Keluhan nyeri ulu hati merupakan salah satu gejala yang sering dikeluhkan oleh orang di sekitar Anda. Selain istilah sakit maag, belakangan ini sering juga terdengar istilah GERD. Apa perbedaan dari keduanya? Mari kita bahas lebih lanjut.
“Maag” merupakan kata lain dari “Lambung” atau bahasa ilmiahnya adalah “Gaster”. Ketika kita mengalami sakit lambung, seringkali disebabkan karena adanya peradangan pada lambung sehingga sering disebut dengan Gastritis.
Gejala Sakit Maag
Kondisi peradangan pada lambung biasanya disebabkan oleh peningkatan asam lambung, bisa karena faktor internal maupun eksternal. Salah satu contoh faktor internal adalah peningkatan produksi asam lambung karena stres.
Selain itu, bisa juga disebabkan oleh faktor eksternal. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya bisa karena makanan yang dikonsumsi atau kondisi lambung yang terlalu kosong karena terlambat makan.
Gejala yang paling sering dialami adalah nyeri ulu hati yaitu sakit pada perut sisi tengah bagian atas. Sakit maag juga biasanya disertai dengan keluhan mual hingga muntah.
Gejala GERD
GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease bisa disebabkan oleh banyak hal. Bisa karena ada gangguan genetik sehingga menyebabkan lemahnya katup yang menghubungan lambung dengan esofagus, namun bisa juga sebagai salah satu bentuk komplikasi dari gastritis atau sakit maag.
Pada kondisi ini, terjadi peningkatkan asam lambung sehingga naik ke area esofagus hingga menyebabkan peradangan dan dalam jangka panjang bisa mempengaruhi kerja katup hingga mengalami kelemahan.
Penderita GERD biasanya mengalami rasa panas pada area dada seperti terbakar. Asam lambung juga bisa naik hingga ke area mulut, hingga menimbulkan keluhan terasa asam atau pahit pada mulut. Tidak jarang juga menimbulkan keluhan sendawa karena gas dari lambung yang meningkat.
Cara Mengatasi Sakit Maag dan GERD
Karena disebabkan oleh peningkatan asam lambung, pengobatan awal yang dapat dilakukan adalah konsumsi obat yang dapat menetralisir asam lambung. Konsumsi obat yang mengandung antasida dapat membantu mengatasi kondisi tersebut.
Obat ini dapat dibeli bebas tanpa resep dokter. Oleh karena itu, jika Anda sering mengalami keluhan asam lambung yang meningkat, bisa siapkan obat tersebut untuk kondisi darurat sebagai pertolongan pertama.
Namun jika keluhan tidak kunjung membaik, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter agar dapat dilihat kondisi saat ini dan terapi tambahan lain yang dibutuhkan.
Pada kondisi kronis dimana keluhan sering berulang dan tidak kunjung membaik dengan obat dan perbaikan pola makan, biasanya dokter spesialis penyakit dalam akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti endoskopi.
Pemeriksaan ini juga bisa membantu untuk memastikan penyebab utama keluhan yang dialami, seperti memastikan kekuatan katup yang menghubungkan lambung dengan esofagus atau ada tidaknya infeksi pada area lambung yang bisa memicu terjadinya peradangan.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Untuk mencegah peningkatan asam lambung, sangat penting untuk menjaga pola makan yang sehat dan teratur serta kelola stres dengan baik. Sangat disarankan untuk menghindari terlambat makan, makanan terlalu asam, terlalu pedas dan yang bergas. Hindari juga konsumsi makanan maupun minuman yang mengandung tinggi kafein karena dapat memicu peningkatan produksi asam lambung.
Selain itu, sangat penting untuk menjaga posisi tubuh setelah makan. Sangat disarankan untuk tidak segera berbaring setelah makan. Sebaiknya beri jarak sekitar minimal 2 jam setelah makan jika ingin berbaring. Hal ini bisa membantu mencegah naiknya asam lambung ke area esofagus yang bisa terjadi saat berbaring.
Sakit Maag dan GERD merupakan jenis penyakit yang berbeda, namun bisa disebabkan oleh hal yang sama. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga pola hidup sehat dan menghindari stres berlebih.
Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene