Pasca melahirkan, salah satu keluhan yang sering dialami oleh seorang ibu adalah adanya stretchmark yang mengganggu penampilan. Apa sebenarnya penyebab stretchmark dan bagaimana cara mengatasinya? Mari kita bahas lebih lanjut.
Munculnya stretchmark pada kulit ibu hamil dapat mengganggu penampilan dan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Namun kondisi ini tidak hanya dapat dialami oleh ibu hamil karena stretchmark dapat disebabkan oleh banyak hal.
Stretchmark
Stretchmark adalah garis-garis atau guratan yang muncul pada permukaan kulit karena adanya peregangan kulit yang berlangsung dengan cepat. Stretchmark atau striae ini dapat muncul tidak hanya pada ibu hamil, namun dapat juga ditemukan pada pria.
Faktor umum yang menyebabkan keluhan ini secara garis besar adalah kurangnya elastisitas permukaan kulit dan peregangan kulit yang terlalu cepat. Jika masih ada kompensasi dari salah satu faktor ini, maka stretchmark biasanya dapat dihindari atau dampaknya akan lebih minimal.
Kondisi ini juga bisa terjadi karena efek samping penggunaan obat tertentu seperti kortikosteroid dalam jangka waktu yang cukup panjang. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang menangani jika mengalami keluhan pasca pengobatan. Hal ini dapat menjadi pertimbangan dokter terkait jenis dan dosis obat yang diberikan.
Gambaran stretchmark pada permukaan kulit adalah adanya garis atau guratan berwarna kemerahan pada fase awal dan kelamaan akan mengalami perubahan warna menjadi putih. Striae ini dapat muncul di berbagai bagian tubuh seperti area perut, bokong, payudara, pinggul, paha hingga lengan.
Pada stertchmark yang baru muncul (striae rubrae), biasanya proses perawatan akan lebih mudah dan kemungkinan untuk pulih akan lebih besar. Sedangkan pada striae albae, dimana sudah ada perubahan warna stretchmark menjadi putih, proses terapi akan lebih sulit.
Tidak hanya dapat dialami oleh wanita, kondisi ini juga dapat terjadi pada pria. Jika terdapat peningkatan berat badan dalam jangka waktu cukup singkat, hal ini dapat menjadi salah satu faktor risiko seseorang mengalami stretchmark.
Bagaimana cara mengatasinya?
Upaya pencegahan merupakan hal yang sangat penting. Sangat disarankan untuk dapat menerapkan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan gizi seimbang serta rutin berolahraga agar dapat menjaga berat badan tetap ideal. Selain itu, menjaga kesehatan kulit dengan hidrasi yang cukup baik juga sangatlah penting.
Sangat penting untuk menjaga asupan nutrisi dengan baik agar kebutuhan makro dan mikronutrien dapat terpenuhi dengan baik. Kulit sendiri membutuhkan asupan makanan tinggi vitamin C dan E. Selain itu, protein juga sangat penting untuk kesehatan kulit, khususnya jika sedang dalam proses pemulihan.
Jika sudah mengalami stretchmark, sebenarnya cukup sulit untuk dapat menghilangkannya. Perawatan topikal dapat dilakukan meskipun efektivitasnya tidak terlalu besar. Pemberian retinoid topikal dapat membantu memperbaiki kolagen, namun tidak disarankan untuk ibu hamil karena dapat menimbulkan efek samping pada kehamilan.
Pemberian minyak alami seperti minyak kelapa, minyak zaitun dan minyak almond dianggap dapat membantu melembapkan kulit dan meningkatkan elastisitasnya. Upaya ini dapat dilakukan secara rutin, khususnya pada masa kehamilan sebagai upaya pencegahan.
Selain itu, perawatan yang lebih intens dapat juga dilakukan seperti terapi laser untuk membantu merangsang produksi kolagen yang dapat membantu memudarkan striae pada permukaan kulit. Tindakan microneedling juga dapat dilakukan untuk merangsang regenerasi kulit dengan jaringan yang baru dan lebih sehat. Penggunaan peeling kimia juga dapat dilakukan bila diperlukan.