Cara merawat vagina merupakan salah satu pembahasan penting yang harus para wanita ketahui. Kebersihan organ intim tersebut mampu mengatasi berbagai permasalahan seperti, keputihan, infeksi, sampai kesehatan reproduksi.
Baca Juga: Vaksin HPV Gardasil untuk Jaga Kesehatan Organ Reproduksi
Karena budaya Indonesia yang masih tabu untuk membahas kesehatan organ reproduksi secara terbuka, banyak mitos yang bersirkulasi terkait pembersihan organ intim ini. Banyak dari mitos-mitos ini menjadi warisan turun-temurun karena telah terbukti keberhasilannya. Namun tidak jarang juga sebagian dari mitos tersebut hanya cerita belaka sehingga tidak dapat membersihkan vagina dengan tepat.
Baca Juga: Cup Menstruasi vs Tampon vs Pembalut: Mana yang Lebih Aman?
Teknik perawatan organ intim ini memang tidak boleh sembarangan. Kesalahan perawatan dapat menimbulkan gangguan kesehatan berdampak jangka panjang, oleh karena itu cobalah simak beberapa hal seputar cara merawat vagina berikut.
Pentingnya Merawat Vagina
Merawat organ intim sangat penting. Perawatan ini tidak hanya akan menghindarkan Anda dari berbagai penyakit kelamin, namun juga mampu meningkatkan kepuasan saat berhubungan seks.
Cara merawat vagina dapat mencegah munculnya keputihan, jamur, sampai mengurangi bau akibat bakteri yang sering berkumpul di bagian luar vagina. Oleh karena itu, Anda diwajibkan mengerti bagaimana cara merawat vagina dengan baik.
Sayangnya, tidak semua wanita mengerti cara merawat vagina dengan benar dan tepat Anda harus paham serta kritis benar agar sistem perawatannya berjalan dengan baik. Jangan sampai mempercayai sesuatu tetapi, itu hanya mitos semata, bukan fakta.
Mitos Perawatan Vagina
Cara merawat vagina harus sesuai petunjuk dokter yang telah terbukti secara medis. Beberapa keluarga mungkin memiliki tradisi sendiri terkait perawatan organ kelamin, namun seringkali tradisi ini berasal dari kepercayaan pribadi alih-alih penelitian terbukti. Berikut adalah sejumlah mitos perawatan vagina yang masih umum ditemukan.
1. Menggunakan Sabun Pembersih
Sebagian orang berpendapat bahwa liang organ vital mengandung bakteri. Maka, penggunaan sabun pembersih menjadi solusi agar menghilang. Sayangnya, hal itu justru salah karena sejumlah bakteri dalam vagina merupakan bakteri baik.
Bakteri baik adalah bakteri Lactobacillus yang berfungsi membatasi pertumbuhan bakteri jahat dengan menjaga pH normal atau tingkat keasaman vagina. Bakteri ini mendominasi jumlah bakteri di dalam vagina, yaitu sekitar 95%. Sedangkan bakteri jahat yang secara alami ada di vagina adalah bakteri anaerob.
Meski benar Anda perlu menjaga kebersihan vagina, Anda tidak perlu menggunakan sabun. Vagina perlu dibersihkan setiap habis buang air kecil atau buang air besar. Cara membersihkan vagina yang benar adalah dengan membasuhnya dengan air bersih, lalu keringkan dengan tisu dari arah depan ke belakang atau dari vagina ke anus. Hal ini penting untuk mencegah berpindahnya bakteri dari anus ke dalam vagina.
2. Dalam Keadaan Biasa Vagina Bebas Keputihan
Cara merawat vagina tidak perlu berlebihan karena keputihan tidak akan muncul dalam keadaan normal. Pendapat tersebut sebenarnya salah. Keputihan (discharge) umum terjadi pada setiap wanita, hanya saja sebagai tanda.
Kondisi ini dapat diakibatkan dari makanan, gaya hidup hingga terlalu banyak pikiran. Keputihan yang normal adalah tanda dari fungsi tubuh yang sehat. Ini adalah cara tubuh membersihkan dan melindungi vagina. Biasanya, keluarnya cairan dari vagina ini akan meningkat seiring dengan gairah seksual dan ovulasi.
Fakta Merawat Vagina
Setelah mengetahui berbagai macam mitos cara merawat vagina saat ini Anda juga harus memahami apa saja cara merawat vagina yang sebenarnya. Kebersihan kelamin perlu tetap terjaga agar kesehatan serta kebahagiaan Anda terjamin. Berikut adalah cara-cara yang dapat Anda coba sejak kini.
1. Bahan Celana Dalam Dari Katun
Celana dalam merupakan salah satu bahan pakaian yang penting untuk keseharian Anda. Karena letaknya yang berdekatan dengan organ kelamin, sebaiknya Anda jangan sembarangan memilih bahan celana dalam untuk menghindari terjadinya iritasi dan berbagai keluhan lainnya. Secara medis, dokter menyarankan untuk menggunakan bahan katun.
Bahan ini mungkin lebih mahal dari bahan lainnya, namun celana dalam dapat dipakai berkali-kali dalam kurun waktu yang lumayan lama. Produk ini dapat menjadi investasi kesehatan Anda. Area kewanitaan juga akan terasa sejuk dan tidak gerah karena bahan ini memiliki sirkulasi udara yang lebih sehat. Tidak cukup sampai di situ saja, katun juga membuat kulit vagina bisa bernafas.
2. Ketahui Aturan Memakai Pembalut
Cara lainnya adalah mengganti pembalut secara teratur. Cobalah perhatikan terlebih dulu bagaimana cara menggunakan pembalut tersebut serta berbagai syarat dan ketentuan berlakunya seperti apa misalnya harus ganti setiap berapa jam.
Kalau memang aturannya 4 jam, maka wajib 4 jam. Jangan sampai terlalu panjang karena penggunaan pembalut bekas yang terlalu lama bisa menyebabkan berbagai macam keluhan. Perlu diingat juga bahwa darah dari haid mengandung berbagai kuman dan bakteri.
Baca Juga: Pentingnya Vaksin HPV Pada Anak dan Dewasa
Penggunaan yang terlalu lama membahayakan kondisi organ vital. Daripada berujung rasa tidak nyaman serta penyakit, lebih baik perhatikan teknik pemakaian yang benar. Dengan demikian, Anda juga meminimalisir risiko kesehatan untuk jangka panjangl.
Baca Juga: Apa Itu Kanker Endometrium: Gejala, Penyebab dan Pengobatannya
Perawatan organ kelamin merupakan bagian dari aspek kesehatan yang tidak boleh diremehkan. Konsultasikan cara perawatan lebih lanjut dengan ahli atau dokter pilihan Anda yang tersedia di jadwal dokter. Untuk keluhan kesehatan lainnya dapat Anda temukan di laman informasi ini.