Selain kista ovarium, miom merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi yang cukup sering ditemukan pada wanita. Apa saja penyebab, gejala, tatalaksana hingga dampak terhadap kesuburan? Mari kita bahas lebih lanjut.
Miom atau mioma uteri merupakan bentuk pertumbuhan abnormal pada lapisan rahim wanita. Sama seperti kista ovarium, miom pada fase awal juga dapat tidak menimbulkan keluhan sama sekali. Seringkali miom terdeteksi pada saat skrining atau medical checkup.
Berdasarkan lokasinya, mioma uteri dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Mioma submukosa berlokasi pada lapisan dalam rahim atau endometrium dan menonjol pada bagian dalam rahim.
Mioma intramural berlokasi di dalam dinding otot rahim. Mioma subserosa berada di permukaan luar rahim dan seringkali menimbulkan penekanan pada jaringan dan organ di sekitarnya.
Mioma pedunkulata merupakan jenis miom yang berada di luar rahim dan terhubung ke rahim dengan tangkai atau batang. Mioma parasitis tumbuh pada bagian lain di luar rahim. Sedangkan mioma serviks berlokasi pada leher rahim.
Penyebab
Penyebab pasti dari mioma uteri belum diketahui dengan jelas. Namun beberapa faktor dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami mioma uteri.
Serupa dengan kista ovarium, ketika seseorang mengalami gangguan keseimbangan hormon reproduksi, yaitu esterogen dan progesteron dapat meningkatkan risiko mengalami miom. Oleh karena itu, konsumsi obat hormonal juga dapat berperan dalam pembentukan miom. Growth factor juga dapat mempengaruhi seseorang mengalami miom.
Selain itu, kebiasaan hidup juga dianggap dapat mempengaruhi pertumbuhan miom. Kebiasaan konsumsi alkohol, orang dengan berat badan berlebih hingga obesitas dan diet dengan pola makan dengan gizi tidak seimbang dianggap dapat meningkatkan risiko terbentuknya miom.
Gejala
Pada fase awal mioma uteri, seseorang bisa tidak mengeluhkan apapun karena tidak ada gejala berarti yang mengganggu aktivitas. Namun di sisi lain, miom juga dapat menimbulkan gejala yang cukup berat dan membatasi aktivitas seseorang. Hal ini juga berkaitan dengan lokasi terbentuknya miom.
Pada mioma submukosa dimana lokasinya berada di lapisan endometrium, seringkali menimbulkan perdarahan yang cukup hebat pada saat menstruasi. Biasanya akan mengalami peningkatan volume darah menstruasi hingga durasi menstruasi yang lebih lama dan disertai dengan kram. Kondisi ini seringkali disertai dengan keluhan lemas dan mudah lelah hingga pucat.
Miom pada lapisan endometrium juga dapat mengganggu implantasi embrio sebagai hasil proses pembuahan sehingga akan sulit unutk hamil atau berisiko mengalami keguguran.
Sedangkan jika ukuran miom cukup besar dan lokasi berada di lapisan luar rahim dapat menimbulkan penekanan pada jaringan dan organ di sekitarnya. Hal ini dapat menimbulkan keluhan berupa nyeri panggul. Dapat juga ditemukan nyeri pada saat berhubungan seksual atau dispareunia.
Miom yang ukurannya cukup besar dan menekan saluran kemih dapat menimbulkan keluhan buang air kecil. Yang seringkali muncul frekuensi buang air kecil akan meningkat dan merasa tidak tuntas saat buang air kecil karena sulitnya mengosongkan kandung kemih dengan optimal.
Sedangkan jika miom menimbulkan penekanan pada saluran pencernaan dapat menimbulkan keluhan sembelit dan sering mengalami kembung. Ukuran yang terlalu besar juga dapat membentuk pembesaran perut.
Penekanan pada area punggung sisi bawah juga dapat menimbulkan keluhan nyeri pinggang dan gangguan pada saraf.
Faktor Risiko
Pada penelitian, seiring bertambahnya usia cenderung mengalami peningkatan risiko mengalami mioma uteri. Selain itu, riwayat anggota keluarga dengan miom dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hal serupa.
Penggunaan kontrasepsi hormonal dan orang dengan obesitas biasanya memiliki risiko mengalami miom lebih tinggi. Hal ini berkaitan dengan paparan hormonal yang lebih tinggi, khususnya esterogen dan mempengaruhi pertumbuhan miom.
Pola hidup juga dapat memiliki peranan dalam pembentukan miom. Konsumsi makanan dengan pola gizi yang tidak seimbang dan kurang berolahraga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami mioma uteri.
Namun perlu diketahui bahwa meskipun Anda memiliki beberapa faktor risiko di atas, belum dapat dipastikan bahwa Anda akan memiliki miom. Tapi sangat penting untuk melakukan skrining rutin dengan pemeriksaan medical checkup secara berkala agar dapat dilakukan deteksi dini dan penanganan yang tepat.
Diagnosis
Anamnesis
Pada pemeriksaan awal, dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis untuk dapat mengetahui keluhan yang dialami secara mendetail sehingga dapat memperoleh informasi yang lengkap untuk membantu menegakkan diagnosis.
Pada miom fase awal atau ukurannya yang tidak besar biasanya tidak menimbulkan keluhan sama sekali. Seringkali hal ini tidak sengaja terdeteksi pada skrining atau pemeriksaan medical checkup rutin saat pemeriksaan USG.
Namun gejala yang seringkali dikeluhkan pada orang dengan mioma uteri adalah siklus menstruasi yang tidak teratur, cenderung lebih panjang dengan volume darah yang lebih banyak dari biasanya. Kondisi ini biasanya akan bertahan lebih dari tiga kali siklus menstruasi.
Karena darah yang dikeluarkan cukup banyak, seringkali disertai dengan keluhan lemas, mudah lelah hingga pucat. Jika dalam jangka waktu cukup panjang, bisa saja disertai dengan tanda dan gejala anemia kronis lainnya.
Dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, biasanya sering juga disertai dengan keluhan sulit untuk hamil. Tidak hanya disebabkan oleh siklus menstruasi yang tidak teratur, biasanya jenis miom yang berlokasi di bagian dalam lapisan rahim juga dapat mempengaruhi kesuburan.
Hasil pembuahan yang seharusnya menempel pada endometrium, karena adanya jaringan miom dapat menghalangi proses ini sehingga menyebabkan seseorang sulit untuk hamil. Sekalipun hamil, biasanya seringkali mengalami keguguran karena janin tidak dapat berkembang dengan baik karena terhalang oleh jaringan miom.
Pada kondisi miom yang cukup besar hingga terdapat penekanan pada jaringan dan organ di sekitarnya dapat menimbulkan keluhan nyeri panggul, nyeri pinggang bagian bawah hingga kaki. Selain itu, tidak jarang juga menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan, saluran kemih hingga saraf.
Meskipun keluhan tersebut tidak terlalu khas untuk mioma uteri, namun jika berlangsung dalam jangka waktu cukup panjang tanpa ada sebab yang jelas, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah keluhan disebabkan oleh mioma uteri atau tidak.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik awal, dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, dari tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan hingga suhu tubuh. Jika terjadi perdarahan yang cukup banyak dan dalam jangka panjang dapat ditemukan abnormalitas pada tanda-tanda vital. Bisa ditemukan penurunan tekanan darah, peningkatan denyut jantung hingga laju pernapasan.
Pada kondisi mioma uteri yang ukurannya cukup besar dan lokasinya berada di lapisan luar rahim, seringkali dapat terlihat dan teraba benjolan pada area tersebut. Dokter akan melakukan pemeriksaan regio abdomen dan panggul untuk menilai karakteristik benjolan.
Pemeriksaan Penunjang
Dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan penunjang berupa laboratorium darah untuk menilai apakah benar ada anemia yang terlihat dari penurunan hemoglobin, khususnya pada kasus perdarahan kronis.
Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) abdominal atau transvaginal untuk melihat gambaran rahim dan menegakkan diagnosis mioma uteri. Bila diperlukan, dokter juga dapat menyarankan pemeriksaan MRI agar dapat melihat jaringan miom serta organ di sekitarnya dengan lebih jelas.
Jika dokter ingin melakukan pemeriksaan lebih detail, bisa saja dilakukan pemeriksaan histeroskopi dan biasanya disertai dengan pengambilan sampel jaringan miom agar dapat diperiksa lebih lanjut secara patologi anatomis.
Sebagian besar miom biasanya bersifat jinak, namun pemeriksaan patologis anatomis biasanya tetap diperlukan untuk dapat memastikannya, khususnya pada kasus mioma uteri dengan ukuran yang cukup besar.
Terapi
Tatalaksana mioma uteri dapat sangat bervariasi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti gejala, ukuran hingga lokasinya. Pada miom fase awal tanpa gejala, biasanya tidak memerlukan tindakan khusus dan akan disarankan untuk melakukan evaluasi rutin secara berkala.
Sangat penting untuk menjaga pola hidup sehat agar miom tidak semakin besar dan menimbulkan berbagai keluhan. Pola makan dengan gizi seimbang, olahraga secara rutin dan kelola stres dengan baik dapat membantu menekan pertumbuhan miom.
Namun jika kondisi miom membutuhkan penanganan lebih lanjut, biasanya dokter dapat memberikan beberapa jenis terapi, dari pengobatan oral hingga terapi pembedahan bila diperlukan.
Untuk keluhan nyeri pada area panggul atau nyeri pada saat menstruasi, dokter dapat meresepkan pereda nyeri. Dokter juga dapat meresepkan konstrasepsi hormonal untuk dapat membantu mengembalikan siklus menstruasi menjadi normal kembali. Dokter juga dapat menyarankan penggunaan obat hormonal yang dapat membantu mengecilkan miom.
Sedangkan untuk terapi bedah pada kasus mioma uteri dapat bervariasi. Dapat dilakukan miomektomi, yaitu pengangkatan miom tanpa mengangkat rahim. Metode ini dapat dilakukan dengan laparoskopi, histereskopi atau laparotomi jika ukurannya besar.
Jika wanita sudah tidak ingin hamil, pilihan histerektomi dapat menjadi pilihan karena dapat mencegah kekambuhan atau tumbuhnya miom kembali. Metode ini dilakukan dengan pengangkatan miom disertai dengan pengangkatan rahim.
Selain metode di atas, dapat juga dilakukan penyumbatan pembuluh darah yang mengalir ke arah jaringan miom. Dengan metode ini bertujuan mengurangi asupan nutrisi yang dialirkan melalui pembuluh darah ke jaringan miom dengan harapan miom akan mengecil.
Dapat juga dilakukan tindakan ablasi endometrium. Namun hal ini dapat merusak bagian dalam lapisan rahim sehingga dapat mempengaruhi fertilitas seseorang karena dinding tempat melekatnya hasil pembuahan telah dirusak.
Pasca tindakan, masih ada kemungkinan mengalami pertumbuhan miom kembali jika tidak menjaga pola hidup dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan rutin secara berkala untuk evaluasi klinis dan deteksi dini jika terbentuk miom kembali.
Selain itu, evaluasi pasca tindakan pembedahan juga sangatlah penting untuk memantau ada tidaknya komplikasi pasca operasi seperti perdarahan yang harus ditangani dengan segera.
Pencegahan
Sampai saat ini belum ada pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah tumbuhnya miom. Namun dengan mempertahankan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan dengan gizi seimbang, mengurangi konsumsi makanan olahan atau instan, rutin berolahraga serta kelola stres yang baik dapat membantu menurunkan risiko tersebut.
Dengan pola hidup yang sehat, maka berat badan akan terjaga dengan baik agar tetap ideal. Berat badan berlebih hingga obesitas dapat meningkatkan paparan seseorang terhadap hormon esterogen yang dapat memicu pertumbuhan miom. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga berat badan ideal.
Selain itu, jika memang tidak sangat diperlukan, sebaiknya hindari paparan obat yang mengandung hormon tertentu, khususnya yang berkaitan dengan hormon reproduksi seperti kontrasepsi hormonal. Pilihlah kontrasepsi lain yang tidak mengandung hormon namun tetap efektif.
Jika Anda memiliki faktor risiko mengalami mioma uteri, meskipun tidak ada gejala apapun, sangat penting untuk melakukan skrining rutin atau pemeriksaan medical check up secara berkala agar dapat melakukan deteksi dini hingga tatalaksana yang tepat sebelum muncul berbagai keluhan dan komplikasi.
Komplikasi
Meskipun bisa tidak menimbulkan gejala sama sekali dan biasanya bersifat jinak, namun jika miom tidak ditangani dengan baik hingga ukurannya membesar dapat menimbulkan penekanan pada jaringan dan organ lain di sekitarnya.
Keluhan yang dapat dialami berupa nyeri panggul, nyeri saat berhubungan seksual, gangguan buang air kecil hingga sembelit. Hal ini dapat terjadi jika terjadi penekanan pada area tulang belakang, saluran kemih hingga sistem pencernaan.
Pada miom yang berlokasi di bagian dalam dinding rahim dapat menimbulkan perdarahan hebat setiap kali menstruasi. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menimbulkan kondisi anemia defisiensi besi. Seringkali disertai dengan keluhan mudah lelah, lemas, pucat dan berbagai masalah lainnya.
Bagi orang yang merencanakan kehamilan atau sedang dalam program hamil, mioma uteri dapat mempengaruhi fertilitas seseorang. Miom yang berlokasi pada endometrium, yang menjadi lokasi perlekatan hasil pembuahan dan tempat untuk tumbuh kembang dapat dihalangi oleh miom.
Kondisi ini menyebabkan hasil pembuahan tidak dapat menempel pada endometrium dan sekalipun bisa menempel maka pertumbuhan dan perkembangannya akan terhalang oleh jaringan miom yang menghalanginya hingga meningkatkan risiko keguguran.
Selain itu, dapat juga terjadi solusio plasenta dimana plasenta dapat terlepas dari dinding rahim sebelum kelahiran sehingga dapat menimbulkan perdarahan hebat. Kondisi ini dapat sangat berbahaya bagi janin dan juga ibu.
Meskipun mayoritas mioma uteri bersifat jinak, namun dapat juga membentuk leiomiosarkoma yang bersifat ganas. Meskipun hal ini sangat jarang terjadi, namun pada kasus miom yang ukurannya cukup besar atau ada kecurigaan ke arah keganasanm dokter dapat menyarankan pemeriksaan sampel jaringan miom.
Pada miom dengan jenis pedunkulata atau yang memiliki tangkai dapat mengalami torsi atau berputar. Jika hal ini terjadi dapat menimbulkan keluhan nyeri hebat dan membutuhkan penanganan segera dan harus dibawa ke unit gawat darurat.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda memiliki faktor risiko tertentu seperti riwayat anggota keluarga dengan mioma uteri, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan berkala sebagai bentuk skrining meskipun tidak menimbulkan keluhan atau gejala bermakna.
Jika Anda mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur lebih dari tiga siklus berturut-turut, terlebih jika siklua menjadi lebih panjang durasinya dengan volume darah yang meningkat tanpa sebab yang jelas, sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan secara keseluruhan. Jika ada kecurigaan ke arah mioma uteri, biasanya akan disarankan untuk melakukan berbagai pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis dan akan dirujuk ke dokter spesialis obstretrik dan ginekologi untuk evaluasi lebih lanjut.
Sedangkan jika Anda mengalami gejala khas mioma uteri, terlebih sudah pernah terdiagnosa miom sebelumnya, evaluasi secara berkala sangatlah penting. Jika mengalami nyeri yang mengganggu aktivitas, segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter.
Jika tiba-tiba mengalami nyeri hebat yang sangat mengganggu atau perdarahan hebat, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter. Bila perlu dapat dibawa ke unit gawat darurat jika kondisi sudah tidak dapat ditangani dengan pereda nyeri yang biasa dikonsumsi.
Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene