RS Bunda Group

Berita & Artikel

Anak Pendiam dan Susah Bergaul? Kenali Penyebabnya

  • Beranda
  • Anak Pendiam dan Susah Bergaul? Kenali Penyebabnya
anak-pendiam-dan-susah-bergaul

Anak pendiam dan susah bergaul harus menjadi perhatian Ayah serta Bunda. Beberapa anak memang memiliki sikap pemalu pada walnya, namun jika kedua sifat tidak juga menghilang, hal ini dapat menjadi gejala gangguan mental yang harus segera mendapatkan penanganan.

Baca Juga: Aduh, Anak Terlambat Bicara

Manusia adlaah makhluk sosial yang cenderung hidup berdampingan. Kesulitan anak untuk bergaul akan menghalangi kesempatannya untuk tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Oleh karena itu, cobalah kenali penyebab hingga bagaimana penanganan yang tepat.

Faktor Penyebab Anak Menarik Diri

Anak pendiam dan susah bergaul bukan tanpa alasan. Pasti ada beberapa faktor penyebab mengapa mereka menjadi seperti itu. Namun karena anak-anak di usia 10 tahun ke bawah masih sulit mengkomunikasikan diri mereka, ayah dan ibu perlu mengambil intuitif pertama untuk mengamati perilaku anak dengan lebih dekat.

Lakukan riset kecil dengan sejumlah pertanyaan. Biasanya ada beberapa penyebab utama mengapa buah hati menarik diri dari lingkungan. Faktor paling besar adalah malu atau kurangnya rasa percaya diri.

Rasa malu dan kurang percaya diri dapat menjadi tekanan tersendiri bagi dirinya. Sebenarnya ingin sekali bermain, tertawa, dan bersuka cita. Hanya saja mereka sulit berinteraksi, selain itu masih ada lagi, seperti:

1. Pemalu

Sebagian besar anak memiliki sikap pemalu terutama saat pertama kali berkenalan dengan lingkungan dan orang-orang baru. Sikap ini akan berangsur hilang selama anak dapat mengeksplorasi dunia sekitar dengan leluasa.

Sebagai orang tua, Anda tentu ingin anak Anda dapat bermain dengan aman. Untuk menghilangkan sikap pemalu namun tetap memastikan anak tetap aman, Anda dapat mulai dengan memantau kegiatan anak dari jarak yang cukup jauh untuk memberi ruang pada anak, namun cukup dekat untuk mengawasi dan mencapai anak seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

2. Introvert

Berbeda dari sikap pemalu, introvert adalah jenis kepribadian yang tidak bisa hilang begitu saja. Anak-anak dengan kepribadian ini dapat bersosialisasi dengan normal, namun sebagian besar waktu mereka akan lebih banyak menyendiri. 

Anak dengan kepribadian ini tidak perlu untuk dipaksa bersosialisasi, namun Anda tetap dapat mengajaknya untuk beraktifitas di luar ruangan untuk melatih kemampuan sosial dasarnya.

Baca Juga: Bunda! Coba Perhatikan Kesehatan Mental Remaja Sejak Dini

3. Trauma Psikis

Kejadian yang mengguncangkan atau perlakuan dari orang lain yang menyakitkan bisa mengubah kepribadian anak menjadi pendiam. Contoh paling sederhana adalah bila anak sering mendapat gertakan atau bentakan.

Terlalu sering menerima kata atau kalimat yang kasar dan nyaring bisa membuat anak menjadi lebih pendiam dan enggan untuk berkumpul dengan orang lain. Pasalnya, ia jadi menganggap dirinya akan terus berbuat kesalahan terhadap orang lain. Akibatnya, anak cenderung tidak percaya diri dan lebih suka menyendiri.

4. Mengalami Terlambat Bicara (Speech Delay)

Anak pendiam juga bisa merupakan dampak dari adanya keterlambatan pada kemampuan bicaranya atau speech delay. Salah satu kelainan yang bisa menyebabkannya adalah retardasi mental.

Bila mengalami kondisi ini, anak akan mengalami kesulitan untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain atau menyampaikan apa yang ingin ia katakan, sehingga dia akan lebih memilih diam daripada orang tidak mengerti apa yang dikatakan.

Mengatasi Anak Pendiam dan Susah Bergaul

Setelah mengetahui apa penyebab anak pendiam dan susah bergaul saatnya untuk mencari solusi mengatasi permasalahan tersebut. Poin pertama adalah jangan menuntut mereka terlalu banyak, langkah itu justru membuat psikologinya turun.

1.      Jangan Membandingkan Anak

Cara mengatasi permasalahan ini berikutnya adalah jangan sampai membandingkan mereka dengan lainnya. Tentu maksud orang tua adalah memberikan contoh langsung pada anak agar lebih mudah dipraktikkan, namun bagi anak, hal ini hanyalah tekanan mental lainnya. Jika terlalu sering dilakukan, bisa jadi anak justru akan fokus untuk mengembangkan rasa tidak suka pada anak orang lain ketimbang mengembangkan dirinya sendiri.

2.      Dampingi Mereka dengan Baik

Ketika anak mulai menarik diri, biasanya saat inilah anak mulai lebih membutuhkan orang tua. Anda dapat mulai memberikan perhatian yang lebih banyak dari biasanya, disertai dengan kesabaran untuk mendengarkan anak tanpa terus-menerus memasukkan opini Anda dalam cerita anak.

Kesabaran ini akan membangun rasa kepercayaan diri anak dan lambat laun anak akan belajar untuk percaya diri di lingkungan sosial yang lebih luas. Usahakan juga agar tidak terlalu memanjakan anak agar nantinya anak juga dapat tumbuh tanpa terlalu banyak bergantung pada orang tua.

Melatih Keterampilan Sosial Anak

Keterampilan sosial anak dapat dimulai dengan mengajarkan anak untuk berempati. Berempati adalah kemampuan untuk memahami perasaan seseorang tanpa terlarut dalam perasaan tersebut. Contohnya ketika Anda memahami bahwa sesorang yang sedang sedih akan butuh waktu untuk bangkit kembali tanpa ikut bersedih dengan orang tersebut. Ajarkan anak untuk menghormati perasaan orang lain meski mereka belum dapat memahami perasaan tersebut sendiri.

Setelahnya, Anda juga perlu mengajari anak untuk mengenai ruang pribadi. Karena anak-anak cenderung berukuran kecil, orang tua seringkali membebaskan mereka untuk memasuki ruang-ruang pribadi orang lain. Jika orang tua menjadikan hal ini sebagai kebiasaan anak, anak akan tumbuh tanpa merasa perlu menghargai batasan-batasan dari orang lain yang kemudian akan memperburuk keterampilan sosial anak. 

Selain itu, kemampuan untuk mendengar dan memahami juga penting. Anak penuh dengan rasa ingin tahu, dan tidak jarang akan menyela orang lain dengan pertanyaan yang bertubi-tubi. Anak-anak berusia 7 tahun ke bawah masih sulit untuk memahami konsep kesabaran, namun Anda dapat melatih mereka dengan memberikan contoh dari diri Anda sendiri. 

Mulailah dengan mendengarkan dan membiarkan anak menyelesaikan kalimat mereka sendiri. Hanya bantu anak jika mereka mulai kesulitan untuk menemukan kata atau istilah yang menggambarkan apa yang ingin anak sampaikan. Dengan demikian anak akan belajar untuk mendengarkan orang lain dengan sabar.

Baca Juga: 5 Perbedaan Psikolog dan Psikiater, Sebaiknya Kunjungi yang Mana

Selain dari keterampilan sosial anak, Anda juga dapat mereservasikan pemeriksaan fisik anak ke klinik anak RS Bunda Group. Jika Anda memiliki preferensi dokter, jadwal dokter kami menyediakan nama, spesialis, serta jadwal praktik dokter yang dapat Anda pilih. Kunjungi juga laman informasi kami untuk layanan kesehatan lainnya. 

Bagikan Artikel Ini: