RS Bunda Group

Bunda Hospital Group

News & Articles

  • Home
  • Vertigo : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus Ke Dokter

Vertigo : Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus Ke Dokter

perempuan kena vertigo

Keluhan sakit kepala dan pusing seringkali kita rasakan. Namun apakah keduanya merupakan hal yang sama? Mari kita bahas lebih lanjut terkait apa itu vertigo, penyebab dan cara penanganannya. 

Keluhan sakit kepala dan pusing seringkali dianggap hal yang sama. Padahal kedua hal ini berbeda dan ketika kita mengetahui perbedaannya dapat membantu menegakkan diagnosis penyebab utama keluhan dan menyingkirkan berbagai kemungkinan diagnosis banding. 

Perbedaan sakit kepala dan pusing 

Sakit kepala adalah keluhan yang dialami ketika seseorang merasakan adanya nyeri pada area kepala, leher dan wajah. Karakteristik sakit kepala dapat bervariasi, dapat berupa sakit kepala sebelah atau yang sering disebut dengan migrain, sakit kepala tegang atau tension type headache dan cluster type headache. 

Sedangkan keluhan pusing dialami seseorang ketika merasa berputar, terdapat sensasi tidak stabil atau melayang. Banyak hal yang bisa menyebabkan keluhan pusing, salah satunya ketika vertigo, terlebih jika keluhan yang dialami adalah pusing berputar. 

Vertigo 

Vertigo itu sendiri merupakan salah satu bentuk gejala dan bukanlah sebuah penyakit atau diagnosis. Ketika seseorang mengalami vertigo, perlu dikaji lebih lanjut terkait berbagai kemungkinan penyebab utama yang mendasarinya. 

Vertigo itu sendiri terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu vertigo sentral dan perifer. Perbedaan dari keduanya adalah gejala yang dialami. Hal ini dapat membantu menegakkan diagnosis penyebab keluhan sehingga dapat menentukan tatalaksana yang tepat. Gejala pada vertigo sentral biasanya relatif lebih ringan jika dibandingkan dengan vertigo perifer. 

Gejala 

Secara garis besar, gejala vertigo yang dialami oleh seseorang adalah sensasi pusing berputar. Namun derajat keparahannya bisa berbeda antara vertigo sentral dan perifer. 

Vertigo sentral 

Pada vertigo sentral, penyebab utama yang mendasari keluhan ini dicurigai berasal dari sistem saraf pusat, khususnya pada otak kecil atau serebelum maupun pada batang otak. Gejala yang ditemukan berupa sensasi berputar yang ringan, terdapat gangguan keseimbangan sehingga orang tersebut akan lebih sulit untuk berdiri dan berjalan dengan baik. 

Karena penyebab utama adalah gangguan pada otak, maka dapat juga ditemukan gejala neurologis lain seperti penglihatan ganda, kelemahan atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh hingga kesulitan bicara. Selain itu, keluhan yang dialami biasanya memiliki durasi yang lebih lama dan sering mengalami kekambuhan. 

Penyebab utama dari keluhan vertigo sentral bisa berupa stroke, tumor otak, trauma kepala, cedera otak, gangguan pembuluh darah otak, penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat seperti multiiple sclerosis hingga efek samping konsumsi obat tertentu seperti antikonvulsan. 

Vertigo perifer

Sedangkan pada vertigo perifer, penyebab utama yang mendasarinya bukanlah gangguan pada sistem saraf pusat. Keluhan ini seringkali muncul ketika terdapat gangguan pada telinga bagian dalam atau saraf vestibular yang dapat mempengaruhi keseimbangan.  

Gejala yang dirasakan seseorang ketika mengalami vertigo perifer biasanya akan lebih berat dibandingkan dengan vertigo sentral. Rasa sensasi berputar yang kuat, terdapat gangguan keseimbangan, hingga disertai dengan mual muntah. Gejala dapat muncul karena dipicu oleh pergerakan kepala tertentu atau bersifat mendadak. Namun durasi keluhan biasanya lebih singkat. 

Penyebab utama dari keluhan ini bisa disebabkan oleh benign paroxysmal positional vertigo (BPPV), vestibular neuritis, labirinitis hingga penyakit meniere. Vertigo perifer berkaitan erat dengan gangguan pada telinga, termasuk sistem sarafnya. 

Faktor Risiko 

Faktor risiko vertigo sangat dipengaruhi oleh penyebab utama yang mendasarinya, yaitu lebih mengarah ke vertigo sentral atau perifer. Dengan adanya riwayat gangguan pada telinga, seperti infeksi, penyakit meniere atau BPPV, maka akan lebih tinggi risiko mengalami vertigo perifer. 

Riwayat trauma kepala, khususnya yang menimbulkan cedera otak dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami vertigo sentral. Selain itu, riwayat penyakit lain yang tidak terkontrol dengan baik, seperti hipertensi, diabetes dan dislipidemia dapat meningkatkan risiko gangguan pembuluh darah hingga stroke dan menyebabkan vertigo sentral. 

Selain itu, jika ada riwayat anggota keluarga dengan vertigo yang disebabkan oleh faktor genetik tertentu atau penyakit meniere, maka risiko mengalami hal serupa akan realtif lebih tinggi. Oleh karena itu, sebaiknya bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk dapat dilakukan skrining rutin dan mempertimbangkan upaya pencegahan yang dapat dilakukan. 

Konsumsi obat tertentu seperti anti konvulsan, diuretik, antidepresan atau atibiotik tertentu bisa memberikan efek samping berupa vertigo. Oleh karena itu, sangat penting untuk konsumsi obat di bawah penyawasan dokter dan sesuai dengan anjurannya. 

Pada beberapa orang, faktor lingkungan dapat juga mempengaruhi kejadian vertigo. Pada orang dengan BPPV, perubahan posisi kepala secara mendadak dapat memicu terjadinya vertigo perifer. Selain itu, paparan suara keras dapat mempengaruhi telinga dan memicu terjadinya vertigo. 

Pada ibu hamil, ketika mengalami perubahan hormon dan tekanan darah pada masa kehamilan dapat menjadi salah satu faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan mengalami vertigo. Pola hidup yang kurang sehat seperti dehidrasi, kelelahan, stres hingga konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami vertigo. 

Diagnosis 

Anamnesis 

Pada pemeriksaan awal, dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis untuk dapat memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan untuk dapat menegakkan diagnosis penyebab utama vertigo yang dialami.  

 Karakteristik vertigo, durasi, termasuk gejala penyerta perlu diketahui lebih lanjut untuk dapat membantu mengidentifikasi apakah keluhan yang dialami termasuk dalam vertigo sentral atau vertigo perifer. Langkah ini sangat penting untuk dapat mengetahui kemungkinan penyebab utama yang mendasari keluhan vertigo.

Selain itu, menganalisa berbagai faktor risiko orang tersebut yang dapat meningkatkan risiko vertigo dapat sangat membantu untuk menentukan langkah pemeriksaan selanjutnya dan dapat menegakkan diagnosis serta tatalaksana yang tepat. 

Pemeriksaan Fisik 

Pada pemeriksaan fisik dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dari tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan hingga suhu tubuh. Pada kondisi awal bisa saja ditemukan pemeriksaan seluruh tanda-tanda vital dalam batas normal. Jika ada dehidrasi bisa ditemukan penurunan tekanan darah, peningkatan denyut jantung dan laju pernapasan sebagai upaya kompensasi tubuh. 

Jika terdapat kecurigaan ke arah vertigo perifer yang disebabkan oleh gangguan pada telinga, dokter akan melakukan pemeriksaan telinga menggunakan otoskop. Melalui pemeriksaan ini dapat dinilai apakah ada infeksi ataupun kelainan pada telinga bagian tengah dan dalam. 

Jika terdapat kecurigaan ke arah vertigo sentral, biasanya dokter akan menilai apakah ada tanda gangguan saraf pusat melalui pemeriksaan kekuatan otot, refleks, sensorik dan koordinasi. Hal ini penting untuk dilakukan apakah ada gangguan pada sistem saraf pusat atau tidak. 

Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan Dix-Hallpike Maneuver untuk dapat membantu menegakkan diagnosis vertigo perifer yang disebabkan oleh BPPV. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah Romberg Test untuk menilai keseimbangan tubuh. Pemeriksaan ini biasanya juga disertai dengan tes Fukuda Stepping 

Selain itu, pada pasien dengan keluhan vertigo biasanya dapat juga disertai dengan nistagmus, yaitu adanya pergerakan mata abnormal. Jika ada nistagmus horisontal, biasanya keluhan yang dialami merupakan vertigo perifer. Sedangkan jika terdapat nistagmus vertikal atau torsional, mengarah ke vertigo sentral. 

Pemeriksaan Penunjang 

Pemeriksaan penunjang yang disarankan oleh dokter biasanya diperlukan untuk membantu menegakkan penyebab utama penyakit yang mendasari keluhan vertigo. Pemeriksaan audiometri dibutuhkan untuk menilai fungsi pendengaran dan memastikan keluhan vertigo tidak disebabkan oleh gangguan pada telinga. 

Pemeriksaan MRI atau CT scan dapat dilakukan jika ada kecurigaan gangguan pada sistem saraf pusar atau otak yang menyebabkan vertigo sentral. Melalui pemeriksaan ini dapat dinilai apakah ada stroke, gangguan pembuluh darah otak, tumor hingga penyakit autoimun seperti multiple sclerosis. Tes kalorik dapat dilakukan untuk memeriksa respon sistem vestibular terhadap stimulasi yang diberikan. 

Terapi 

Terapi vertigo sangat dipengaruhi oleh penyebab utama yang mendasari keluhan yang dialami. Untuk kondisi vertigo perifer yang disebabkan oleh BPPV dapat dilakukan Epley Maneuver untuk membantu mengatasi keluhan vertigo. Upaya ini dilakukan oleh dokter atau fisioterapis yang menangani dengan menggerakkan kepala ke posisi tertentu. Setelah itu, dokter juga akan menyarankan melakukan latihan Semont Maneuver atau Brandt-Daroff Exercises di rumah. 

Untuk vertigo yang disebabkan oleh penyakit meniere dapat dilakukan upaya diet rendah garam dan pemberian diuretik untuk menurunkan retensi cairan dan tekanan di dalam telinga. Bila diperlukan, pada gejala berat dapat diberikan obat untuk telinga tengah berupa anti radang dan antibiotik. 

Sedangkan untuk vertigo sentral, dimana terdapat gangguan pada sistem saraf pusat membutuhkan tatalaksana yang lebih kompleks dan sangat dipengaruhi oleh penyakit utamanya. Pada kondisi stroke infarkt yang disertai dengan sumbatan akan diberikan antikoagulan atua antiplatelet.  

Sedangkan pada tumor otak akan diperlukan upaya operasi. Jika dicurigai berupa keganasan kemungkinan akan membutuhkan tatalaksana berupa kemoterapi dan radioterapi. Pada kondisi autoimun seperti pada multiple sclerosis akan diberikan kortikosteroid. 

Selain itu, dokter juga akan meresepkan obat sesuai dengan gejala yang saat ini sedang dikeluhkan. Untuk mual muntah, dokter juga dapat meresepkan antiemetik bila diperlukan. Dokter juga dapat meresepkan betahistin untuk membantu meredakan keluhan vertigo yang dialami. 

Pencegahan 

Serupa dengan tatalaksana vertigo, upaya pencegahan juga sangat dipengaruhi oleh penyebab utama yang mendasarinya. Hindari gerakan mendadak, khususnya yang melibatkan perubahan posisi kepala dengan cepat karena hal ini dapat menyebabkan pusing berputar, khususnya vertigo perifer. 

Sangat penting untuk menerapkan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan dengan gizi seimbang, membatasi konsumsi garam, konsumsi cukup air, menghindari kafein, alkohol dan nikotin, tidur yang cukup, kelola stres dengan baik dan rutin berolahraga. 

Jika memiliki riwayat penyakit yang dapat meningkatkan risiko mengalami vertigo, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala dengan dokter agar dapat terkontrol dengan baik. 

Komplikasi 

Pada kondisi vertigo perifer, biasanya jarang menimbulkan komplikasi namun gejala yang dialami dapat sangat mengganggu aktivitas. Selain itu, risiko seseorang mengalami cedera seperti terjatuh, kecelakaan hingga trauma atau cedera kepala dapat lebih tinggi.  

Gejala vertigo berat dengan mual muntah dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami dehidrasi dan malnutrisi. Oleh karena itu, perlu penanganan yang optimal sebelum hal tersebut terjadi. Selain itu, pada vertigo yang disebabkan oleh penyakit meniere jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang permanen. 

Sedangkan vertigo sentral yang disebabkan oleh gangguan pada otak seperti stroke dan tumor otak membutuhkan penanganan segera agar gangguan sistem saraf pusat tidak menjadi permanen dan menimbulkan kerusakan otak yang lebih lanjut. 

Kapan Harus ke Dokter? 

Keluhan vertigo cukup mengganggu aktivitas dan produktivitas seseorang. Oleh karena itu, jika hal ini sudah dialami sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut dan diberikan penanganan yang tepat sebelum terjadi berbagai kemungkinan komplikasi. 

Selain itu, vertigo bisa menjadi tanda awal penyakit serius pada sistem saraf pusat seperti stroke, gangguan pembuluh darah dan tumor otak. Dengan deteksi dini dapat membantu pemberian tatalaksana yang lebih optimal. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Share This Article: