...

RS Bunda Group

Berita & Artikel

Prosedur Pemasangan Pen untuk Patah Tulang

  • Beranda
  • Prosedur Pemasangan Pen untuk Patah Tulang

Salah satu prosedur yang familiar ketika seseorang mengalami patah tulang adalah pemasangan pen. Namun apakah semua kasus patah tulang harus melewati prosedur ini? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Patah tulang atau dalam istilah medis fraktur dapat disebabkan oleh banyak hal. Penyebab yang sering ditemukan adalah adanya riwayat kecelakaan atau trauma dengan benturan yang cukup keras pada area tersebut.  

Fraktur dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu fraktur tertutup atau closed fracture dan fraktur terbuka atau opened fracture. Yang membedakan dari kedua jenis patah tulang ini adalah adanya bagian tulang yang menembus kulit pada fraktur terbuka. 

Dasar tatalaksana kondisi patah tulang adalah imobilisasi untuk meminimalisir pergerakan pada area fraktur agar pemulihan dapat berlangsung dengan optimal. Pada kondisi patah tulang yang bersifat ringan, biasanya dapat dilakukan pemasangan gips dan sling sebagai upaya imobilisasi. Namun untuk kasus yang lebih berat biasanya membutuhkan pemasangan pen. 

Indikasi pemasangan pen 

Pemasangan pen merupakan upaya imobilisasi dan stabilisasi internal. Oleh karena itu, tindakan ini dilakukan dalam ruang operasi. Tindakan bedah untuk memasang pen biasanya dilakukan pada jenis patah tulang sebagai berikut: 

Gagal tindakan konservatif 

Pada kondisi patah tulang tertutup biasanya dapat ditangani dengan gips dan sling. Namun jika metode ini gagal, maka dapat dilakukan pemasangan pen. 

Patah tulang fragmented 

Pada kondisi patah tulang yang mengakibatkan pecahnya tulang menjadi beberapa bagian atau fragmented, sangat sulit untuk melakukan imobilisasi dan stabilisasi dengan metode konvensional. Oleh karena itu, pemasangan pen diperlukan agar proses pemulihan dapat lebih optimal. 

Patah tulang dengan risiko nonunion 

Pada kondisi patah tulang dengan aliran dan sirkulasi darah yang kurang baik pada area tersebut, biasanya risiko mengalami nonunion atau tidak menyatu kembali bagian tulang yang fraktur akan lebih tinggi. Hal yang serupa dapat terjadi pada kasus patah tulang dengan pergeseran yang cukup besar. Oleh karena itu, pemasangan pen dapat menjadi pilihan. 

Patah tulang terbuka 

Pada kondisi opened fracture, terdapat luka terbuka akibat bagian tulang yang menembus kulit. Hal ini dapat meningkatkan terjadinya risiko dan menyebabkan berbagai komplikasi. Oleh karena itu, proses imobilisasi dan stabilisasi harus segera dilakukan dan metode yang lebih aman biasanya akan dilakukan pemasangan pen. 

Prosedur pemasangan pen 

Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, dari wawancara medis, pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan penunjang dan pada akhirnya dapat menegakkan diagnosis fraktur. Dari hasil pemeriksaan ini, dokter akan mempertimbangkan tindakan lebih lanjut yang akan dilakukan. Apakah cukup dengan penanganan secara konvensional atau memerlukan tindakan bedah seperti pemasangan pen. 

Sebelum tindakan operasi, pasien akan melewati serangkaian pemeriksaan untuk memastikan kondisi pasien cukup baik untuk dapat menjalani operasi. Karena akan dilakukan pembiusan, pasien biasanya akan diminta untuk berpuasa untuk menurunkan risiko mengalami aspirasi hingga gagal napas. 

Tindakan anestesi atau pembiusan pada pasien dengan patah tulang dapat dilakukan dengan pembiusan umum maupun regional. Hal ini dipengaruhi oleh lokasi fraktur, kondisi pasien dan berbagai faktor lain yang menjadi pertimbangan dokter yang menangani. 

Pada saat proses pembedahan, dokter akan berusaha mengembalikan posisi tulang yang patah dan mengalami pergeseran. Kemudian akan dipasang pen atau plat untuk dapat menjaga posisi tulang agar tetap stabil. Hal ini sangat penting untuk proses pemulihan tulang agar tidak mengalami malunion maupun non-union. 

Setelahnya, luka pembedahan akan dijahit dan ditutup. Pasca tindakan operasi, biasanya akan disarankan untuk rawat inap agar dapat dipantau secara intens oleh dokter yang menangani. Selain itu, akan dilakukan follow up rutin dengan melakukan kontrol secara berkala dengan dokter spesialis ortopedi yang menangani. 

Sangat penting untuk melakukan rehabilitasi pasca tindakan operasi untuk dapat membantu memulihkan kekuatan dan fungsi otot.

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene 

Bagikan Artikel Ini: