RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Infeksi Paru-Paru : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus ke Dokter

Infeksi Paru-Paru : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus ke Dokter

infeksi paru-paru : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus ke Dokter

Salah satu organ yang penting pada sistem pernapasan adalah paru-paru. Ketika mengalami infeksi, pasti akan sangat mempengaruhi pernapasan dan metabolisme tubuh. Mari kita bahas lebih lanjut terkait infeksi paru. 

Sistem pernapasan kita merupakan sistem yang kompleks dan melibatkan begitu banyak organ yang memiliki peranan penting dalam proses pengambilan oksigen yang diperlukan oleh tubuh dan pengeluaran karbondioksida yang merupakan zat sisa metabolisme. 

Sistem pernapasan terdiri dari saluran pernapasan bagian atas, yaitu hidung, faring, hingga laring. Sedangkan saluran pernapasan bagian bawah terdiri dari trakea yang merupakan batang tenggorokan, bronkus, bronkiolus dan alveolus. Organ utama yang berperan dalam sistem pernapasan adalah paru. Proses pernapasan juga melibatkan diafragma dan otot interkostal. 

Infeksi paru 

Organ paru sendiri terdiri dari dua lobus, yaitu sisi kiri dan kanan. Paru juga dilapisi oleh pleura yang berperan sebagai pelindung. Organ paru juga memiliki bagian berupa bronkus yang merupakan cabang besar dari trakea, bronkiolus yang merupakan cabang dari bronkus, dan alveolus yang berperan dalam pertukaran oksigen dan karbondioksida di dalam paru. 

Ketika paru mengalami infeksi, bisa saja melibatkan seluruh bagian atau sebagian saja dari organ paru. Ketika terjadi peradangan yang disebabkan oleh infeksi pada area bronkus akan menimbulkan bronkitis, jika melibatkan bronkiolus dapat menyebabkan bronkiolitis. Sedangkan jika melibatkan alveolus maka akan menimbulkan pneumonia. 

Infeksi paru sendiri dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, termasuk dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, jamur hingga parasit. Tatalaksananya dapat sangat berbeda jika mikroorganisme penyebab utama kondisi infeksi berbeda. 

Gejala umum pada infeksi paru adalah keluhan batuk, dapat bersifat kering maupun berdahak. Keluhan demam juga sering ditemukan pada kondisi infeksi paru. Seringkali dapat disertai dengan sesak napas pada kondisi yang cukup berat, disertai dengan keluhan nyeri pada dada. Pada beberapa kondisi dapat juga ditemukan rasa mudah lelah dan hidung tersumbat. 

Pneumonia 

Ketika mendengar istilah infeksi paru, maka seringkali dikaitkan dengan pneumonia. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun bisa saja kurang tepat jika kondisi infeksi terjadi di bagian lain dari paru. Dengan kata lain, pneumonia merupakan salah satu jenis infeksi paru. Tapi infeksi paru tidak selalu berarti menandakan adanya pneumonia. 

Selain ditemukan adanya gejala umum infeksi paru, pada pasien dengan pneumonia biasanya sering disertai dengan gangguan pernapasan seperti keluhan sesak napas, nyeri dada, bunyi saat bernapas (wheezing atau crackles) hingga penurunan saturasi oksigen. 

Ketika terdapat gejala khas infeksi paru yang tidak kunjung membaik, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter agar dapat memperoleh terapi yang sesuai, terlebih jika sudah ditemukan gangguan pernapasan.  

Jika terdapat tanda berupa perubahan warna bibir, kuku maupun kulit yang tampak kebiruan, sangat disarankan untuk segera dibawa ke unit gawat darurat agar segera diberikan terapi oksigen dan penanganan lanjutan karena sudah ditemukan adanya kurangnya oksigen di jaringan tubuh. 

Pneumonia seringkali disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus yang sebenarnya dapat dibantu upaya pencegahannya menggunakan vaksinasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan vaksinasi yang lengkap sehingga tubuh dapat memiliki antibodi spesifik untuk melawan kondisi infeksi. Sekalipun terinfeksi, gejala yang ditimbulkan cenderung akan relatif lebih ringan dibandingkan dengan yang tidak menerima vaksinasi. 

Untuk pneumonia, vaksinasi yang dapat diberikan antara lain adalah penumococcal conjugate vaccine, seperti PCV13 atau PCV15, pneumococcal polysaccharide vaccine, seperti PPSV23 untuk melawan bakteri pneumokokus. Selain itu, untuk melawan virus yang dapat menimbulkan pneumonia, pemberian vaksin COVID-19 dapat dilakukan. 

Share This Article: