Ramai beberapa waktu silam berita Ashanty positif omicron setelah melakukan tes PCR SGTF selepas melakukan perjalanan liburan dari Turki. Tes tersebut akhirnya banyak dilakukan orang-orang di Indonesia untuk memastikan bahwa dirinya tidak terjangkit coronavirus varian terbaru (omicron).
Baca Juga: Vaksin Covid, Membawa Harapan atasi Virus
PCR atau Polymerase Chain Reaction merupakan sebuah tes yang digunakan untuk memastikan tubuh terinfeksi virus corona atau tidak. Sekarang jenis PCR terbagi lagi secara spesifik ke dalam dua jenis berbeda, yakni WGS dan SGTF. Reservasikan kunjungan Anda ke salah satu unit RS Bunda Group untuk sesi tes yang tepat.
Pendapat Krishna Khaimar tentang S-Gene Target Failure
PCR SGTF merupakan sekuensing atau pengurutan genom sampel positif. Pemeriksaan ini memanfaatkan kit RT-PCR dengan menggunakan strategi ‘S’ Gene Target Failure sebagai cara mendeteksi detail varian virus ketika mengenai tubuh. Dengan kata lain, PCR SGTF adalah hasil pemeriksaan real time PCR dimana gen target selain gen S akan terdeteksi, sedangkan gen S tidak terdeteksi.
Krishna Khairnar, seorang peneliti bidang diagnosis Covid-19 asal India mengatakan pada New Indian Express bahwa akan ada banyak jenis virus bisa dideteksi melalui tes ini. Jadi, bukan hanya omicron yang bisa diketahui dari pelaksanaan awal tes.
Perlu diketahui bahwa dalam kasus infeksi varian omicron, gen S tidak dapat terprediksi oleh pengujian RT PCR Thermofisher sebab adanya mutasi pada gen. Selain gen S, ada juga dua target lainnya, seperti gen ORF dan gen N masih bisa terdeteksi secara akurat.
Khaimar menegaskan bahwa strategi SGTF akan berfokus pada pengambilan sampel positif setelah melakukan tes RT-PCR dengan kondisi gen S negatif dan gen ORF serta N positif. Tindakan ini merupakan deteksi dini, dimana fungsinya untuk memudahkan analisis sample varian.
Pendapat Menteri Kesehatan Budi Gunadi tentang SGTF
Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan bahwa dilakukannya tes ini lebih cepat mendeteksi terjangkitnya infeksi varian omicron pada tubuh. Jika sebelumnya sudah ada WGS atau Whole Genome Sequencing, maka saat ini tersedia cara lebih cepat.
Baca Juga: Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 Anak di RS Bunda
Budi Gunadi bahkan mengatakan bahwa hasil tes bisa langsung terlihat. Hasil ini dapat dianggap akurat setelah 4 sampai 6 jam pasca pemeriksaan. Pengambilan sampel dari tes ini bisa disebut sebagai probable omicron sehingga dianggap sah serta akurat sebagai penentu.
SGTF juga merupakan tes tahap awal. Karenanya, untuk memastikan tubuh terjangkit corona atau tidak tetap harus melalui tes lanjutan WGS karena tes awal yang dilakukan hanya mendeteksi salah satu mutasi khas omicron.
Sebagai upaya pengentasan covid-19 di Indonesia, belum lama ini Menteri Kesehatan Budi Gunadi telah mendatangkan sebanyak 15 mesin WGS ke Indonesia. Sejumlah mesin tersebut disebar ke seluruh wilayah Indonesia untuk memfasilitasi seluruh masyarakat tanah air.
Masih Minimnya Penerapan S-Gene Target Failure di Indonesia
Penerapan S-Gene Target Failure di Indonesia masih terbatas sekali. Adapun kasus penyanyi Ashanty diketahui positif karena adanya pemberlakuan tes di bandara. Untuk saat ini pelaksanaan tes memang baru ada di pintu masuk bandara dari kedatangan luar negeri.
Melalui tes SGTF tersebut, dapat dipastikan bahwa turis asing maupun warga Indonesia tetap aman ketika memasuki negara Indonesia. Deteksi awal ini diberlakukan dengan tujuan menekan penyebaran virus corona kepada orang lain.
Pemeriksaan ini penting karena varian omicron memiliki potensi penularan lebih tinggi daripada varian-varian sebelumnya. Ditambah lagi banyak ahli serta instansi profesional yang masih belum memiliki data lengkap terkait varian delta.
Yang membuat varian omicron lebih berbahaya dari varian-varian lainnya adalah varian ini tetap bisa menularkan infeksi pada orang lain sekalipun dalam kondisi sudah melakukan vaksinasi. Penderitanya juga jarang mengalami gejala khas. Bagian saluran pernapasan atas adalah bagian paling rentan terinfeksi varian omicron ini.
Di samping fakta-fakta tersebut, WHO mengatakan bahwa gejalanya lebih ringan daripada varian sebelumnya. Sampai saat ini, selain memberlakukan tes SGTF, WHO juga masih terus melakukan penelitian terkait perawatan yang paling pas untuk penderita varian omicron seperti apa.
Ketentuan Melakukan S-Gene Target Failure
Terdapat beberapa ketentuan dalam pelaksanaan tes S-Gene Target Failure dalam menentukan ada atau tidaknya varian virus covid-19 yang mengenai tubuh, seperti:
- Penerapan PCR-SGTF akan dilakukan setelah seluruh spesimen terkonfirmasi Covid-19.
- Pemerintah melalui Menteri Kesehatan menetapkan bahwa koordinator pemeriksaan S-Gene Target Failure merupakan laboratorium pembina pada setiap provinsi. Kebijakan ini berdasarkan Keputusan Menkes berkoordinasi dengan Dinkes setempat.
- Spesimen hasil pemeriksaan akan dikirimkan pada lab PCR yang ditunjuk.
- Pencatatan hasil pemeriksaan tes SGTF akan dilakukan melalui aplikasi New All Record atau NAR TC-19.
- Update berkala dari aplikasi NAR setiap bulannya akan menjadi penentu bagi Kemenkes mengirimkan reagen pada wilayah provinsi bersangkutan. Update tersebut berkaitan dengan jumlah kasus covid-19 secara akurat setiap bulannya.
Dicky Budiman, seorang Epidemiolog dari Griffith University menyatakan bahwa pemeriksaan S-Gene Target Failure jauh lebih efektif mendeteksi adanya varian omicron menginfeksi tubuh. Beliau juga menegaskan bahwa setelah PCR terdeteksi positif, maka pasien kemungkinan telah terinfeksi omicron.
Baca Juga: Ayo! Vaksinasi Covid demi Imunitas Bersama!
Selain dari mendapatkan vaksinasi lengkap, Anda juga perlu menjaga kesehatan diri untuk meningkatkan imunitas alami tubuh. Reservasikan kunjungan Anda ke unit-unit RS Bunda Group untuk mendapatkan pemeriksaan dan konsultasi kesehatan, atau kunjungi dokter pilihan Anda sesuai dengan jadwal dokter untuk waktu pemeriksaan terbaik. Anda juga dapat mengunjungi laman informasi kami untuk informasi kesehatan selengkapnya.