Gagal ginjal bisa digolongkan menjadi beberapa tingkatan keparahan atau stadium. Bagaimana gejala dan tatalaksana pada stadium awal? Mari kita bahas lebih lanjut.
Ginjal memiliki peranan yang sangat penting dalam tubuh karena fungsinya yang begitu banyak untuk dapat menjaga metabolisme tubuh agar dapat terjaga dengan baik. Salah satu jenis penyakit ginjal yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara signifikan adalah gagal ginjal.
Gagal ginjal secara garis besar dapat terbagi menjadi dua golongan besar berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) dan gagal ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD).
Stadium acute kidney injury
Klasifikasi pada kondisi AKI dapat digolongkan menjadi RIFLE criteria untuk dapat mengklasifikasikan tingkat keparahannya.
Risk
Terjadi peningkatan serum kreatinin ≥ 1,5 kali dan penurunan laju filtasi glomerulus (GFR) ≥ 25%. Selain itu, terdapat penurunan produksi urin < 0,5 ml/kg/jam selama lebih dari 6 jam.
Injury
Terjadi peningkatan serum kreatinin ≥ 2 kali dan penurunan GFR ≥ 50%. Selain itu, terdapat penurunan produksi urin < 0,5 ml/kg/jam selama lebih dari 12 jam.
Failure
Terjadi peningkatan serum kreatinin ≥ 3 kali dan penurunan GFR ≥ 75%. Selain itu, terdapat penurunan produksi urin < 0,3 ml/kg/jam selama 24 jam atau anuria selama 12 jam.
Loss
Terjadi kehilangan fungsi ginjal secara persisten selama lebih dari 4 minggu.
End-stage
Terjadi kehilangan fungsi ginjal secara persisten selama lebih dari 3 bulan.
Stadium chronic kidney disease
Tidak hanya AKI yang memiliki klasifikasi derajat keparahannya, namun gagal ginjal kronis juga memiliki klasifikasi yang dapat mengkategorikan derajat keparahan perjalanan penyakit gagal ginjal yang dialami.
Stadium 1
GFR ≥ 90 ml/menit/1,73 m². Pada fase ini fungsi ginjal tetap normal, namun jika dilakukan skrining seperti pemeriksaan urin dapat ditemukan proteinuria atau kerusakan pada struktur ginjal.
Stadium 2
GFR antara 60-89 ml/menit/1,73 m². Pada fase ini sudah mulai ada tanda kerusakan ginjal.
Stadium 3
GFR antara 30-59 ml/menit/1,73 m². Pada fase ini sudah mulai ada tanda kerusakan ginjal yang signifikan.
Stadium 4
GFR antara 15-29 ml/menit/1,73 m². Pada fase ini sudah terdapat gangguan yang berat pada fungsi ginjal. Pada tahap ini juga dapat dilakukan tindakan cuci darah atau hemodialisis secara rutin.
Stadium 5
GFR antara < 15 ml/menit/1,73 m². Pada fase ini sudah berada di gagal ginjal stadium akhir. Tindakan hemodialisis akan lebih sering frekuensinya dan jika sudah tidak dapat ditangani dengan hemodialisis, tindakan transplantasi ginjal dapat dipertimbangkan oleh dokter yang menangani.
Bagaimana gejala gagal ginjal stadium awal?
Pada gagal ginjal stadium awal bisa saja tidak menimbulkan keluhan yang berarti. Khususnya pada kasus CKD yang perjalanan penyakitnya membutuhkan waktu yang relatif lebih panjang. Selain itu, gejala pada stadium awal cenderung tidak spesifik, atau dengan kata lain, gejala yang serupa juga dapat ditemukan pada penyakit lain.
Gejala yang umum ditemukan pada gagal ginjal stadium awal adalah mudah lelah atau merasa lemas tanpa sebab yang jelas. Selain itu, dapat juga disertai dengan perubahan pola buang air kecil. Buang air kecil dapat lebih sering namun volume urin cenderung menurun. Dapat juga disertai dengan urin yang berbusa karena ada protein di dalamnya atau proteinuria.
Karena gejala pada stadium awal cenderung tidak khas, jika memiliki faktor risiko tertentu atau ada riwayat anggota keluarga dengan gagal ginjal, sangat penting untuk melakukan skrining rutin melalui pemeriksaan medical check up untuk dapat memperoleh deteksi dini dan tatalaksana yang tepat sebelum terjadi berbagai komplikasi.
Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene