Kanker kolorektal sangat umum terjadi. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dari rentang usia mudah hingga tua. Risiko semakin tinggi untuk orang dengan usia mulai dari 50 tahun. Berdasarkan data Globocan (Data dari Global Burden of Cancer) tahun 2018, kanker kolorektal menempati peringkat keenam di Indonesia dan menyebabkan kematian cukup tinggi, yakni 9.207 kematian akibat kanker usus dan 6.827 kematian akibat kanker rektum.
Baca Juga: RSM Oncology untuk Penyintas Kanker
Artinya banyak orang yang sebetulnya mengidap penyakit ini. Siapa saja bisa mengalami, sehingga penting untuk mengetahui karakteristik serta gejalanya.
Apa Itu Kanker Kolorektal?
Kanker kolorektal adalah penyakit kanker akibat pertumbuhan dan perkembangan sel-sel abnormal yang terjadi di area colon dan rectum. Baik di area kolon (usus besar) saja, menyebar ke rektum, atau sebaliknya.
Baca Juga: Mengenal Apa itu Onkologi dan Peranannya Menangani Kanker
Rektum adalah penyimpanan feses sebelum dibuang, sedangkan kolon adalah bagian paling panjang dari usus besar. Perubahan yang terjadi pada salah satu atau keduanya bisa jadi gejala kanker kolorektal, dibedakan dalam beberapa jenis:
- Adenokarsinoma, menyerang sel penghasil lendir pada anus dan kolon.
- Tumor karsinoid, menyerang bagian yang memproduksi hormon.
- Tumor stroma gastrointestinal, menyerang jaringan dinding kolon.
- Limfoma, menyerang kelenjar getah bening.
- Sarkoma, menyerang pembuluh darah, jaringan otot serta jaringan ikat.
Tanda-tanda yang Wajib Diwaspadai Sebagai Gejala
Tanda atau gejala kanker kolorektal di awal kemunculannya (stadium awal) tidak signifikan. Gejala tidak memunculkan gangguan berarti pada penderita dan menyebabkan seringnya penyakit ini tidak terdeteksi. Oleh karena itu, banyak penderita yang merasakan gejala setelah memasuki stadium lanjut. Gejala setiap penderita bisa berbeda, tergantung dimana lokasi kanker karena kanker pada kolon dan rektum akan menunjukkan keluhan masing-masing.
1. Diare atau Sembelit
Bisa salah satu atau keduanya secara bergantian. Gejala kanker kolorektal ini bisa terjadi terus-menerus pada penderita. Akibat jangka pendeknya adalah kekurangan cairan sebab terlalu sering buang air.
2. Perdarahan Anus
Jika Anda menemukan terdapat darah pada feses, bisa jadi berasal dari anus. Kondisi ini merupakan indikasi kuat adanya gangguan kesehatan pada colon dan rectum.
3. Nyeri Perut
Perut terasa nyeri dalam intensitas sering serta rasa sakit yang terasa seperti ditusuk dengan jarum. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja menandakan aktivitas perkembangan sel yang agresif.
4. Mudah Kenyang
Perut seolah selalu dalam keadaan penuh seperti sehabis makan besar. Pasien akan merasa lebih cepat kenyang padahal baru makan sedikit atau hanya minum saja.
5. Lemah
Gejala kanker kolorektal satu ini cukup umum pada penderita. Sebab sel abnormal yang terus berkembang menggunakan energi dalam tubuh dalam aktivitasnya sSehingga habis sebelum digunakan untuk pergerakan pasien.
6. Berat Badan Turun Secara Signifikan
Berat badan turun dalam waktu singkat dan tidak wajar. Gejala ini paling sering juga ditemui pada penderita kanker lain yang menandakan penyakit sudah semakin parah.
Penyebab dan Faktor Risikonya
Penyebab penyakit belum terdeteksi dengan jelas. Hanya dapat diketahui dari perubahan materi genetik atau mutasi sel. Perubahan tersebut terjadi pada sel-sel yang awalnya dalam kondisi sehat.
Pada sel normal terjadi pembelahan saat proses memperbanyak diri, namun pada sel abnormal proses ini terjadi akibat adanya mutasi. Pertambahan sel terus terjadi dan menumpuk, sehingga semakin membesar menjadi tumor.
Beberapa Jenis Pilihan Penanganannya
Gejala kanker kolorektal harus diwaspadai dengan segera melakukan tindakan medis mulai dari pemeriksaan di laboratorium atau rumah sakit.
1. Operasi Kanker Berukuran Kecil
Disebut juga dengan polipektomi atau pengangkatan polip. Dilakukan saat ukuran polip atau benjolan yang merupakan sel kanker masih kecil. Pengangkatan dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan menggunakan kamera (kolonoskopi).
2. Operasi Kanker Berukuran Besar
Dilakukan pembedahan untuk mengangkat kolon yang terdapat sel kanker disebut dengan lobektomi parsial. Bagian yang sehat kemudian akan disambung kembali. Alternatifnya adalah kolostomi, yaitu melubangi perut untuk jalan keluar feses.
3. Terapi
Dilakukan setelah dilakukan operasi baik kecil maupun besar. Tujuannya untuk memantau perkembangan sel abnormal guna memastikannya sudah mati sekaligus memulihkan kondisi pasien.
- Kemoterapi
Kemoterapi adalah salah satu terapi yang digunakan setelah operasi. Caranya dengan memberikan obat yang berfungsi menghancurkan sel-sel abnormal. Metode pemberian obat yang umum diaplikasikan adalah metode injeksi atau melalui infus.
- Radioterapi
Menggunakan radiasi sinar X dan elektron positif untuk melemahkan sel abnormal pada usus besar sebelum dilakukan pengangkatan, namun sering juga diterapkan pasca operasi bersamaan dengan prosedur kemoterapi.
Baca Juga: Apa itu Kanker Tiroid? Penyebab dan Pengobatannya
- Imunoterapi
Imunoterapi adalah terapi yang bertujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada pasien sehingga mampu melawan perkembangan sel-sel abnormal dari dalam. Dilakukan dengan pemberian obat-obatan serta vitamin.
Baca Juga: Terapi Kanker Lebih Mudah dan Nyaman dengan Pemasangan Chemoport
Pengobatan dimulai dari skrining kanker untuk mendeteksi gejala awal yang mungkin tidak Anda rasakan. Untuk mendapatkan layanan tersebut, Anda bisa reservasi terlebih dahulu di RSM Oncology RSU Bunda Jakarta. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Kunjungi juga laman informasi kami untuk menemukan layanan-layanan kesehatan lainnya.