RS Bunda Group

Berita & Artikel

Tes Mantoux vs Tes Darah: Mana yang Lebih Akurat untuk TBC?

  • Beranda
  • Tes Mantoux vs Tes Darah: Mana yang Lebih Akurat untuk TBC?
tes-darah-rs-bunda-group

Pemeriksaan medis tes mantoux merupakan sebuah upaya untuk mendiagnosa pasien apakah terkena tuberkulosis atau tidak. Garis besarnya pemeriksaan medis ini melalui kulit dan bisa dilakukan atas adanya rekomendasi dari dokter setelah pemeriksaan.

Baca Juga: Kenali Test Mantoux untuk Anak

TBC atau Tuberkulosis merupakan sebuah infeksi dari virus Mycobacterium tuberculosis atau Mtb yang penularannya cukup berbahaya.

Serangannya bisa pada orang dewasa maupun anak-anak. Sebelum penyakit semakin parah, Anda bisa melakukan berbagai cara pencegahan, di antaranya adalah pemeriksaan kesehatan berkala.

Mengenal Tes Mantoux

Infeksi TBC disebabkan oleh adanya paparan kuman, dan pemeriksaan medis ini berguna untuk mendeteksi hal tersebut. Pemeriksaan medis ini dilakukan dengan cara memasukan cairan bernama PPD atau purified protein derived tepat pada kulit bagian lengan.

Untuk pasien yang sudah pernah terkena TBC sebelumnya, kulit akan tetap memunculkan reaksi bentol atau benjolan merah pada kulit. Selain disebut test mantoux, pemeriksaan medis ini dinamakan juga sebagai tuberculin skin test atau TST.

Dalam bahasa Indonesia, TST diartikan sebagai tes tuberkulin. TST dilakukan pada beberapa orang yang memiliki kontak erat dengan pasien. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada kemungkinan orang-orang tersebut tertular, baik dengan gejala maupun tanpa gejala.

Bakteri Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri yang paling sering menyerang paru-paru sehingga orang mengenalnya sebagai gangguan pada saluran pernapasan. Pemeriksaan tes mantoux pada umumnya direkomendasikan medis kepada balita.

Ketika orang terpapar TBC, ada dua golongan pasien, pertama pasien TBC aktif atau orang terpapar lalu menunjukan gejala. Kedua, TBC laten atau orang terpapar penyakit, tetapi tidak menunjukan gejala sama sekali.

Fungsi dari pemeriksaan TST adalah sebagai cara untuk mengetahui jenis infeksi apa yang mengenai orang tersebut. Potensi orang terpapar TBC laten atau tanpa gejala menjadi TBC aktif sangat mungkin, sehingga pemeriksaan TST juga membantu mencegah kemungkinan itu.

Selesai pemeriksaan, pasien terdampak TBC aktif juga harus melakukan pemeriksaan berkelanjutan selama 6 hingga 9 bulan. Jika lalai meminum obat, maka pengobatan harus diulangi dari awal. Sebelum melakukan tindakan pengobatan, wajib melakukan tes mantoux lebih dulu.

Tes Darah untuk TBC

Pemeriksaan yang berhubungan dengan darah sebagai deteksi pasien TBC dinamakan test IGRA. IGRA merupakan singkatan dari Interferon Gamma Release Assay. Test ini dilakukan untuk mendeteksi posisi bakteri Mtb yang menyebabkan tubuh terpapar TBC.

Pemeriksaan ini memiliki tujuan untuk memantau kadar protein tubuh setelah terpapar penyebab TBC. CDC mengungkapkan bahwa sel darah putih pasien terdampak TBC akan melepaskan interferon-gamma atau IFN-g saat tercampur antigen. 

Caranya tenaga medis mengetahui tubuh terpapar TBC atau tidak adalah ketika pemeriksaan tersebut menunjukkan reaksi positif terhadap keberadaan IFN-g. Tujuan dari IGRA test ini sebagai identifikasi jenis TBC apa yang mengenai tubuh, yakni apakah TBC laten atau aktif.

Selain IGRA, Anda juga bisa menjalankan tes mantoux dan biasanya pemeriksaan medis ini erat kaitannya dengan balita. Bedanya, jika IGRA mengambil darah, tes mantoux menekankan pemeriksaan melalui kulit lengan.

IGRA merupakan pemeriksaan lanjutan yang baru bisa dilaksanakan tenaga medis setelah adanya pemeriksaan fisik lebih dulu. Namun, pada beberapa keadaan tertentu, Anda bisa langsung meminta IGRA test pada dokter.

Pastikan Anda menemukan rumah sakit yang menyediakan IGRA test setelah mengalami beberapa kondisi berikut:

Baca Juga: Medical Check Up Bronkoskopi untuk Paru-paru Anda 

  1. Melakukan kontak erat dengan pasien terinfeksi TBC aktif.
  2. Berada di Amerika Selatan, Asia Tenggara, dan Afrika, dimana ketiga wilayah tersebut termasuk daerah yang rentan terkena paparan bakteri penyebab tuberkulosis.
  3. Bekerja pada tempat-tempat yang terdapat banyak pasien TB Caktif, seperti panti, klinik, rumah sakit, dan sebagainya.
  4. Mengidap penyakit yang berhubungan dengan imunitas, seperti HIV/AIDS.

Waspada ketika tubuh menunjukkan gejala meriang, muntah cenderung berdarah, dan batuk terus-menerus. Ketika menghadapi situasi tersebut dan pernah melakukan kontak erat dengan pasien TBC aktif, maka sebaiknya segera melakukan test IGRA di rumah sakit.

Kesimpulan

Dua tes di atas membantu Anda dalam mendiagnosa berbagai gejala yang dirasakan tubuh. Untuk tes mantoux memang lebih cocok sebagai sarana pemeriksaan medis untuk anak di bawah 5 tahun. Sementara IGRA tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 5 tahun.

Dengan demikian, tes TBC untuk balita silakan melakukan test mantoux jika orang tua melihat ada berbagai ciri bahaya yang sudah disebutkan di atas. Sementara untuk test IGRA bisa segera dilakukan pada orang dewasa dengan berbagai kondisi yang disebutkan.

Pada intinya, hendak menjalankan mantoux maupun IGRA, Anda wajib mengetahui secara detail dulu perihal kelebihan serta kekurangan keduanya. Setelah itu, silakan sesuaikan dengan kebutuhan melalui pengamatan terhadap kondisi tubuh.

Selain fakta bahwa mantoux lebih bersahabat untuk balita, selebihnya Anda akan diarahkan secara seksama oleh tenaga medis dalam melakukan pemeriksaan. 

Baca Juga: Medical Check Up Berkala untuk Kesehatan Anda

Baik tes mantoux maupun tes darah memiliki fungsi dan kelebihannya masing-masing. Reservasikan konsultasi Anda dengan dokter pilihan dari jadwal dokter kami untuk mengetahui lebilh lanjut. Kunjungi juga laman informasi kami untuk layanan kesehatan selengkapnya.

Bagikan Artikel Ini: