Batu empedu merupakan salah satu penyakit yang gejalanya sangat dipengaruhi oleh lokasinya. Batu empedu bisa saja tidak menimbulkan gejala sama sekali. Namun di sisi lain, jika lokasinya berbeda dapat menimbulkan gejala nyeri yang cukup hebat hingga mengganggu aktivitas. Mari kita bahas lebih lanjut.
Empedu merupakan cairan yang diproduksi oleh hati dan disimpan di dalam kantong empedu. Empedu memiliki peranan yang penting untuk metabolisme lemak dan absorpsi vitamin A, D, E dan K. Selain itu, empedu juga berperan dalam mengeluarkan produk sisa dari tubuh hingga menetralisir asam lambung.
Empedu memiliki peranan yang penting dalam sistem pencernaan. Ketika terdapat gangguan dalam fungsinya, maka metabolisme tubuh, khususnya dalam saluran pencernaan dapat mengalami gangguan.
Penyebab batu empedu
Secara garis besar, batu empedu dapat terbentuk jika kerjanya terlalu berat sehingga tidak cukup untuk melakukan proses metabolisme atau ekskresinya yang tidak maksimal.
Terlalu banyak lemak
Empedu memiliki peranan penting untuk metabolisme kolesterol. Ketika di dalam empedu terlalu banyak kolesterol yang harus dimetabolisme namun garam empedu yang dibutuhkan tidak cukup, maka dalam kondisi kolesterol yang tidak termoetabolisme mengendap dan dapat terbentuk batu empedu.
Terlalu banyak bilirubin
Bilirubin terbentuk dari pemecahan sel darah merah. Jika terbentuk terlalu banyak bilirubin dan cairan empedu tidak cukup untuk mengolahnya, maka dapat terbentuk batu empedu.
Pengosongan kantong empedu tidak optimal
Cairan empedu seharusnya dikeluarkan dari kantong empedu secara berkala. Namun pada kondisi tertentu dimana pengosongan kantong empedu tidak optimal dapat memicu terjadinya penumpukan cairan empedu hingga menjadi lebih pekat dan membentuk batu.
Kondisi lain
Terdapat beberapa faktor lain yang dapat memicu terbentuknya batu empedu, seperti jenis kelamin, dimana wanita cenderung lebih berisiko mengalami batu empedu, usia lanjut, obesitas, makanan tinggi lemak hingga faktor genetik.
Bagaimana gejalanya?
Seseorang dengan batu empedu bisa saja tidak mengalami gejala sama sekali, sekalipun jika ukuran batunya besar atau dalam jumlah yang cukup banyak. Hal ini dapat terjadi pada batu empedu yang terbentuk di kantong empedu.
Kantong empedu yang sifatnya relatif lebih elastis dan berongga bisa mengkompensasi kondisi dimana terbentuknya batu empedu. Sekalipun ukurannya besar dan jumlahnya banyak. Namun jika kondisi ini terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan akan terjadi penekanan pada dinding kantong empedu hingga menimbulkan gejala.
Di sisi lain, jika batu empedu ditemukan pada saluran empedu, ukuran kecil sekalipun dapat menimbulkan gejala yang cukup berarti. Saluran empedu berbentuk seperti pipa yang relatif rigid atau kaku. Sehingga ketika ada batu empedu di dalamnya akan memicu peregangan pada dinding saluran empedu sehingga bisa menimbulkan keluhan nyeri hebat.
Gejala yang cukup sering ditemukan adalah nyeri perut sisi kanan atas yang bersifat tajam dan mendadak. Nyeri dapat menjalar ke area punggung hingga bahu kanan. Nyeri biasanya muncul setelah makan, khususnya ketika konsumsi makanan yang tinggi lemak.
Selain nyeri perut, orang dengan batu empedu dapat mengalami mual muntah dan gangguan pencernaan lain. Dapat juga disertai dengan perubahan warna urin menjadi lebih gelap dan warna feses lebih terang.
Pada kondisi batu empedu yang disertai dengan peradangan dapat juga mengalami demam tinggi dan menggigil. Selain itu, dalam jangka cukup panjang dengan penumpukan bilirubin dapat juga menimbulkan tanda berupa kulit dan mata menjadi berwarna kekuningan atau jaundice.
Jika Anda memiliki faktor risiko atau bahkan sudah mengalami gejala khas seperti di atas, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan langsung, evaluasi klinis hingga tatalaksana yang tepat sebelum terjadinya berbagai kemungkinan komplikasi.
Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene