RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Apa itu Kista Ovarium dan Bagaimana Cara Medeteksinya?

Apa itu Kista Ovarium dan Bagaimana Cara Medeteksinya?

Apa itu kista ovarium dan Bagaimana Cara Medeteksinya?

Kista ovarium merupakan salah satu diganosis penyakit pada sistem reproduksi yang cukup sering ditemukan pada wanita. Pada fase awal bisa saja tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai sebagai tanda awal kista ovarium. 

Ovarium merupakan salah satu bagian dari organ reproduksi yang berperan penting dalam sistem reproduksi wanita. Ovarium atau indung telur berperan dalam mengeluarkan sel telur yang siap dibuahi oleh sel sperma hingga membentuk hasil pembuahan. 

Namun pada beberapa kondisi dapat terbentuk kista pada ovarium. Kista merupakan kantung yang berisi cairan. Secara garis besar dapat terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kista fisiologis dan patologis. Dengan kata lain, bisa saja terlihat kista pada ovarium saat dilakukan pemeriksaan, namun ternyata merupakan hal yang normal karena merupakan bagian dari siklus menstruasi. 

Kista jenis ini biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring dengan perjalanan siklus menstruasi. Oleh karena itu, dokter akan menyarankan pemeriksaan kembali untuk dapat memastikan apakah kista tersebut bersifat fisiologis atau membutuhkan evaluasi lebih lanjut. 

Apa saja penyebab kista ovarium patologis? 

Meskipun bersifat patologis, namun mayoritas kista ovarium tergolong dalam kategori masa jinak atau tidak memiliki tanda keganasan. Pembentukan kista ovarium biasanya seringkali disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan hormon reproduksi, khususnya esterogen dan progesteron. 

Selain itu, riwayat penyakit lain yang menyertai dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kista ovarium, seperti peradangan atau infeksi pada panggul, endometriosis hingga riwayat konsumsi obat yang mengandung hormon tertentu. 

Gejala kista ovarium 

Pada fase awal, seringkali seseorang dengan kista ovarium tidak memiliki keluhan. Sering terjadi diagnosis ditegakkan pada saat pemeriksaan rutin atau medical check up berkala saat pemeriksaan ultrasonografi atau USG. 

Namun kista ovarium seringkali mempengaruhi siklus menstruasi. Pada orang yang memiliki kista ovarium biasanya dapat mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur. Selain itu, dapat juga disertai dengan nyeri haid atau dismenore. 

Gangguan pada keseimbangan hormon juga dapat menimbulkan beberapa gejala khas seperti pertumbuhan rambut yang berlebihan hingga kulit yang berjerawat. Meskipun hal ini tidak menjadi tanda khas atau tanda pasti kista ovarium. 

Jika kista ovarium yang terbentuk memiliki ukuran yang cukup besar maka akan menekan jaringan dan organ di sekitarnya. Ketika hal ini terjadi maka dapat disertai dengan keluhan nyeri perut, nyeri pada area panggul, nyeri pada saat berhubungan seksual, pembesaran pada area perut hingga mudah kembung. 

Bagaimana cara mendeteksinya? 

Jika ukuran kista cukup besar, biasanya pada pemeriksaan fisik dapat terlihat dan teraba saat pemeriksaan regio abdomen. Bila perlu dokter juga dapat melakukan pemeriksaan dalam agar dapat memastikan bahwa benjolan yang terlihat atau teraba benar berasal dari ovarium atau bukan. 

Untuk menegakkan diagnosis kista ovarium dokter spesialis kandungan dan kebidanan yang menangani akan melakukan pemeriksaan USG abdomen atau transvaginal. Hal ini penting untuk dapat memastikan lokasi kista serta ukurannya. 

Bila diperlukan, dokter yang menangani dapat juga menyarankan pemeriksaan CT scan atau MRI untuk menilai lebih detail kista tersebut dan jaringan serta organ di sekitarnya yang mungkin mengalami penekanan atau kerusakan. 

Kista ovarium mayoritas bersifat jinak. Namun jika dokter memiliki kecurigaan ke arah keganasan, khususnya pada kista yang ukurannya cukup besar, dokter juga dapat menyarankan pemeriksaan tumor marker CA-125 yang biasanya terdeteksi meningkat pada kasus kanker ovarium. Namun hal ini bukanlah indikator pasti. Dokter akan melakukan penilaian secara keseluruhan untuk dapat menegakkan diagnosis tersebut. 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene 

Share This Article: