Pada pemeriksaan laboratorium darah kita dapat melihat hasil eosinofil. Nilai eosinofil seringkali dikaitkan dengan riwayat alergi pada seseorang ketika ditemukan peningkatan. Namun bagaimana jika hasilnya di bawah normal? Mari kita bahas lebih lanjut.
Salah satu pemeriksaan penunjang yang sering disarankan oleh dokter untuk membantu menegakkan diagnosis adalah pemeriksaan laboratorium darah. Dari hasil pemeriksaan darah complete blood count atau pemeriksaan darah lengkap disertai dengan differential count. Pemeriksaan ini dapat melihat hasil hitung jenis sel darah putih.
Hitung jenis sel darah putih
Dari hasil pemeriksaan differential count akan ditemukan nilai dari berbagai jenis sel darah putih. Leukosit atau sel darah putih terdiri dari neutrofil, limfosit, monosit, basofil, dan eosinofil. Setiap sel darah putih memiliki tugas khusus. Oleh karena itu, ketika terdapat peningkatan maupun penurunan di luar batas normal maka dapat menjadi indikator adanya sesuatu di dalam tubuh.
Eosinofil
Persentase normal eosinofil pada pemeriksaan hitung jenis sel darah putih adalah 1-6%, namun hal ini dapat dipastikan lebih lanjut karena setiap laboratorium terkadang memiliki nilai normal tersendiri yang dijadikan acuan.
Eosinofil adalah sel darah putih yang berperan untuk melawan infeksi parasit dan memiliki peranan penting dalam reaksi alergi dalam tubuh dan pada orang dengan riwayat asma. Ketika terjadi peningkatan nilai eosinofil salah satu penanda adanya infeksi parasit, alergi atau kondisi autoimun.
Penurunan eosinofil
Banyak faktor yang dapat menyebabkan penurunan eosinofil, seperti stres fisik dan emosional. Ketika seseorang mengalami stres berlebih, baik berupa tekanan dari lingkungan pekerjaan, pendidikan, keluarga atau lainnya juga dapat mempengaruhi kondisi ini.
Pada orang dengan riwayat operasi, infeksi akut maupun infeksi berat dapat juga menyebabkan penurunan eosinofil atau disebut juga dengan eosinopenia. Pada kondisi infeksi, penurunan jumlah eosinofil terjadi karena tubuh memprioritaskan sel darah putih jenis lain yang memiliki peranan penting untuk melawan infeksi dalam tubuh.
Penggunaan obat-obatan tertentu bisa menimbulkan efek samping berupa penurunan jumlah eosinofil dalam tubuh. Konsumsi steroid dalam jangka panjang dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh hingga menyebabkan jumlah eosinofil yang rendah. Hal serupa juga bisa terjadi ketika konsumsi obat beta agonis pada penderita asma.
Jika memiliki riwayat penyakit lain seperti autoimun atau adanya gangguan fungsi endokrin dapat juga mempengaruhi jumlah eosinofil di dalam tubuh. Meskipun penurunan eosinofil bisa disebabkan banyak hal, namun untuk dapat menegakkan diagnosis biasanya harus disertai dengan pemeriksaan penunjang lain dan pastinya didukung dengan hasil wawancara medis dan pemeriksaan fisik.
Kapan harus waspada pada kondisi eosinopenia?
Kondisi eosinopenia harus diperhatikan jika hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan lebih rendah dari 1% atau sudah mendekati 0. Terlebih jika dari hasil anamnesis atau wawancara medis dan pemeriksaan fisik yang menunjang. Bila diperlukan, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang lain untuk dapat membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain.
Tatalaksana kondisi eosinofil yang terlalu rendah sangat dipengaruhi oleh penyakit utama yang mendasarinya. Terapi dapat sangat bervariasi, namun secara garis besar sangat penting untuk dapat menjaga sistem imun tubuh agar tetap optimal. Upaya ini dapat dilakukan dengan konsumsi makanan dengan gizi seimbang, baik makronutrien dan mikronutrien.
Selain itu, memenuhi kebutuhan cairan harian juga sangat penting untuk dapat mejaga imunitas tubuh. Rutin berolahraga dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan fungsi imun tubuh. Bila diperlukan, pemberian imunoterapi juga dapat dilakukan.