RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Mengenal PTSD atau Post Trauma Stress Disoder

Mengenal PTSD atau Post Trauma Stress Disoder

Perempuan mengalami PTSD - POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mengatakan sedang mengalami stres. Namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan stres dan apa bedanya dengan post-traumatic stress disorder? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Pada usia produktif, banyak hal yang bisa menimbulkan keluhan stres setiap harinya. Banyak faktor yang bisa memicu keluhan ini, baik dari lingkungan keluarga, sekolah, kantor hingga lingkungan pertemanan. Tapi stres yang dialami bisa bersifat ringan hingga berat. 

Stres 

Stres merupakan respon fisik dan emosional tubuh terhadap situasi tertentu yang dianggap mengganggu atau mengancam. Stres bisa bersifat positif atau eustress yang memicu seseorang menjadi lebih termotivasi dan menjadi lebih baik ke depannya.  

Namun di sisi lain stres bisa jadi bersifat negatif atau distress. Kondisi ini terjadi ketika tekanan terlalu berat hingga sulit untuk dihadapi dan dikontrol oleh diri sendiri. Kondisi ini juga berkaitan erat dengan intensitas dan durasi tekanan yang dialami. 

Post-traumatic stress disorder 

Kondisi PTSD atau post-traumatic stress disorder disebut juga dengan gangguan stres pasca trauma. Kondisi ini terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang sangat berat.  

Banyak hal yang bisa memicu terjadinya PTSD pada seseorang, seperti kekerasan fisik, kecelakaan, bencana alam, dan kondisi lainnya. PTSD tidak hanya bisa muncul pada orang yang mengalami trauma secara langsung, namun bisa juga pada orang yang menjadi saksi hidup kejadian tersebut, terlebih jika memiliki hubungan relasi yang dekat. 

Gejala PTSD bisa sangat bervariasi, dari yang bersifat ringan hingga sangat berat sehingga orang tersebut menjadi tidak produktif dan sulit untuk beraktivitas sehari-hari karena trauma yang dialami. 

Orang dengan PTSD dapat mengalami intrusi atau re-experiencing, dimana mengalami kilas balik terkait trauma yang dialami, mimpi buruk hingga pikiran terkait peristiwa tersebut. 

Selain itu, respon terhadap trauma pada orang dengan PTSD adalah menghindar atau avoidance, yaitu dengan menghindari orang, tempat atau situasi yang menimbulkan trauma. Biasanya orang dengan PTSD juga dapat menghindari topik yang berkaitan dengan trauma yang dialami. 

Dengan PTSD, orang tersebut dapat mengalami gangguan atau perubahan mood dan kognisi. Dapat muncul perasaan bersalah, malu, merasa terasing hingga kesulitan untuk mengingat detail peristiwa penyebab trauma. 

Selain itu, orang dengan PTSD juga cenderung mudah terkejut dan memiliki rasa waspada berlebihan sehingga sulit untuk berkonsentrasi, sulit tidur hingga mudah untuk marah. 

Untuk menangani PTSD dapat sangat bervariasi antara satu kasus dengan yang lainnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater agar tatalaksana yang diberikan seusai dengan kondisi. 

Terapi PTSD dapat berupa terapi psikologis seperti terapi perilaku kognitif atau CBT hingga terapi paparan atau exposure therapy. Bila diperlukan, dokter juga dapat meresepkan obat berupa antidepresan untuk dapat membantu meringankan gejala yang dialami. 

Selama proses terapi PTSD, sangat penting untuk tetap memperoleh dukungan sosial, khususnya dari orang terdekat di sekitarnya. Hal ini dapat sangat menentukan keberhasilan terapi.  

Melakukan upaya berbicara dengan anggota keluarga atau teman yang dipercaya dapat membantu mengeluarkan rasa stres atau tekanan yang dialami. Selain itu, dengan bergabung dengan kelompok dukungan juga dapat membantu meringankan perasaan stres yang dialami. 

Jika mengalami atau ada orang terdekat yang mengalami trauma tertentu hingga menimbulkan gejala PTSD pasca kejadian, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan psikolog atau psikiater agar dapat segera memperoleh pertolongan. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Share This Article: