RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Hamil Anggur : Penyebab, Gejala dan Kapan Harus Ke Dokter

Hamil Anggur : Penyebab, Gejala dan Kapan Harus Ke Dokter

Hamil Anggur : Penyebab, Gejala dan Kapan Harus Ke Dokter

Ketika janin pada masa kehamilan tidak berkembang, seringkali disebut dengan hamil anggur. Namun ternyata pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar. Mari kita bahas lebih lanjut. 

Hamil anggur atau mola hidatidosa adalah kondisi dimana terdapat kehamilan abnormal, pembentukan plasenta yang tidak normal. Plasenta berkembang dan membentuk kumpulan kista di dalam rahim. Karena bentuk yang menyerupai buah anggur inilah sehingga seringkali disebut dengan hamil anggur. 

Dengan pembentukan plasenta yang tidak normal, maka perkembangan embrio juga tidak dapat berlangsung dengan baik atau bahkan dapat tidak berkembang sama sekali. 

Berdasarkan kondisi tersebut, mola hidatidosa dapat digolongkan menjadi 2, yaitu mola parsial dimana sebagaian plasenta masih berkembang dengan normal dan mola lengkap dimana perkembangan plasenta secara menyeluruh tidak normal. 

Penyebab 

Kondisi hamil anggur biasanya disebabkan oleh faktor genetik. Secara umum, terjadinya hamil anggur karena adanya proses pembuahan yang tidak normal. Seharusnya sel telur dibuahi oleh 1 sel sperma. 

Pada mola parsial, sel telur yang normal dibuahi oleh 2 sel sperma sekaligus sehingga terjadi kelainan pada saat perkembangan hasil pembuahan. Seharusnya ditemukan 46 kromosom, namun ditemukan hingga 69 kromosom.  

Pada kondisi ini, kemungkinan masih bisa terbentuk hasil pembuahan, namun biasanya terdapat kelainan yang cukup berat sehingga akan sulit untuk melanjutkan perkembangan atau hidup. 

Sedangkan pada mola lengkap, sel telur yang dibuahi oleh 2 sel sperma tidak memiliki isi materi genetik. Oleh karena itu, tidak ada hasil pembuahan namun materi genetik sel sperma tetap mengalami pembelahan sehingga menghasilkan pertumbuhan plasenta yang abnormal. 

Gejala 

Pada masa awal hamil anggur, dapat ditemukan tanda-tanda yang sama seperti ditemukan pada kehamilan normal. Hasil tes kehamilan dapat ditemukan positif dan tanda-tanda sekunder lain seperti mual muntah juga dapat ditemukan. Namun pada kondisi hamil anggur kebanyakan mengalami keluhan muntah akan lebih parah. 

Hamil anggur dapat disertai dengan perdarahan per vaginam. Perdarahan dapat berwarna coklat tua pada usia kehamilan trimester pertama. Pembesaran rahim akan lebih cepat dibandingkan dengan usia kehamilan normal. 

Pada beberapa wanita dapat ditemukan juga keluhan berupa nyeri panggul yang hebat. Selain itu, karena hasil pembuahan tidak berkembang dengan baik maka tidak akan ditemukan detak jantung janin pada pemeriksaan ultrasound. 

Pada mola hidatidosa memiliki kadar hCG akan lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan normal. Hal ini juga yang memicu terjadinya keluhan mual muntah yang hebat. Dapat juga disertai dengan keluhan preeklampsia dini seperti tekanan darah tinggi. 

Faktor Risiko 

Terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami hamil anggur. Usia ibu yang terlalu muda, di bawah 20 tahun, atau terlalu tua, lebih dari 35 tahun, memiliki angka kejadian yang lebih rentan mengalami mola hidatidosa. 

Riwayat hamil anggur pada kehamilan sebelumnya dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami keluhan serupa. Hal yang sama terjadi ketika memiliki riwayat keguguran sebelumnya. 

Asupan gizi pada masa kehamilan sangatlah penting karena dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin pada masa kehamilan. Jika mengalami kurang asam folat dan vitamin A dapat meningkatkan risiko hamil anggur. 

Riwayat keluarga dengan hamil anggur dapat juga meningkatkan risiko orang tersebut mengalami hal yang serupa. Pada beberapa penelitian, wanita yang tinggal di area Asia Tenggara, Amerika Latin dan Afrika berisiko lebih tinggi mengalami mola hidatidosa. 

Diagnosis 

Anamnesis 

Pada wawancara medis dokter akan menggali lebih dalam terkait keluhan yang dialami, termasuk berbagai kemungkinan faktor risiko yang ada. Penting untuk mengetahui hari pertama haid terakhir atau HPHT untuk dapat membantu menentukan usia kehamilan dan membandingkan dengan hasil pemeriksaan klinis. 

Tanda dan gejala khas untuk hamil anggur juga penting untuk diketahui, seperti perdarahan dari vagina, mual muntah hebat, pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia kehamilan dan gejala lainnya. 

Pemeriksaan Fisik 

Pada pemeriksaan fisik awal, dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan dan suhu tubuh. Pada pemeriksaan ini bisa saja ditemukan dalam batas normal. Namun jika disertai dengan preeklampsia dapat disertai dengan peningkatan tekanan darah. 

Dokter biasanya dapat melakukan pemeriksaan panggul untuk menilai perbandingan antara usia kehamilan dengan pembesaran rahim serta pemeriksaan area vagina jika disertai dengan keluhan perdarahan atau keluar jaringan abnormal. 

Pemeriksaan Penunjang 

Pemeriksaan penunjang yang biasanya dilakukan adalah pengukuran kadar hCG. Pada mola hidatidosa biasanya ditemukan peningkatan hormon hCG yang lebih tinggi dari pada kehamilan normal.  

Dokter juga biasanya akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk menegakkan diagnosis hamil anggur. Biasanya tidak ditemukan janin atau detak jantung janin pada mola lengkap. Tanda khas yang dapat ditemukan adalah terlihat struktur plasenta yang abnormal menyerupai kumpulan kista yang terlihat seperti buah anggur atau sarang lebah.  

Terapi 

Tujuan terapi mola hidatidosa adalah untuk mengeluarkan jaringan plasenta abnormal dan mencegah terjadinya komplikasi yang mungkin terjadi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan tindakan kuretase yang dilakukan dengan prosedur anestesi atau pembiusan. 

Untuk mencegah keluhan berulang, khususnya untuk wanita yang tidak berencana untuk hamil kembali di kemudian hari, tindakan pengangkatan rahim atau histerektomi dapat dilakukan.  

Pasca tindakan, akan tetap dilakukan monitoring terhadap kadar hCG dalam darah. Harus dipastikan hCG turun hingga 0 kembali. Jika masih tinggi, bisa dicurigai adanya jaringan mola hidatidosa yang tersisa dan berisiko menimbulkan komplikasi. 

Pasca tindakan, biasanya akan disarankan untuk menunda kehamilan dalam 6 bulan hingga 1 tahun. Upaya ini penting dilakukan untuk mencegah risiko terjadinya hamil anggur berulang. 

Pencegahan 

Upaya pencegahan hamil anggur relatif sulit untuk dilakukan karena berkaitan erat dengan faktor genetik. Namun dengan melakukan konsultasi persiapan sebelum kehamilan dapat membantu mencegah kondisi ini terjadi. 

Sangat penting untuk menjaga asupan pada masa kehamilan agar perkembangan hasil pembuahan dan jaringan plasenta dapat berlangsung dengan baik. Selain itu, hindari kehamilan berisiko seperti usia ibu yang terlalu muda. 

Penting untuk melakukan pemantauan ketat pada masa kehamilan, khususnya jika ada riwayat keguguran maupun hamil anggur sebelumnya. Setelah mengalami hamil anggur, beri jarak kehamilan sekitar 6 bulan hingga 1 tahun, sesuai dengan anjuran dokter yang menangani. 

Komplikasi 

Sangat penting untuk segera melakukan tindakan kuretase jika diagnosis hamil anggur sudah ditegakkan sebelum terjadi komplikasi yang tidak diinginkan. Penyakit trofoblastik gestasional dapat juga ditemukan jika masih ada jaringan mola hidatidosa yang tertinggal. 

Jaringan hamil anggur juga dapat berisiko berkembang menjadi koriokarsinoma atau kanker. Jika berkembang semakin berat dapat mengalami metastasis dan menyebar ke berbagai organ lain. 

Hamil anggur juga dapat menimbulkan komplikasi berupa perdarahan hebat, preeklampsia dini, hipertiroidisme hingga infeksi. 

Kapan Harus ke Dokter? 

Meskipun serupa, hamil anggur tidak sama dengan kondisi janin tidak berkembang. Pada janin tidak beekembang atau kehamilan anembrionik, hasil pembuahan sudah menempel pada dinding rahim namun perkembangan embrio yang mengalami kegagalan. 

Ketika sudah melakukan tes kehamilan dan ditemukan positif, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Upaya ini penting untuk deteksi dini kelainan kehamilan seperti mola hidatidosa maupun untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin pada kehamilan normal. 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Share This Article: