RS Bunda Group

Apa Manfaat Latihan Fisik Selama Kehamilan?

Selama kehamilan, terjadi perubahan tubuh secara anatomi, fisiologi, dan psikologis. Hal ini terutama diakibatkan oleh perubahan hormonal yang kemudian mempengaruhi sistem organ lainnya.  Pada saat kehamilan, aktifitas fisik yang biasa dilakukan hendaknya tetap dilakukan sesuai dengan kondisi kehamilannya.

Manfaat senam hamil bagi ibu diantaranya mempertahankan kemampuan fisik sebelum kehamilan, memperkuat otot tubuh, mengurangi keluhan yang timbul pada waktu kehamilan, relaksasi, mempercepat proses pemulihan setelah melahirkan.

Manfaat senam hamil bagi janin antara lain meningkatkan pertumbuhan plasenta dan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan normal.

Latihan fisik yang dilakukan selama kehamilan dan nifas harus dengan pertimbangan medis yang tepat, prinsip aman dan member manfaat optimal. Sehingga dapat meningkatkan kondisi fisik ibu yang menurun selama kehamilan dan mempercepat pemulihan setelah melahirkan.

Program latihan fisikpada trimester 1 bertujuan mempertahankan daya tahan jantungparu agar tidak menurun selama kehamilan. Hindarilatihan yang bersifat body contact.

Pada trimester 2 latihan fisik selain bertujuan mempertahankan daya tahan jantung paru juga untuk meningkatkan kekuatan otot perut, dasar panggul dan tungkai.

Dan pada trimester 3 bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot pernapasan, punggung dan dasar panggul. Sedangkan tujuan latihan fisik pada masa nifas bertujuan untuk mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu dan mengembalikan daya tahan jantung-paru, ke keadaan sebelum hamil.

Hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai latihan fisik adalah melakukan pemeriksaan awal untuk mengetahui ada-tidaknya kontraindikasi. Meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang akan dilakukan ibu hamil dalam program latihan fisik. Dan selalu memeriksakan kehamilan secara teratur sebagai pemantauan untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan.

Kegiatan senam hamil yang di selenggarakan di RSIA Bunda Jakarta salah satu bentuk kepedulian RSIA Bunda Jakarta dalam mengoptimalkan kesehatan Ibu dan bayi khususnya.

Kegiatan ini di selenggarakan dalam kurun waktu satu minggu sekali di hari sabtu pkl. 09.00 – 11.00, Sahabat bunda dapat mengajak pasangan dengan tujuan suami dapat membantu pada saat  melakukan latihan fisik di rumah, selain itu juga dapat membentuk bonding yang kuat antara sahabat bunda dan pasangan dalam menjalani masa kehamilan yang sehat.

Operasi Nyaman Tanpa Sayatan Besar dengan Laparoskopi

Bedah Laparoskopi atau bedah teropong merupakan tindakan operasi yang dilakukan melalui sistem mini dinding perut dan memasukkan teropong kamera ke dalam perut. Bila dibandingkan dengan tindakan tindakan bedah konvensional yang rata-rata membutuhkan sayatan minimal 10 cm, tindakan laparoskopi hanya membutuhkan sayatan sebesar 1 cm. Laparoskopi dapat dilakukan di RSU Bunda Jakarta dengan m Dokter Bedah Laparoskopi yang terlatih.

Keuntungan dan Efek Samping Bedah Laparoskopi

Pada bedah laparoskopi, sayatan yang dilakukan sangat kecil sehingga luka bekas operasi hampir tidak terlihat. Selain itu, luka operasi yang ditimbulkan kecil dan tidak melukai otot sehingga rasa sakit yang terjadi juga minimal. Usai bedah laparoskopi, pemulihan dan penyembuhan pasien dapat terjadi dengan cepat. Selain itu, perawatan di rumah sakit pasca operasi laparoskopi juga akan lebih singkat yaitu sekitar 1 hingga 2 hari sehingga pasien dapat kembali beraktivitas seperti biasa.

Adapun efek samping yang mungkin dapat ditimbulkan dari tindakan Laparoskopi adalah infeksi, pendarahan, nyeri pada bekas sayatan, kembung, mual, dan beberapa efek samping lainnya. Namun, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mencegah efek samping yang mungkin terjadi.

Kondisi Yang Dapat Ditangani Oleh Dokter Bedah Digestif

Bedah

  • Tumor, kanker, cedera, dan perdarahan pada saluran cerna
  • Kanker hati dan pankreas
  • Akalasia, yaitu kelainan langka yang membuat makanan atau cairan sulit masuk ke lambung
  • Hernia
  • Prolaps rectum, yaitu kondisi dimana usus menonjol keluar melalui anus
  • Penyakit kantung empedu,seperti batu empedu
  • Gangguan pada usus, seperti radang usus, usus buntu, diverculis, penyakit crohn, dan kolisulseraf
  • GERD dan tukaklambung
  • Barret esofagus, yaitu rusaknya lapisan di kerongkongan akibat GERD
  • Obesitas yang memerlukan tindakan operasi, seperti pemotongan lambung

Kebidanan dan Kandungan

  • Menilai status kesuburan
  • Membetulkan posisi rahim
  • Memisahkan perlengketan
  • Endometriosis
  • Terapi kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan)
  • Kistektomi (pengangkatan kista) dan miomektomi (pengangkatan miom).
  • Miomektomi membutuhkan dokter ahli spesialis bedah berketerampilankhusus yang sudah ahli
  • Histerektomi(pengangkatan rahim)
  • Sterilisasiatau ligasi
  • Terapi abses rongga panggul

Persiapan Bedah Laparoskopi

Sebelum melakukan Laparoskopi, sebaiknya pasien dapat berkonsultasi dengan dokter secara rinci, termasuk mendiskusikan faktor-faktor risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. Paskan untuk memberikan informasi kepada dokter mengenai pengobatan yang sedang diambil sehingga dokter bisa menyarankan jenis obat yang perlu dihentikan sementara dan jenis obat yang tetap dapat dilanjutkan.

Persiapan lain yang biasanya perlu dilakukan adalah puasa minimal enam jam sebelum melakukan Laparoskopi. Pasien mungkin akan diminta untuk melakukan pemeriksaan laboratorium darah, urin, rekam jantung Elektrokardiogram (EKG), serta Rontgen. Pada beberapa kasus, dibutuhkan pemeriksaan Ultrasonography ( USG ) , Computerized Tomography Scan (CT Scan), atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) terlebih dahulu.

Ibu Menyusui Boleh Puasa? Simak Selengkapnya!

Memasuki bulan suci Ramadhan, tidak sedikit orang khususnya para orang tua bertanya-tanya apakah ibu menyusui boleh puasa. Ibu yang sedang memberikan ASI kepada anaknya memang diperbolehkan tidak berpuasa.

Baca Juga: Penting! 16 Rekomendasi Cemilan Sehat Ibu Hamil

Meski demikian, banyak ibu menyusui ingin tetap berpuasa selama bulan Ramadhan karena datangnya hanya setahun sekali. Selain ingin tahu apakah puasa aman bagi wanita menyusui, mungkin Anda juga bertanya-tanya tentang dampaknya terhadap bayi.

Mungkin Anda juga khawatir dengan pengaruh puasa terhadap produksi ASI sehingga berisiko terhadap kesehatan ibu maupun bayi. Kami akan menjawab pertanyaan tersebut serta memberikan beberapa tips puasa saat menyusui untuk Anda.

Apakah Ibu Menyusui Boleh Puasa?

Puasa adalah kegiatan tidak makan dan minum sejak terbit hingga terbenamnya matahari. Aktivitas tersebut membuat tubuh kehilangan cairan lebih banyak khususnya pada siang hari.

Selain itu, perubahan pola makan serta tidur juga mempengaruhi asupan kalori yang masuk ke tubuh. Tetapi Anda tidak perlu khawatir. Faktanya, berkurangnya asupan kalori karena berpuasa pada dasarnya tidak mempengaruhi produksi ASI.

Apabila berat badan menurun, hal tersebut akan berdampak pada kandungan lemak dalam ASI namun tidak mengganggu volumenya. Dengan memperhatikan asupan nutrisi yang baik serta faktor penting lainnya, ibu menyusui boleh puasa.

Tips untuk Ibu Menyusui selama Puasa

Memberikan ASI memiliki beragam manfaat baik untuk ibu maupun bayi. Misalnya memberikan nutrisi ideal bagi bayi, mengurangi risiko penyakit, manfaat antibodi, membantu menurunkan berat badan ibu, mencegah depresi, hingga membangun ikatan emosional.

Untuk tetap memperoleh manfaat menyusui secara maksimal meskipun sedang berpuasa, beberapa tips berikut perlu diterapkan.

1.        Perbanyak Air Putih Saat Sahur dan Buka

Ibu menyusui boleh puasa dengan aman apabila asupan cairan dalam tubuhnya mencukupi. Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, sebaiknya Anda meminum air putih saat berbuka dan sahur masing-masing 2-3 gelas.

Jangan lupa juga tetap minum air putih pada malam hari. Bila perlu, konsumsi larutan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang dengan cepat. Jika mengalami dehidrasi, sebaiknya segera batalkan puasa.

Baca Juga: Fungsi Klinik Laktasi Bagi Kesehatan Bunda

2.        Konsumsi Asupan ketika Sahur dan Buka

Sebelum menahan lapar dan haus sampai maghrib, Anda perlu memperhatikan asupan saat sahur. Beberapa makanan yang baik untuk mencukupi cadangan nutrisi dan kalori sehingga ibu menyusui boleh puasa antara lain:

  • Brokoli
  • Ayam
  • Katuk
  • Kacang merah
  • Ikan salmon
  • Daging tanpa lemak

Sedangkan saat berbuka, hindari makan secara berlebihan. Tetap masukkan protein dan karbohidrat dalam menu buka Anda. Selain itu, lengkapi dengan sayuran atau buah-buahan.

3.        Cemilan Malam Hari

Agar ibu menyusui boleh puasa dengan aman, tidak ada salahnya menambah asupan kalori dengan makanan ringan saat malam hari. Adapun cemilan sehat agar ASI lancar antara lain:

  • Kacang-kacangan
  • Telur rebus
  • Olahan susu
  • Kurma
  • Dark chocolate
  • Popcorn

4.        Menyediakan Stok ASI

Jika Anda khawatir tidak dapat memenuhi kebutuhan ASI untuk bayi selama berpuasa, tidak ada salahnya untuk mengumpulkan ASI perah, lalu menyimpannya dalam lemari es.

5.        Tetap Menyusui

Menjalankan ibadah puasa bukan berarti Anda harus mengurangi atau bahkan melewatkan menyusui. Dengan tetap menyusui, produksi ASI akan tetap lancar dan mencukupi kebutuhan bayi.

Baca Juga: Percepat Pemulihan Pasca Persalinan dengan Teknik ERAS, Apa itu?

Perhatikan Faktor Berikut sebelum Puasa saat Menyusui

Ibu menyusui boleh puasa apabila usia bayi sudah di atas 6 bulan karena bisa mendapatkan asupan tambahan dari MPASI. Sedangkan jika usia anak di bawah 6 bulan, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Agar ibadah puasa tetap aman bagi kesehatan Anda maupun sang buah hati, tetap perhatikan faktor-faktor berikut:

1.        Kondisi Nutrisi Ibu

Status nutrisi sangat penting untuk diperhatikan. Ibu menyusui boleh puasa jika tidak sedang mengalami gizi bermasalah maupun kondisi kesehatan tertentu sehingga menghalangi untuk menjalankan puasa.

2.        Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan seperti cuaca juga tidak boleh luput dari perhatian. Cuaca panas adalah tantangan tersendiri bagi wanita menyusui. Karena suhu tinggi dapat menyebabkan hilangnya cairan dengan cepat.

Hilangnya cairan secara cepat tentu berisiko membuat Anda dehidrasi. Agar terhindar dari dehidrasi, selalu perhatikan jumlah cairan yang masuk ke tubuh.

3.        Asupan Nutrisi dan Cairan

Saat berpuasa, penting sekali bagi wanita menyusui untuk memastikan kecukupan asupan mikronutrien serta makronutrien. Selama kebutuhan nutrisi dan hidrasi terpenuhi, ibu menyusui tidak perlu khawatir untuk berpuasa.

4.        Usia Bayi

Ibu menyusui boleh puasa dengan memperhatikan usia buah hatinya. Bayi berusia di bawah 6 bulan hanya mengandalkan ASI sebagai asupan makanannya. Ibu menyusui perlu lebih berhati-hati dan sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter.

Sedangkan jika usianya sudah di atas 6 bulan, ibu menyusui diperbolehkan puasa karena bayi sudah mendapatkan nutrisi tambahan dari MPASI. Perhatikan komposisi MPASI agar anak Anda mendapatkan nutrisi sesuai kebutuhannya.

5.        Waspadai Tanda Bahaya

Anda perlu mengenali beberapa tanda bahaya berikut agar bisa segera mengambil tindakan:

  • Ibu mengalami penurunan berat badan lebih dari 1 kg dalam seminggu
  • Mengalami dehidrasi seperti mual, lesu, lemas, jarang BAK, urin pekat
  • Kenaikan BB bayi tidak optimal
  • Dehidrasi pada bayi

Kondisi menyusui tidak harus menghalangi Anda untuk menjalani ibadah puasa. Tetap pahami kondisi kapan ibu menyusui boleh puasa atau harus menundanya agar tidak membahayakan diri sendiri serta bayinya. 

Baca Juga: Bunda Wajib Paham! Ini Penyebab Sakit Gigi Pada Ibu Hamil

Puasa dapat mempengaruhi asupan nutrisi ibu, karenanya ada baiknya Anda mereservasikan konsultasi dengan ahli dari jadwal dokter kami sebelum puasa dalam masa menyusui. Kunjungi juga laman informasi kami untuk layanan kesehatan lebih lanjut.

Tulang Ekor Sakit? Kenali Penyebab dan Penanganannya!

Ketika seseorang mengalami tulang ekor sakit, maka beraktivitas sehari-hari akan terasa sangat terganggu akibat nyeri yang ada. Bukan hanya pada bagian tulang ekor saja, rasa sakit dapat menyebar ke bagian lainnya, seperti pinggul, paha, bahkan rektum.

Baca Juga: Sakit Tulang Belakang pada Wanita: Waspada Penyebab dan Risikonya

Apabila hal ini terjadi, maka untuk duduk akan terasa sulit bahkan tidur juga terganggu. Agar tidak sampai menjadi kendala yang serius, maka perlu mendapatkan penanganan semenjak dini. Kali ini kami akan berbagi informasi mengenai faktor penyebab dan cara pengobatan penyakit ini.

Faktor Penyebab Tulang Ekor Sakit

Nyeri pada bagian tulang ekor atau disebut juga coccydynia merupakan nyeri yang terjadi di dalam maupun sekitar tulang ekor. Nyerinya bisa sangat mengganggu dan membuat aktivitas terhambat.

Penyebab rasa nyeri pada bagian tersebut biasanya adalah trauma atau cedera yang menimbulkan peradangan. Akan tetapi, banyak juga faktor yang membuat tulang ekor sakit lain, seperti:

1.  Jatuh

Penyebab yang paling sering menjadi alasan seseorang mengalami sakit di bagian tulang ekor adalah jatuh, bisa jatuh dari tangga, kursi, atau lainnya. Baik jatuh ringan maupun berat bisa mempengaruhi kondisi Anda.

2.  Kehamilan dan Melahirkan

Faktor lainnya adalah kehamilan, terutama pada trimester terakhir. Karena kandungan semakin besar dan berat membuat tulang ekor lebih mudah sakit.

Selain itu, peningkatan fleksibilitas pada bagian tersebut selama bulan terakhir kehamilan juga menjadi faktor tambahan mengapa nyeri semakin mudah dirasakan.

3.  Berat Badan Berlebih

Tulang ekor sakit juga bisa datang dari berat badan berlebih sehingga membebani tulang ekor dan mengakibatkan rasa nyeri. Apalagi lemak dapat menimbulkan pergeseran antar tulang-tulang sehingga menambah rentan kondisi.

4.  Gerakan Berulang

Tekanan atau ketegangan yang berulang juga bisa menyebabkan sakit. Misalnya, olahraga bersepeda atau mendayung secara berlebihan sehingga memicu bagian tersebut sakit dan nyeri.

Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini Dampak Cedera Saraf Tulang Belakang dan Pengobatannya

5.  Infeksi

Terjadinya infeksi pada bagian punggung juga dapat menjadi faktor penyebab. Salah satunya karena osteomielitis dari tulang itu sendiri atau cedera di bagian lain yang berhubungan.

6.  Tumor atau Kanker

Meskipun jarang terjadi, kasus tulang ekor sakit juga bisa dipicu oleh penyakit serius, seperti tumor atau kanker di area tulang belakang.

7.  Kelainan Bentuk Tulang Ekor

Umumnya, bentuk tulang ekor terdiri atas 3-5 susunan tulang kecil di bawah punggung. Apabila jumlahnya lebih dari 5 atau mengalami perkapuran, maka akan mengakibatkan nyeri hebat sebab ada iritasi pada jaringan saraf di sekitarnya.

8.  Gangguan Saraf

Bagian saraf yang meradang, mengalami iritasi, atau mengalami cedera dapat menyebabkan rasa nyeri hebat. Jika dibiarkan terus menerus, bisa berkembang menjadi saraf terjepit.

9.  Terlalu Lama Berada dalam Posisi Duduk

Kebiasaan duduk untuk jangka waktu lama akan memberikan tekanan lebih di bagian pinggang sehingga menimbulkan nyeri. Untuk Anda yang lebih banyak bekerja dalam posisi duduk, sebaiknya sangat memperhatikan hal ini.

10.  Usia

Faktor usia juga akan menjadi penyebab utama rasa nyeri dan sakit pada bagian tulang-tulang. Sebab kerapuhan semakin meningkat yang disebabkan menurunnya kepadatan tulang-tulang tersebut.

Cara Penanganan Tulang Ekor Sakit

Sebagian besar kasus tulang ekor yang sakit bisa sembuh tanpa perawatan, biasanya hanya membutuhkan perawatan di rumah saja. Hanya sekitar 10% yang membutuhkan perawatan lebih lanjut atau penanganan medis.

Baca Juga: Mengenal Manfaat Fisioterapi di RSU Bunda Padang

Apabila Anda tengah mengalami permasalahan serupa, bisa coba menggunakan beberapa cara berikut mengatasinya:

  • Konsumsi obat-obatan pereda nyeri, misalnya ibuprofen. Jika Anda ragu, bisa mengkonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
  • Kurangi beban pada bagian yang sakit, misalnya dengan mengurangi duduk atau ketika duduk condongkan badan ke bagian depan sehingga bebannya tidak tertumpu di belakang.
  • Mandi air hangat untuk mengendurkan otot, selain itu cara ini juga bantu meredakan tulang ekor sakit.
  • Pakai bantalan donat saat duduk karena bisa bantu redakan nyeri.
  • Konsumsi pelunak feses sehingga saat buang air besar tidak terasa nyeri. Anda dapat mengonsumsi obat atau buah-buahan yang berfungsi melunakkan feses.
  • Lakukan peregangan yang memperkuat otot punggung bagian bawah dan panggul.
  • Gunakan kompres panas maupun dingin ke bagian punggung beberapa kali sehari dengan durasi 20-30 menit.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Terapi Okupasi di Bunda Neuro Center

Apabila nyeri yang diderita lebih parah, Anda bisa melakukan pengobatan ke klinik maupun rumah sakit. Beberapa metode mengatasi tulang ekor yang sakit dan biasa digunakan adalah:

  • Penggunaan obat mati rasa dan steroid untuk mengurangi peradangan serta memblokir suplai saraf di area tersebut.
  • Terapi pijat atau mengikuti fisioterapi oleh tenaga profesional dan berpengalaman.
  • Melakukan peregangan dan perbaikan postur tubuh. Dibutuhkan latihan rutin serta teratur sehingga postur tubuh menjadi lebih baik.
  • Stimulasi saraf listrik atau TENS.
  • Akupuntur.

Penderita yang mengalami coccydynia biasanya akan kesulitan beraktivitas, bahkan beristirahat juga tidak mudah. Jika sudah parah, sangat disarankan untuk melakukan konsultasi dengan ahli agar tulang ekor sakit tidak bertambah parah.

RS Bunda Group membuka layanan konsultasi dan fisioterapi bagi penderita sakit coccydynia atau permasalahan pada bagian sendi. Anda bisa langsung datang untuk mengambil antrean atau memesan melalui layanan online.

Baca Juga: Nyeri Saraf? Obati Segera di Bunda Pain Clinic RSU Bunda Margonda

Reservasikan konsultasi Anda dengan dokter-dokter ahli dan berpengalaman dari jadwal dokter kami untuk mengatasi permasalahan tulang ekor sakit Anda. Kunjungi juga laman informasi kami untuk layanan kesehatan selengkapnya.

Sakit Tulang Belakang pada Wanita: Waspada Penyebab dan Risikonya

Sakit tulang belakang rentan menyerang kaum wanita. Penyakit dalam ini dapat berawal dengan nyeri yang terasa pada bagian ruas tulang belakang, hingga ke bagian punggung dan leher. Bahkan rasa nyerinya bisa di seluruh bagian badan.

Baca Juga: Jangan Disepelekan, Ini Dampak Cedera Saraf Tulang Belakang dan Pengobatannya

Hal yang paling penting agar bisa mendapatkan perawatan sesuai adalah mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Dengan demikian, bisa menetapkan bagaimana perawatan dan penanganan yang sederhana di rumah.

Penyebab Sakit Tulang Belakang

Pertama-tama Anda perlu mengetahui dahulu apa penyebab sakit tulang bagian belakang pada wanita. Karena bagian ini memiliki 33 ruas, cakram, saraf, dan serabut saraf. Jadi, nyerinya bisa terjadi di bagian mana saja.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan nyeri pada bagian belakang, leher, punggung atas maupun bawah, dan tulang ekor, seperti penyebab-penyebab berikut ini:

1.  Coccydynia

Yakni sakit pada bagian tulang ekor yang perempuan alami seusai melahirkan normal. Jika mengalami hal ini, penderita akan kesakitan saat beraktivitas, bahkan ketika duduk.

2.  Kehamilan

Kehamilan merupakan salah satu pemicu seorang wanita mengalami sakit tulang belakang. Hal ini terjadi karena nyeri sciatica akibat saraf rusak atau terjepit.

Biasanya nyeri ini muncul akibat berat kandungan semakin besar sehingga memberikan tekanan pada sendi panggul. Ketika saraf sciatica rusak dan terjepit, maka akan menyebabkan penekanan pada saraf sehingga terasa nyeri.

Baca Juga: Penanganan Saraf Tulang Belakang dengan Spinal Endoscopy RSU Bunda Jakarta

3.  Endometriosis

Ini adalah kelainan ginekologis, yakni pertumbuhan jaringan dinding rahim di luar rahim, lalu menumpuk dan mengendap. Lama kelamaan akan memicu peradangan dan nyeri pada bagian perut bawah lalu menyebar ke belakang.

4.  Dismenore

Ini adalah kondisi di mana wanita mengalami nyeri dan kram pada bagian perut bawah saat haid. Selama haid rasa sakitnya juga akan menyebar hingga ke bagian punggung dengan intensitas nyeri hebat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

5.  Disfungsi Sendi Sacroiliac

Sendi ini menghubungkan bagian belakang dan panggul, karena bentuknya yang tidak merata serta kurang melengkung sehingga rentan mengalami ketidaksejajaran, lalu mengakibatkan rasa sakit parah.

6.  Spinal Osteoarthritis

Penyebab sakit tulang belakang ini dikenal juga sebagai jenis pengapuran sendi yang terjadi pada tulang rawan. Karena ruas saling bergesekan, maka menyebabkan nyeri hebat.

7.  Osteoporosis

Wanita cenderung lebih rentan mengalami osteoporosis ketimbang pria. Osteoporosis merupakan kepadatan tulang yang berkurang sehingga mengurangi kemampuan menyokong berat beban lalu mengakibatkan sakit punggung.

Baca Juga: Mengenal Manfaat Fisioterapi di RSU Bunda Padang

Faktor Risiko

Selain penyebab dari di atas, kaum hawa juga lebih rentan mengalami sakit tulang belakang karena berbagai faktor risiko berikut ini:

1.  Pertambahan Usia

Semakin bertambah usia, maka kepadatan tulang juga akan makin menurun. Hal inilah yang memicu timbulnya rasa sakit pada bagian punggung dan panggul.

2.  Kurangnya Pergerakan Tubuh dengan Berolahraga

Jika Anda kurang berolahraga juga akan meningkatkan faktor risiko sebab otot dan persendian tidak terlatih.

3.  Berat Badan Berlebih

Berat badan yang terus bertambah juga akan menjadi beban. Jika tidak juga mendapatkan penanganan terus menerus, maka nyeri pada bagian punggung akan semakin bertambah.

4.  Melakukan Pekerjaan dengan Beban Setiap Hari

Melakukan pekerjaan mengangkat beban berat akan mempengaruhi kondisi tulang. Seseorang yang terbiasa bekerja dengan menanggung beban berat, maka akan lebih rentan mengalami sakit punggung.

5.  Pernah Cedera

Apabila Anda pernah cedera juga akan memengaruhi dan meningkatkan risiko terkena sakit di punggung, leher, serta panggul. Terutama jika mengalami cedera berat di area belakang.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Terapi Okupasi di Bunda Neuro Center

6.  Rokok

Wanita perokok memiliki faktor risiko mengalami sakit tulang belakang yang lebih tinggi. Sebab rokok memicu batuk dan menyebabkan hernia diskus. Selain itu, juga menurunkan aliran darah ke bagian punggung.

7.  Penyakit pada Tulang

Faktor risiko berikutnya adalah mengalami penyakit tulang seperti arthritis dan osteoporosis serta kanker tulang.

Cara Mengatasi dengan Berbagai Metode

Saat ini sudah ditemukan beberapa metode pengobatan sakit tulang bagian belakang yang dapat membantu meringankan rasa sakit penderita. Berikut 4 cara yang sering digunakan:

1.  Obat Anti Nyeri

Pemberian obat-obatan pereda nyeri seringkali menjadi metode yang dipilih, terutama jika penderita hanya mengalami masalah ringan. Obat-obatan seperti ibuprofen atau tramadol sering digunakan meredakan sakit tulang belakang.

2.  Terapi Fisik

Perawatan terapi fisik meliputi pijat, fisioterapi, traksi, latihan peregangan, ultrasound, atau stimulasi menggunakan listrik. Dapat juga menggunakan terapi es dan panas.

3.  Menggunakan Obat Melalui Suntikan

Hanya diberikan apabila penderita mengalami nyeri parah dan peradangan yang tidak bisa diobati dengan obat-obatan atau terapi saja.

4.  Bedah

Pembedahan hanya akan dilakukan apabila nyeri tulang belakang sudah termasuk parah. Opsi ini diambil setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh.

Fisioterapi dengan Terapis Profesional RSU Bunda Padang

Salah satu jenis pengobatan yang paling disarankan adalah melakukan fisioterapi. Jadi, selain mengonsumsi obat dan antibiotik, penderita sakit tulang belakang juga mengikuti latihan Fisioterapi, terutama untuk mengurangi nyeri otot dan sendi.

Salah satu rumah sakit dengan pelayanan fisioterapi terbaik adalah Rumah Sakit Bunda Padang. Layanan fisioterapi di sini akan memfokuskan pada sakit yang diderita pasien dan ditentukan setelah konsultasi dengan dokter.

Selain memberikan fisioterapi untuk sakit pada tulang belakang, Anda juga bisa menerima pelayanan penyembuhan kondisi pasca bedah atau operasi, gangguan pertumbuhan anak, dan sebagainya.

Baca Juga: Nyeri Saraf? Obati Segera di Bunda Pain Clinic RSU Bunda Margonda

Bagi wanita, risiko mengalami nyeri punggung dan pinggang memang lebih tinggi. Terutama dipicu oleh adanya rahim dan kehamilan. Jika Anda mengalami sakit tulang belakang, reservasikan sesi Anda RSU Bunda Padang untuk melakukan fisioterapi. Untuk pemeriksaan, silahkan pilih ahli preferensi Anda dari jadwal dokter kami. Jangan lupa untuk kunjungi laman informasi untuk layanan kesehatan lainnya.

Apa yang Sebenarnya Terjadi Selama Menstruasi?

Menstruasi atau haid menjadi hal yang biasa terjadi pada perempuan menjelang masa pubertas hingga masa menopause mereka. Umumnya terjadi setiap satu bulan sekali atau lebih, tergantung kondisi masing-masing perempuan ketika mengalaminya.

Baca Juga: Cup Menstruasi vs Tampon vs Pembalut: Mana yang Lebih Aman?

Setiap wanita akan mengalami haid, tapi untuk kisaran hari dan jangka waktunya bisa saja berbeda-beda. Ada yang mengalaminya setiap 21-35 hari, tapi tidak sedikit mendapatkan haid setelah masa waktu lebih panjang. Untuk tahu lebih jelas mengenai haid, mulai dari fase hingga cara mengatasi nyerinya, Anda bisa simak paparan berikut ini.

Apa itu Menstruasi?

Pertama-tama, Anda harus memahami dahulu apa itu haid atau datang bulan. Ini merupakan proses berupa keluarnya darah dari dalam uterus yang menandakan awal pubertas wanita.

Pendarahan ini terjadi karena terlepasnya lapisan dinding rahim dan pelepasan endometrium yang terjadi setiap bulannya sehingga disebut juga datang bulan. Ada tiga ciri khas dari haid, yaitu:

  • Siklusnya terjadi dalam kisaran 21-35 hari (normal), tapi ada kondisi khusus sehingga memungkinkan adanya perbedaan.
  • Terjadi selama minimal 1 x 24 jam atau maksimal 15 x 24 jam.
  • Jumlah darah dikeluarkan sekitar 20-80 ml.

Saat mengalami siklus datang bulan, tubuh wanita akan mengalami perubahan kadar hormon. Hal ini akan mempengaruhi kondisi fisik juga emosi dalam beberapa hari sebelum proses keluar darah terjadi.

Seringkali sebelum dan saat mengalami menstruasi perempuan akan mengalami hari-hari dengan kondisi mood yang buruk. Selain itu juga terdapat gejala seperti jerawat, sakit kepala, nyeri di bagian perut bawah, keputihan, nyeri payudara, diare, atau mengidam makanan tertentu.

Saat haid terjadi, kebanyakan perempuan juga merasakan nyeri pada bagian perut bagian bawah, bahkan rasa nyeri ini terkadang menyebabkan kram sehingga sangat mengganggu aktivitas.

Dalam beberapa kasus, masa haid merupakan periode rentan bagi perempuan, dan orang-orang di sekitarnya juga sering terkena dampaknya.

Fase Menstruasi yang Berbeda-beda

Baca Juga: Mitos dan Fakta Cara Merawat Vagina, Bunda Wajib Tahu

Haid terjadi setiap bulan dengan jangka waktu bisa berbeda-beda bagi setiap wanita. Namun, semua perempuan yang mengalaminya akan melewati empat fase berikut ini:

1.  Fase Haid

Fase pertama adalah menstruasi, yaitu hari ke-1 hingga ke-5 saat lapisan rahim benar-benar ke luar dari vagina. Hanya terjadi apabila seorang wanita tidak sedang dalam masa kehamilan.

Dalam fase ini perdarahan akan terjadi dalam masa 2-7 hari. Umumnya wanita akan mengalami nyeri di perut juga punggung karena kontraksi pada rahim saat endometrium meluruh.

2.  Fase Folikuler

Terjadi mulai dari hari ke-6 hingga ke-14 yang menyebabkan tingkat hormon estrogen meningkat sehingga lapisan rahim tumbuh dan menebal. Di hari ke-10 hingga ke-14 sel telur akan terbentuk dan matang.

Selain itu, dalam masa folikuler ini, hormon perangsang akan menyebabkan pertumbuhan folikel di ovarium. Ini akan menentukan siklus haid perempuan setiap bulannya.

3.  Fase Ovulasi

Pada fase ini sel telur siap dibuahi, sebab hormon pelutein meningkat sehingga ovarium melepaskan sel telurnya. Terjadi pada hari ke-14 jika siklus haid seorang wanita adalah 28 hari.

Di masa-masa ini, sel telur kemudian berpindah ke tuba falopi dan menempel pada dinding rahim. Sebelum bergerak kembali di fase berikutnya.

4.  Fase Luteal

Dalam fase terakhir ini sel telur bergerak menuju rahim kemudian membentuk lapisan terus menebal sampai periode haid tiba.

Baca Juga: Bukan Hanya Ibu Hamil, Kondisi ini Memerlukan Penanganan Poli Obgyn

5 Hormon Penting yang Mempengaruhi

Setiap fase menstruasi akan dipengaruhi oleh hormon-hormon yang berbeda. Berikut 5 hormon yang pasti terlibat dalam siklus haid perempuan:

1.  Estrogen

Hormon ini hanya diproduksi di ovarium dan memegang peranan penting, termasuk saat proses ovulasi. Fungsi utamanya adalah membentuk kembali lapisan rahim setelah haid.

2.  Progesteron

Fungsi utamanya adalah menjaga siklus reproduksi dan kehamilan. Dalam proses haid perannya penting dalam penebalan dinding rahim.

3.  Perangsang Folikel

Fungsi utamanya mematangkan sel telur dalam ovarium agar siap dilepaskan menuju rahim. Kelenjar pituitari merupakan tempat diproduksinya hormon ini, letaknya di bagian bawah otak.

4.  Pelutein

Sama dengan hormon perangsang folikel, hormon pelutein juga diproduksi pada kelenjar pituitari. Fungsinya merangsang ovarium dalam proses pelepasan sel telur.

5.  Pelepas Gonadotropin

Diproduksi di otak dengan fungsi merangsang tubuh menghasilkan hormon perangsang folikel dan lutein sehingga akan berpengaruh pada proses pematangan dan pelepasan sel telur.

Cara Meringankan Sakit Selama Menstruasi

Saat haid yang dirasakan bukan hanya nyeri, tapi juga gangguan emosional sehingga berakibat pada perubahan suasana hati seseorang. Hal ini tidak dapat dihindari, tapi dapat diringankan gejalanya dengan cara:

  • Menggunakan kompres air panas untuk mengompres bagian perut bawah. Bagian ini biasanya yang paling terasa nyeri, baik sebelum atau saat haid berlangsung.
  • Agar tidak terjadi pembengkakan dan retensi air, pastikan untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh.
  • Hindari minuman isotonik dan kafein, selain ini makanan dengan kandungan garam tinggi.
  • Perhatikan gizi makanan, pastikan mengonsumsi makanan tinggi kalsium dan zat besi.
  • Tambahkan konsumsi vitamin E, sebab bantu atasi peradangan dan tingkatkan kekebalan tubuh saat menstruasi.
  • Berolahraga dan lakukan kegiatan yang bantu meredakan stres sebab kondisi mood perempuan haid sangat tidak stabil.

Apabila Anda mengalami kondisi haid yang berada di luar kebiasaan, misalnya siklus terlalu panjang atau masa haid terlalu lama, maka perlu berkonsultasi ke ahli atau klinik khusus wanita.

Baca Juga: 7 Gangguan Haid Paling Umum, Jangan Disepelekan!

Reservasikan konsultasi Anda ke klinik kewanitaan seperti GynROSE RS Bunda Group untuk pemeriksaan menyeluruh. Atau konsultasi dengan ahli reproduksi dari jadwal dokter kami. Anda juga dapat menemukan lebih banyak layanan di laman informasi kami.

Pemeriksaan USG 2D/3D/4D, Kenali Perbedaannya

Pemeriksaan USG merupakan sebuah metode pemeriksaan dokter untuk melihat bagaimana keadaan organ tubuh sebenarnya. Dengan begini mereka bisa melakukan diagnosis dan menjalankan beberapa tahapan pengobatan.

Baca Juga: Berkenalan dengan Radiologi: Teknologi Gelombang Pemeriksa Tubuh!

Seiring perkembangan zaman, metode ini sudah berkembang. Bukan hanya 2D saja, tetapi beberapa rumah sakit sudah mengembangkan 3D dan 4D. Dengan perkembangan teknologi ini, dokter dapat memeriksa kondisi pasien dengan lebih akurat berkat teknologi dengan jangkauan yang lebih mendetail.

Pemeriksaan USG 3D dan 4D sangat cocok bagi pasien yang sedang hamil karena mereka bisa melihat bagaimana perkembangan buah hati dari hari ke hari dengan lebih jelas dan dekat. 

Pemeriksaan USG 2D

Pada awal penggunaannya, teknologi ini sangat memudahkan pekerjaan bagi tiap dokter dalam menjalankan tugasnya. Mereka dan pasien bisa melihat sendiri bagaimana keadaan tubuh pasien sekaligus melakukan konsultasi.

Metode ini sendiri biasanya untuk ibu hamil saja pada trimester pertama. Dokter dan orang tua bisa melihat bagaimana keadaan  janin. Apakah ada indikasi kelainan atau berada dalam tahap normal.

Dalam pemeriksaannya dokter serta calon orang tua bisa melihat jenis kelamin, ukuran bayi, serta masih banyak lagi. Tidak heran bila ibu hamil wajib melakukannya sesuai jadwal yang dokter tetapkan.

Pemeriksaan USG 3D

Seperti namanya, pemeriksaan USG 3D memungkinkan calon orang tua untuk dapat mengetahui bentuk calon bayi dengan lebih jelas. Dengan demikian, jika ada masalah pada fisik janin, baik dokter maupun orang tua dapat melihatnya lebih dulu.

Pemeriksaan USG 3D ini sebaiknya dilakukan sesuai indikasi dari dokter kandungan saat  kontrol kehamilan bagi ibu hamil. Untuk pasien dengan kondisi lainnya, sebaiknya hanya untuk kasus khusus saja. 

Selain USG 3D, teknologi kedokteran juga telah mengembangkan USG 4D untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih baik lagi.

Baca Juga: Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan Urologi di RSU Bunda Padang?

Pemeriksaan 4D

Teknologi 4 dimensi ini sangat bagus bagi calon orang tua bisa melihat lebih jelas bagaimana organ-organ sang bayi bekerja.

Menariknya lagi, Anda juga dapat melihat bagaimana aliran darah dari jantung ke seluruh bagian tubuh. Dengan demikian, pemeriksaan USG 4D cenderung lebih disarankan bagi para perempuan dengan kondisi yang memiliki tingkat risiko kesehatan tinggi.

Salah satu contohnya seperti perempuan cukup lanjut usia tetapi baru memiliki anak. Kondisi ini memang sangat berbahaya untuk keduanya bila saja tidak terkontrol secara intensif. Keadaan tersebut merupakan sinyal berbahaya yang harus Anda perhatikan.

Perlu Anda ketahui juga bahwa waktu terbaik melakukan pemeriksaan ini ketika usia kehamilan yang memasuki 32 minggu. Karena, pada kondisi ini Anda bisa melihat dan mengamati calon buah hati secara optimal.

Setidaknya secara penampilan sudah terlihat, bahkan orang tua juga mampu melihat sendiri jenis kelamin anak mereka nanti. Bagaimana, tertarik untuk melakukan pemeriksaan dengan teknologi 4 dimensi ini?

Perbedaan USG 2D, 3D, 4D

Mungkin, saat ini Anda sedang bertanya dalam hati sebenarnya apa perbedaan dari ketiganya? Mengapa teknologi kedokteran harus mengembangkannya seperti itu, bukankah hanya 2 dimensi saja sudah cukup?

Satu poin penting yang harus Anda ketahui adalah tampilan layarnya. Artinya, semakin jelas gambar maka lebih banyak hal bisa terdeteksi. Dengan demikian, tidak hanya bentuk bayi, namun kelainan-kelainan yang mungkin ada sebelum kelahiran juga dapat terdeteksi.

Secara singkat, perbedaan 3 teknologi ini adalah sebagai berikut:

  • USG 2D adalah alat standar untuk menilai tumbuh kembang janin.
  • USG 3D memberikan gambaran lebih baik layaknya melihat janin langsung di depan mata kita.
  • USG 4D dapat memperlihatkan gambaran janin yang bergerak.

Pemeriksaan USG 3D dan 4D dapat Anda lakukan saat usia kehamilan 26 hingga 30 minggu. Sebelum usia kehamilan 26 minggu, bayi masih terlalu bebas bergerak sehingga sulit mendapatkan foto bayi dalam keadaan diam. Sementara itu, pada usia kehamilan di atas 30 minggu, kepala bayi telah berada di bawah panggul ibu sehingga sulit untuk melihat wajah bayi.

Ketiga jenis USG tersebut aman untuk dilakukan oleh Bunda. USG umumnya dilakukan empat kali, yakni satu kali di trimester satu dan dua, serta dua kali di trimester tiga. Apabila terdapat kondisi janin yang perlu dipantau dengan ketat, maka USG akan dilakukan lebih sering.

Pemeriksaan USG 2D, 3D, dan 4D RSU Bunda Padang

Berawal dari rumah bersalin kini RSU Bunda Padang merupakan salah satu rumah sakit swasta di bawah naungan RS Bunda Group yang menggunakan fasilitas dan peralatan penunjang untuk menjamin kenyamanan dan perawatan pasien.

Melihat adanya kemajuan teknologi yang canggih pada saat ini, memicu para instansi kesehatan dan teknologi peralatan untuk terus mengembangkan inovasi-inovasi kesehatan baru juga. RSU Bunda Padang dengan fokus pelayanan pada ibu dan anak juga melengkapi fasilitas pemeriksaan kandungan dan kebidanannya dengan fasilitas Ultrasonografi (USG) 3 dan 4 Dimensi.

Baca Juga: Medical Check Up Bronkoskopi untuk Paru-paru Anda 

Tiap jenis pemeriksaan USG memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Reservasikan konsultasi pemeriksaan Anda dengan ahli dari jadwal dokter kami untuk mengetahui pemeriksaan mana yang sesuai dengan kondisi Anda. Kunjungi juga laman informasi kami untuk layanan kesehatan lainnya.

Penting! 16 Rekomendasi Cemilan Sehat Ibu Hamil

Saat hamil ibu seringkali kelaparan di luar waktu makan, jadi harus sedia cemilan sehat ibu hamil untuk mengatasi perut lapar saat berbadan dua. Ngemil sebenarnya bukan hal yang dilarang pada ibu hamil, hanya saja harus Anda perhatikan dengan seksama jenis makanannya.

Baca Juga: 12 Gerakan Senam Hamil di Rumah yang Mudah Dipraktikkan

Ibu hamil tidak bisa memakan jenis makanan atau minuman tertentu karena bisa membahayakan janin. Jadi, pengetahuan tentang makanan yang boleh dan tidak boleh ibu hamil konsumsi menjadi hal penting.

Kali ini, kami akan berbagi informasi mengenai beberapa jenis cemilan yang dapat para bumil (ibu hamil) konsumsi, tapi tetap aman untuk janin. Mari simak paparan berikut ini:

Kondisi Tubuh Saat Kehamilan

Baca Juga: Bunda Wajib Paham! Ini Penyebab Sakit Gigi Pada Ibu Hamil

Sebelum Anda menentukan cemilan sehat ibu hamil, ada baiknya kenali dahulu kondisi tubuh saat kehamilan. Sebab setiap bumil memiliki kondisi kehamilan berbeda, mungkin ada yang tidak merasakan banyak keluhan dan sebaliknya.

Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jelas bagaimana kondisi tubuh calon ibu dan anak. Dengan berkonsultasi pada dokter spesialis, Anda dapat mengetahahui apakah kandungan sehat atau justru bermasalah.

Selain itu, jagalah kondisi tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat juga memperhatikan asupan gizi dan waktu beristirahat. Sebab hal-hal tersebut akan bantu jaga kondisi bumil selama masa kehamilan.

Pentingnya Atur Pola Makan dan Gizi Bagi Bumil

Asupan gizi bagi bumil merupakan hal penting. Pastikan semua jenis nutrisi terpenuhi baik dari makanan maupun suplemen. Bumil tidak selalu harus makan-makanan berat, tapi juga bisa berbagai cemilan sehat ibu hamil.

Untuk jumlah asupan gizi harus disesuaikan juga dengan usia kehamilan. Misalnya, pada trimester pertama biasanya bumil sulit makan, sehingga harus mengenali pola makannya dulu dan pemberian edukasi tentang kehamilan.

Apabila masuk trimester kedua, biasanya dokter akan menganjurkan untuk mengonsumsi lebih banyak asam folat, zat besi, dan berbagai nutrisi lain agar janin berkembang sempurna. Sedangkan trimester terakhir adalah untuk penyempurnaan tubuh bayi dalam perut ibu. 

Di trimester terakhir sejak kehamilan melewati usia 6 bulan, bumil harus mulai memakan makanan dalam porsi bagian kecil. Sedikit tapi sering, inilah konsep penting di usia kehamilan mendekati kelahiran.

16 Cemilan Sehat Ibu Hamil

Anda sedang hamil dan sering merasa lapar? Itu wajar saja, jadi tidak perlu takut menjadi gendut dan pilih berbagai cemilan sehat ibu hamil berikut untuk menemani hari-hari Anda:

1. Smoothies Buah dan Sayuran

Cemilan pertama yang memberikan efek kenyang dan berbagai nutrisi menyehatkan bumil adalah smoothies buah atau sayuran, bisa jadi campuran keduanya. Jangan tambahkan gula atau kental manis, sebaiknya ganti dengan madu saja.

2. Yogurt

Siapa yang suka yogurt? Ibu hamil juga perlu mengonsumsi yogurt, karena hasil olahan susu ini kaya manfaat dan bisa dikonsumsi di sela waktu makan. Selain itu, bisa dicampurkan dengan bahan lainnya juga.

3. Overnight Oats

Cemilan sehat ibu hamil lainnya adalah overnight oats yang kaya serat dan nutrisi. Anda akan kenyang lebih lama sehingga beraktivitas menjadi lebih nyaman. Selain itu, juga bantu hilangkan rasa penat serta mual.

4. Salad Buah

Salad buah-buahan juga bisa menjadi pilihan cemilan nikmat. Hindari penggunaan kental manis yang terlalu banyak, sebaiknya gunakan madu saja sebagai pemanisnya.

5. Bubur Kacang Hijau

Pilihan lain adalah bubur kacang hijau atau sari kacang hijau yang memberikan nutrisi serta kaya serat. Segelas sari kacang hijau dapat memberikan rasa kenyang serta energi bagi ibu hamil.

6. Granola

Cemilan ini banyak diperjualbelikan saat ini, terutama dibeli oleh orang-orang yang ingin berdiet sehat. Produk ini juga bagus dikonsumsi oleh bumil karena kandungan nutrisi serta kaya serat.

7. Susu Ibu Hamil

Bagi yang suka minum susu, segelas susu bumil di pagi hari dan malam hari bisa jadi pilihan camilan menyehatkan. Terutama bagi para bumil yang kesulitan makan pada trimester pertama.

8. Cokelat 

Cemilan sehat ibu hamil berikutnya adalah cokelat batangan. Pilih dark chocolate dengan rasa yang sedikit pahit, karena kandungannya lebih baik dibandingkan milk chocolate dengan kalori lebih kecil.

9. Snack Gandum

Snack dari gandum juga dapat Anda jadikan pilihan, terutama snack yang memang dikhususkan bagi bumil. Rasa snack gandum juga enak dan tidak menimbulkan eneg pada bumil.

10. Pisang

Ngemil buah saat hamil sangat bagus, terutama buah-buahan kaya kalium seperti pisang. Anda bisa memakannya langsung atau mengolahnya menjadi panganan lain.

11. Biji Bunga Matahari

Bukan cuma hamster, biji bunga matahari juga cemilan yang banyak disukai di Indonesia. Para bumil yang doyan ngemil bisa masukkan biji bunga matahari sebagai salah satu simpanan di rumah.

12. Kacang Mete

Cemilan sehat ibu hamil berikutnya adalah kacang mete yang dipanggang. Rasanya empuk dan kaya akan manfaat sehingga cocok dimakan di sela-sela waktu makan besar.

13. Buah Kering

Buah-buahan kering seperti kismis, kurma, dan lainnya menjadi alternatif lain bagi bumil yang ingin mencari rasa berbeda.

14. Chia Seeds

Biji chia juga bisa dijadikan pilihan lain untuk disimpan dan dimakan saat ingin makan sesuatu. Chia punya banyak kandungan nutrisi baik untuk para bumil.

15. Sayuran Kering

Pilihan cemilan sehat ibu hamil berikutnya adalah sayuran kering seperti brokoli, wortel, bayam, dan lain sebagainya. Hasil olahan ini sehat dan aman dikonsumsi setiap hari.

Baca Juga: Percepat Pemulihan Pasca Persalinan dengan Teknik ERAS, Apa itu?

16. Cookies Bebas Gula

Bagi pecinta kukis yang sedang berbadan dua, tidak perlu khawatir karena saat hamil juga tetap bisa mengonsumsi makanan ini. Namun, pilih yang dibuat dari oat dan tanpa gula.

Bumil harus memperhatikan asupan gizi selama masa kehamilan, harus tercukupi dengan baik dan tidak boleh berlebihan. Ada banyak pilihan makanan maupun cemilan sehat ibu hamil yang dapat dikonsumsi setiap hari.

Baca Juga: Waspada Hipertensi Dalam Kehamilan: Berbahaya!

Dalam kehamilan, kesehatan ibu dan anak saling berkaitan. Reservasikan pemeriksaan kesehatan berkala Anda di RS Bunda Group untuk mendapatkan hasil yang mendetail. Temukan ahli preferensi Anda di jadwal dokter kami, dan layanan kesehatan lainnya di laman informasi kami.

Penanganan Kehamilan Ektopik, Bunda Wajib Tahu

Hasil test pack positif menjadi kabar bahagia bagi pasangan suami istri, tapi bagaimana jika ternyata Anda mengalami kehamilan ektopik? Apa maksudnya?

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Tentang Kehamilan Ektopik, Bunda Wajib Paham

Kehamilan ektopik adalah kehamilan di luar kandungan yang mana kondisi tersebut memang tidak memiliki gejala khusus, bahkan seperti kehamilan normal pada umumnya. Biasanya baru terdeteksi setelah pemeriksaan USG.

Sel telur yang dibuahi seharusnya berkembang di dalam rahim sampai persalinan tiba. Namun dalam kondisi ektopik, sel telur tersebut justru berkembang di luar rahim yang mana bisa membahayakan bagi ibu maupun calon janin.

Apa penyebabnya? Bagaimana cara menanganinya? Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang kehamilan ektopik dan bagaimana penanganannya.

Apa itu Kehamilan Ektopik?

Kehamilan ektopik merupakan kondisi di mana sel telur yang berhasil dibuahi mengendap atau menempel pada tuba Fallopi, tidak berpindah ke rahim. Kondisi ini memang cukup umum terjadi, tapi penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi.

Ibu akan merasakan gejala kehamilan seperti pada umumnya. Namun dalam kondisi kehamilan ektopik biasanya disertai dengan nyeri panggul yang cukup hebat. Tidak sedikit yang disertai dengan pendarahan akibat luruhnya jaringan tuba Fallopi.

Wanita yang memiliki gangguan pada organ reproduksi dan tuba Fallopi cenderung mengalami kondisi hamil ektopik. Bahkan jika sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik, tidak menutup kemungkinan pada kehamilan berikutnya juga akan mengalami hal yang sama.

Baca Juga: 7 Kondisi Pada Wanita yang Harus Mengalami Histerektomi Total

Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko hamil ektopik, antara lain:

  • Wanita hamil dengan usia di atas 35 tahun
  • Punya riwayat endometriosis dan radang panggul
  • Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya
  • Menderita penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore
  • Pernah mengalami keguguran berulang
  • Pernah melakukan operasi panggul dan perut
  • Kebiasaan merokok
  • Sering memakai alat kontrasepsi spiral
  • Sedang menjalani perawatan terkait kesuburan

Diagnosis Kehamilan Ektopik

Sayangnya, tidak ada gejala khusus yang menunjukkan ibu mengalami kehamilan ektopik. Bahkan tanda-tandanya pun mirip seperti kehamilan pada umumnya seperti berhentinya siklus menstruasi, merasakan mual dan payudara mengeras.

Oleh karena itu, untuk mendiagnosis kondisi kehamilan Anda, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter setelah mengetahui hasil tes positif. Apalagi jika disertai dengan gejala berlebihan seperti nyeri yang tidak tertahankan hingga pendarahan.

Dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan menggunakan USG transvaginal untuk memastikan apakah kehamilan normal atau ektopik. Dokter juga melakukan prosedur pemeriksaan organ reproduksi pasien untuk memastikan lokasi kehamilannya tepat.

Selain itu, biasanya juga perlu dilakukan tes darah untuk mengetahui hormon hCG (hormon untuk menjaga kehamilan dan perkembangan janin) dan progesteron (hormon yang mengubah bentuk tubuh seiring perkembangan kehamilan). Pada kehamilan ektopik, kedua hormon tersebut memiliki nilai lebih rendah dibandingkan kehamilan normal.

Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mendapati beberapa gejala seperti sakit perut tidak normal, menstruasi terlambat, atau mengalami perdarahan menstruasi yang berbeda dari biasanya.

Pilihan Penanganan

Hamil ektopik adalah kondisi serius dan perlu mendapatkan penanganan segera. Hal itu karena sel telur tidak tumbuh dengan normal dan berada diluar rahim. Sehingga harus segera diangkat untuk mencegah komplikasi, berikut beberapa metode penanganannya:

1.      Suntik Methotrexate

Suntik Methotrexate merupakan penanganan taha

p awal yang paling direkomendasikan. Pemberian obat melalui suntikan ini akan bekerja untuk menghentikan perkembangan sel ektopik sekaligus menghancurkan sel tersebut.

Setelah penyuntikan, dokter akan memantau hormon HCG setiap 2 atau 3 hari sampai kadarnya menurun. Apabila sudah menurun, artinya kehamilan tersebut sudah tidak berkembang.

2.      Bedah Laparoskopi

Metode lainnya untuk menangani kehamilan ektopik yakni melalui bedah laparoskopi. Disebut juga sebagai operasi lubang kunci, yaitu prosedur pengangkatan jaringan ektopik yang menempel di tuba falopi. Apabila kondisinya masih memungkinkan, tuba Falopi dapat diperbaiki tanpa perlu pengangkatan.

3.      Bedah Laparotomi

Jika kondisi ibu disertai dengan perdarahan hebat, maka perlu tindakan operasi laparatomi, yakni mengangkat jaringan ektopik di tuba falopi melalui sayatan pada perut.

Memang tidak ada cara khusus untuk mencegah seorang wanita mengalami hamil diluar rahim. Namun ada beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan, diantaranya:

  • Menghindari perilaku seksual berisiko seperti bertukar pasangan atau aktivitas seks tanpa memakai pengaman
  • Tidak merokok dan menghindari asap rokok sejak sebelum kehamilan
  • Melakukan tes darah dan USG secara dini dan rutin untuk memantau perkembangan masa kehamilan agar kondisi ini dapat dideteksi lebih dini dan segera mendapatkan penanganan

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Miom dan Kista

Seseorang yang mengalami beberapa kali kehamilan ektopik dan kedua tuba falopinya diangkat, maka harus melakukan program hamil khusus apabila ingin merencanakan kehamilan lagi. Salah satunya dengan in Vitro fertilization, yaitu memasukkan embrio langsung ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan ektopik kembali.

Perlu diketahui, sebaiknya menunggu sekitar 3 bulan jika ingin merencanakan kehamilan kembali apabila sebelumnya mengalami hamil ektopik. Karena peluang untuk kembali hamil ektopik lebih besar bagi yang pernah mengalaminya.

Baca Juga: Waspada Hipertensi Dalam Kehamilan: Berbahaya!

Reservasikan konsultasi Anda dengan ahli pilihan RS Bunda Group di jadwal dokter. Kunjungi juga laman informasi untuk menemukan layanan kesehatan lainnya.

Mengenal Apa Itu Tes AMH untuk Mendukung Program Kehamilan

Salah satu langkah untuk mendukung keberhasilan program kehamilan adalah dengan melakukan tes AMH. AMH sendiri merupakan kepanjangan dari anti-mullerian hormone, yakni berfungsi mengukur kadar hormon anti mullerian dalam darah. 

Baca Juga: Persiapan Kehamilan Pertama, Semangat Bunda!

Pemeriksaan AMH dapat dilakukan baik kepada pria maupun wanita. Hormon tersebut dihasilkan oleh organ reproduksi sejak lahir. Laki-laki menghasilkan AMH dalam jumlah tinggi sejak bayi hingga masa pubertas.

Sementara pada wanita, jumlah hormon anti mullerian yang dihasilkan saat sebelum puber hanya sedikit. Kadarnya akan meningkat ketika wanita memasuki masa pubertas dan menurun kembali saat menopause.  Jika Anda ingin melakukan tes AMH, silahkan reservasikan kunjungan Anda ke unit-unit RS Bunda Group terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan yang menyeluruh dan detil.

Pengertian Tes AMH

Lantas, apa yang dimaksud dengan tes Anti-Mullerian Hormone? Berkaitan dengan program kehamilan, pemeriksaan satu ini seringkali dilakukan untuk keperluan program bayi tabung atau fertilisasi in vitro. 

Program ini banyak dilakukan oleh pasangan suami istri yang mengalami kesulitan mendapatkan kehamilan. Pada program bayi tabung, pemeriksaan AMH dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui cadangan sel telur (ovum) yang dimiliki calon ibu. 

Dengan mengetahui cadangan ovum pada calon ibu, dokter bisa memperkirakan tingkat keberhasilan program bayi tabung secara lebih akurat. Melalui tes cadangan ovum, dokter bisa melihat bagaimana kualitas serta kuantitas sel telur calon ibu.

Apabila cadangannya tinggi serta kualitasnya baik, maka tingkat keberhasilan program bayi tabung juga tinggi. Anda perlu melakukan tes AMH jika ingin melakukan program hamil dengan bayi tabung.

Tujuan Tes

Secara umum, tes ini bisa dilakukan pada siapa saja, namun bagi orang dengan kondisi kelainan pembekuan darah atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Pemeriksaan AMH dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien, sehingga pada dua kondisi di atas memerlukan penanganan tersendiri. 

Pada dasarnya, pemeriksaan yang dilakukan dengan pengambilan sampel darah tersebut bukan hanya bertujuan untuk mendukung program kehamilan, namun tetapi juga bisa diaplikasikan pada kondisi lainnya. Pemeriksaan Anti Mullerian Hormone juga digunakan untuk tujuan berikut ini:

Baca Juga: 12 Gerakan Senam Hamil di Rumah yang Mudah Dipraktikkan

  • Memprediksi masa menopause dan penyebab menopause dini pada wanita
  • Mencari tahu penyebab tidak menstruasi
  • Membantu diagnosis PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
  • Pemeriksaan pada kasus ambiguous genitalia
  • Memantau pasien kanker ovarium

Persiapan, Prosedur dan Komplikasi

Sebelum melakukan pemeriksaan apapun, ada baiknya Anda mengetahui bagaimana langkah persiapan, prosedur, hingga risiko komplikasi. Berikut adalah penjelasan lengkapnya. 

1. Persiapan Tes AMH

Tidak ada persiapan secara khusus yang diperlukan sebelum melakukan tes ini. Namun apabila dilakukan untuk mendukung program bayi tabung, maka tes hormon AMH perlu berjalan dengan rangkaian pemeriksaan lainnya.

Tes tersebut diantaranya meliputi pemeriksaan penyakit infeksi, kondisi uterus, analisis semen pria, tes hormon FSH, LH, serta hormon lainnya. Pemeriksaan tersebut dijalankan pra prosedur pengambilan sel telur untuk dibuahi.

2. Prosedur Tes AMH

Pemeriksaan Anti Mullerian Hormone dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien untuk kemudian menganalisisnya. Untuk keperluan mendukung program hamil, maka pasien dalam hal ini adalah calon ibu. 

Pertama-tama, tenaga medis akan mengikat lengan atas pasien dengan tujuan memperlambat aliran darah pada vena. Setelah itu, tenaga medis membersihkan area yang akan disuntuk untuk mengambil sampel darah menggunakan antiseptik. 

Setelah itu, tenaga medis menyuntikkan jarum steril ke pembuluh vena untuk mengambil sampel darah. Sampel darah tersebut disimpan dalam tabung tertentu yang diberi zat khusus sehingga darah awet dan tidak membeku. 

Apabila sampel sudah cukup, maka jarum dicabut dari area penyuntikan. Kemudian area tersebut dipasangi perban steril untuk menghindari infeksi maupun perdarahan. Tabung berisi sampel darah selanjutnya akan dianalisis di laboratorium.

3. Komplikasi Tes AMH

Pemeriksaan Anti Mullerian Hormone adalah prosedur sederhana dan umum dilakukan. Meski demikian, ada beberapa risiko yang jarang terjad,i namun masih mungkin Anda alami karena melibatkan pengambilan sampel darah. Risiko tersebut antara lain:

  • Rasa nyeri serta lebam di area penyuntikan
  • Infeksi 
  • Perdarahan
  • Penumpukan darah di bawah kulit (hematoma)
  • Pingsan

Tujuan Adanya Pemeriksaan Tes AMH

Pada saat menjalankan program hamil dengan fertilitas in vitro atau bayi tabung, calon ibu memerlukan tes anti mullerian hormone untuk mengetahui bagaimana kuantitas serta kualitas ovariumnya.

Sehingga kemampuan ovarium menghasilkan sel telur berkualitas dan dapat dibuahi oleh sperma dapat diprediksi secara lebih akurat. Pada pasangan yang sulit mendapatkan kehamilan, terkadang penyebabnya adalah pada masalah kesuburan dan kualitas sel telur. 

Melalui tes ini, jumlah sisa sel telur serta tingkat kesuburan dapat diperkirakan. Selain untuk program hamil, pemeriksaan AMH juga berguna untuk keperluan lainnya. Seperti diagnosis PCOS, penyebab tidak menstruasi, hingga penyebab menopause dini. 

Wanita dengan gejala PCOS atau polycystic ovary syndrome juga direkomendasikan melakukan tes satu ini. Gejala-gejala pada wanita dengan PCOS antara lain gangguan menstruasi, timbul jerawat, hingga kenaikan berat badan. 

Baca Juga: 7 Makanan Mempercepat Kehamilan: Bunda Sehat Bayi Sehat!

Tes hormon AMH penting untuk mengetahui kemungkinan kesuksesan program bayi tabung yang akan dijalani. Reservasikan pemeriksaan Anda ke rumah sakit dengan spesialis kandungan dan fertilitas seperti unit-unit RS Bunda Group. Bila ingin mengetahui lebih lanjut, Anda juga bisa berkonsultasi pada ahli  atau dokter pilihan. Kunjungi laman jadwal dokter dan pilih waktu kunjungan Anda, atau laman informasi kami untuk pelayanan kesehatan lainnya.