Kolonoskopi merupakan salah satu jenis pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menilai kondisi usus besar anak. Apa indikasi tindakan tersebut dan bagaimana efektifitasnya? Mari kita bahas lebih dalam.
Tidak hanya dewasa, anak juga dapat mengalami gangguan pada sistem pencernaan, termasuk pada usus besar. Setelah melewati rangkaian pemeriksaan dari wawancara medis, pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan penunjang awal, bila diperlukan dokter spesialis anak bisa menyarankan pemeriksaan penunjang berupa kolonoskopi.
Kolonoskopi
Kolonoskopi merupakan tindakan endoskopi yang dilakukan untuk memeriksa bagian dalam usus besar. Alat yang digunakan berupa tabung yang berukuran kecil dengan bagian ujung berupa kamera disertai dengan sumber cahaya.
Alat ini juga dapat dihubungkan dengan monitor sehingga dokter yang melakukan tindakan dapat melihat posisi alat dan hasil pemeriksaannya. Berbeda dengan tindakan pada dewasa, kolonoskopi pada anak biasanya menggunakan alat yang lebih kecil.
Bertujuan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada bagian dalam usus besar, biasanya tindakan kolonoskopi dilakukan dengan memasukkan alat dari lubang anus hingga ke usus besar, khususnya pemeriksaan lebih detail pada area yang diperlukan.
Persiapan kolonoskopi pada anak
Sebelum melakukan tindakan kolonoskopi, biasanya dokter akan tidak hanya memberikan penjelasan kepada orang tua, pihak keluarga atau pendamping, tapi juga kepada pasien.
Meskipun anak belum terlalu mengerti, dokter akan memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana terkait tindakan yang akan dilakukan dan kenapa tindakan tersebut harus dilakukan. Dengan adanya edukasi pada anak, maka anak akan merasa dilibatkan terkait dengan kesehatannya.
Konsumsi makanan sebelum tindakan juga harus diperhatikan. Biasanya dokter akan menyarankan untuk tidak konsumsi makanan padat dalam beberapa hari sebelum tindakan. Dokter biasanya akan menyarankan konsumsi cairan jernih seperti air putih, kaldu bening, teh tanpa daun hingga jus tanpa pulp. Namun hal ini sebaiknya juga didiskusikan kembali dengan dokter yang menangani.
Selain itu, anak juga tidak disarankan konsumsi minuman yang memiliki warna merah, ungu atau oranye karena berisiko meninggalkan stain atau warna pada permukaan usus bagian dalam. Hal ini bisa mempengaruhi gambar hasil kolonoskopi dan bisa menyebabkan hasil false positive dari pemeriksaan tersebut.
Sebelum tindakan, tidak jarang anak akan diberikan obat pencahar agar dapat memudahkan proses tindakan kolonoskopi dan memperoleh hasil pemeriksaan yang lebih jelas. Terkait jenis obat dan dosisnya akan dijelaskan lebih lanjut oleh dokter yang menangani.
Kolonoskopi pada anak, biasanya diberikan sedasi atau bius ringan untuk menjaga anak tetap tenang selama tindakan. Pada hari dilakukan tindakan, anak biasanya juga diminta untuk berpuasa untuk menghindari efek samping atau risiko pasca tindakan.
Tujuan kolonoskopi
Kolonoskopi merupakan tindakan yang dilakukan setelah proses anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang awal, namun dokter yang menangani membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk dapat menegakkan diagnosis.
Tindakan kolonoskopi biasanya dilakukan jika ada keluhan yang berkaitan pada sistem pencernaan, khususnya usus besar atau kolon. Beberapa kasus yang membutuhkan pemeriksaan kolonoskopi biasanya peradangan atau inflamasi usus kronis seperti Crohn disease atau kolitis ulserativa, polip hingga tumor kolon.
Kolonoskopi juga dapat dilakukan untuk follow up atau evaluasi terapi. Bisa juga dilakukan pada anak dengan keluhan diare atau konstipasi jangka panjang tanpa sebab lain yang mendasari, sudah diberikan terapi namun kondisi tidak membaik.
Sama halnya dengan endoskopi pada bagian tubuh lain, tindakan kolonoskopi juga bisa dilakukan untuk pengambilan sampel jaringan atau biopsi. Kemudian jaringan akan diperiksa lebih lanjut di laboratorium oleh dokter spesialis patologi anatomi.
Tindakan ini dapat dilakukan pada kasus tumor usus besar untuk memastikan jenisnya, menyingkirkan kemungkinan ke arah keganasan dan untuk mengetahui terapi lebih lanjut.
Pasca tindakan kolonoskopi, dokter yang menangani juga akan menjadwalkan kontrol untuk evaluasi dan diskusi lebih lanjut terkait kondisi anak dan hasil pemeriksaan.
Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene