RS Bunda Group

Berita & Artikel

Apa itu Toxic Masculinity? Mengenal Kesehatan Mental Pria Lebih Dalam

  • Beranda
  • Apa itu Toxic Masculinity? Mengenal Kesehatan Mental Pria Lebih Dalam
toxic-masculinity-rs-bunda-group

Toxic masculinity merupakan tekanan budaya patriarkis yang tidak jarang menghasilkan gangguan mental pada lelaki dan orang-orang lain. Salah satu bentuk tekanan toxic masculinity adalah keharusan pria untuk menekan emosi mereka agar tidak terlihat lemah. 

Baca Juga: 5 Perbedaan Psikolog dan Psikiater, Sebaiknya Kunjungi yang Mana

Tekanan emosi tanpa saluran yang sehat akan mempengaruhi pola pikir dan kualitas empati pria dengan negatif. Dalam jangka panjang, tidak jarang pria justru akan melampiaskan rasa frustasi pada pasangan atau anaknya di masa mendatang.

Apa Itu Toxic Masculinity?

Toxic masculinity adalah suatu tekanan budaya bagi kaum pria untuk berperilaku dan bersikap dengan cara tertentu. Tekanan ini cenderung merupakan tuntutan buatan tanpa konsekuensi nyata. Sikap toxic masculinity dapat Anda kenali melalui beberapa ciri berikut:

  • Tidak menunjukkan emosi sedih dan mengeluh
  • Menganggap bahwa pria hanya boleh mengekspresikan keberanian dan amarah
  • Tidak membutuhkan kehangatan atau kenyamanan
  • Tidak perlu menerima bantuan dan tidak boleh bergantung pada siapa pun
  • Harus memiliki kekuasaan dan status sosial yang tinggi agar bisa dihormati oleh orang lain
  • Berperilaku kasar dan agresif, serta mendominasi orang lain, khususnya wanita
  • Tendensi untuk bersikap misoginis (membenci dan menganggap remeh wanita)
  • Cenderung melakukan aktivitas seksual dengan kasar hingga pelecehan seksual
  • Menganggap ‘keren’ kebiasaan yang tidak sehat, seperti merokok, minum minuman beralkohol, bahkan mengonsumsi obat-obatan terlarang
  • Heteroseksisme dan homofobia

Banyak masyarakat patriarkis yang mengangkat tinggi perilaku ini karena menganggap toxic masculinity akan mendatangkan kekuasaan pada pria dengan menindas orang lain. 

Dalam jangka waktu pendek, perilaku ini dapat memberikan kepuasan sesaat. Dalam jangka waktu panjang, perilaku ini akan menghancurkan mental, fisik, dan kehidupan sosial secara permanen.

Pentingnya Kesehatan Mental Pria

Indonesia adalah satu negara patriarkis yang masih belum secara umum mengenali pentingnya kesetaraan gender. Banyak warga negara ini yang masih berpikir bahwa kesehatan mental bukanlah hal penting, dan pria sejati adalah pria yang dapat menahan derita apapun bentuknya.

Derita di sini termasuk gangguan mental, dan pemahaman ini sangat berpotensi untuk menyakiti kualitas mental siapapun. Untuk mencegah hal terburuk terjadi, berikut adalah beberapa rutinitas kesehatan mental yang dapat Anda coba:

1.      Memahami Emosi

Menjaga kesehatan mental bisa dilakukan dengan memahami emosi Anda sendiri. Cobalah mengenali diri sendiri, apa yang menyebabkan Anda marah dan apa yang perlu Anda lakukan dalam keadaan sedih.

Baca Juga: Depresi Anak dan Remaja: Fakta, Penyebab, dan Penanganan

Anda bisa coba membersihkan rumah sebagai pelampiasan emosi. Dengan lingkungan yang bersih dan rapi, Anda juga dapat memperbaiki mood dan membentuk kebiasaan yang sehat.

2.      Hadapi dan Jangan Takut

Banyak perilaku toxic masculinity berasal dari trauma masa lalu. Anda bisa menangani hal ini dengan berkonsultasi pada psikiater (ahli kejiwaan) ataupun mulai dengan berkomunikasi terbuka dengan orang-orang terdekat Anda.

Membuka diri dapat menjadi hal yang menakutkan, namun hal ini diperlukan agar Anda dapat melepaskan sebagian dari tekanan akibat toxic masculinity selama ini.

Mengenal Akibat Toxic Masculinity

Mengubah kebudayaan ini memang sangat sulit karena sudah terjadi sejak lama dan semua orang selalu mengatakannya. Tetapi, kalau tidak dihilangkan, akan menimbulkan permasalahan baru yang lebih parah.

Perlu diketahui bahwa menangis dan berkeluh kesah adalah berlaku bagi tiap gender untuk meluapkan emosi dan tekanan dalam diri. Jika tekanan itu tetap tersimpan tanpa dapat diekspresikan dengan tepat, penderitanya tidak jarang akan mengalami gangguan mental.

Toxic masculinity juga berperan besar dalam menciptakan kasus bunuh diri semakin besar. Hal tersebut terjadi jika Anda sendiri terlalu memikirkannya, kondisi itu diperburuk dengan orang sekitar yang juga ikut mendukung.

Baca Juga: Ada Ratusan, Ini 15 Jenis Gangguan Mental yang Paling Umum

Dengan demikian, penting untuk Anda mengembangkan kesehatan mental bagi diri Anda sendiri untuk memiliki pola pikir dan mentalitas yang sehat. Jika Anda membutuhkan bantuan profesional, reservasikan konsultasi Anda dengan psikiater dari jadwal dokter RS Bunda Group untuk penanganan yang menyeluruh. Kunjungi juga laman informasi untuk layanan kesehatan lainnya.

Bagikan Artikel Ini: