Chlamydia merupakan suatu penyakit reproduksi yang bisa menyerangpria maupun wanita. Penyebabnya adalah infeksi bakteri yang perlu penanganan sesegera mungkin untuk menghindari terjadi kemandulan, terutama pada wanita.
Baca Juga: Disfungsi Ereksi Organik dan Psikogenik: Penyebab dan Penanganan
Penyakit ini termasuk menular dan dapat terjadi melalui hubungan seksual. Pada pria biasanya menyerang bagian saluran kemih, sedangkan pada wanita terjadi di organ panggul.
Selain pada organ kelamin pria maupun wanita, bisa juga menyerang tenggorokan, mata, atau dubur. Apabila bagian tersebut terkena cairan dari organ kelamin.
Meskipun berbahaya, seringkali pengidap tidak mengalami gejala sehingga sulit teridentifikasi. Bahkan banyak yang teridentifikasi setelah parah sehingga sulit untuk disembuhkan.
Gejala yang Akan Muncul
Pada dasarnya Chlamydia maupun gonorrhea tidak memperlihatkan gejala mencolok sehingga penderitanya terkadang tidak menyadari sudah tertular. Gejala baru mulai keluar setelah 1-3 minggu dan akan berbeda pada wanita dan pria karena organ yang terinfeksi berbeda.
1. Pada Pria
Jika infeksi chlamydia terjadi pada pria, maka akan mengalami keluhan pada alat kemaluan. Beberapa gejala yang timbul setelah terinfeksi selama 7 hingga 21 hari pada pria adalah:
- Keluar cairan dari penis
- Luka di penis terasa gatal atau terbakar
- Rasa terbakar ketika buang air kecil
- Rasa sakit atau bengkak pada salah satu atau kedua buah zakar
Baca Juga: 9 Jenis Kelainan Sperma dan Akibatnya pada Kesuburan Pria
Apabila yang terinfeksi Chlamydia adalah bagian dubur, maka penderita akan merasakan sakit pada bagian tersebut, terutama saat buang air besar. Seringkali juga disertai dengan keluarnya cairan atau darah pada bagian tersebut.
Namun, dalam beberapa kasus, penderita bisa saja hanya mengalami beberapa gejala atau tidak mengalami gejala sama sekali.
2. Pada Wanita
Penderita chlamydia berjenis kelamin perempuan akan mengalami gejala mulai dari 7 hari setelah terinfeksi dengan indikasi berikut:
- Keputihan yang sangat berbau
- Rasa terbakar ketika buang air kecil
- Sakit saat sedang berhubungan seksual dan dapat mengalami perdarahan di vagina sesudahnya
Apabila penderita sudah menderita Chlamydia dalam waktu lama dan terinfeksi, maka terdapat gejala tambahan yaitu rasa mual. Selain itu, juga akan merasakan nyeri hebat pada bagian perut bawah.
Baca Juga: Gejala dan Diagnosis Varikokel
Penyebab Penyakit Ini
Semua orang dewasa memiliki potensi tertular chlamydia, terutama jika seringkali berganti pasangan. Karena penyakit ini sangat mudah menular, sebab bakteri Chlamydia trachomatis dapat menyebar melalui cairan pada organ kelamin.
Jika berhubungan seksual dengan penderita, maka sangat besar risikonya terinfeksi, terutama apabila tidak menggunakan pelindung. Selain berhubungan melalui alat vital, Chlamydia juga dapat menyebar melalui hubungan seksual secara oral. Oleh sebab itu, kasus penderita terinfeksi pada tenggorokan maupun mata juga sering terjadi. Semua orang memang berisiko tertular, tapi ada yang memiliki faktor risiko lebih, yaitu:
- Orang yang pernah menderita penyakit seksual menular.
- Orang yang bergonta-ganti pasangan seksual.
Karena penyakit ini sangat mudah menginfeksi, maka penderita yang telah sembuh dan bebas Chlamydia wajib terus melakukan pengecekan kesehatan. Sebab sangat rentan tertular kembali dengan risiko yang lebih tinggi.
Penanganan yang Bisa Dilakukan
Sebagian besar orang mungkin merasa malu sehingga enggan berkonsultasi ketika mengalami gejala-gejala penyakit ini. Padahal apabila tidak segera mendapatkan perawatan medis, akan makin cepat menyebar dan membahayakan diri sendiri.
Ketika Anda mengalami berbagai gejala, seperti keluarnya cairan tidak biasa dari vagina, penis atau rektum, maka saatnya memeriksakan diri.
Bisa segera datang ke klinik atau RS Bunda Group. Beberapa tes dan skrining untuk mendiagnosis Chlamydia adalah sebagai berikut:
1. Tes Urine
Pengambilan sampel urine dilakukan, kemudian dilakukan analisis di laboratorium. Tes yang dilakukan khusus untuk mendeteksi penyakit klamidia saja.
Baca Juga: Penyebab Asthenozoospermia: Gejala dan Cara Mengobati
2. Tes Swab
Tes ini biasanya dilakukan pada wanita maupun pria dengan cara pengambilan cairan dari serviks (wanita) dan penis (pria). Dalam beberapa kasus pengambilan sampel juga bisa dari cairan anus.
Untuk penanganan Chlamydia dilakukan dengan memberikan antibiotik. Dengan jenis dan dosis menyesuaikan tingkat keparahan infeksi yang dialami penderita.
Doxycycline merupakan antibiotik yang biasa diresepkan, kemudian ditambah dengan Erythromycin, Levofloxacin, maupun Ofloxacin. Pemberian antibiotik merupakan cara paling ampuh sebab klamidia disebabkan oleh bakteri.
Biasanya setelah pengobatan, penyakit akan berangsur-angsur sembuh sekitar 2 minggu masa pengobatan. Agar pengobatan dapat berjalan dengan lebih baik, pasien juga disarankan untuk:
- Tidak melakukan atau menghindari hubungan seksual selama masa pengobatan. Agar penyakit tidak menginfeksi orang lain atau memperparah sakit yang dialami penderita.
- Melakukan diet sehat dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, dan probiotik. Berguna untuk meningkatkan sistem imun tubuh.
- Minum suplemen echinacea yang memiliki kandungan anti radang yang dapat mengurangi gejala chlamydia.
Setiap orang memiliki risiko terserang penyakit chlamydia, terutama yang sudah melakukan hubungan seksual apalagi jika sering berganti pasangan. Gejalanya tidak terjadi langsung setelah terinfeksi, tapi muncul setelah 1-3 minggu.
Jika Anda merasa diri mengalami gejala-gejala penyakit ini, tidak perlu sungkan atau malu untuk berkonsultasi dengan dokter. Anda bisa datang ke RS Bunda Group untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Cara Merawat Vagina, Bunda Wajib Tahu
RS Bunda Group memiliki tenaga medis profesional dan peralatan diagnostik lengkap untuk membantu penanganan tes penyakit Chlamydia. Reservasikan pemeriksaan Anda dengan ahli dari jadwal dokter kami. Kunjungi juga laman informasi kami untuk mengetahui layanan kesehatan selengkapnya.