...

RS Bunda Group

Berita & Artikel

Mengenal Kolonoskopi dan Deteksi Dini Kanker Usus Besar

  • Beranda
  • Mengenal Kolonoskopi dan Deteksi Dini Kanker Usus Besar
kolonoskopi ternyata bisa jadi prosedur untuk deteksi kanker usus besar atau kolon

Kolonoskopi merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu deteksi berbagai penyakit, khususnya pada area usus besar. Mari kita bahas lebih dalam bagaimana prosesnya hingga dapat mendeteksi kanker usus besar.  

Kolonoskopi merupakan endoskopi yang spesifik dilakukan di sistem pencernaan bagian bawah. Sama halnya dengan endoskopi, tindakan kolonoskopi menggunakan alat yang berbentuk seperti pipa atau selang yang di bagian ujungnya memiliki kamera. 

Apa perbedaan kolonoskopi dengan endoskopi? 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kolonoskopi merupakan endoskopi dengan fungsi khusus menilai saluran pencernaan bawah. Sedangkan istilah endoskopi lebih sering digunakan untuk tindakan yang menggunakan alat yang serupa namun untuk menilai saluran pencernaan bagian atas. 

Kolonoskopi digunakan untuk menilai bagian dalam usus besar hingga perbatasan dengan usus halus. Sedangkan endoskopi yang digunakan untuk menilai bagian dalam lambung hingga bagian awal usus halus disebut sebagai Esofagoduodenoskopi (EGD) atau seringkali disingkat dengan gastroskopi. 

Dengan kata lain, endoskopi merupakan bagian besar dari metode tersebut. Bagian tubuh yang diperiksa dengan metode tersebut akan menentukan nama tindakannya. Seperti untuk pemeriksaan usus besar atau kolon disebut kolonoskopi. Sedangkan untuk pemeriksaan lambung disebut dengan gastroskopi.  

Fungsi kolonoskopi 

Kolonoskopi bertujuan untuk menilai bagian dalam organ usus besar dengan menangkap gambar menggunakan kamera. Selain itu, kolonoskopi juga dapat digunakan untuk membantu pengambilan sampel untuk biopsi. 

Proses pengambilan sampel pada kolonoskopi dilakukan pada beberapa kasus yang membutuhkan pemeriksaan jaringan lebih lanjut. Biopsi dapat dilakukan pada kasus tumor kolon, polip, peradangan pada usus seperti kolitis ulseratif dan Crohn disease. Selain itu, biopsi juga dapat dilakukan sebagai tindakan follow up dari terapi yang telah diberikan.  

Pada kasus tumor kolon bisa dilakukan kolonoskopi dengan biopsi agar dapat menilai apakah jaringan tersebut menunjukkan adanya tanda-tanda ke arah keganasan atau kanker usus besar. Terlebih jika terdapat gejala lain yang mendukung ke arah kanker kolon. 

Gejala kanker kolon 

Sebelum melakukan tindakan pemeriksaan penunjang seperti kolonoskopi, dokter telah melewati tahapan awal seperti wawancara medis atau anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang awal. 

Pasien dengan kanker kolon biasanya disertai dengan gejala penurunan berat badan yang signifikan dan tidak dapat dijelaskan penyebabnya, perdarahan rektal tanpa sebab lain, perubahan kebiasaan buang air besar, perubahan struktur feses hingga sulit BAB atau buang angin. 

Jika sudah ada kecurigaan tumor kolon atau cenderung ke arah kanker, untuk lebih pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan laboratorium untuk tumor marker khususnya yang khas untuk deteksi kanker kolon seperti CEA (carcinoembryonic antigen), CA 19-9 dan CA 125. Meskipun tidak pasti peningkatan nilai tumor marker tersebut menandakan adanya kanker kolon, namun pemeriksaan ini dapat menjadi proses skrining awal.  

Kolonoskopi dengan biopsi 

Jaringan yang diperoleh dari tindakan kolonoskopi dengan biopsi akan diperiksa lebih lanjut dengan dokter spesialis patalogi anatomi. Akan dilakukan penilaian apakah ada tanda-tanda displasia atau lesi pra-kanker. Pada kondisi ini terdapat perubahan bentuk sel menjadi abnormal tapi belum menjadi sel kanker. Hal ini membutuhkan evaluasi lebih lanjut dan berkala. 

Sedangkan pada sel dengan positif kanker akan dinilai lebih lanjut untuk dapat menentukan tipe dan stadiumnya sehingga bisa diketahui terapi yang harus dilakukan seperti tindakan operasi, radioterapi, kemoterapi atau terapi target. Hal ini akan menjadi bahan pertimbangan dokter spesialis bedah onkologi yang menangani. 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Bagikan Artikel Ini: