Anak memiliki jadwal imunisasi yang telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jadwal ini sangat penting untuk dipenuhi agar anak dapat memiliki imunitas tubuh yang optimal untuk menghadapi berbagai penyakit. Salah satu vaksin yang sangat direkomendasikan adalah DPT.
Ikatan Dokter Anak Indonesia telah membuat jadwal imunisasi yang direkomendasikan. Terdapat beberapa jenis vaksin yang wajib diberikan pada anak dan ada juga beberapa jenis vaksin yang disarankan. Jadwal ini sangat penting untuk dipenuhi agar anak memiliki antibodi yang penting untuk melawan berbagai penyakit.
Vaksin DPT
Vaksin DPT atau difteri, pertusis dan tetanus merupakan salah satu vaksin yang diwajibkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, bahkan dimasukkan juga dalam program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) agar semua anak dapat menerima booster sesuai jadwal dan imunitas tubuh dapat terbentuk dengan optimal.
Penyakit difteri disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit pertusis atau batuk rejan disebabkan oleh infeksi bakteri Bordatella pertussis. Sedangkan penyakit tetanus disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani.
Vaksin DPT berisi komponen dari ketiga bakteri tersebut yang dilemahkan atau dimatikan sehingga ketika vaksinasi dilakukan tidak menimbulkan penyakit pada orang tersebut.
Upaya pemberian vaksin dilakukan untuk merangsang respon imunitas tubuh agar membentuk antibodi yang spesifik, sehingga ketika suatu saat terinfeksi dapat melawan infeksi tersebut. Sekalipun terinfeksi, gejala yang ditimbulkan biasanya akan jauh lebih ringan dibandingkan dengan orang yang belum menerima vaksin.
Pemberian vaksin DPT
Pemberian vaksin DPT dapat disesuaikan dengan rekomendasi jadwal imunisasi yang telah dibuat oleh IDAI. Pemberian vaksin dapat diberikan pada usia anak 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan.
Setelahnya dapat diberikan vaksin booster saat menginjak kelas 1, kelas 2 dan kelas 5 dengan mengikuti program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di sekolah dasar. Selain itu, orang dewasa juga disarankan untuk diberikan booster vaksin tetanus secara rutin setiap 10 tahun untuk dapat menjaga kekebalan tubuh terhadap infeksi ini.
Metode pemberian vaksin DPT dilakukan dengan injeksi atau suntikan intramuskular (IM), yaitu dengan menyuntikkan vaksin ke dalam otot. Pada bayi dan anak kecil, lokasi suntikan biasanya diberikan pada otot paha bagian atas. Sedangkan pada anak yang lebih besar akan diberikan pada area otot lengan atas atau deltoid.
Pentingkah imunisasi DPT?
Secara umum, pemberian vaksin sangatlah penting untuk membantu terbentuknya imunitas tubuh, khususnya antibodi, untuk melawan berbagai mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh dan dapat menimbulkan penyakit.
Imunisasi DPT dilakukan untuk melawan infeksi bakteri yang dapat menimbulkan penyakit difteri, pertusis atau batuk rejan dan tetanus. Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai manifestasi klinis, dari yang bersifat ringan hingga berat. Pada kondisi berat dapat menimbulkan berbagai komplikasi hingga gangguan pernapasan bahkan kematian.
Vaksinasi DPT mungkin tidak selalu dapat mencegah terjadinya infeksi difteri, pertusis dan tetanus, namun orang yang telah menerima vaksin akan mengalami gejala yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.
Selain itu, pemberian vaksin dengan lengkap dan sesuai dengan jadwal yang dianjurkan oleh dokter dapat membantu pembentukan imunitas tubuh yang optimal. Dengan imunisasi yang lengkap dapat juga membantu mencegah proses penularan penyakit.
Dampak tidak vaksin DPT
Difteri dan pertusis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat dengan mudah ditularkan antara satu orang dengan yang lain melalui droplet orang yang terinfeksi. Kondisi ini dapat dibantu pencegahannya dengan vaksinasi sehingga risiko penularan dapat lebih rendah, khususnya untuk bayi dan anak.
Selain itu, meskipun tetanus tidak dapat ditularkan secara langsung antar manusia, namun anak yang pada usianya sedang aktif bermain di luar ruangan lebih rentan mengalami luka dan bisa saja terinfeksi tetanus karena kontaminasi.
Berbagai gejala berat yang dapat ditimbulkan dari penyakit tersebut seperti gangguan pernapasan pada difteri dan pertusis, kejang hingga gagal napas pada tetanus dapat dibantu dicegah dengan vaksinasi.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan vaksinasi pada anak sesuai dengan jadwal imunisasi yang telah direkomendasikan oleh IDAI, termasuk vaksin DPT yang diwajibkan.
Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene