RS Bunda Group

Mengenal PTSD atau Post Trauma Stress Disoder

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mengatakan sedang mengalami stres. Namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan stres dan apa bedanya dengan post-traumatic stress disorder? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Pada usia produktif, banyak hal yang bisa menimbulkan keluhan stres setiap harinya. Banyak faktor yang bisa memicu keluhan ini, baik dari lingkungan keluarga, sekolah, kantor hingga lingkungan pertemanan. Tapi stres yang dialami bisa bersifat ringan hingga berat. 

Stres 

Stres merupakan respon fisik dan emosional tubuh terhadap situasi tertentu yang dianggap mengganggu atau mengancam. Stres bisa bersifat positif atau eustress yang memicu seseorang menjadi lebih termotivasi dan menjadi lebih baik ke depannya.  

Namun di sisi lain stres bisa jadi bersifat negatif atau distress. Kondisi ini terjadi ketika tekanan terlalu berat hingga sulit untuk dihadapi dan dikontrol oleh diri sendiri. Kondisi ini juga berkaitan erat dengan intensitas dan durasi tekanan yang dialami. 

Post-traumatic stress disorder 

Kondisi PTSD atau post-traumatic stress disorder disebut juga dengan gangguan stres pasca trauma. Kondisi ini terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang sangat berat.  

Banyak hal yang bisa memicu terjadinya PTSD pada seseorang, seperti kekerasan fisik, kecelakaan, bencana alam, dan kondisi lainnya. PTSD tidak hanya bisa muncul pada orang yang mengalami trauma secara langsung, namun bisa juga pada orang yang menjadi saksi hidup kejadian tersebut, terlebih jika memiliki hubungan relasi yang dekat. 

Gejala PTSD bisa sangat bervariasi, dari yang bersifat ringan hingga sangat berat sehingga orang tersebut menjadi tidak produktif dan sulit untuk beraktivitas sehari-hari karena trauma yang dialami. 

Orang dengan PTSD dapat mengalami intrusi atau re-experiencing, dimana mengalami kilas balik terkait trauma yang dialami, mimpi buruk hingga pikiran terkait peristiwa tersebut. 

Selain itu, respon terhadap trauma pada orang dengan PTSD adalah menghindar atau avoidance, yaitu dengan menghindari orang, tempat atau situasi yang menimbulkan trauma. Biasanya orang dengan PTSD juga dapat menghindari topik yang berkaitan dengan trauma yang dialami. 

Dengan PTSD, orang tersebut dapat mengalami gangguan atau perubahan mood dan kognisi. Dapat muncul perasaan bersalah, malu, merasa terasing hingga kesulitan untuk mengingat detail peristiwa penyebab trauma. 

Selain itu, orang dengan PTSD juga cenderung mudah terkejut dan memiliki rasa waspada berlebihan sehingga sulit untuk berkonsentrasi, sulit tidur hingga mudah untuk marah. 

Untuk menangani PTSD dapat sangat bervariasi antara satu kasus dengan yang lainnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater agar tatalaksana yang diberikan seusai dengan kondisi. 

Terapi PTSD dapat berupa terapi psikologis seperti terapi perilaku kognitif atau CBT hingga terapi paparan atau exposure therapy. Bila diperlukan, dokter juga dapat meresepkan obat berupa antidepresan untuk dapat membantu meringankan gejala yang dialami. 

Selama proses terapi PTSD, sangat penting untuk tetap memperoleh dukungan sosial, khususnya dari orang terdekat di sekitarnya. Hal ini dapat sangat menentukan keberhasilan terapi.  

Melakukan upaya berbicara dengan anggota keluarga atau teman yang dipercaya dapat membantu mengeluarkan rasa stres atau tekanan yang dialami. Selain itu, dengan bergabung dengan kelompok dukungan juga dapat membantu meringankan perasaan stres yang dialami. 

Jika mengalami atau ada orang terdekat yang mengalami trauma tertentu hingga menimbulkan gejala PTSD pasca kejadian, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan psikolog atau psikiater agar dapat segera memperoleh pertolongan. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

10 Buah Yang Aman untuk Pederita Asam Lambung

Keluhan sakit maag mungkin cukup sering ditemukan di berbagai rentang usia. Hal ini dipengaruhi oleh stres berlebih hingga pola hidup. Untuk menerapkan pola hidup sehat, selalu disarankan untuk konsumsi buah secara rutin. Namun buah apa saja yang aman untuk penderita asam lambung? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Untuk dapat menerapkan pola hidup sehat, selain rutin berolahraga dibutuhkan juga menerapkan pola makan dengan gizi seimbang, termasuk konsumsi buah secara rutin. Buah yang kita kenal mengandung tinggi vitamin seringkali bersifat asam. Mari kita bahas buah apa saja yang aman untuk dikonsumsi penderita asam lambung. 

Penderita asam lambung 

Penderita asam lambung adalah orang yang mengalami masalah yang berhubungan dengan lambung dan berkaitan erat dengan produksi asam lambung yang berlebihan. 

Penyebab awal keluhan ini seringkali berkaitan dengan pola makan yang tidak teratur dan konsumsi makanan atau minuman yang terlalu pedas dan asam serta yang memiliki kandungan tinggi kafein yang mempengaruhi produksi asam lambung. 

Ketika produksi asam lambung berlebih dapat menyebabkan luka pada dinding lambung. Pada kondisi terdapat gangguan pada katup lambung dapat menyebabkan GERD atau gastroesophageal reflux disease. 

Kondisi ini dapat menyebabkan keluhan berupa heartburn, rasa asam atau pahit di mulut, mual, muntah, sulit menelan, batuk kronis dan perut kembung. Kondisi ini dapat sangat mengganggu aktivitas dan mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas. 

Buah yang aman untuk penderita asam lambung 

Pada penderita asam lambung, selalu disarankan untuk menghindari konsumsi makanan atau minuman yang terlalu asam. Oleh karena itu, berikut adalah beberapa pilihan buah yang dapat dikonsumsi oleh penderita asam lambung. 

Pisang 

Pisang dapat menjadi salah satu pilihan bagi penderita asam lambung. Selain tinggi serat, pisang juga bersifat basa sehingga dapat membantu menetralkan asam lambung. 

Melon 

Konsumsi buah yang tinggi kandungan air seperti melon juga bersifat aman untuk penderita asam lambung. Selain itu, melon juga bersifat alkali sehingga dapat membantu menetralisir asam lambung. 

Semangka 

Sama halnya dengan melon, semangka juga merupakan salah satu buah dengan kandungan air yang cukup tinggi sehingga aman untuk dikonsumsi dan membantu menghidrasi tubuh. 

Alpukat 

Selain mengandung tinggi nutrisi, alpukat juga bersifat tidak terlalu asam sehingga aman dikonsumsi untuk penderita asam lambung. 

Pepaya 

Kandungan enzim di dalam pepaya dianggap dapat membantu pencernaan dan aman untuk dikonsumsi penderita asam lambung. 

Buah naga 

Buah naga terkenal juga dengan kandungan air yang cukup banyak. Hal ini baik untuk penderita asam lambung. Selain tinggi serat, rasa yang netral juga relatif aman untuk dikonsumsi. 

Apel 

Meskipun ada jenis apel tertentu yang memiliki rasa cukup asam, pilihan apel merah dapat dikonsumsi karena kandungan asamnya yang tidak terlalu tinggi. 

Pir 

Pir memiliki rasa yang cenderung manis atau dengan kata lain kandungan asamnya sangat rendah. Oleh karena itu, buah ini bersifat aman untuk dikonsumsi penderita asam lambung. 

Sirsak 

Buah sirsak yang sudah matang memiliki rasa yang manis. Selain itu, kandungan alkali di dalamnya dapat membantu menetralisir asam lambung.  

Blewah 

Buah ini memiliki kandungan air yang tinggi dan bersifat alkali. Oleh karena itu, buah ini bersifat aman untuk dikonsumsi penderita asam lambung. 

Selain memilih jenis buah yang baik untuk dikonsumsi, sangat penting untuk menerapkan pola hidup sehat, termasuk kontrol stres dengan baik agar produksi asam lambung tidak terlalu tinggi dan menimbulkan gejala. 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Kenali Penyebab dan Gejala Kanker Tulang

Kanker tulang mungkin bukanlah suatu jenis kanker yang cukup sering didengar. Namun kanker tulang ini juga perlu diwaspadai agar dapat segera terdeteksi sebelum menimbulkan berbagai komplikasi. 

Keluhan nyeri pada area ekstrimitas mungkin menjadi keluhan yang seringkali dianggap remeh, terlebih jika sudah sering mengalaminya dan tidak terlalu mengganggu aktivitas. Memang keluhan ini bisa disebabkan oleh hal yang bersifat ringan, namun bisa jadi menjadi tanda adanya kondisi yang berat seperti kanker tulang. 

Tumor 

Tumor adalah suatu kondisi dimana terdapat pertumbuhan sel abnormal di dalam tubuh. Tumor bisa terjadi di berbagai bagian tubuh. Secara garis besar, tumor bisa dikategorikan menjadi tumor jinak dan tumor ganas. Tumor ganas disebut juga dengan istilah kanker. 

Kanker tulang 

Kanker tulang terjadi ketika terdapat pertumbuhan sel abnormal dan tak terkendali atau yang disebut juga dengan sel kanker pada jaringan tulang. Kanker ini bisa terjadi di jaringan tulang manapun pada bagian tubuh. Pada stadium akhir, sel kanker dapat mengalami metastasis dan menyebar ke organ lain dalam tubuh. 

Kanker tulang bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah genetik. Jika ada riwayat dalam keluarga dengan kanker tulang atau kanker jenis lainnya, melakukan skrining rutin merupakan upaya yang sangat penting untuk dilakukan agar dapat terdeteksi sedini mungkin dan diberikan terapi yang tepat. 

Selain itu, adanya riwayat penyakit tilang sebelumnya seperti Paget disease, cedera hingga penyakit kronis pada tulang lainnya dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker tulang.  

Paparan radiasi dalam jangka panjang atau dosis tinggi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker tulang. Selain itu, paparan zat lain yang bersifat karsinogenik juga dapat meningkatkan risiko kanker tulang.  

Pada beberapa kondisi tumor jinak dapat juga berkembang menjadi tumor ganas. Oleh karena itu, pemantauan secara rutin dan berkala sangatlah penting. 

Gejala kanker tulang 

Gejala kanker tulang dapat sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh jenis, lokasi hingga derajat keparahannya. Keluhan utama yang seringkali ditemukan adalah nyeri tulang. Berbeda dengan nyeri pasca aktivitas berat atau olahraga, keluhan nyeri karena kanker bersifat konstan dan intensitasnya semakin berat. 

Tidak jarang kondisi kanker tulang disertai dengan pembengkakan pada area tersebut. Jika ada pertumbuhan sel kanker, maka kekuatan tulang dapat dipengaruhi sehingga tulang menjadi relatif lebih rapuh dan mudah patah sehingga lebih berisiko mengalami cedera. 

Seperti yang dapat ditemukan pada kondisi kanker lainnya, orang dengan kanker tulang juga dapat mengalami penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas.  Penderita kanker tulang juga akan merasa lebih mudah lelah dan sulit untuk bergerak dengan normal. 

Diagnosis dan tatalaksana 

Untuk diagnosis kanker tulang dibutuhkan pemeriksaan secara holistik dari wawancara medis atau anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti rontgen, MRI, CT scan, bone scan hingga biopsi. 

Sedangkan untuk tatalaksana kanker tulang sangat dipengaruhi oleh gejala yang dialami dan stadium kanker. Tindakan operasi dapat dilakukan untuk mengangkat tumor ganas dan bagian tulang yang terkena kanker. 

Selain itu, dapat dilakukan juga kemoterapi, radioterapi hingga target terapi. Untuk menentukan jenis terapi, dokter akan melakukan evaluasi klinis dan dipengaruhi oleh derajat keparahan kanker tulang. 

Dokter juga akan memberikan terapi paliatif yang dibutuhkan oleh penderita kanker tulang untuk dapat membantu meringankan gejala yang dialami seperti keluhan nyeri dan lainnya untuk menjaga kualitas hidupnya. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Ini Perbedaan Terlambat Haid dan Hamil, jangan Sampai keliru

Jika seorang wanita yang telah aktitf berhubungan seksual mengalami terlambat haid, maka hal yang harus diperhatikan adalah adanya kemungkinan hamil. Namun bagaimana perbedaan antara keduanya? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Untuk wanita yang sudah mengalami menstruasi, sangat penting untuk melakukan pencatatan dalam kalender terkait masa menstruasi setiap bulannya. Hal ini sangat penting dilakukan untuk dapat melakukan evaluasi apakah siklus menstruasi tergolong normal atau terdapat keterlambatan haid. 

Proses pencatatan dapat dilakukan dengan cara manual menggunakan kalender atau dapat menggunakan berbagai aplikasi yang ada sehingga lebih mudah untuk diakses dan dapat menjadi reminder setiap bulannya. 

Siklus menstruasi normal 

Siklus menstruasi seringkali dianggap normal selama setiap bulannya mengalami haid. Padahal belum tentu hal tersebut benar. Orang yang mengalami menstruasi setiap bulan bisa saja siklusnya tidak normal. Di sisi lain, orang yang mengalami satu bulan tidak haid bisa saja masih tergolong memiliki siklus yang normal. 

Rata-rata durasi siklus menstruasi normal adalah 28 hari, atau dalam rentang 21-35 hari. Sedangkan untuk durasi menstruasi dapat berlangsung sekitar 3-7 hari. Jika terdapat abnormalitas dalam 3 siklus menstruasi, sebaiknya melakukan pemeriksaan dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan untuk pemeriksaan lebih lanjut. 

Terlambat haid 

Terlambat haid terjadi ketika seseorang mengalami menstruasi tidak sesuai dengan jadwal yang biasanya. Untuk dapat mengetahui hal ini, perlu dilakukan pencatatan secara rutin terkait siklus menstruasi karena antara satu orang dengan yang lain dapat berbeda. 

Terlambat haid bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti stres berlebih yang dapat mempengaruhi keseimbangan hormon, perubahan berat badan yang drastis, olahraga berlebih, penggunaan kontrasepsi hormonal hingga kehamilan. 

Perbedaan terlambat haid dan hamil 

Terlambat haid bisa menjadi salah satu tanda kehamilan. Namun jika terdapat terlambat haid saja tanpa disertai dengan tanda kehamilan lainnya, kemungkinan bisa disebabkan oleh faktor lain seperti adanya stres berlebih. 

Namun jika terdapat terlambat haid dan disertai tanda kehamilan lain seperti mual dan muntah atau morning sickness, payudara terasa kencang dan sensitif, kelelahan berlebih, perubahan nafsu makan, sering buang air kecil hingga perdarahan implantasi, sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk dapat memastikannya. 

Jika terdapat keterlambatan menstruasi selama 2 minggu, terlebih jika terdapat tanda-tanda kehamilan yang menyertai, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan menggunakan test pack. 

Hasil pregnancy test pack positif ketika ditemukan hormon hCG atau human choriogenic gonadotropin pada pemeriksaan. Hormon ini dihasilkan ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di dinding rahim atau disebut juga dengan proses implantasi. Karena hal itulah pemeriksaan ini digunakan sebagai penanda kehamilan. 

Jika terdapat terlambat haid dan hasil test pack menunjukkan hasil positif, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan untuk dapat memastikan kehamilan. 

Hasil pregnancy test pack dapat ditemukan false positive pada kondisi kesalahan penggunaan alat, gangguan hormon, kondisi medis tertentu seperti kista ovarium hingga kehamilan yang gagal berkembang sejak awal. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Tidak hanya untuk memastikan kehamilan, namun juga untuk edukasi terkait kehamilan dan pemeriksaan antenatal yang dibutuhkan selama masa kehamilan. 

Pada ibu hamil, sangat disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan gizi seimbang, menghindari konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok. Selain itu, dokter juga akan menyarankan konsumsi suplemen selama kehailan seperti asam folat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Kenali Penyebab dan Gejala Tumor Otak

Keluhan sakit kepala seringkali kita alami. Banyak faktor yang dapat menyebabkan keluhan tersebut, dari faktor yang bersifat ringan hingga berat seperti adanya tumor otak. Namun bagaimana untuk dapat membedakannya? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Keluhan sakit kepala mungkin menjadi keluhan yang seringkali dianggap remeh, terlebih jika sudah sering mengalaminya dan tidak terlalu mengganggu aktivitas. Memang keluhan ini bisa disebabkan oleh hal yang bersifat ringan, namun bisa jadi menjadi tanda adanya kondisi yang cukup berat seperti tumor otak. 

Tumor otak 

Tumor adalah suatu kondisi dimana terdapat pertumbuhan sel abnormal di dalam tubuh. Tumor bisa terjadi di berbagai bagian tubuh. Secara garis besar, tumor bisa dikategorikan menjadi tumor jinak dan tumor ganas. Tumor ganas disebut juga dengan istilah kanker. 

Tumor otak adalam pertumbuhan sel abnormal pada jaringan otak. Pada bagian tubuh lain, jika terdapat tumor jinak dengan ukuran yang cukup besar mungkin bisa tidak mengganggu aktivitas. Namun hal ini berbeda jika ditemukan pada otak.  

Tengkorak kepala bersifat rigid, sehingga ketika terdapat tumor otak meskipun bersifat jinak tapi memiliki ukuran yang cukup besar akan menimbulkan penekanan pada jaringan di sekitarnya. Kondisi ini bisa menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial hingga kerusakan jaringan di sekitarnya. 

Jenis tumor otak 

Tumor otak bisa berasal dari jaringan otak atau struktur lain di sekitarnya, namun bisa jadi berasal dari organ lain namun menyebar ke otak. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh tumor ganas atau kondisi kanker yang sudah mengalami metastasis atau terdapat penyebaran ke organ lain. 

Tumor primer otak yang berasal dari otak bisa berupa glioma, meningioma yang berasal dari meninges atau selaput otak dan schwannoma. Sedangkan tumor sekunder yang berasal dari hasil metstasis sel kanker dapat berasal dari berbagai bagian lain tubuh seperti payudara, paru, ginjal, tulang, dan lainnya. 

Tumor otak yang bersifat jinak, proses pertumbuhannya relatif lebih lambat dibandingkan dengan tumor ganas. Pada tumor otak biasanya tidak ditemukan adanya penyebaran sel tumor ke organ lain. Meskipun bersifat jinak, namun jika ukurannya cukup besar dapat menimbulkan penekanan pada jaringan di sekitarnya dan mempengaruhi fungsi otak. 

Pada tumor otak yang bersifat ganas, proses pertumbuhan akan lebih cepat dan dapat ditemukan penyebaran ke organ lain. Hal ini dapat terjadi karena sel kanker dapat mengalami metastasis jika sudah sampai di stadium akhir. 

Penyebab tumor otak 

Tumor otak bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti faktor genetik, paparan radiasi, usia lanjut, gangguan sistem kekebalan tubuh pada penderita HIV/AIDS atau pengguna imunosupresan, hingga paparan zat berbahaya lainnya yang bersifat karsinogenik. 

Gejala  

Gejala tumor otak sangat dipengaruhi oleh lokasi tumor, jenis hingga derajat keparahannya. Gejala yang umum ditemukan adalah keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, gangguan kognitif dan memori, kelemahan dan gangguan sensitivitas pada salah satu sisi tubuh hingga kejang. 

Perbedaan sakit kepala biasa dengan tumor otak 

Pada tumor jinak yang ukurannya cukup besar dan menyebabkan penekanan pada jaringan sekitarnya dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial hingga kerusakan jaringan otak dan mempengaruhi fungsinya. Hal ini juga yang menyebabkan keluhan sakit kepala pada kondisi tumor otak. 

Perbedaan sakit kepala biasa dengan tumor otak yang bersifat jinak, biasanya terlihat dari intensitasnya. Pada sakit kepala biasa, keluhan dapat membaik hingga normal. Sedangkan pada sakit kepala yang disebabkan oleh tumor otak biasanya keluhan akan terus terjadi dan intensitasnya akan semakin berat karena adanya penekanan yang semakin besar. 

Pada sakit kepala karena tumor otak disertai dengan keluhan mual muntah karena adanya peningkatan tekanan intrakranial. Selain itu, dapat disertai dengan gangguan neurologis lain. Untuk dapat memastikannya harus menggunakan pemeriksaan penunjang seperti CT scan atau MRI. 

Jika ada keluhan sakit kepala tanpa sebab yang jelas dan disertai dengan berbagai tanda dan gejala gangguan neurologis, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan diri dengan dokter untuk dapat dievaluasi lebih lanjut dan memperoleh penanganan yang tepat. 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Ejakulasi Dini berapa menit? Cari Tahu Berapa Lama Durasi Normal Ejakulasi pada Pria

Salah satu hal yang dikhawatirkan oleh pria adalah ejakulasi dini. Keluhan ini juga dikhawatirkan dapat mempengaruhi fertilitas seseorang. Apakah pernyataan tersebut benar? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Pada pria yang sudah aktif berhubungan seksual, salah satu hal yang dikhawatirkan adalah ejakulasi dini. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keluhan ini dan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mencegahnya. 

 Apa yang dimaksud dengan ejakulasi? 

Ejakulasi adalah sudatu proses keluarnya cairan semen dari penis melalui uretra, yang juga merupakan saluran kemih, yang terjadi sebagai bentuk orgasme pria. Cairan semen berisi sperma dan cairan lainnya yang merupakan hasil dari kelenjar reproduksi. 

Proses ejakulasi terdiri dari dua tahap besar, yaitu tahap pertama pembentukan cairan semen yang disebut dengan emisi. Kemudian tahap berikutnya adalah proses ejakulasi yang melibatkan otot panggul dan kelenjar prostat. 

Ejakulasi merupakan proses yang penting pada saat berhubungan seksual. Dengan proses ini dapat memungkinkan pergerakan sperma untuk mencapai sel telur sehingga dapat melakukan proses pembuahan. 

Ejakulasi dini 

Ejakulasi dini terjadi ketika pria mengalami ejakulasi terlalu cepat saat berhubungan seksual. Kondisi ini terjadi seringkali sebelum atau sesaat setelah melakukan penetrasi. Waktu ejakulasi lebih cepat dari yang diinginkan oleh salah satu pasangan. 

Banyak faktor yang bisa menyebabkan kondisi ejakulasi dini, seperti dari faktor fisik maupun psikologis. Gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh bisa memicu terjadinya ejakulasi dini. Selain itu, sensitivitas yang terlalu tinggi pada area genital dapat meningkatkan risiko ejakulasi dini. 

Faktor genetik juga dapat mempengaruhi terjadinya ejakulasi dini pada pria. Selain itu, adanya riwayat penyakit lain yang berkaitan dengan sistem reproduksi seperti peradangan prostat atau disfungsi ereksi juga dapat menjadi faktor risiko ejakulasi dini. 

Selain faktor fisik, faktor psikologis seperti stres berlebih dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami ejakulasi dini. Jika ada riwayat trauma dalam melakukan hubungan seksual, hal ini juga dapat memicu terjadinya gangguan pada saat berhubungan, termasuk ejakulasi dini. 

Diagnosis ejakulasi dini 

Berdasarkan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder atau DSM-5, ejakulasi dini dikategorikan ketika adanya proses ejakulasi yang hampir selalu terjadi dalam waktu sekitar kurang dari 1 menit setelah penetrasi. Selain itu, kondisi ini biasanya terjadi setidaknya selama 6 bulan. 

Untuk membantu menegakkan diagnosis ejakulasi dini, harus dilakukan evaluasi secara menyeluruh untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis banding lain seperti disfungsi ereksi, ejakulasi retrograde atau masalah neurologis yang mendasari keluhan yang dialami. 

Tatalaksana lebih lanjut 

Ketika seseorang sudah terdiagnosa mengalami ejakulasi dini, maka dapat dilakukan beberapa upaya terapi yang dapat dilakukan. Dokter dapat menyarankan untuk menjalani terapi psikologis seperti konseling dan melakukan latihan untuk dapat mengontrol ejakulasi. 

Sangat penting untuk dapat menerapkan pola hidup sehat dengan gizi seimbang. Rutin berolahraga juga sangat penting untuk membantu menjaga metabolisme tubuh. Kelola stres dengan baik merupakan salah satu kuncinya. Selain itu, upaya melakukan latihan relaksasi juga dapat membantu mengatasi stres berlebih. 

Pada kondisi adanya sensitivitas berlebih pada area genital, dokter dapat memberikan oabt untuk membantu menurunkan sensitivitas seperti krim anestesi atau kondom dengan bahan tertentu. 

Bila diperlukan, dokter juga dapat memberikan obat seperti antidepresan. Namun untuk penggunaannya harus sesuai dengan anjuran dan berada di bawah pengawasan dokter yang menangani. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Bipolar : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus Ke Dokter

Isu kesehatan mental kini lebih diperhatikan. Berbagai gangguan pada kesehatan sudah mulai dikenal, termasuk di dalamnya adalah bipolar. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan bipolar dan bagaimana untuk mengatasinya? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Kesadaran akan kesehatan mental kini sudah semakin tinggi. Mencari bantuan tenaga ahli terkait dengan kesehatan mental sudah tidak dianggap berlebihan, bahkan kini sudah menjadi suatu kebutuhan. Salah satu gangguan yang seringkali didengar adalah bipolar atau disebut juga dengan gangguan bipolar. 

Bipolar 

Gangguan bipolar merupakan kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati atau mood yang ekstrem. Pada gangguan bipolar memiliki dua suasana atau episode. Terdapat episode mania ketika orang tersebut merasakan kegembiraan atau energi yang berlebih. Selain itu juga terdapat episode depresi ketika merasakan kesedihan yang dalam dan bahkan tidak ingin beraktivitas. 

Gejala 

Gejala bipolar dapat berbeda antara satu orang dengan yang lain, tergantung derajat keparahan atau intensitas episode yang dialami. Selain itu, gejala yang muncul ketika seseorang mengalami episode mania akan berbeda dengan gejala yang muncul ketika sedang mengalami episode depresi. 

Pada episode manik, orang tersebut dapat merasa sangat bahagia dan memiliki rasa percaya diri yang berlebihan. Paad fase ini, orang tersebut dapat tidak merasa lelah meskipun sudah melakukan begitu banyak aktivitas di hari yang sama. Biasanya orang tersebut dapat berbicara dan berpikir dengan sangat cepat. 

Pada episode mania ini, orang juga dapat melakukan berbagai tindakan impulsif seperti berbelanja berlebihan atau bahkan dapat mengambil keputusan besar tanpa berpikir panjang. Tidak jarang episode ini juga dapat mempengaruhi penampilan orang tersebut, seperti menggunakan pakaian yang mencolok, baik dari segi warna maupun motif pakaian yang digunakan. 

Sedangkan ketika sedang mengalami episode depresif, orang tersebut dapt merasa sangat sedih dan putus asa. Perasaan yang timbul adalah tidak ingin beraktivitas sepanjang hari, bahkan tidak ingin keluar dari kamar.  

Pada episode ini, orang tersebut dapat menjadi sangat lelah dan sulit untuk berkonsentrasi seperti bekerja ataupun belajar. Pada kondisi yang berat, dapat juga merasa diri tidak berharga hingga muncul keinginan untuk bunuh diri. 

Selain kedua episode tersebut, bisa juga ditemukan episode campuran, dimana orang tersebut mengalami episode manik dan depresif di waktu yang sama. Pada fase ini, orang tersebut dapat merasa tertekan namun tetap memiliki energi yang besar. 

Faktor Risiko 

Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami bipolar, salah satunya adalah faktor genetik. Jika ada riwayat gangguan bipolar atau gangguan mental lainnya dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami bipolar. 

Faktor lain yang dapat mempengaruhi risiko bipolar adalah adanya ketidakseimbangan kimia otak, seperti serotonin, dopamin dan norepinefrin. Kimia otak ini memiliki peranan penting dalam mengatur mood seseorang dan bisa menyebabkan bipolar. 

Riwayat trauma di masa lalu dan stres yang berat dapat menimbulkan tekanan pada mental seseorang. Hal ini bisa mempengaruhi kondisi mood seseorang dan dapat memicu gangguan bipolar. Konsumsi alkohol maupun obat-obatan tertentu dapat memicu munculnya gejala bipolar. 

Diagnosis 

Anamnesis 

Pada pemeriksaan awal, dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis untuk dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan untuk dapat menegakkan diagnosis penyebab utama gangguan bipolar yang dialami.  

Perlu diketahui berbagai keluhan yang dialami, termasuk gejala yang dialami, jenis episode yang dialami, durasi keluhan, hingga berbagai faktor risiko yang dimiliki. Informasi ini sangat penting untuk dapat mengetahui penyebab utama kondisi yang dialami sehingga dapat memberikan terapi yang tepat. 

Pemeriksaan Fisik 

Pada pemeriksaan fisik dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dari tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan hingga suhu tubuh. Pada kondisi awal dapat ditemukan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital bisa ditemukan dalam batas normal.  

Berdasarkan DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder), bipolar I ketika terdapat episode manik penuh minimal selama 7 hari, sering disertai dengan episode depresi mayor. Bipolar II ditemukan episode hipomanik dan episode depresi mayor. 

Gangguan siklotimik ditemukan perubahan mood berulang selama lebih dari 2 tahun, namun tidak dapat digolongkan dalam kriteria episode manik maupun depresi mayor. 

Pemeriksaan Penunjang 

Pemeriksaan penunjang yang disarankan oleh dokter diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan mendeteksi apa saja faktor pemicu terjadinya keluhan yang dialami. Bila diperlukan, dapat melakukan pemeriksaan darah untuk membantu menyingkirkan kemungkinan penyebab lain. 

Terapi 

Tujuan tatalaksana gangguan bipolar adalah untuk dapat mengendalikan mood agar tetap stabil. Dengan upaya ini diharapkan mencegah episode manik atau depresif. Dokter yang menangani dapat memberikan terapi dalam bentuk farmakoterapi. 

Obat yang diberikan dapat berupa mood stabilizer, anti psikotik, anti depresan hingga obat penenang. Pemilihan dan kombinasi obat merupakan pertimbangan dokter yang menangani dan dapat sangat bervariasi tergantung derajat keparahan yang dialami oleh orang tersebut. 

Terapi bicara atau psikoterapi dapat diberikan seperti cognitive behavioral therapy, interpersonal and socal rhythm therapy, family-focused therapy dan psychoeducation. Terapi lain dapat diberikan jika ada gejala lain yang menyertai. 

Selain itu, sangat penting untuk menerapkan pola hidup sehat dengan gizi seimbang. Siapkan waktu untuk rutin berolahraga dan bila perlu bisa melakukan latihan relaksasi untuk dapat membantu mempertahankan mood tetap stabil. 

Proses pemulihan kesehatan mental biasanya membutuhkan pemantauan dan perawatan dalam jangka panjang dan tidak bisa terlihat hasilnya secara instan. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi secara berkala dan teratur sesuai dengan anjuran dokter yang menangani. Hal ini diperlukan untuk evaluasi terapi dan menentukan kombinasi terapi dan dosis yang sesuai. 

Pencegahan 

Sebagai upaya pencegahan, sangat penting untuk dapat menerapkan pola hidup sehat dengan gizi seimbang dan rutin berolahraga. Hindari stres berlebih dan bila memiliki trauma di masa lalu yang cukup memberi tekanan, sangat disarankan untuk dapat mencari bantuan tenaga ahli seperti psikolog atau psikiater. Upaya latihan relaksasi juga dapat dilakukan. 

Terlebih jika ada riwayat anggota keluarga dengan gangguan dalam kesehatan mental, termasuk bipolar, sangat penting untuk melakukan skrining rutin terkait kesehatan mental. Dengan upaya ini dapat dilakukan deteksi dini sebelum gangguan bipolar mengganggu aktivitas dan produktivitas setiap hari. 

Hindari konsumsi alkohol berlebih dan penggunaan narkoba. Zat di dalamnya dapat memicu gejala bipolar dan memperburuk gejala yang sudah ada. Jika sudah dalam upaya pengobatan gangguan bipolar, sangat penting untuk rutin kontrol dan konsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter. 

Komplikasi 

Gangguan bipolar yang tidak ditangani dengan baik dapat mengganggu produktivitas seseorang sehingga akan sangat mempengaruhi kemampuan bekerja dan belajar. Orang dengan gangguan bipolar tidak terkontrol dengan baik dapat merasakan gangguan kecemasan, depresi kronis hingga keinginan bunuh diri. 

Tidak hanya kesehatan mental, gangguan bipolar yang tidak ditangani dengan baik dapat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang. Dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko hipertensi hingga penyakit jantung karena adanya stres berlebih. 

Dengan kondisi mood yang tidak stabil, hal ini tidak hanya mempengaruhi diri sendiri namun dapat juga menyebabkan kerugian pada orang di sekitar. Tindakan impulsif yang sering terjadi pada episode manik dapat menyebabkan orang tersebut bertindak di luar batas seperti menyetir ugal-ugalam, bertengkar dan tindakan lain yang melanggar hukum dan merugikan orang lain. 

Kapan Harus ke Dokter? 

Jika sudah mengalami tanda dan gejala gangguan bipolar, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater. Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar kondisi mood dapat terkontrol.  

Terlebih jika ada riwayat keluarga dengan keluhan serupa atau gangguan kesehatan mental lain, sangat dibutuhkan perhatian yang lebih terkait dengan kesehatan mental. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Anemia : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus Ke Dokter

Anemia seringkali identik dengan kurang darah yang disebabkan oleh perdarahan. Namun ternyata ada banyak hal yang dapat memicu terjadinya anemia. Sebenarnya apa saja penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Ketika seseorang mengalami kesulitan untuk tidur seringkali disebut dengan insomnia. Namun ternyata insomnia lebih dari kesulitan untuk tidur saja. Kondisi ini seringkali ditemukan pada usia produktif, namun tidak menutup kemungkinan dapat juga ditemukan pada golongan usia lainnya. 

Anemia 

Anemia adalah kondisi dimana kurangnya sel darah merah atau hemoglobin dalam tubuh yang memiliki peranan penting untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi ini ditandai dengan rendahnya jumlah sel darah merah atah hemoglobin yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium darah. 

Anemia seringkali dianggap selalu berkaitan dengan adanya perdarahan, baik di luar yang terlihat secara langsung maupun di dalam tubuh yang berkaitan dengan organ internal. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun ada beberapa hal yang dapat menyebabkan anemia terjadi. 

Anemia bisa terjadi berkaitan dengan proses intake, produksi dan pembuangan. Kehilangan darah, jika ada riwayat trauma sehingga menimbulkan cedera, perdarahan internal hingga menstruasi yang berat. Selain itu, anemia dapat juga disebabkan oleh kurangnya produksi sel darah merah. Hal ini berkaitan erat dengan kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat. 

Kondisi kurangnya sel darah merah yang menyebabkan anemia bisa juga disebabkan oleh adanya kerusakan pada sel darah merah. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya kelainan genetik seperti sickel cell anemia atau anemia sel sabit. Di sisi lain, bisa juga disebabkan oleh kondisi autoimun. 

Jenis anemia 

Terdapat beberapa jenis anemia. Jika seseorang mengalami anemia karena kurang asupan zat besi, kondisi ini disebut dengan anemia defisiensi zat besi. Sedangkan jika kekurangan vitamin B12 dapat disebut dengan anemia pernisiosa. 

Sedangkan jika terdapat kegagalan dari sumsum tulang belakang dalam membentuk sel darah dapat disebut dengan anemia aplastik. Pada kondisi sel darah merah yang proses penghancurannya lebih cepat dibandingkan dengan proses produksi, dapat disebut juga dengan anemia hemolitik.  

Sedagnkan gangguan genetik yang mempengaruhi bentuk sel darah merah menjadi abnormal dapat disebut dengan anemia sel sabit. 

Gejala 

Peran sel darah merah adalah membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Ketika jumlahnya terlalu sedikit, maka kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi dengan baik. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya keluhan lemas dan mudah lelah. 

Selain itu, orang dengan anemia juga seringkali mengalami pusing atau sakit kepala, terlihat pucat, kekuningan (khususnya pada anemia hemolitik), sesak napas, peningkatan denyut jantung dan laju pernapasan, sulit konsentrasi hingga tangan dan kaki dingin. 

Faktor Risiko 

Faktor risiko anemia dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah. Untuk faktor yang tidak dapat diubah seperti gangguan genetik yang mempengaruhi bentuk sel darah merah yang diproduksi seperti pada kondisi anemia sel sabit. Pada kondisi kelainan genetik seperti talasemia juga lebih rentan mengalami anemia. 

Selain itu, pada wanita yang memiliki durasi menstruasi yang lebih panjang dan volume darah menstruasi lebih banyak dapat berisiko lebih tinggi mengalami anemia. Pada ibu hamil juga lebih rentan mengalami anemia.   

Sedangkan faktor yang dapat diubah berkaitan erat dengan nutrisi yang dikonsumsi setiap harinya. Jika konsumsi makanan tidak memiliki gizi seimbang dan tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian, dalam jangka panjang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh, termasuk meningkatkan risiko anemia. 

Jika dalam makanan yang dikonsumsi tidak cukup mengandung zat besi atau vitamin B12 dapat memicu terjadinya anemia defisiensi zat besi atau vitamin B12. Selain itu, jika tidak memiliki pola hidup sehat, seperti konsumsi alkohol, olahraga dan donor darah berlebihan juga dapat meningkatkan risiko anemia.

Faktor lingkungan seperti paparan timbal dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia aplastik karena dapat merusak sumsum tulang. Konsumsi obat tertentu dalam jangka panjang dapat memiliki efek samping berupa anemia. Oleh karena itu, sangat penting untuk konsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter. 

Diagnosis 

Anamnesis 

Pada pemeriksaan awal, dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis untuk dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan untuk dapat menegakkan diagnosis penyebab utama anemia yang dialami.  

Perlu diketahui berbagai keluhan yang dialami, termasuk durasi keluhan dan berbagai faktor risiko yang dimiliki. Informasi ini sangat penting untuk dapat mengetahui penyebab utama kondisi anemia sehingga dapat memberikan terapi yang tepat. 

Pemeriksaan Fisik 

Pada pemeriksaan fisik dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dari tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan hingga suhu tubuh. Pada kondisi anemia yang bersifat ringan, tanda-tanda vital bisa ditemukan dalam batas normal.  

Sedangkan pada kondisi yang lebih berat dapat ditemukan penurunan tekanan darah yang disertai dengan peningkatan denyut jantung dan laju pernapasan yang merupakan bentuk kompensasi tubuh. 

Pada pemeriksaan konjungtiva dan kuku dapat ditemukan pucat. Jika ada kecurigaan ke arah anemia hemolitik, dapat dilakukan pemeriksaan abdomen untuk memastikan apakah ada pembengkakan limpa atau hati. 

Pemeriksaan Penunjang 

Pemeriksaan penunjang yang disarankan oleh dokter diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan mendeteksi apa saja faktor pemicu terjadinya keluhan yang dialami. Pemeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis anemia dan mengetahui derajat keparahannya untuk menentukan tatalaksana selanjutnya. 

Pada pemeriksaan darah dapat ditemukan penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan eritrosit. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah menilai retikulosit, kadar zat besi dan feritin, vitamin B12 dan folat. 

Pemeriksaan coombs dapat dilakukan untuk mendeteksi anemia hemolitik. Selain itu, untuk kecurigaan adanya talasemia dapat dilakukan pemeriksaan elektroforesis hemoglobin. Bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan USG atau endoskopi jika ada kecurigaan perdarahan internal yang menyebabkan anemia. Sedangkan jika curiga adanya gangguan sumsum tulang belakang dapat dilakukan biopsi sumsum tulang. 

Terapi 

Terapi anemia sangat dipengaruhi oleh penyebab utama serta derajat keparahannya. Pada kondisi ringan dan disebabkan oleh kurangnya kandungan zat nutrisi tertentu dapat diberikan suplemen tambahan. Seperti pada anemia defisiensi zat besi, vitamin B12 atau folat. Upaya ini juga dapat disertai dengan perubahan pola makan dengan gizi seimbang. 

Jika kondisi anemia disebabkan oleh adanya riwayat penyakit lain, sangat penting untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter yang menangani agar kondisinya dapat terkontrol dengan baik. Pada anemia hemolitik biasanya membutuhkan terapi obat berupa steroid jika disebabkan oleh kondisi autoimun hingga transfusi darah. 

Sedangkan pada anemia aplastik yang disebabkan oleh gangguan pada sumsum tulang belakang dapat diberikan juga terapi berupa transplantasi sumsum tulang belakang hingga imunosupresan. Secara umum, kondisi anemia yang bersifat berat membutuhkan transfusi darah, terlebih jika ditemukan adanya perdarahan aktif. Selain upaya menghentikan perdarahan, transfusi juga dibutuhkan. 

Pencegahan 

Untuk mencegah anemia yang berkaitan erat dengan defisiensi zat tertentu, sangat penting untuk menerapkan pola hidup sehat dengan gizi seimbang agar kebutuhan nutrisi harian dapat terpenuhi dengan baik, dari segi makronutrien maupun mikronutrien. 

Jika ada riwayat penyakit kronis yang dapat menyebabkan anemia, sangat penting untuk dapat melakukan kontrol secara berkala agar kondisi bisa stabil. Selain itu, jika ada risiko perdarahan yang dapat menyebabkan anemia sebaiknya bisa melakukan pemeriksaan ke dokter agar perdarahan dapat terkontrol. 

Komplikasi 

Anemia yang tidak terkontrol dengan baik dapat memicu terjadinya kelelahan kronis dan dapat sangat mempengaruhi produktivitas seseorang. Dalam jangka panjang, kondisi anemia dapat menyebabkan gagal jantung dan pembesaran jantung atau kardiomegali. 

Kondisi anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir rendah, prematuritas, preeklampsia hingga anemia postpartum atau pasca melahirkan. Anemia pada anak dapat memicu terjadinya gangguan tumbuh kembang, termasuk kognitif. 

Anemia dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seseorang, memicu terjadinya kerusakan organ dan gangguan psikologis. Pada anemia dengan perdarahan aktif dan cukup hebat dapat menyebabkan syok hipovolemik hingga kematian. 

Kapan Harus ke Dokter? 

Jika mengalami tanda dan gejala anemia, sudah memperbaiki pola hidup namun keluhan tidak kunjung membaik, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter agar dapat segera ditangani sebelum terjadi berbagai komplikasi yang tidak diinginkan. 

Jika ada perdarahan aktif, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter agar sumber perdarahan dapat diatasi sebelum menyebabkan anemia berat yang dapat berujung pada kondisi syok dan berisiko menyebabkan kematian. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Insomnia : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus Ke Dokter

Pada golongan dewasa muda atau usia produktif seringkali mengeluhkan kesulitan tidur atau dengan kata lain mengalami insomnia. Tapi apa sebenarnya insomnia dan bagaimana cara mengatasinya? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Ketika seseorang mengalami kesulitan untuk tidur seringkali disebut dengan insomnia. Namun ternyata insomnia lebih dari kesulitan untuk tidur saja. Kondisi ini seringkali ditemukan pada usia produktif, namun tidak menutup kemungkinan dapat juga ditemukan pada golongan usia lainnya. 

Insomnia 

Insomnia merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami kesulitan untuk memulai tidur, mempertahankan tidur, hingga saat terbangun menjadi sulit untuk tidur kembali. Secara garis besar, kondisi insomnia bisa dibagi menjadi kategori akut dan kronik. Yang membedakan kedua kategori ini adalah durasi keluhan yang dialami. 

Pada insomnia akut, keluhan biasanya bersifat sementara dan dipicu oleh faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Stres, adanya masalah besar yang sedang dihadapi hingga jadwal bekerja yang tidak teratur dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, hingga menyebabkan insomnia. 

Sedangkan insomnia kronis biasanya berlangsung dengan durasi keluhan yang lebih lama, yaitu sekitar 3 bulan atau lebih dan setidaknya terjadi sebanyak 3 kali dalam seminggu. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui durasi keluhan untuk dapat membantu menegakkan diagnosis dan menentukan tatalaksana lebih lanjut. 

Penyebab 

Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia, baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor emosional dan psikologis dapat sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur seseorang, serta dapat memicu terjadinya insomnia. Ketika sedang mengalami stres, cemas berlebih atau bahkan depresi dapat menyebabkan insomnia. 

Adanya riwayat penyakit tertentu dapat juga mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Jika sedang mengalami keluhan seperti nyeri, sesak napas atau keluhan lainnya yang tidak dapat ditangani dengan baik akan menyebabkan orang tersebut sulit untuk tidur.  

Jadwal aktivitas sehari-hari dapat juga dapat menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan insomnia. Ketika jadwal bekerja tidak teratur hingga mempengaruhi jam tidur, jadwal olahraga yang terlalu dekat dengan waktu tidur juga dapat menyebabkan seseorang sulit untuk memulai tidur. 

Faktor lingkungan juga dapat menyebabkan orang untuk sulit tidur. Jika area tempat tidur tidak bersih atau suasananya tidak mendukung atau tidak nyaman untuk tidur seperti terlalu berisik dapat juga memicu insomnia.  

Konsumsi obat atau minuman yang bersifat stimulan seperti nikotin atau kafein akan mempersulit seseorang untuk dapat memulai tidur hingga mengganggu pola tidur. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan jadwal konsumsinya agar tidak mengganggu tidur. 

Gejala 

Secara garis besar keluhan utama orang dengan insomnia adalah gangguan dalam kualitas maupun kuantitas tidur. Hal ini dapat terjadi karena dipicu oleh adanya kesulitan dalam memulai tidur, mempertahankan tidur dan sulit untuk tidur kembali ketika terbangun. 

Keluhan ini bisa bersifat akut jika terjadi hanya di waktu tertentu atau sementara. Sedangkan jika sudah berlangsung lebih dari 3 bulan dan terjadi sebanyak 3 kali dalam seminggu dapat digolongkan dalam insomnia kronis. 

Gejala lain yang menyertai insomnia dapat didasari oleh kuantitas dan kualitas tidur yang tidak baik. Orang dengan insomnia dapat merasa mudah lelah, sulit berkonsentrasi, gangguan mood, penurunan kualitas saat bekerja, sakit kepala, mudah emosi hingga ketergantungan terhadap obat tidur. 

Faktor Risiko 

Banyak hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami insomnia. Secara garis besar dapat dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Berdasarkan penelitian, wanita lebih rentan mengalami insomnia. Hal ini berkaitan dengan hormonal di dalam tubuh dan dipicu oleh stres. 

Selain itu, faktor lain seperti adanya kejadian tertentu yang dihadapi dapat memicu insomnia. Terlebih jika ada riwayat trauma, masalah tertentu yang dihadapi dan memicu stres, overthinking dan depresi. Faktor pola hidup juga memiliki peranan yang begitu besar. Riwayat konsumsi makanan atau minuman yang mengandung stimulan dapat mempersulit seseorang untuk tidur. 

Jadwal bekerja dan olahraga yang tidak teratur juga dapat menyebabkan insomnia. Riwayat penyakit yang tidak terkontrol dengan baik dan mengganggu seseorang untuk tidur dengan nyaman dapat menyebabkan insomnia. Lingkungan tempat tidur yang tidak nyaman dan tidak bersih juga dapat menyebabkan seseorang sulit untuk tidur.  

Diagnosis 

Anamnesis 

Pada pemeriksaan awal, dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis untuk dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan untuk dapat menegakkan diagnosis penyebab utama insomnia yang dialami.  

Perlu diketahui berbagai keluhan yang dialami, termasuk durasi keluhan, intensitasnya hingga berbagai faktor risiko yang ada dan menyebabkan seseorang sulit untuk memulai tidur, mempertahankan tidur hingga sulit untuk tidur kembali ketika terbangun. 

Pemeriksaan Fisik 

Pada pemeriksaan fisik dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dari tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan hingga suhu tubuh. Pada kondisi insomnia tanpa adanya riwayat penyakit lain ataupun keluhan penyerta lainnya, tanda-tanda vital dapat ditemukan dalam batas normal. 

Namun jika ada keluhan lain seperti gangguan pernapasan, keluhan nyeri atau keluhan lain yang menyebabkan sulit untuk tidur dengan nyenyak dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui pemeriksaan fisik dan bila diperlukan dapat dipastikan dengan pemeriksaan penunjang. 

Pemeriksaan Penunjang 

Pemeriksaan penunjang yang disarankan oleh dokter diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan mendeteksi apa saja faktor pemicu terjadinya keluhan yang dialami. Pembuatan jurnal tidur dapat membantu melihat intensitas keluhan insomnia yang dialami. 

Jika dicurigai adanya gangguan psikologis yang menyertai keluhan, pemeriksaan lebih lanjut terkait hal ini sangat penting untuk dilakukan. Bila diperlukan dapat juga dilakukan penilaian studi tidur terhadap orang dengan insomnia. 

Berdasarkan kriteria DSM-5, diagnosis insomnia dapat ditegakkan dengan melihat adanya kesulitan tidur yang terjadi minimal 3 kali dalam seminggu dan berlangsung lebih dari 3 bulan tanpa gangguan tidur lain atau penggunaan zat tertentu. Hal ini biasanya disertai dengan gangguan fungsi dalam aktivitas sehari-hari. 

Terapi 

Pada fase awal insomnia, sangat penting untuk dapat menerapkan jadwal aktivitas dan jadwal tidur yang teratur sehingga kuantitas kebutuhan tidur dapat terpenuhi dengan baik. Selain itu, jaga kenyamanan pada area tempat tidur. Hindari kegiatan lain seperti bekerja atau makan di tempat tidur. Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, tempat tidur cenderung menjadi kotor dan hal ini juga bisa memicu insomnia. 

Sangat disarankan untuk menghindari konsumsi stimulan, khususnya jika sudah mendekati jadwal tidur. Hal ini sangat penting agar tidak terlalu sulit untuk memulai tidur. Latihan relaksasi juga dapat membantu membuat pikiran menjadi lebih tenang dan lebih mudah untuk tidur. 

Hindari beraktivitas sebelum tidur, seperti berolahraga, bekerja atau penggunaan ponsel menjelang waktu tidur. Hal ini bisa menyebabkan sulit tidur. Jika berbagai upaya telah dilakukan namun keluhan tidak kunjung membaik, sangat disarankan untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter. 

Bila diperlukan, dokter dapat meresepkan obat yang dapat membantu untuk dapat tidur. Namun konsumsi obat ini harus di bawah pengawasan dokter. Jika ada riwayat penyakit lain yang dapat mengganggu tidur, sebaiknya dapat kontrol lebih lanjut dengan dokter agar kondisinya stabil. 

Pencegahan 

Untuk dapat mencegah insomnia, sangat penting untuk dapat menjaga sleep hygiene. Biasakan kondisi tubuh dalam keadaan yang bersih sebelum tidur, termasuk di area tempat tidur. Siapkan lingkungan tidur yang nyaman, seperti menghindari suara bising dan ruangan yang terlalu terang. Penggunaan kasur dan bantal yang nyaman dapat membantu seseorang lebih mudah untuk tidur. 

Batasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung stimulan. Hindari aktivitas berat sebelum tidur serta menjaga pola bekerja agar tetap sehat dan tidak mengganggu waktu tidur. Dengan manajemen stres dan latihan relaksasi juga dapat membantu upaya pencegahan insomnia. 

Komplikasi 

Ketika seseorang mengalami insomnia, khususnya yang berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang dapat menyebabkan gangguan dalam kualitas dan kuantitas tidur. Hal ini dapat memicu kelelahan kronis dan menyebabkan penurunan kualitas hidup karena menjadi tidak produktif. 

Selain itu, kondisi ini juga dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, menurunkan imunitas tubuh, meningkatkan risiko penyakit kronis, hingga gangguan mental dan hormonal. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat juga meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan saraf seperti Alzheimer dan gangguan neurologis lain. 

Kapan Harus ke Dokter? 

Ketika mengalami insomnia akut, sangat disarankan untuk melakukan upaya yang dapat dilakukan di rumah seperti mempertahankan jadwal bekerja, olahraga dan tidur yang proporsional dan baik bagi kesehatan. Selain itu, pertahankan pola hidup sehat dan menjaga sleep hygiene. 

Jika berbagai upaya tersebut telah dilakukan namun keluhan tidak kunjung membaik, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter, terlebih jika sudah tergolong kronis atau sudah mengganggu aktivitas dan produktivitas setiap harinya. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Vertigo : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus Ke Dokter

Keluhan sakit kepala dan pusing seringkali kita rasakan. Namun apakah keduanya merupakan hal yang sama? Mari kita bahas lebih lanjut terkait apa itu vertigo, penyebab dan cara penanganannya. 

Keluhan sakit kepala dan pusing seringkali dianggap hal yang sama. Padahal kedua hal ini berbeda dan ketika kita mengetahui perbedaannya dapat membantu menegakkan diagnosis penyebab utama keluhan dan menyingkirkan berbagai kemungkinan diagnosis banding. 

Perbedaan sakit kepala dan pusing 

Sakit kepala adalah keluhan yang dialami ketika seseorang merasakan adanya nyeri pada area kepala, leher dan wajah. Karakteristik sakit kepala dapat bervariasi, dapat berupa sakit kepala sebelah atau yang sering disebut dengan migrain, sakit kepala tegang atau tension type headache dan cluster type headache. 

Sedangkan keluhan pusing dialami seseorang ketika merasa berputar, terdapat sensasi tidak stabil atau melayang. Banyak hal yang bisa menyebabkan keluhan pusing, salah satunya ketika vertigo, terlebih jika keluhan yang dialami adalah pusing berputar. 

Vertigo 

Vertigo itu sendiri merupakan salah satu bentuk gejala dan bukanlah sebuah penyakit atau diagnosis. Ketika seseorang mengalami vertigo, perlu dikaji lebih lanjut terkait berbagai kemungkinan penyebab utama yang mendasarinya. 

Vertigo itu sendiri terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu vertigo sentral dan perifer. Perbedaan dari keduanya adalah gejala yang dialami. Hal ini dapat membantu menegakkan diagnosis penyebab keluhan sehingga dapat menentukan tatalaksana yang tepat. Gejala pada vertigo sentral biasanya relatif lebih ringan jika dibandingkan dengan vertigo perifer. 

Gejala 

Secara garis besar, gejala vertigo yang dialami oleh seseorang adalah sensasi pusing berputar. Namun derajat keparahannya bisa berbeda antara vertigo sentral dan perifer. 

Vertigo sentral 

Pada vertigo sentral, penyebab utama yang mendasari keluhan ini dicurigai berasal dari sistem saraf pusat, khususnya pada otak kecil atau serebelum maupun pada batang otak. Gejala yang ditemukan berupa sensasi berputar yang ringan, terdapat gangguan keseimbangan sehingga orang tersebut akan lebih sulit untuk berdiri dan berjalan dengan baik. 

Karena penyebab utama adalah gangguan pada otak, maka dapat juga ditemukan gejala neurologis lain seperti penglihatan ganda, kelemahan atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh hingga kesulitan bicara. Selain itu, keluhan yang dialami biasanya memiliki durasi yang lebih lama dan sering mengalami kekambuhan. 

Penyebab utama dari keluhan vertigo sentral bisa berupa stroke, tumor otak, trauma kepala, cedera otak, gangguan pembuluh darah otak, penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat seperti multiiple sclerosis hingga efek samping konsumsi obat tertentu seperti antikonvulsan. 

Vertigo perifer

Sedangkan pada vertigo perifer, penyebab utama yang mendasarinya bukanlah gangguan pada sistem saraf pusat. Keluhan ini seringkali muncul ketika terdapat gangguan pada telinga bagian dalam atau saraf vestibular yang dapat mempengaruhi keseimbangan.  

Gejala yang dirasakan seseorang ketika mengalami vertigo perifer biasanya akan lebih berat dibandingkan dengan vertigo sentral. Rasa sensasi berputar yang kuat, terdapat gangguan keseimbangan, hingga disertai dengan mual muntah. Gejala dapat muncul karena dipicu oleh pergerakan kepala tertentu atau bersifat mendadak. Namun durasi keluhan biasanya lebih singkat. 

Penyebab utama dari keluhan ini bisa disebabkan oleh benign paroxysmal positional vertigo (BPPV), vestibular neuritis, labirinitis hingga penyakit meniere. Vertigo perifer berkaitan erat dengan gangguan pada telinga, termasuk sistem sarafnya. 

Faktor Risiko 

Faktor risiko vertigo sangat dipengaruhi oleh penyebab utama yang mendasarinya, yaitu lebih mengarah ke vertigo sentral atau perifer. Dengan adanya riwayat gangguan pada telinga, seperti infeksi, penyakit meniere atau BPPV, maka akan lebih tinggi risiko mengalami vertigo perifer. 

Riwayat trauma kepala, khususnya yang menimbulkan cedera otak dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami vertigo sentral. Selain itu, riwayat penyakit lain yang tidak terkontrol dengan baik, seperti hipertensi, diabetes dan dislipidemia dapat meningkatkan risiko gangguan pembuluh darah hingga stroke dan menyebabkan vertigo sentral. 

Selain itu, jika ada riwayat anggota keluarga dengan vertigo yang disebabkan oleh faktor genetik tertentu atau penyakit meniere, maka risiko mengalami hal serupa akan realtif lebih tinggi. Oleh karena itu, sebaiknya bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk dapat dilakukan skrining rutin dan mempertimbangkan upaya pencegahan yang dapat dilakukan. 

Konsumsi obat tertentu seperti anti konvulsan, diuretik, antidepresan atau atibiotik tertentu bisa memberikan efek samping berupa vertigo. Oleh karena itu, sangat penting untuk konsumsi obat di bawah penyawasan dokter dan sesuai dengan anjurannya. 

Pada beberapa orang, faktor lingkungan dapat juga mempengaruhi kejadian vertigo. Pada orang dengan BPPV, perubahan posisi kepala secara mendadak dapat memicu terjadinya vertigo perifer. Selain itu, paparan suara keras dapat mempengaruhi telinga dan memicu terjadinya vertigo. 

Pada ibu hamil, ketika mengalami perubahan hormon dan tekanan darah pada masa kehamilan dapat menjadi salah satu faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan mengalami vertigo. Pola hidup yang kurang sehat seperti dehidrasi, kelelahan, stres hingga konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami vertigo. 

Diagnosis 

Anamnesis 

Pada pemeriksaan awal, dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis untuk dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan untuk dapat menegakkan diagnosis penyebab utama vertigo yang dialami.  

 Karakteristik vertigo, durasi, termasuk gejala penyerta perlu diketahui lebih lanjut untuk dapat membantu mengidentifikasi apakah keluhan yang dialami termasuk dalam vertigo sentral atau vertigo perifer. Langkah ini sangat penting untuk dapat mengetahui kemungkinan penyebab utama yang mendasari keluhan vertigo.

Selain itu, menganalisa berbagai faktor risiko orang tersebut yang dapat meningkatkan risiko vertigo dapat sangat membantu untuk menentukan langkah pemeriksaan selanjutnya dan dapat menegakkan diagnosis serta tatalaksana yang tepat. 

Pemeriksaan Fisik 

Pada pemeriksaan fisik dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dari tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan hingga suhu tubuh. Pada kondisi awal bisa saja ditemukan pemeriksaan seluruh tanda-tanda vital dalam batas normal. Jika ada dehidrasi bisa ditemukan penurunan tekanan darah, peningkatan denyut jantung dan laju pernapasan sebagai upaya kompensasi tubuh. 

Jika terdapat kecurigaan ke arah vertigo perifer yang disebabkan oleh gangguan pada telinga, dokter akan melakukan pemeriksaan telinga menggunakan otoskop. Melalui pemeriksaan ini dapat dinilai apakah ada infeksi ataupun kelainan pada telinga bagian tengah dan dalam. 

Jika terdapat kecurigaan ke arah vertigo sentral, biasanya dokter akan menilai apakah ada tanda gangguan saraf pusat melalui pemeriksaan kekuatan otot, refleks, sensorik dan koordinasi. Hal ini penting untuk dilakukan apakah ada gangguan pada sistem saraf pusat atau tidak. 

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan Dix-Hallpike Maneuver untuk dapat membantu menegakkan diagnosis vertigo perifer yang disebabkan oleh BPPV. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah Romberg Test untuk menilai keseimbangan tubuh. Pemeriksaan ini biasanya juga disertai dengan tes Fukuda Stepping 

Selain itu, pada pasien dengan keluhan vertigo biasanya dapat juga disertai dengan nistagmus, yaitu adanya pergerakan mata abnormal. Jika ada nistagmus horisontal, biasanya keluhan yang dialami merupakan vertigo perifer. Sedangkan jika terdapat nistagmus vertikal atau torsional, mengarah ke vertigo sentral. 

Pemeriksaan Penunjang 

Pemeriksaan penunjang yang disarankan oleh dokter biasanya diperlukan untuk membantu menegakkan penyebab utama penyakit yang mendasari keluhan vertigo. Pemeriksaan audiometri dibutuhkan untuk menilai fungsi pendengaran dan memastikan keluhan vertigo tidak disebabkan oleh gangguan pada telinga. 

Pemeriksaan MRI atau CT scan dapat dilakukan jika ada kecurigaan gangguan pada sistem saraf pusar atau otak yang menyebabkan vertigo sentral. Melalui pemeriksaan ini dapat dinilai apakah ada stroke, gangguan pembuluh darah otak, tumor hingga penyakit autoimun seperti multiple sclerosis. Tes kalorik dapat dilakukan untuk memeriksa respon sistem vestibular terhadap stimulasi yang diberikan. 

Terapi 

Terapi vertigo sangat dipengaruhi oleh penyebab utama yang mendasari keluhan yang dialami. Untuk kondisi vertigo perifer yang disebabkan oleh BPPV dapat dilakukan Epley Maneuver untuk membantu mengatasi keluhan vertigo. Upaya ini dilakukan oleh dokter atau fisioterapis yang menangani dengan menggerakkan kepala ke posisi tertentu. Setelah itu, dokter juga akan menyarankan melakukan latihan Semont Maneuver atau Brandt-Daroff Exercises di rumah. 

Untuk vertigo yang disebabkan oleh penyakit meniere dapat dilakukan upaya diet rendah garam dan pemberian diuretik untuk menurunkan retensi cairan dan tekanan di dalam telinga. Bila diperlukan, pada gejala berat dapat diberikan obat untuk telinga tengah berupa anti radang dan antibiotik. 

Sedangkan untuk vertigo sentral, dimana terdapat gangguan pada sistem saraf pusat membutuhkan tatalaksana yang lebih kompleks dan sangat dipengaruhi oleh penyakit utamanya. Pada kondisi stroke infarkt yang disertai dengan sumbatan akan diberikan antikoagulan atua antiplatelet.  

Sedangkan pada tumor otak akan diperlukan upaya operasi. Jika dicurigai berupa keganasan kemungkinan akan membutuhkan tatalaksana berupa kemoterapi dan radioterapi. Pada kondisi autoimun seperti pada multiple sclerosis akan diberikan kortikosteroid. 

Selain itu, dokter juga akan meresepkan obat sesuai dengan gejala yang saat ini sedang dikeluhkan. Untuk mual muntah, dokter juga dapat meresepkan antiemetik bila diperlukan. Dokter juga dapat meresepkan betahistin untuk membantu meredakan keluhan vertigo yang dialami. 

Pencegahan 

Serupa dengan tatalaksana vertigo, upaya pencegahan juga sangat dipengaruhi oleh penyebab utama yang mendasarinya. Hindari gerakan mendadak, khususnya yang melibatkan perubahan posisi kepala dengan cepat karena hal ini dapat menyebabkan pusing berputar, khususnya vertigo perifer. 

Sangat penting untuk menerapkan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan dengan gizi seimbang, membatasi konsumsi garam, konsumsi cukup air, menghindari kafein, alkohol dan nikotin, tidur yang cukup, kelola stres dengan baik dan rutin berolahraga. 

Jika memiliki riwayat penyakit yang dapat meningkatkan risiko mengalami vertigo, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala dengan dokter agar dapat terkontrol dengan baik. 

Komplikasi 

Pada kondisi vertigo perifer, biasanya jarang menimbulkan komplikasi namun gejala yang dialami dapat sangat mengganggu aktivitas. Selain itu, risiko seseorang mengalami cedera seperti terjatuh, kecelakaan hingga trauma atau cedera kepala dapat lebih tinggi.  

Gejala vertigo berat dengan mual muntah dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami dehidrasi dan malnutrisi. Oleh karena itu, perlu penanganan yang optimal sebelum hal tersebut terjadi. Selain itu, pada vertigo yang disebabkan oleh penyakit meniere jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang permanen. 

Sedangkan vertigo sentral yang disebabkan oleh gangguan pada otak seperti stroke dan tumor otak membutuhkan penanganan segera agar gangguan sistem saraf pusat tidak menjadi permanen dan menimbulkan kerusakan otak yang lebih lanjut. 

Kapan Harus ke Dokter? 

Keluhan vertigo cukup mengganggu aktivitas dan produktivitas seseorang. Oleh karena itu, jika hal ini sudah dialami sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut dan diberikan penanganan yang tepat sebelum terjadi berbagai kemungkinan komplikasi. 

Selain itu, vertigo bisa menjadi tanda awal penyakit serius pada sistem saraf pusat seperti stroke, gangguan pembuluh darah dan tumor otak. Dengan deteksi dini dapat membantu pemberian tatalaksana yang lebih optimal. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene