Salah satu langkah untuk mendukung keberhasilan program kehamilan adalah dengan melakukan tes AMH. AMH sendiri merupakan kepanjangan dari anti-mullerian hormone, yakni berfungsi mengukur kadar hormon anti mullerian dalam darah.
Baca Juga: Persiapan Kehamilan Pertama, Semangat Bunda!
Pemeriksaan AMH dapat dilakukan baik kepada pria maupun wanita. Hormon tersebut dihasilkan oleh organ reproduksi sejak lahir. Laki-laki menghasilkan AMH dalam jumlah tinggi sejak bayi hingga masa pubertas.
Sementara pada wanita, jumlah hormon anti mullerian yang dihasilkan saat sebelum puber hanya sedikit. Kadarnya akan meningkat ketika wanita memasuki masa pubertas dan menurun kembali saat menopause. Jika Anda ingin melakukan tes AMH, silahkan reservasikan kunjungan Anda ke unit-unit RS Bunda Group terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan yang menyeluruh dan detil.
Pengertian Tes AMH
Lantas, apa yang dimaksud dengan tes Anti-Mullerian Hormone? Berkaitan dengan program kehamilan, pemeriksaan satu ini seringkali dilakukan untuk keperluan program bayi tabung atau fertilisasi in vitro.
Program ini banyak dilakukan oleh pasangan suami istri yang mengalami kesulitan mendapatkan kehamilan. Pada program bayi tabung, pemeriksaan AMH dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui cadangan sel telur (ovum) yang dimiliki calon ibu.
Dengan mengetahui cadangan ovum pada calon ibu, dokter bisa memperkirakan tingkat keberhasilan program bayi tabung secara lebih akurat. Melalui tes cadangan ovum, dokter bisa melihat bagaimana kualitas serta kuantitas sel telur calon ibu.
Apabila cadangannya tinggi serta kualitasnya baik, maka tingkat keberhasilan program bayi tabung juga tinggi. Anda perlu melakukan tes AMH jika ingin melakukan program hamil dengan bayi tabung.
Tujuan Tes
Secara umum, tes ini bisa dilakukan pada siapa saja, namun bagi orang dengan kondisi kelainan pembekuan darah atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Pemeriksaan AMH dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien, sehingga pada dua kondisi di atas memerlukan penanganan tersendiri.
Pada dasarnya, pemeriksaan yang dilakukan dengan pengambilan sampel darah tersebut bukan hanya bertujuan untuk mendukung program kehamilan, namun tetapi juga bisa diaplikasikan pada kondisi lainnya. Pemeriksaan Anti Mullerian Hormone juga digunakan untuk tujuan berikut ini:
Baca Juga: 12 Gerakan Senam Hamil di Rumah yang Mudah Dipraktikkan
- Memprediksi masa menopause dan penyebab menopause dini pada wanita
- Mencari tahu penyebab tidak menstruasi
- Membantu diagnosis PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
- Pemeriksaan pada kasus ambiguous genitalia
- Memantau pasien kanker ovarium
Persiapan, Prosedur dan Komplikasi
Sebelum melakukan pemeriksaan apapun, ada baiknya Anda mengetahui bagaimana langkah persiapan, prosedur, hingga risiko komplikasi. Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
1. Persiapan Tes AMH
Tidak ada persiapan secara khusus yang diperlukan sebelum melakukan tes ini. Namun apabila dilakukan untuk mendukung program bayi tabung, maka tes hormon AMH perlu berjalan dengan rangkaian pemeriksaan lainnya.
Tes tersebut diantaranya meliputi pemeriksaan penyakit infeksi, kondisi uterus, analisis semen pria, tes hormon FSH, LH, serta hormon lainnya. Pemeriksaan tersebut dijalankan pra prosedur pengambilan sel telur untuk dibuahi.
2. Prosedur Tes AMH
Pemeriksaan Anti Mullerian Hormone dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien untuk kemudian menganalisisnya. Untuk keperluan mendukung program hamil, maka pasien dalam hal ini adalah calon ibu.
Pertama-tama, tenaga medis akan mengikat lengan atas pasien dengan tujuan memperlambat aliran darah pada vena. Setelah itu, tenaga medis membersihkan area yang akan disuntuk untuk mengambil sampel darah menggunakan antiseptik.
Setelah itu, tenaga medis menyuntikkan jarum steril ke pembuluh vena untuk mengambil sampel darah. Sampel darah tersebut disimpan dalam tabung tertentu yang diberi zat khusus sehingga darah awet dan tidak membeku.
Apabila sampel sudah cukup, maka jarum dicabut dari area penyuntikan. Kemudian area tersebut dipasangi perban steril untuk menghindari infeksi maupun perdarahan. Tabung berisi sampel darah selanjutnya akan dianalisis di laboratorium.
3. Komplikasi Tes AMH
Pemeriksaan Anti Mullerian Hormone adalah prosedur sederhana dan umum dilakukan. Meski demikian, ada beberapa risiko yang jarang terjad,i namun masih mungkin Anda alami karena melibatkan pengambilan sampel darah. Risiko tersebut antara lain:
- Rasa nyeri serta lebam di area penyuntikan
- Infeksi
- Perdarahan
- Penumpukan darah di bawah kulit (hematoma)
- Pingsan
Tujuan Adanya Pemeriksaan Tes AMH
Pada saat menjalankan program hamil dengan fertilitas in vitro atau bayi tabung, calon ibu memerlukan tes anti mullerian hormone untuk mengetahui bagaimana kuantitas serta kualitas ovariumnya.
Sehingga kemampuan ovarium menghasilkan sel telur berkualitas dan dapat dibuahi oleh sperma dapat diprediksi secara lebih akurat. Pada pasangan yang sulit mendapatkan kehamilan, terkadang penyebabnya adalah pada masalah kesuburan dan kualitas sel telur.
Melalui tes ini, jumlah sisa sel telur serta tingkat kesuburan dapat diperkirakan. Selain untuk program hamil, pemeriksaan AMH juga berguna untuk keperluan lainnya. Seperti diagnosis PCOS, penyebab tidak menstruasi, hingga penyebab menopause dini.
Wanita dengan gejala PCOS atau polycystic ovary syndrome juga direkomendasikan melakukan tes satu ini. Gejala-gejala pada wanita dengan PCOS antara lain gangguan menstruasi, timbul jerawat, hingga kenaikan berat badan.
Baca Juga: 7 Makanan Mempercepat Kehamilan: Bunda Sehat Bayi Sehat!
Tes hormon AMH penting untuk mengetahui kemungkinan kesuksesan program bayi tabung yang akan dijalani. Reservasikan pemeriksaan Anda ke rumah sakit dengan spesialis kandungan dan fertilitas seperti unit-unit RS Bunda Group. Bila ingin mengetahui lebih lanjut, Anda juga bisa berkonsultasi pada ahli atau dokter pilihan. Kunjungi laman jadwal dokter dan pilih waktu kunjungan Anda, atau laman informasi kami untuk pelayanan kesehatan lainnya.