RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Batu Ginjal – Gejala, Penyebab, dan Kapan Harus Ke Dokter

Batu Ginjal – Gejala, Penyebab, dan Kapan Harus Ke Dokter

ilustrasi batu ginjal dengan garam yang berbentuk ginjal

Ginjal memiliki peranan penting untuk mengeluarkan racun dalam tubuh. Salah satu penyakit yang dapat ditemukan pada ginjal adalah batu ginjal. Mari kita kenali lebih lanjut terkait gejala, penyebab dan pengobatannya. 

Keluhan nyeri pada pinggang bisa menjadi keluhan yang sering ditemukan sehari-hari. Banyak hal yang bisa menyebabkan keluhan tersebut dari nyeri otot hingga batu ginjal. Bagaimana cara membedakannya? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki peranan penting dalam metabolisme tubuh, khususnya dengan mengeluarkan racun dari tubuh melalui sistem saluran kemih. 

Batu pada saluran kemih secara umum dapat disebut dengan urolitiasis. Sedangkan untuk batu yang ditemukan pada ginjal dapat disebut dengan nefrolitiasis. Nefrolitiasis berasal dari bahasa Yunani yaitu nephros yang berarti ginjal dan lithos yang berarti batu. 

Ginjal memiliki peranan penting dalam tubuh. Ginjal berperan untuk melakukan proses filtrasi darah dengan menyaring zat racun yang harus dikeluarkan dalam tubuh seperti urea dan amonia. Proses ekskresi akan dikeluarkan melalui urin. 

Tidak hanya proses filtrasi, ginjal juga memiliki peranan untuk reabsorpsi dan ekskresi hingga terbentuknya urin. Selain itu, ginjal juga memiliki peranan penting untuk mengatur volume cairan dalam tubuh agar tidak terlalu banyak ataupun terlalu sedikit seperti pada kondisi dehidrasi.  

Di sisi lain, ketika mengatur volume cairan dalam tubuh, ginjal juga menghasilkan enzim renin yang dapat mempengaruhi tekanan darah dalam tubuh. Ginjal juga berperan untuk mengatur keseimbangan elektrolit dalam tubuh seperti natrium dan kalium yang memiliki peranan penting untuk fungsi sel, otot dan saraf. 

Ginjal juga berfungsi menghasilkan enzim yang berperan penting untuk pembentukan sel darah merah. Selain itu, ginjal juga membantu menjaga pH darah dengan mengatur keseimbangan asam-basa. 

Dengan berbagai fungsi penting yang dilakukan oleh ginjal, ketika terjadi gangguan seperti batu ginjal dapat sangat mempengaruhi metabolisme tubuh dan mengganggu keseimbangannya. 

Penyebab Batu Ginjal

Banyak faktor yang bisa menyebabkan batu ginjal. Secara garis besar dapat terbagi menjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang dapat meningkatkan risiko batu ginjal adalah makanan yang kita konsumsi. 

Ketika konsumsi makanan tinggi protein, garam atau gula dalam jangka panjang dan dengan jumlah yang cukup besar dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Terlebih jika konsumsi makanan tinggi oksalat seperti bayam. 

Konsumsi obat-obatan juga bisa meningkatkan risiko batu ginjal, seperti konsumsi suplemen kalsium dan diuretik. Biasanya saat konsumsi obat tersebut sangat disarankan untuk minum air yang banyak. 

Kondisi dehidrasi atau kurangnya cairan di dalam tubuh busa menyebabkan urin lebih terkonsentrasi dengan mineral sehingga bisa menyebabkan proses kristalisasi dan pembentukan batu ginjal. 

Ketika sedang memiliki aktivitas yang berat hingga mengeluarkan banyak keringat atau pada kondisi demam tinggi, cairan yang keluar dari dalam tubuh biasanya cukup banyak sehingga kebutuhan cairan harian juga akan meningkat. Oleh karena itu, pada kondisi ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan cairan agar tidak mengalami dehidrasi. 

Kondisi kesehatan seperti hiperkalsiuria, dimana terdapat banyak kalsium di dalam urin, juga dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi urin hingga membentuk batu ginjal. 

Ketika seseorang mengalami infeksi saluran kemih, kondisi peradangan dan infeksi juga dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu pada saluran kemih, termasuk batu ginjal. 

Selain itu, faktor genetik juga memiliki peranan penting. Ketika memiliki anggota keluarga yang memiliki riwayat batu ginjal, maka risiko orang tersebut mengalami hal yang sama juga dapat meningkat. 

Gejala 

Ginjal berlokasi di bagian belakang tubuh, pada area pinggang. Oleh karena itu, orang dengan batu ginjal bisa mengalami keluhan berupa nyeri pinggang. Namun pada kasus dengan batu ginjal yang tidak terlalu besar, bisa juga tidak mengalami keluhan karena dirasa tidak mengganggu akivitas. 

Nyeri yang dirasakan biasanya bersifat tajam dan muncul secara mendadak pada area punggung bawah hingga pinggang sisi belakang. Kondisi ini sering disebut dengan kolik ginjal. 

Batu ginjal juga tidak jarang disertai dengan infeksi saluran kemih. Oleh karena itu, tidak jarang juga disertai dengan keluhan panas seperti terbakar saat buang air kecil. Urin yang dikeluarkan juga biasanya berwarna keruh dan tidak jarang disertai dengan darah hingga berwarna kemerahan atau hematuria. 

Jika disertai dengan infeksi, biasanya juga disertai dengan keluhan buang air kecil lebih sering, penurunan aliran urin dan terasa tidak tuntas. Bisa juga disertai dengan keluhan demam dan menggigil. 

Ketika terdapat batu pada ginjal, maka fungsi ginjal untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh juga menurun. Dengan adanya penumpukan zat ini bisa menimbulka keluhan mual muntah. 

Faktor Risiko 

Faktor risiko batu ginjal sangat dipengaruhi oleh penyebab utama yang mendasarinya. Konsumsi makanan ataupun suplemen yang tinggi kalsium bisa menyebabkan tingginya konsentrasi kalsium hingga dapat membentuk batu ginjal. 

Kondisi penyakit lain seperti keadaan dehidrasi dan infeksi saluran kemih juga dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal. Selain itu, faktor genetik seperti riwayat anggota keluarga dengan batu ginjal juga dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu pada ginjal. 

Sangat penting untuk memelihara kebiasaan konsumsi cairan yang cukup agar tidak mengalami dehidrasi. Selain itu, hindari kebiasaan menahan buang air kecil agar tidak meningkatkan risiko infeksi saluran kemih yang bisa memicu terbentuknya batu ginjal. 

Diagnosis 

Anamnesis 

Pada tahap awal, dokter akan melakukan wawancara medis dengan menanyakan gejala atau keluhan yang dialami oleh pasien. Pada kondisi batu ginjal dengan ukuran yang kecil, biasanya tidak terlalu mengganggu metabolisme dan kerja ginjal sehingga tidak menyebabkan keluhan bermakna. 

Pada kondisi tersebut, biasanya batu ginjal dapat ditemukan secara tidak sengaja pada saat dilakukan medical checkup. Dengan skrining tersebut, dapat dilakukan deteksi dini dan terapi awal sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan timbulnya berbagai kemungkinan komplikasi. 

Sedangkan pada pasien dengan kasus batu ginjal yang sudah cukup mengganggu aktivitas, keluhan yang sering ditemukan adalah nyeri pada area punggung bawah atau pinggang sisi belakang. 

Nyeri dirasakan tajam dan muncul mendadak. Jika batu pada ginjal mengalami pergerakan ke saluran kemih selanjutnya seperti ureter, kandung kemih atau bahkan uretra, bisa menimbulkan keluhan lain seperti nyeri perut hingga nyeri saat buang air kecil. 

Jika batu ginjal disebabkan oleh penyakit lain yang mendasarinya seperti infeksi saluran kemih, biasanya terdapat beberapa gejala khas yang dapat ditemukan seperti rasa panas atau terbakar saat buang air kecil. Dapat juga disertai dengan demam dan menggigil. 

Pada kondisi batu ginjal yang cukup lama, dimana ukurannya cukup besar dan mengganggu fungsi filtrasi ginjal, zat racun yang harus dikeluarkan oleh tubuh menjadi tertahan hingga bisa menyebabkan keluhan mual dan muntah. 

Batu saluran kemih yang sudah melukai dinding bagian dalam saluran kemih bisa menyebabkan perdarahan sehingga menyebabkan hematuria dimana ditemukan urin disertai dengan darah dan berwarna kemerahan atau kecoklatan. Pada kasus infeksi biasanya juga urin berbau khas dan keruh. 

Pemeriksaan Fisik 

Pada pemeriksaan fisik awal, harus dilakukan penilaian tanda-tanda vital. Ketika terdapat nyeri yang mengganggu, biasanya akan ditemukan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi. 

Selain itu, pemeriksaan khas yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis batu ginjal adalah ditemukannya nyeri ketok CVA atau costovertebral angle. Akan ditemukan nyeri ketika diberikan ketukan ringan pada area kostovertebral, sekitar punggung bagian bawah atau lokasi ginjal. 

Namun pemeriksaan ini bisa positif tidak hanya pada kasus batu ginjal, bisa juga ditemukan pada kasus infeksi atau peradangan pada ginjal dan masalah lainnya pada ginjal. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain. 

Pemeriksaan Penunjang 

Pemeriksaan penunjang awal yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium darah dan urin. Pada pemeriksaan darah, jika disertai dengan infeksi dapat ditemukan peningkatan sel darah putih.  

Selain itu, jika kondisi batu ginjal sudah cukup lama dan menimbulkan perdarahan karena ada luka pada bagian dalam saluran kemih juga dapat menyebabkan penurunan sel darah merah dan hemoglobin. 

Jika terdapat kecurigaan terhadap gangguan pada ginjal, biasanya akan dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal dalam bentuk ureum, kreatinin dan e-GFR. Biasanya akan terlihat peningkatan dari fungsi ginjal pada kasus batu empedu. 

Pada pemeriksaan urin, jika disertai dengan infeksi saluran kemih bisa ditemukan adanya peningkatan leukosit dan ditemukan bakteri. Selain itu, dapat juga disertai darah pada pemeriksaan urin. 

Normalnya tidak ditemukan darah pada urin. Meskipun ada, biasanya minimal dan bersifat mikroskopik. Pada kasus batu ginjal biasanya darah pada urin cukup banyak, bahkan bisa menimbulkan perubahan warna pada urin. 

Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan oleh dokter untuk membantu menegakkan diagnosis adalah dengan ultrsonografi atau USG. Akan terlihat lokasi batu pada saluran kemih, termasuk jika ada batu ginjal. 

Jika diperlukan, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti CT scan untuk konfirmasi diagnosis batu ginjal dan mempertimbangkan terapi yang diperlukan selanjutnya. Perlu tidaknya pemeriksaan CT scan merupakan pertimbangan dari dokter yang menangani. 

Terapi 

Terapi untuk kasus batu ginjal sangat dipengaruhi oleh ukuran, jenis dan lokasi batu. Selain itu, agresivitas terapi sangat dipengaruhi oleh kondisi pasien saat ini, termasuk gejala yang dialami dan seberapa mengganggu aktivitas pasien. 

Secara umum dan konservatif, orang dengan batu ginjal tahap awal dimana tidak bergejala atau bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas biasanya akan dianjurkan untuk konsumsi cairan yang cukup sesuai dengan kebutuhan cairan harian, yaitu sekitar dua liter dalam sehari. 

Untuk keluhan nyeri yang dialami, biasanya dokter akan meresepkan pereda nyeri. Sedangkan untuk gejala demam dan menggigil akan diberikan antipiretik. Untuk keluhan mual muntah akan diberikan anti-emetik. 

Pada kasus tertentu, dapat juga diresepkan obat yang dapat membantu menghancurkan batu saluran kemih atau yang dapat membantu proses keluarnya batu dari saluran kemih. Namun efektivitasnya sangat tergantung pada ukuran dan lokasinya. Hal ini juga akan menjadi bahan pertimbangan dokter spesialis urologi yang menangani. 

Sedangkan untuk prosedur medis lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi batu ginjal jika obat-obatan sudah tidak bekerja dengan baik, salah satunya adalah ESWL atau extracorporeal shock wave lithotripsy 

Tindakan ini tergolong non-invasif karena tidak melalui proses pembedahan. Dengan metode ini, batu akan dipecahkan menggunakan gelombang kejut sehingga berbentuk lebih kecil dan dapat keluar melalui urin. 

Pada kasus lainnya, bisa digunakan metode ureteroskopi. Tindakan ini menggunakan alat seperti endoskopi yang dapat dimasukkan ke saluran kemih untuk membantu memecahkan batu saluran kemih dengan metode laser. 

Namun jika terapi lain tidak dapat bekerja dengan baik atau tidak dapat optimal hasilnya, dokter spesialis urologi dapat mempertimbangkan dilakukannya tindakan pembedahan seperti nefrolitotomi untuk mengeluarkan batu ginjal. 

Pencegahan 

Berdasarkan penyebab dan faktor risikonya, ada beberapa hal yang dapat dicegah, namun ada juga yang tidak dapat dicegah, seperti faktor genetik. Ketika sudah memiliki faktor genetik yang meningkatkan risiko batu ginjal, maka perlu skrining rutin dan pengawasan lebih ketat agar tidak mengalaminya. 

Sangat penting untuk memantau asupan kalsium, baik dari makanan yang dikonsumsi, suplemen hingga penyakit lain yang bisa meningkatkan kadar kalsium dalam tubuh atau hiperkalsemia. Kadar kalsium terlalu tinggi bisa menyebabkan terbentuknya batu ginjal. 

Selain kalsium, mineral yang harus diperhatikan adalah oksalat karena bisa membentuk batu ginjal. Hindari makanan yang mengandung oksalat terlalu tinggi seperti bayam atau kacang-kacangan. 

Membatasi asupan garam dan protein hewani juga dapat membantu menurunkan risiko terbentuknya batu ginjal. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga pola makan dengan gizi seimbang. 

Memenuhi kebutuhan cairan harian juga memiliki peranan penting untuk mencegah terbentuknya batu ginjal. Selain itu, hindari menahan buang air kecil agar tidak mengalami infeksi saluran kemih maupun batu ginjal. 

Komplikasi 

Ukuran batu ginjal yang cukup besar dapat menyebabkan hambatan aliran urin ke saluran kemih selanjutnya. Hal ini bisa menyebabkan penumpukan karena akumulasi urin pada ginjal hingga menimbulkan pembengkakan pada ginjal atau hidrnefrosis. 

Ginjal memiliki begitu banyak fungsi dan berperan penting dalam metabolisme tubuh. Jika batu ginjal tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal hingga menyebabkan gagal ginjal. 

Infeksi saluran kemih bisa menimbulkan komplikasi berupa batu ginjal. Namun di sisi lain, batu ginjal yang tidak ditangani dengan baik juga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. 

Bahkan jika tidak ditangani, infeksi tersebut dapat meluas hingga menyebabkan infeksi dalam darah, sepsis hingga menyebabkan penurunan kesadaran. Selain perluasan infeksi, gangguan filtrasi pada ginjal juga bisa menyebabkan penumpukan zat racun dalam tubuh yang bisa menimbulkan penurunan kesadaran. 

Kapan Harus ke Dokter? 

Jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat batu ginjal, penting untuk melakukan skrining rutin dengan pemeriksaan medical check up karena biasanya faktor risiko untuk mengalami batu ginjal lebih tinggi. 

Penting juga untuk menjaga berbagai faktor yang dapat dicegah seperti makanan, suplemen dan obat-obatan yang dikonsumsi. Sangat disarankan untuk menginformasikan kepada dokter yang menangani jika memiliki faktor risiko tersebut untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum pemberian obat. 

Selain itu, jika memiliki tanda dan gejala khas batu ginjal seperti yang dijelaskan di atas, penting untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter. Bila perlu, akan dilakukan rujukan ke dokter spesialis urologi untuk evaluasi dan tatalaksana lebih lanjut. 

Terlebih jika gejala sudah cukup berat seperti mual muntah disertai nyeri pinggang, hematuria atau bahkan jika sudah disertai dengan penurunan kesadaran, sangat disaranakn segera dibawa ke unit gawat darurat sebelum kondisinya semakin berat dan mengancam nyawa. 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Share This Article: