RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Endoskopi, Metode Jitu Diagnosis Gangguan Saluran Cerna

Endoskopi, Metode Jitu Diagnosis Gangguan Saluran Cerna

Endoskopi cara mudah diagnosis sakit dalam dengan kamera lampu

Endoskopi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis penyakit gangguan pada saluran cerna. Endoskopi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan biopsi dan terapi. Mari kita bahas lebih lanjut. 

Endoskopi berasal dari dua kata dari bahasa Yunani, yaitu “endon” yang berarti di dalam dan “skopein” yang berarti melihat. Secara harafiah, endoskopi berarti melihat ke dalam. 

Sesuai dengan fungsinya, endoskopi digunakan untuk membantu dokter untuk dapat melihat bagian dalam tubuh manusia. Bentuk endoskopi seperti selang atau pipa yang bagian ujungnya memiliki kamera. 

Dengan endoskopi, kita dapat melihat bagian dalam organ tubuh. Endoskopi sering digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk membantu melihat bagian dalam organ saluran pencernaan.  

Apa yang harus dilakukan sebelumnya? 

Sebelum melakukan tindakan endoskopi, akan dilakukan wawancara medis lebih lanjut oleh dokter yang menangani. Dalam proses ini, penting untuk memberitahu riwayat medis, berbagai jenis obat-obatan dan suplemen yang rutin dikonsumsi. 

Dokter akan melakukan pertimbangan medis untuk kelayakan menjalani prosedur endoskopi. Beberapa obat-obatan rutin yang sering menjadi pertimbangan yang terlebih dahulu dikelola sebelum menjalankan prosedur endoskopi adalah  obat antikoagulan, antiplatelet dan pereda nyeri golongan NSAID (non steroidal anti inflammatory drugs). Obat-obat tersebut memiliki risiko perdarahan sehingga perlu menjadi perhatian dokter dalam persiapan prosedur.  

Sedangkan obat rutin lain seperti obat diabetes, perlu penyesuaian dosis dan waktu konsumsinya karena salah satu persiapan yang perlu dijalankan adalah berpuasa. Penyesuaian ini penting untuk dilakukan agar kadar gula darah bisa terkontrol dengan baik untuk mencegah hipoglikemi atau hiperglikemi.  

Sebelum tindakan endoskopi, pasien akan diminta untuk berpuasa sekitar 6-8 jam agar tidak ada makanan di bagian saluran cerna yang akan diperiksa yang dapat mengganggu lapang pandang kamera dan hasil pemeriksaan.  

Selain itu, puasa juga sangat penting untuk tidak terjadinya risiko aspirasi yaitu naiknya makanan dari saluran pencernaan, masuk ke sistem pernapasan dan bisa menyebabkan gagal napas. 

Apakah dilakukan pembiusan? 

Pada umumnya tindakan endoskopi tidak memerlukan pembiusan atau anestesi. Namun bagi pasien yang membutuhkan  atau memiliki kondisi khusus agar lebih tenang selama tindakan dapat juga diberikan sedatif ringan. Pada kasus khusus untuk pasien yang memiliki rasa cemas tinggi, metode dengan anestesi dapat dipertimbangkan. 

Proses endoskopi 

Pada saat tindakan endoskopi, alat akan dimasukkan ke dalam saluran cerna yang akan diperiksa. Saluran cerna yang dapat diperiksa menggunakan endoskopi adalah saluran cerna atas dan saluran cerna bawah. Sehingga saluran cerna yang diperiksa menentukan rongga yang akan dilalui pertama oleh ujung kamera endoskopi. 

Fungsi lain endoskopi 

Selain sebagai pemeriksaan penunjang dengan melihat bagian dalam organ pencernaan, kelebihan endoskopi dapat menjadi sarana melakukan tindakan biopsi tanpa membuka rongga perut yang lazim dilakukan pada operasi saluran cerna. Biopsi dapat dilakukan jika dokter memerlukan penilaian lebih lanjut guna penegakan diagnosa dan terapi. Hal ini penting untuk melihat apakah sel dalam batas normal, apakah ada risiko ke arah keganasan, apakah ada peradangan atau infeksi.  

Endoskopi juga dapat menjadi pilihan untuk terapi pada beberapa kasus saluran cerna. Salah satu kasus adalah batu empedu, yang dikenal dengan ERCP (endoscopy retrograde cholangiopancreatography) dapat membantu mengatasi batu empedu pada saluran empedu.  

One day care 

Tindakan endoskopi biasanya tidak memerlukan rawat inap atau bisa dengan one day care. Setelah tindakan, akan dilakukan evaluasi selama beberapa jam. Kondisi selama evaluasi akan membantu dokter dalam memutuskan tatalaksana selanjutnya.  

Pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi sangat disarankan untuk ditemani oleh pihak keluarga dan tidak disarankan untuk menyetir sendiri karena sisa efek sedasi yang diberikan sebelum tindakan kemungkinan akan masih ada.  

Efek samping endoskopi 

Setiap tindakan yang dilakukan dalam bidang medis pasti memiliki risiko dan efek samping. Salah satunya adalah reaksi terhadap sedasi seperti pusing, mual dan mengantuk.  

Pasien juga dapat megeluhkan rasa tidak nyaman pada area tenggorokan dan kembung. Pada beberapa kasus bisa terjadi risiko infeksi hingga perdarahan. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan evaluasi pasca tindakan. 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Share This Article: