RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Prosedur Operasi dan Penyembuhan Patah Tulang

Prosedur Operasi dan Penyembuhan Patah Tulang

dokter menjelaskan tentang patah tulang kepada pasien sebelum operasi

Pada kasus patah tulang yang tidak dapat ditangani dengan baik menggunakan metode konservatif, biasanya akan disarankan melewati prosedur operasi. Mari kita bahas bagaimana prosedur dan upaya yang harus dilakukan pasca tindakan. 

Dasar dari penanganan patah tulang adalah imobilisasi, reduksi atau reposisi tulang, fiksasi hingga rehabilitasi. Upaya ini biasanya diawali dengan metode konservatif seperti pemasangan gips atau sling. 

Namun tidak semua kondisi patah tulang dapat ditangani dengan cara konvensional. Bila dipaksakan, maka risiko terjadinya malunion atau kesalahan penyatuan tulang, non-union atau tidak menyatunya fragmen tulang hingga berbagai komplikasi lainnya dapat lebih tinggi. 

Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan secara holistik dari wawancara medis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk dapat menegakkan diagnosis dengan tepat dan menentukan tatalaksana lebih lanjut agar proses pemulihan dapat optimal. 

Kapan operasi patah tulang diperlukan? 

Pada saat penegakkan diagnosis patah tulang, biasanya dokter spesialis ortopedi yang menangani sudah mempertimbangkan metode mana yang lebih baik untuk dapat menangani kasus tersebut. Jika kondisinya bersifat ringan, biasanya akan didahulukan metode konservatif. Namun jika proses pemulihan tidak optimal, tindakan operasi dapat menjadi pilihan. 

Terdapat beberapa kasus yang biasanya dapat langsung ke tahap pembedahan tanpa melewati metode konservatif, seperti pada kasus fraktur yang bersifat kompleks. Opened fracture, dimana terdapat luka terbuka akibat bagian tulang yang menembus kulit dapat meningkatkan risiko infeksi dan berbagai komplikasi lain jika tidak segera ditangani dengan tindakan operasi. 

Selain itu, kasus fraktur dengan fragmen tulang yang banyak atau berukuran kecil, fraktur dengan pergeseran cukup besar, fraktur dengan risiko malunion dan non-union yang tinggi biasanya akan disarankan menggunakan prosedur operasi. 

Sama dengan metode konservatif, prosedur operasi juga bertujuan untuk melakukan imonilisasi, reduksi hingga fiksasi bagian tulang yang patah agar proses pemulihannya dapat optimal. 

Proses pemulihan patah tulang 

Perdarahan 

Pada kondisi fraktur, pada saat terjadinya patah pada tulang, maka akan terjadi kerusakan pada jaringan di sekitarnya. Hal ini menyebabkan perdarahan hingga membentuk hematoma atau bekuan darah. 

Peradangan 

Ketika ada perdarahan, maka respons tubuh adalah terjadinya proses inflamasi. Proses ini sangat penting untuk proses pemulihan. Sel radang berjalan ke daerah yang mengalami fraktur untuk mempersiapkan proses reparatif. 

Reparatif 

Pada tahapan ini akan mulai terbentuk sel tulang baru atau osteoblast yang berperan untuk proses pemulihan. Awalnya akan terbentuk kalus lunak yang kemudian akan mengalami proses hingga menjadi keras dan lebih kuat. Proses ini biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu hingga hitungan bulan, sangat dipengaruhi oleh lokasi dan derajat keparahan fraktur. 

Remodeling 

Pada proses ini, kalus yang sudah mulai mengeras akan menjadi lebih kuat seperti tulang normal. Pada tahap ini osteoclast memiliki peranan yang sangat penting agar proses pemulihan optimal dengan bentuk dan kekuatan yang sama. 

Pasca tindakan operasi, biasanya akan dilakukan upaya imobilisasi agar proses pemulihan dapat optimal, dari segi waktu, bentuk hingga kekuatan tulang yang sebelumnya mengalami fraktur. Oleh karena itu, penting untuk melakukan kontrol secara rutin dengan dokter spesialis ortopedi yang menangani agar dapat dilakukan follow up secara berkala. 

Selain itu, setelah imobilisasi dan fiksasi dalam waktu yang cukup lama, dapat terjadi penurunan kekuatan otot dan jaringan lain di sekitar tulang yang membantu untuk menopangnya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk melakukan rehabilitasi dan fisioterapi agar dapat membantu mengembalikan kekuatan otot dan jaringan lain di sekitarnya. 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Share This Article: