, tubuh sudah memiliki “bekal” berupa antibodi yang siap untuk melawannya. 

Perbedaan vaksinasi dan imunisasi 

Kedua istilah ini seringkali digunakan bersamaan. Vaksinasi adalah tindakan pemberian vaksin kepada seseorang. Pemberian vaksinasi dapat menggunakan jarum suntik dan per oral jika sediannya berupa cairan.  

Sedangkan imunisasi adalah proses yang terjadi setelah vaksinasi. Setelahnya akan terbentuk antibodi dalam tubuh untuk melawan zat yang diberikan melalui proses vaksinasi. 

Vaksin Dengue 

Berdasarkan jadwal imunisasi anak usia 0-18 tahun yang diberikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, terdapat dua jenis vaksin dengue yang dapat diberikan. Perbedaan dari kedua jenis vaksin ini adalah batasan usia dan kontraindikasi pemberian vaksin. 

Vaksin Chimeric Yellow Fever Dengue atau CYD dapat diberikan pada anak usia 9-16 tahun sebanyak 3 dosis dengan interval 6 bulan. Vaksin ini hanya dapat diberikan pada anak yang pernah mengalami infeksi dengue sebelumnya. Hal ini dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan antigen melalui metode dengue rapid test NS-1, PCR ELISA atau tes serologi IgM dan IgG anti dengue.  

Vaksin ini tidak disarankan untuk diberikan pada anak yang belum pernah mengalami infeksi dengue sebelumnya karena adanya risiko terjadi kondisi demam berdarah berat ketika terinfeksi di kemudian hari. 

Selain vaksin CYD, terdapat jenis vaksin lain sebagai upaya pencegahan demam berdarah, yaitu vaksin TAK-003 atau yang sering disebut dengan Qdenga. Berdasarkan rekomendasi IDAI, vaksin ini dapat diberikan pada usia 6-45 tahun sebanyak 2 dosis dengan interval 3 bulan. 

Berbeda dengan vaksin CYD, pemberian vaksin TAK-003 dapat diberikan tanpa memperhatikan riwayat infeksi dengue sebelumnya. Dengan kata lain, vaksin ini tetap aman diberikan pada orang yang tidak pernah terinfeksi dengue sebelumnya. 

Cara Kerja Vaksin DBD 

Demam berdarah dengue atau DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti betina yang menggigit manusia. Tidak hanya nyamuk jenis tersebut, beberapa kasus DBD dapat juga disebarkan oleh nyamuk Aedes albopictus. 

Virus dengue memiliki empat jenis serotipe, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4. Ketika seseorang terinfeksi salah satu jenis serotipe dari virus tersebut, tidak akan menimbulkan kekebalan terhadap serotipe lainnya. Oleh karena itu, jika suatu saat terinfeksi virus dengan serotipe yang berbeda akan tetap menimbulkan keluhan. Hal ini yang menyebabkan infeksi demam berdarah dengue dapat berulang. 

Dengan pemberian vaksin dengue yang mengandung virus dengue yang telah dilemahkan atau dimodifikasi, diharapkan akan menimbulkan respon sistem kekebalan tubuh namun tidak menimbulkan penyakit. 

Dengan vaksinasi, tubuh akan membentuk antibodi spesifik terhadap keempat serotipe dengue tersebut. Jika suatu saat virus dengue masuk ke dalam tubuh, imunitas tubuh sudah mengenalinya dan antibodi spesifik tersebut dapat bekerja melawan infeksi virus. 

Meskipun tidak dapat menjamin seseorang tidak mengalami infeksi, namun gejala yang ditimbulkan pada orang yang telah divaksinasi akan jauh lebih ringan dibandingkan dengan orang yang belum pernah divaksin. 

Metode Vaksinasi 

Vaksin CYD dan TAK-003 menggunakan metode penyuntikan vaksin yang berbeda. Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu terkait riwayat penyakit sebelumnya sehingga dapat menentukan jenis vaksin yang tepat dan efektivitasnya optimal. 

Untuk jenis vaksin CYD diberikan dengan metode penyuntikan intramuskular pada area lengan atas otot deltoid. Sedangkan untuk vaksin TSK-003 atau Qdenga diberikan dengan metode penyuntikan subkutan pada area lengan. 

Efek Samping 

Setiap tindakan medis pasti dapat menimbulkan efek samping tertentu. Namun jika dibandingkan antara efek samping dengan dampak positif yang diberikan dari tindakan vaksinasi DBD, maka akan ditemukan jauh lebih banyak dampak positif yang ditimbulkan. 

Pasca vaksinasi, seringkali ditemukan adanya keluhan pada area suntikan seperti perubahan warna kulit menjadi kemerahan, gatal, nyeri hingga bekas luka kecil. Namun kondisi ini akan pulih dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu. 

Untuk membantu meredakan keluhan, bila diperlukan dapat diberikan tatalaksana dan obat sesuai gejala. Pemberian kompres dingin dapat membantu meredakan peradangan. Jika nyeri cukup mengganggu dapat diberikan obat pereda nyeri. 

Dapat juga ditemukan efek samping pasca vaksinasi DBD berupa demam ringan, sakit kepala, lemas hingga mual. Meskipun jarang, namun jika mengalami kondisi ini bisa dibantu dengan konsumsi obat untuk meredakan gejala. Namun jika keluhan tidak kunjung membaik, sebaiknya bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter. 

Pada beberapa orang dengan reaksi hipersensitivitas atau alergi yang berat, dapat terjadi reaksi alergi pasca vaksinasi. Keluhan yang muncul dapat sangat bervariasi. Meskipun jarang, dapat ditemukan keluhan ruam, demam, hingga reaksi anafilaksis. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum tindakan. 

Seperti risiko penyuntikan secara general namun relatif jarang ditemukan adalah infeksi sekunder atau abses. Kondisi ini biasanya terjadi karena pemberian vaksin dengan metode yang tidak steril. Sangat penting untuk dapat memberikan vaksin dengan menjaga kebersihan dan sterilitas alat dan lingkungan. 

Efek samping pasca vaksinasi DBD biasanya sangat kecil. Namun sangat penting untuk tetap melakukan konsultasi sebelum tindakan vaksinasi untuk menilai apakah ada faktor risiko tertentu yang dapat meningkatkan risiko timbulnya efek samping pasca vaksinasi. Khususnya terkait dengan reaksi alergi. 

Vaksin DBD untuk Anak 

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit infeksi yang proses penularannya cukup mudah dan dapat menimbulkan wabah. Pada anak yang imunitas tubuhnya sedang dalam proses perkembangan, akan lebih rentan mengalami infeksi. Oleh karena itu, upaya pencegahan merupakan hal yang sangat penting. 

Jika ada anggota keluarga, teman atau lingkungan sekitar tempat tinggal mengalami infeksi demam berdarah dengue, sangat penting untuk lebih meningkatkan upaya pencegahan agar tidak mudah tertular. 

Proses penyebaran virus dengue melalui gigitan nyamuk. Oleh karena itu, hindari faktor yang dapat meningkatkan perkembangbiakan nyamuk tersebut. Bersihkan dan menguras wadah air, menutup wadah air dan membuang barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk. Penggunaan bubuk larvasida untuk membasmi jentik nyamuk dapat dilakukan. 

Penggunaan obat nyamuk, pakaian pelindung, kelambu hingga alat pengusir nyamuk dapat dilakukan, khususnya untuk mencegah anak digigit nyamuk. Upaya pengasapan atau fogging dapat dilakukan, khususnya jika tinggal di daerah yang berisiko tinggi terinfeksi DBD. 

Vaksinasi merupakan upaya pencegahan yang sangat penting untuk dilakukan, khususnya bagi anak yang imunitas tubuhnya belum optimal. Dengan pemberian vaksinasi lengkap dan sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter dapat membantu membentuk antibodi. 

Meskipun suatu saat anak terinfeksi, sudah terdapat antibodi spesifik yang dapat melawan infeksi virus dengue yang masuk ke dalam tubuh. Anak yang sudah divaksinasi memiliki antibodi, sehingga meskipun terinfeksi gejalanya akan jauh lebih ringan dibandingkan dengan yang tidak menerima vaksin DBD. 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Share This Article: