Istilah stunting cukup sering didengar, khususnya ketika membahas pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun apa sebenarnya stunting dan bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk dapat membantu mengatasinya? Mari kita bahas lebih lanjut.
Stunting merupakan istilah medis yang cukup sering ditemukan ketika membahas pertumbuhan anak. Stunting merupakan kondisi dimana pertumbuhan fisik anak terganggu sehingga menyebabkan tinggi anak tidak sesuai dengan usianya.
Kondisi stunting ini berkaitan erat dengan kurangnya asupan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembang anak. Namun di sisi lain, ketika anak mengalami stunting, bisa saja tidak mengalami gangguan dalam perkembangan.
Keadaan stunting atau dapat disebut dengan kekerdilan biasanya disebabkan oleh kondisi malnutrisi yang bersifat kronis. Hal ini bisa terjadi ketika asupan makanan tidak memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak.
Penyebab
Anak setiap hari membutuhkan asupan yang bernutrisi. Tidak hanya asupan makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak, anak juga membutuhkan asupan mikronutrien berupa vitamin dan mineral.
Ketika anak tidak memperoleh nutrisi yang sesuai dan dialami dalam jangka waktu yang cukup panjang, anak dapat mengalami malnutrisi kronis. Pertumbuhan dan perkembangan anak berada pada masa emas saat masa kehamilan hingga usia 2 tahun. Masa ini disebut juga dengan 1000 hari pertama kehidupan.
Kebutuhan anak akan makronutrien dan mikronutrien sangat diperlukan untuk tumbuh kembangnya. Tidak hanya memperhatikan kuantitas makanan yang dikonsumsi anak, namun variasi, kualitas dan keseimbangan nutrisi yang dikonsumsi sangatlah penting.
Tumbuh kembang anak tidak hanya berlangsung setelah dilahirkan, tapi juga sudah dimulai pada masa kehamilan. Jika saat hamil ibu mengalami kurang gizi, anemia atau mengalami penyakit lain dapat mempengaruhi pertumbuhan anak dan berisiko mengalami stunting.
Selain itu, jika anak sering mengalami sakit, khususnya terkait dengan sistem pernapasan dan pencernaan maka anak akan lebih berisiko mengalami stunting. Hal ini dapat terjadi karena nutrisi yang masuk ke dalam tubuh yang seharusnya digunakna untuk pertumbuhan dan perkembangan terpakai untuk melawan infeksi dan berbagai penyakit lainnya.
Kondisi lingkungan yang tidak bersih dan sanitasi diri yang kurang juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami stunting. Hal ini terjadi karena ketika sanitasi buruk, risiko terkena infeksi akan meningkat bersamaan dengan risiko anak mengalami stunting.
Penting untuk memberikan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan anak. Sangat disarankan untuk memberikan ASI eksklusif pada anak saat 6 bulan pertama. Hal ini diperlukan karena tidak hanya penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak, tapi juga antibodi yang diperoleh melalui pemberian ASI.
Akses terhadap layanan kesehatan juga sangatlah penting. Perlu memiliki kesadaran tinggi terkait pentingnya imunisasi, kontrol tumbuh kembang rutin dan perawatan medis lainnya yang diperlukan. Jika kesadaran akan pentingnya hal ini rendah, maka deteksi dan penanganan stunting juga bisa terlambat.
Gejala
Gejala stunting pada anak dapat terlihat dari gangguan dalam pertumbuhannya. Selain itu, tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan, kondisi ini juga dapat mempengaruhi perkembangan anak. Meskipun tidak selalu disertai dengan gangguan perkembangan.
Gejala khas stunting pada anak adalah tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan usia sebayanya. Kondisi ini akan lebih cepat terdeteksi ketika anak melakukan pemeriksaan rutin di layanan kesehatan seperti posyandu.
Selain tinggi badan, anak dengan stunting dapat disertai dengan gangguan aktivitas motorik. Bisa terjadi keterlambatan dalam anak berjalan, berbicara maupun aktivitas lainnya.
Anak dengan stunting bisa juga mengalami gangguan perkembangan kognitif seperti munculnya masalah dalam belajar, konsentrasi dan memecahkan masalah. Meskipun tidak selalu ditemukan, namun kondisi ini juga dapat menjadi bahan evaluasi.
Karena stunting berkaitan erat dengan kondisi malnutrisi kronis, biasanya anak dengan kondisi ini memiliki imunitas tubuh yang lebih lemah. Nutrisi yang cukup sangat diperlukan untuk membutuhkan imunitas tubuh yang baik.
Selain itu, anak dengan stunting dapat juga terlihat mudah lelah. Hal ini juga bisa berkaitan dengan asupan nutrisi yang diperoleh tidak sesuai dengan kebutuhan anak yang sedang dalam masa aktifnya.
Perbedaan kondisi fisik pada anak dengan stunting bisa mempengaruhi interaksi sosialnya. Tidak jarang anak merasa minder dan kurang percaya diri dengan kondisi fisiknya yang berbeda dengan anak di usianya.
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor risiko stunting yang disampaikan oleh UNICEF (United Nations International Children´s Emergency Fund). Faktor nutrisi merupakan salah satu hal yang memiliki peranan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, ketika asupan nutrisi anak tidak baik dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan hingga stunting.
Nutrisi tidak hanya penting saat anak sudah lahir. Kebutuhan nutrisi harus dipenuhi sejak anak di dalam kandungan. Pada masa 1000 hari pertama kehidupan anak merupakan fase penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Anak yang tidak memperoleh ASI dan tidak terpenuhi kebutuhan nutrisinya akan lebih berisiko mengalami stunting. Tidak hanya nutrisi, ASI juga berperan untuk membantu imunitas tubuh anak.
Sangat penting untuk memberikan anak konsumsi makanan dengan gizi seimbang. Jika hanya fokus pada makronutrien namun tidak memperhatikan mikronutrien maka risiko anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan hingga stunting akan lebih tinggi.
Anak yang sering mengalami sakit, khususnya yang disebabkan oleh infeksi akan lebih rentan mengalami stunting. Hal ini terjadi karena nutrisi yang masuk dan dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan terpakai untuk mengatasi kondisi infeksi dalam tubuh.
Selain itu, riwayat penyakit penyerta lain juga dapat mempengaruhi kondisi tumbuh kembang anak. Jika anak memiliki imunitas yang lebih lemah maka risiko mengalami stunting akan lebih tinggi karena risiko mengalami infeksi juga tinggi.
Lingkungan juga merupakan hal yang sangat penting. Jika tidak dapat menjaga kebersihan lingkungan dengan baik, maka risiko penularan infeksi akan lebih tinggi sehingga anak akan lebih sering sakit dan risiko mengalami stunting juga lebih tinggi.
Kesadaran akan pentingnya kesehatan dan nutrisi dalam keluarga juga sangatlah penting. Dengan kesadaran dan akses ke layanan kesehatan yang kurang memadai, maka diagnosis stunting akan terlambat. Hal ini berpengaruh ke tatalaksana dan risiko terjadi komplikasi.
Selain itu, faktor genetik juga dapat mempengaruhi kondisi stunting pada anak. Namun peran faktor genetik biasanya tidak setinggi faktor lain. Oleh karena itu, jika ada risiko dari faktor genetik, sangat penting untuk memperhatikan faktor lainnya agar kondisi stunting dapat dicegah.
Diagnosis
Anamnesis
Untuk dapat mengetahui tanda dan gejala saat ini, akan dilakukan wawancara medis. Karena stunting sering dialami pada anak, biasanya metode anamnesis yang dilakukan adalah alloanamnesis, dengan memperoleh informasi dari orang tua atau orang lain yang dekat dengan anak tersebut.
Karena tanda khas dari stunting berkaitan dengan tinggi badan, maka keluhan yang ditemukan biasanya pertumbuhan atau tinggi badan yang tidak sesuai dengan anak seusianya.
Meskipun jarang, dapat juga disertai dengan gangguan perkembangan dalam hal kemampuan motorik hingga gangguan dalam proses belajar. Anak bisa merasa minder untuk bersosialisasi dengan orang di sekitarnya.
Perlu dilakukan evaluasi terkait berbagai faktor risiko yang bisa mendasari seperti faktor genetik dalam keluarga, riwayat pemberian nutrisi, riwayat vaksinasi hingga riwayat penyakit sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, dari tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan dan suhu tubuh. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital biasanya akan ditemukan dalam batas normal jika tidak ada riwayat penyakit lain yang menyertai.
Sangat penting untuk dilakukan pemeriksaan tinggi badan anakdan dibandingkan dengan anak usianya. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan menggunakan kurva tinggi badan WHO yang sudha disesuaikan dengan usia anak.
Dengan melakukan plotting data menggunakan grafik pertumbuhan WHO dapat membantu menilai status gizi anak saat ini dan menegakkan diagnosis. Sangat penting untuk memperhatikan jenis grafik yang digunakan. Pastikan sesuai dengan jenis kelamin dan usianya.
Dari hasil tersebut akan terlihat apakah anak tergolong stunting atau tidak. Jika hasil tinggi badan di bawah -2 standar deviasi (SD) sesuai grafik WHO usianya, maka anak tergolong dalam stunting. Jika hasilnya lebih dari -3 SD maka anak tergolong dalam severe stunting.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk membantu pemilihan tatalaksana dan evaluasi lebih lanjut, dokter dapat menyarankan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium darah untuk menilai penyebab terjadinya stunting. Biasanya akan dinilai kadar zat besi, vitamin D dan zink.
Terapi
Stunting berkaitan erat dengan kondisi malnutrisi. Oleh karena itu, terapi utamanya adalah dengan memperbaiki nutrisi yang diberikan pada anak. Tidak hanya memperhatikan makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak, namun mikronutrien sangatlah penting, yaitu vitamin dan mineral.
Bila diperlukan dapat diberikan suplemen untuk membantu memperbaiki status gizi anak. Khususnya pada kondisi malnutrisi yang disebabkan oleh vitamin atau mineral tertentu yang sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium sebelumnya.
Untuk anak kurang dari 2 tahun, pemberian ASI sangatlah penting. Tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan nutrisi, namun ASI juga sangat penting untuk imunitas tubuh anak.
Selain aspek nutrisi, perlu diperhatikan juga apakah ada riwayat penyakit lain yang menyertai kondisi anak saat ini. Kontrol terhadap penyakit dan pengatasan infeksi sangat penting agar nutrisi yang diberikan fokus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Untuk membantu mencegah infeksi, pemberian imunisasi yang lengkap sesuai dengan rekomendasi dokter sangatlah penting. Dengan adanya vaksin yang diberikan, maka antibodi akan terbentuk. Sehingga meskipun terinfeksi, gejala yang dialami akan relatif lebih ringan.
Sangat penting untuk melakukan kunjungan kesehatan rutin, khususnya untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebaiknya bisa melakukan pemeriksaan rutin sesuai dengan jadwal posyandu atau ke layanan kesehatan terdekat.
Pencegahan
Edukasi memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemberian nutrisi dengan gizi seimbang pada anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan juga sangatlah penting. Dengan upaya ini dapat membantu mencegah proses penularan infeksi sehingga nutrisi yang diberikan pada anak dapat fokus untuk tumbuh kembangnya.
Untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin di posyandu atau layanan kesehatan terdekat. Hal ini dapat membantu deteksi dini dan tatalaksana segera sebelum terjadi komplikasi.
Pemberian vaksin juga dapat membantu membentuk imunitas tubuh yang baik. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memberikan imunisasi yang lengkap pada anak sesuai dengan anjuran dokter. Tidak hanya baik untuk anak, namun juga membantu menurunkan risiko penyebaran penyakit.
Komplikasi
Meskipun tanda yang terlihat pada kondisi stunting berkaitan dengan kondisi fisik, yaitu tinggi badan, namun jika tidak ditangani dapat juga mempengaruhi perkembangan anak lebih lanjut.
Kondisi malnutrisi kronis yang mendasari anak mengalami stunting dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak dan kemampuannya dalam belajar. Selain itu, kondisi ini juga dapat mempengaruhi IQ anak.
Nutrisi berperan penting terhadap imunitas tubuh. Jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan anak semakin rentan mengalami berbagai penyakit. Tidak hanya pada masa kecil, bahkan hingga dewasa anak dapat lebih berisiko mengalami penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi dan berbagai gangguan metabolik lainnya.
Selain itu, kondisi stunting dapat juga mempengaruhi kemampuan anak untuk bersosialisasi. Tidak hanya kondisi fisik, namun kondisi psikososial juga dapat dipengaruhi ke depannya.
Di sisi lain, wanita yang mengalami stunting juga akan lebih tinggi kemungkinannya untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah atau bahkan mengalami hal yang serupa.
Kapan Harus ke Dokter?
Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak secara berkala. Upaya ini dilakukan agar dapat terdeteksi sedini mungkin jika terjadi kondisi malnutrisi.
Jika berbagai upaya sudah dilakukan untuk dapat membantu mengatasi kondisi malnutrisi namun kondisi tidak kunjung membaik, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter untuk menilai apa penyebab utamanya.
Jika berdasarkan grafik WHO kondisi anak sudah mengalami stunting, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter agar dilakukan evaluasi dan tatalaksana segera sebelum semakin berat dan muncul berbagai komplikasi.
Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene