RS Bunda Group

Berita & Artikel

Disfungsi Ereksi Organik dan Psikogenik: Penyebab dan Penanganan

  • Beranda
  • Disfungsi Ereksi Organik dan Psikogenik: Penyebab dan Penanganan
disfungsi-ereksi-organik-rs-bunda-group

Disfungsi ereksi organik merupakan sebuah keluhan umum masalah reproduksi pria dewasa. Dalam kondisi ini, pria akan kesulitan mempertahankan ereksi sewaktu berhubungan seks karena adanya gangguan hormonal sampai saraf yang mempengaruhi performa.

Baca Juga: 9 Jenis Kelainan Sperma dan Akibatnya pada Kesuburan Pria

Proses ereksi melibatkan otak, saraf, otot, pembuluh darah, hormon, dan emosi. Disfungsi ereksi yang terjadi tidak jarang melibatkan gangguan pada salah satu atau bahkan beberapa dari bagian-bagian tersebut.

Sebagian kasus disfungsi ereksi yang dialami juga dapat berasal dari penyebab non fisik. Seperti saat sedang stress atau mood sedang tidak sesuai dengan situasi. Kondisi ini bisa juga penyakit  muncul akibat rasa kurang percaya diri, atau akibat pemikiran terlalu berlebihan soal seks.

Kenali Disfungsi Ereksi dengan Jelas

Disfungsi ereksi telah umum diketahui sebagai salah satu ketakutan terbesar kaum Adam. Ereksi terjadi ketika pembuluh darah corpora cavernosa mengendur dan terbuka agar darah mengalir masuk melalui arteri kavernosus untuk mengisinya. Darah kemudian terperangkap di bawah tekanan tinggi dan mendorong organ alat kelamin hingga menciptakan ereksi. Difungsi ereksi adalah kondisi yang mengganggu proses ini sehingga penis gagal mencapai posisi ereksi.

Kondisi ini dapat mengganggu keintiman hubungan pasangan, kepercayaan diri pria, hingga merupakan tanda gangguan pada kesehatan yang perlu diwaspadai. Karena performa seksual sering diasosiasikan dengan maskulinitas pria, banyak penderita yang memilih untuk menyembunyikan kondisi ini untuk menyelamatkan ego mereka selama beberapa saat. 

Kondisi ini masih memiliki kaitan dengan kondisi kesehatan secara menyeluruh, sehingga  Anda sebaiknya langsung melakukan reservasi ke salah satu unit RS Bunda Group untuk menerima pemeriksaan dan penanganan awal yang tepat dan menyeluruh.

Untuk pencegahan disfungsi ereksi dapat dimulai dengan lebih peduli terhadap kesehatan kelamin. Ketahui apa saja penyebab terjadinya keluhan ini baik itu organik atau psikogenik, agar bisa mencegahnya sejak awal.

Disfungsi Ereksi Organik

Disfungsi ereksi organik seringkali disebabkan oleh kelainan arteri penis, vena, atau keduanya dan merupakan penyebab disfungsi ereksi paling umum, terutama pada pria yang lebih tua. Bila masalahnya adalah arteri, disfungsi dapat disebabkan oleh aterosklerosis, atau pengerasan arteri, meskipun trauma pada arteri juga dapat menjadi penyebabnya. 

Faktor risiko yang dapat Anda kendalikan untuk arteriosklerosis adalah:

  • Kelebihan berat badan
  • Kurang olahraga
  • Kolesterol tinggi
  • Tekanan darah tinggi
  • Merokok 

Banyak ahli percaya bahwa atrofi (hilangnya sebagian atau seluruh jaringan) dan fibrosis (pertumbuhan jaringan berlebih) dari jaringan otot polos di tubuh penis (otot polos kavernosa) memicu masalah dalam mempertahankan ereksi yang kuat. 

Kemampuan yang buruk untuk mempertahankan ereksi seringkali merupakan gejala awal disfungsi ereksi. Meskipun nama lain kondisi ini adalah kebocoran vena, masalah sebenarnya bukan pada vena tetapi tidak berfungsinya otot polos yang mengelilingi vena.

Hasil akhirnya adalah penderikan akan kesulitan mempertahankan ereksi yang cukup lama untuk hubungan intim. Hal ini juga sering menjadi gejala awal aterosklerosis dan penyakit pembuluh darah.

Beberapa penyebab disfungsi ereksi organik juga meliputi:

  1. Diabetes 

Disfungsi ereksi sering terjadi pada penderita diabetes. Diabetes melibatkan pengerasan arteri yang prematur dan luar biasa parah. 

  1. Depresi

Depresi, disfungsi ereksi, dan penyakit kardiovaskular saling berkaitan. Pria dengan kondisi depresi harus menjalani pemeriksaan sepenuhnya untuk penyakit medis serta faktor psikologis. Beberapa obat antidepresan juga dapat menyebabkan kegagalan ereksi.

  1. Penyebab Neurologis 

Ada banyak neurologis (masalah saraf) yang dapat menjadi penyebab disfungsi ereksi. Kelebihan kadar gula, alkoholisme kronis, multiple sclerosis, keracunan logam berat, cedera saraf dan sumsum tulang belakang, dan kerusakan saraf akibat operasi panggul dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

  1. Obat 

Berbagai macam obat resep, seperti obat tekanan darah, obat anti kecemasan dan antidepresan, obat tetes mata glaukoma, dan agen kemoterapi kanker hanyalah beberapa dari banyak obat yang terkait dengan disfungsi ereksi organik.

  1. Hormon

Kelainan hormonal, seperti peningkatan prolaktin (hormon dari kelenjar hipofisis anterior), penyalahgunaan steroid oleh altet, terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tiroid, dan hormon untuk kanker prostat dapat menyebabkan disfungsi ereksi organik. Testosteron rendah dapat menyebabkan disfungsi ereksi tetapi jarang menjadi satu-satunya faktor yang bertanggung jawab untuk disfungsi ereksi.

Disfungsi Ereksi Psikogenik

Disfungsi ereksi psikogenik adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seks karena faktor psikologis. Faktor-faktor ini dapat mencakup stres dan kecemasan, depresi, rasa bersalah, harga diri rendah, atau masalah hubungan. Sekitar 40% kasus disfungsi ereksi (DE) dianggap psikogenik.

Disfungsi ereksi psikogenik bukanlah hal yang jarang terjadi atau harus menjadi penyebab utama kekhawatiran. Namun jika Anda terlalu sering susah payah untuk membangun ereksi, kondisi ini mungkin merupakan kondisi disfungsi ereksi.

Gejala disfungsi ereksi termasuk:

  • Ketidakmampuan untuk ereksi
  • Kesulitan mencapai ereksi
  • Hilangnya ereksi sebelum seks selesai
  • Ejakulasi dini atau tertunda
    • Minat pada seks, tetapi kesulitan untuk mempertahankan ereksi

Penting untuk diingat bahwa gejala dapat bervariasi dari orang ke orang. Memiliki kesadaran akan gejala dan bagaimana disfungsi ereksi berdampak pada kinerja seksual dapat membantu memfasilitasi percakapan dengan penyedia layanan

kesehatan.

Penyebab

Gangguan reproduksi ini dapat muncul dari kondisi medis yang mendasarinya. Untuk menentukan apakah disfungsi ereksi bersifat psikogenik, tenaga kesehatan akan mencari dan mengesampingkan kondisi medis apa pun yang dapat menyebabkan masalah tersebut.

Setelah mengesampingkan kondisi medis, dokter atau ahli kesehatan mental mungkin ingin mendiskusikan dan mengevaluasi faktor psikologis yang mungkin mempengaruhi fungsi seksual seseorang. Penyebab psikologis yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi psikogenik meliputi:

  1. Stres dan kecemasan

Ketika seorang individu cemas atau stres, menjadi terangsang dapat menjadi tantangan.

  1. Kecemasan Performa

Kekhawatiran tentang performa seksual atau kemampuan untuk memuaskan pasangan dapat menyebabkan kecemasan, yang berdampak pada kemampuan untuk memiliki dan mempertahankan ereksi.

  1. Depresi

Sama seperti disfungsi ereksi organik, depresi dapat menyebabkan kurangnya minat dalam aktivitas yang dapat mencakup seks. Mengalami depresi dapat membuat sulit untuk terhubung dengan orang lain, termasuk dalam hubungan seksual.

  1. Masalah Hubungan

Konflik dalam hubungan dapat menyebabkan stres emosional dan menciptakan jarak di antara pasangan, yang dapat menghambat kinerja seksual.

  1. Perasaan Bersalah

Apakah itu terkait dengan kinerja masa lalu, stres emosional, atau masalah lain, rasa bersalah dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan akhirnya disfungsi ereksi psikogenik.

  1. Harga Diri Rendah

Penyebab ini berkaitan dengan kinerja selama aktivitas seksual sebelumnya sehingga menyebabkan perasaan tidak mampu atau malu.

Baca Juga: Penyebab Asthenozoospermia: Gejala dan Cara Mengobati

  1. Trauma

Riwayat pelecehan atau trauma seksual dapat menyebabkan respons emosional saat berhubungan seks dan dalam hubungan seksual. Penderita dapat mengatasi ini dengan terapi kesehatan mental dengan ahli yang profesional.

Alasan psikologis yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang untuk memiliki dan mempertahankan ereksi saat berhubungan seks sama nyata dan validnya dengan alasan medis lainnya. Konsultasikan diri Anda ke tenaga kesehatan atau profesional kesehatan mental untuk membantu mengungkap faktor psikologis apa yang menyebabkan disfungsi ereksi Anda.

Pencegahan, Risiko dan Penanganan

Oleh karena itu, saran terbaik untuk mencegah terjadinya disfungsi ereksi adalah olahraga teratur. Setidaknya 30 menit setiap hari sudah cukup membantu, agar aliran darah berjalan lancar.

Selain itu upaya pencegahan lain bisa Anda lakukan dengan menikmati berbagai makanan sehat. Mulai dari sayur, buah, serta biji-bijian, menurut penelitian kurang lebih 21 ribu orang mencoba menu sehat tersebut.

Jika perlu, kunjungi juga ahli kesehatan mental untuk pemeriksaan psikologis yang meneyluruh. Dengan demikian, Anda dapat mencegah kedua jenis disfungsi ereksi sejak dini.

Risiko yang Mungkin Terjadi

Perlu diketahui bahwa, pria dengan disfungsi ereksi mempunyai berbagai macam risiko. Meliputi, berbagai macam penyakit jantung disebabkan adanya faktor penyempitan pembuluh darah, ada lagi diabetes, serta penyakit ginjal.

Selain itu, risiko dari konsumsi obat dapat beragam macamnya. Jika konsumsi terlalu banyak bisa jadi mengganggu sistem hormon dan saraf.

Penanganan yang Dapat Anda Lakukan

Disfungsi ereksi bisa disembuhkan dengan melakukan berbagai penanganan, mulai dari obat-obatan, terapi psikologis, juga terapi testosteron. Hal ini dapat Anda lakukan jika mengalami kendala pada hormon.

Penanganan lainnya melalui pemasangan vakum. Proses ini memasukkan penis ke dalam tabung yang terhubung dengan pompa hingga akhirnya seluruh pembuluh akan berkumpul di penis, sehingga lebih keras dan kencang.

Kondisi ini tidak dapat Anda anggap remeh. Anda harus mengatasinya segera agar tidak mengganggu hubungan dengan istri, Salah satu upaya penyembuhan disfungsi ereksi organik adalah dengan konsultasi ke dokter.

Baca Juga: Gejala dan Diagnosis Varikokel

Disfungsi ereksi perlu ditangani sesegera mungkin. Kondisi ini bukan sesuatu yang harus Anda sembunyikan karena rasa malu, namun harus segera Anda tangani untuk menghindari gangguan kesehatan yang lebih parah. Reservasikan pemeriksaan Anda, atau konsultasikan ke jadwal dokter pilihan Anda. Untuk lebih lanjut, silahkan kunjungi laman informasi kami.

Bagikan Artikel Ini: