RS Bunda Group

Hipoksemia : Kenali Penyebab, Gejala dan kapan harus ke Dokter

Setiap jaringan maupun organ tubuh pasti membutuhkan oksigen untuk dapat bekerja dengan baik. Ketika terjadi hipoksemia, maka kondisi ini juga dapat mengganggu kerja organ hingga dapat mengancam nyawa. Mari kita bahas lebih lanjut. 

Oksigen sangat dibutuhkan oleh tubuh agar metabolisme di dalamnya dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kadar oksigen dalam darah agar tetap cukup sehingga tidak mengalami hipoksemia sehingga aliran ke organ dan jaringan juga cukup. 

Pengertian 

Hipoksemia adalah kondisi dimana aliran darah, khususnya arteri, tidak mengandung oksigen yang cukup. Dalam aliran darah, oksigen diikat oleh hemoglobin yang ada di sel darah merah untuk dibawa ke seluruh tubuh hingga ke setiap sel dan jaringan yang membutuhkan. 

Untuk dapat menilai kadar oksigen dalam darah dapat melalui pemeriksaan saturasi oksigen atau SpO2 dan tekanan oksigen arteri (PaO2). Pemeriksaan menggunakan alat saturasi oksigen lebih mudah untuk dilakukan karena bisa menggunakan alat yang relatif kecil dan ditempel pada ujung jari.  

Nilai saturasi oksigen yang diharapkan adalah di atas 95% untuk dapat dikatakan dalam batas normal. Sedangkan ketika hasil menunjukkan 90-94% menandakan adanya hipoksemia ringan. Jika hasil menunjukkan di bawah 90% menunjukkan hipoksemia berat dan membutuhkan penanganan segera. 

Sedangkan pemeriksaan tekanan oksigen arteri membutuhkan tenaga kesehatan  dan pihak laboratorium untuk melakukan pemeriksaan analisa gas darah. Dari rangkaian pemeriksaan analisa gas darah akan menunjukkan kadar oksigen dalam darah normal jika berada dalam rentang 75-100%.                              

Penyebab 

Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami hipoksemia. Penyebab utama bisa disebabkan oleh sumber oksigen yang rendah maupun gangguan dalam distribusi oksigen di dalam tubuh.  

Ketika berada di lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah, maka kebutuhan oksigen akan lebih sulit untuk dipenuhi meskipun memiliki metabolisme tubuh yang baik. Pada area yang cukup tinggi, biasanya kadar oksigen akan lebih rendah sehingga bisa menyebabkan hipoksemia. 

Selain itu, pada kondisi keracunan bahan kimia seperti sianida maupun methemoglobinemia dapat mengganggu pengikatan oksigen sehingga dapat menyebabkan kondisi hipoksemia dalam tubuh.  

Ketika keracunan karbonmonoksida, gas ini dapat menggantikan posisi oksigen untuk dapat diikat oleh hemoglobin. Hal ini memicu terjadinya hipoksemia dalam darah meskipun lingkungan sekitar memiliki cukup kadar oksigen. 

Hemoglobin memiliki peranan sangat penting untuk dapat mengikat oksigen dan membawanya ke seluruh tubuh untuk dapat mendistribusikan oksigen yang dibutuhkan. Namun pada kondisi anemia, dimana kadar sel darah merah maupun hemoglobin rendah, maka kemampuan ini juga terbatas dan memicu terjadinya hipoksemia. 

Ketika ada masalah pada organ paru seperti infeksi maupun sumbatan seperti pneumonia, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) hingga emboli paru dapat mengganggu pertukaran oksigen. Hal ini dapat menyebabkan hipoksemia. 

Selain itu, kondisi hipoksemia dapat juga disebabkan oleh gangguan ventilasi dan perfusi. Ketika seseorang mengalami hipoventilasi, dimana napas terlalu lambat dan dangkal seperti pada kelemahan otot pernapasan dapat menyebabkan hipoksemia. 

Gangguan pada sistem sirkulasi darah juga dapat menyebabkan hipoksemia. Ketika terdapat penyakit jantung bawaan maupun gagal jantung dapat mempengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah kaya oksigen. Hal ini dapat memicu terjadinya hipoksemia hingga hipoksia. 

Gejala 

Oksigen memiliki peranan yang sangat penting untuk metabolisme tubuh dari tingkat sel hingga organ. Ketika kadar oksigen dalam darah rendah maka oksigen yang dialirkan ke jaringan maupun organ juga minimal. Oleh karena itu, hal ini juga dapat menimbulkan berbagai gejala seperti sesak napas. 

Ketika kadar oksigen dalam darah sudah menimbulkan kurangnya oksigen dalam otak maka dapat memicu terjadinya kebingungan hingga penurunan kesadaran. Sedangkan pada jaringan perifer dapat menimbulkan tanda dan gejala berupa perubahan warna menjadi kebiruan pada kulit, bibir hingga area jari yang disebut dengan sianosis. 

Sebagai bentuk kompensasi tubuh, ketika mengalami hipoksemia maka akan terjadi juga peningkatan denyut jantung hingga dapat juga ditemukan gangguan irama jantung karena upaya jantung untuk dapat lebih lagi memompa darah untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen. 

Faktor Risiko 

Faktor risiko hipoksemia dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoksemia adalah berada di dataran tinggi dengan kadar oksigen lingkungan di sekitar yang relatif lebih rendah. Hal yang serupa dapat terjadi pada ruangan dengan ventilasi yang buruk.  

Sedangkan faktor internal dapat berasal dari gangguan pada organ paru maupun jantung. Kedua organ ini memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat mengalirkan darah dengan kadar oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan organ dan jaringan. 

Riwayat PPOK, asma, pneumonia, emboli paru, fibrosis paru dapat meningkatkan risiko hipoksemia. Sedangkan kondisi gagal jantung dan kelainan jantung bawaan juga dapat mengganggu aliran darah dengan cukup oksigen. 

Untuk dapat membawa oksigen yang cukup, tubuh membutuhkan hemoglobin yang berada di sel darah merah. Pada kondisi anemia, methemoglobinemia dan keracunan sianida, fungsi hemoglobin akan mengalami gangguan sehingga dapat meningkatkan risiko mengalami hipoksemia. 

Gangguan pada otot pernapasan, baik yang disebabkan oleh gangguan sistem saraf maupun muskular dapat mempengaruhi kualitas kerja otot pernapasan. Jika kerjanya tidak optimal, maka napas bisa mengalami hipoventilasi dan menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah atau hipoksemia. 

Selain itu, riwayat kebiasaan buruk lainnya juga dapat meningkatkan risiko mengalami hipoksemia seperti merokok, kegemukan, sleep apnea hingga overdosis opioid. 

Diagnosis 

Anamnesis 

Pada tahap awal, dokter akan melakukan wawancara medis dengan menanyakan gejala atau keluhan yang dialami oleh pasien. Jika sudah mengalami penurunan kesadaran, maka informasi ini bisa diperoleh dari pihak keluarga. 

Perlu diketahui lebih dalam terkait tanda dan gejala yang dialami serta durasinya. Selain itu, sangat penting untuk dapat mengetahui berbagai faktor risiko yang dimiliki, termasuk riwayat kebiasaan hingga riwayat penyakit khususya yang berkaitan dengan paru dan jantung. 

Gejala khas kondisi hipoksemia adalah sesak napas. Jika kondisi ini sudah berlangsung dengan cukup lama, maka hipoksemia dapat juga mempengaruhi kesadaran seseorang. Selain itu, dapat juga disertai dengan sianosis atau kebiruan pada area kulit, bibir hingga ujung jari. 

Pemeriksaan Fisik 

Pada pemeriksaan fisik awal, harus dilakukan penilaian tanda-tanda vital. Pada pemeriksaan saturasi oksigen dapat ditemukan hasil kurang dari 95%. Selain itu, dapat juga peningkatan laju pernapasan yang disertai dengan peningkatan denyut jantung sebagai bentuk kompensasi tubuh. 

Selain itu pada pemeriksaan dada, dokter juga akan melakukan pemeriksaan inspeksi untuk menilai pernapasan untuk melihat adanya hipoventilasi. Pemeriksaan auskultasi menggunakan stetoskop juga akan dilakukan untuk menilai apakah ada obstruksi atau sumbatan pernapasan dan kelainan paru lainnya. 

Pada area kulit juga akan dilakukan penilaian adanya sianosis atau tidak, khususnya pada area bibir maupun ujung jari. 

Pemeriksaan Penunjang 

Selain pemeirksaan saturasi oksigen, penilaian kadar oksigen dalam darah dapat juga dengan pemeriksaan analisa gas darah arteri. Dari pemeriksaan ini dapat menilai tekanan parsial oksigen, tekanan parsial karbondioksida dan pH darah. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk dapat menentukan terapi selanjutnya. 

Bila ada kecurigaan gangguan pada organ jantung maupun paru, pemeriksaan penunjang berupa rontgen atau CT scan dada dapat dilakukan. Bila memungkinkan, pemeriksaan fungsi paru dengan spirometri dapat dilakukan pada penderita asma atau PPOK. 

Sedangkan untuk menilai organ jantung, pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) maupun ekokardiografi atau USG jantung dapat dilakukan.  

Terapi 

Terapi hipoksemia sangat dipengaruhi oleh penyebab utama kondisi ini. Terapi yang dapat dilakukan secara umum adalah pemberian oksigen sesuai dengan kebutuhan. Pemberian oksigen dapat menggunakan nasal kanul hingga ventilator pada kondisi berat. 

Penanganan selanjutnya sangat dipengaruhi oleh sebab utama hipoksemia. Bila diperlukan pemerikan terapi oksigen hiperbarik dapat menjadi pilihan. Setelah terapi, edukasi terkait rehabilitasi paru dan menerapkan pola hidup sehat sangatlah penting untuk mencegah kondisi yang berulang. 

Pencegahan 

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah menghindari berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko hipoksemia. Menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga kesehatan paru seperti berhenti merokok, menghindari polusi dan menggunakan alat perlindungan diri jika terpapar zat kimia sangatlah penting. 

Jika memiliki penyakit kronis terkait jantung, paru maupun otot pernapasan, sangat penting untuk dapat rutin kontrol dengan dokter yang menangani agar dapat dilakukan evaluasi secara berkala agar tidak menimbulkan hipoksemia di kemudian hari. 

Untuk kondisi yang disebabkan oleh infeksi dapat melakukan upaya menjaga kebersihan diri dan lingkungan, termasuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Selain itu, vaksinasi lengkap sangat penting untuk membentuk pertahanan tubuh yang kuat dari infeksi. 

Selain itu, penting untuk melakukan pemantauan secara berkala menggunakan oksimetri jika sudah mulai muncul keluhan ke arah hipoksemia. Khususnya jika berada di area dengan kadar oksigen rendah seperti dataran tinggi. Sangat penting untuk menjaga ventilasi udara tetap baik. 

Komplikasi 

Jika kondisi hipoksemia tidak ditangani dengan baik maka bisa menyebabkan hipoksia pada jaringan. Kondisi ini bisa terjadi pada berbagai organ vital. Jika otak mengalami hal tersebut dapat menyebabkan gangguan saraf permanen hingga koma. 

Jika ginjal tidak memperoleh oksigen yang cukup maka dapat menyebabkan gagal ginjal. Hal serupa dapat terjadi pada organ jantung. Ketika kadar oksigen terus menurun maka dapat menyebabkan gagal napas akut yang membutuhkan penanganan segera karena dapat berujung pada multi organ failure hingga kematian. 

Kapan Harus ke Dokter? 

Jika Anda mengalami sesak napas disertai dengan berbagai tanda dan gejala khas lain seperti peningkatan denyut jantung atau bahkan kebiruan pada kulit hingga sianosis pada bibir maupun ujung jari, sangat penting untuk dapat melakukan pemeriksaan segera ke dokter untuk dapat ditangani sebelum terjadi komplikasi. 

Terlebih jika sudah melakukan pemeriksaan mandiri menggunakan alat oksimeter dan menunjukkan hasil kurang dari 95%, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter untuk dapat ditangani lebih lanjut. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

5 Penyakit yang umum terjadi saat puasa Ramadhan

Masa Ramadhan merupakan waktu yang sangat ditunggu setiap tahunnya. Di saat yang sama pula biasanya aktivitas menjadi lebih padat dan seringkali mempengaruhi pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi. Jika tidak terjaga dengan baik, kondisi ini dapat memicu terjadinya berbagai penyakit. 

Pada bulan Ramadhan, seseorang akan mengalami perubahan pola makan karena berpuasa. Hal ini tidak akan menimbulkan masalah jika menjaga jenis dan kebersihan makanan yang dikonsumsi. Namun tidak dapat dipungkiri selama berpuasa acapkali terdapat berbagai makanan khas yang ditawarkan dan sangat menarik untuk dikonsumsi. 

Kembali lagi, jika pola makan dapat dikontrol dengan baik, seperti tetap makan dengan teratur dan porsi yang cukup serta kebersihannya terjaga, maka tidak akan menimbulkan keluhan atau masalah yang berarti. Namun hal ini terkadang sulit untuk dipenuhi hingga dapat menimbulkan berbagai penyakit. 

Penyakit yang umum terjadi pada saat puasa 

Pada bulan Ramadhan akan terjadi perubahan pola atau jam makan karena berpuasa. Pada fase awal, tubuh memang membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Namun agar tidak menimbulkan masalah sangat penting untuk dapat segera berbuka saat waktunya dan memilih makanan yang sesuai. 

Gastritis 

Salah satu penyakit yang seringkali ditemukan pada bulan Ramadhan adalah gastritis, khususya pada orang yang memiliki riwayat sakit maag sebelumnya. Sangat penting untuk dapat segera berbuka atau hindari telat berbuka.  

Selain itu, sangat penting untuk memilih makanan yang tepat pada saat berbuka. Hindari konsumsi makanan yang terlalu asam maupun pedas pada saat berbuka. Saat memilih minuman, sangat disarankan untuk menghindari minuman yang terlalu asam. 

Sembelit 

Pada bulan puasa, terdapat berbagai jajanan yang ditawarkan menjelang berbuka. Hal ini sangat menarik untuk dikonsumsi, khususnya setelah melewati masa berpuasa sepanjang hari. Namun sayangnya tidak jarang makanan yang ditawarkan tersebut seringkali mengandung serat yang sangat rendah. 

Kondisi ini yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami sembelit, yaitu karena kurangnya konsumsi serat dari sayur maupun buah yang dikonsumsi. Selain itu, pemenuhan kebutuhan cairan harian kurang baik selama berpuasa dan dapat meningkatkan risiko mengalami sembelit. 

Dehidrasi 

Pada bulan Ramadhan, seseorang harus berpuasa sehingga tidak dapat makan maupun minum. Saat berbuka, seringkali berfokus pada rasa lapar sehingga asupan cairan harian seringkali sangat rendah. Hal ini bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami dehidrasi. 

Kebutuhan cairan harian orang dewasa kurang lebih sekitar 2 liter atau 8 gelas air. Kebutuhan ini dapat dibantu dipenuhi dengan minum 2 gelas pada saat berbuka, 2 gelas sebelum tidur, 2 gelas saat bangun dan 2 gelas saat sahur. Namun perlu diperhatikan bahwa jika dalam kondisi sakit, aktivitas outdoor atau paparan panas cukup tinggi, maka kebutuhan cairan dapat lebih tinggi. 

Di sisi lain, jika memiliki riwayat penyakit tertentu seperti riwayat gagal jantung maupun gagal ginjal, kebutuhan cairan harian akan lebih rendah atau bahkan dibatasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter yang menangani terkait hal tersebut. 

Hipoglikemia 

Kondisi hipoglikemia atau gula darah rendah seringkali terjadi pada saat berpuasa karena asupan makanan maupun minuman yang menjadi sumber gula darah sangat rendah. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat memilih makanan dan minuman yang tepat sesuai kebutuhan pada saat berbuka maupun sahur sehingga siap untuk menjalani puasa. 

Sakit kepala 

Keluhan lain yang seringkali dialami pada saat berpuasa adalah sakit kepala. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, bisa karena kurang asupan gula hingga kondisi dehidrasi. Sangat penting untuk dapat memilih jenis asupan pada saat berpuasa agar memiliki energi yang cukup untuk menjalani hari. 

Selain itu, cukup istirahat sangatlah penting. Pada bulan Ramadhan biasanya terdapat begitu banyak acara, termasuk berbuka atau bahkan sahur bersama. Pilihlah acara yang tidak mengganggu jadwal makan maupun istirahat agar dapat menjalani puasa dengan optimal. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Prosedur MCU (Medical Check Up) Karyawan

Pemeriksaan medical check up tidak hanya dapat dilakukan seseorang sebagai bentuk skrining atau deteksi dini penyakit secara pribadi, namun dapat juga dilakukan oleh perusahaan sebelum menerima seorang karyawan. Bagaimana prosedur MCU karyawan? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Tidak hanya untuk skrining atau deteksi dini penyakit secara pribadi, pemeriksaan medical check up (MCU) dapat juga dilakukan oleh perusahaan sebelum menerima karyawan baru. Selain MCU sebelum penerimaan pekerja, pemeriksaan ini juga umum dilakukan secara berkala setiap tahunnya. 

Medical check up 

Medical check up merupakan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap kesehatan seseorang. Pemeriksaan ini disarankan dilakukan secara rutin dan berkala sebelum terjadi atau terdiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini sangat penting sebagai upaya skrining dan deteksi dini berbagai risiko penyakit yang mungkin dialami. 

Namun jika seseorang memiliki keluhan tertentu, ketika memilih paket MCU dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang dapat membantu menegakkan diagnosis penyakit atau mendeteksi penyebab utama keluhan yang dialami.  

Berbeda dengan MCU pribadi yang dapat memilih dengan bebas pemeriksaan tambahan yang diinginkan, pemeriksaan MCU karyawan biasanya sudah ditentukan dari perusahaan. Pemilihan jenis paket MCU biasanya sudah disesuaikan dengan jenis kelami dan rentang usia.  

MCU Karyawan 

Prosedur medical check up biasanya dilakukan sebelum perusahaan menerima karyawan baru. Selain itu, MCU juga dapat dilakukan secara berkala setiap tahunnya sebagai bentuk evaluasi kesehatan karyawan dan menilai apakah cukup fit untuk dapat bekerja setiap harinya. Pemeriksaan ini sangat penting dilakukan, khususnya jika lingkungan pekerjaan cukup berat seperti outdoor atau berkaitan dengan penggunaan alat berat maupun mesin tertentu. 

Perusahaan biasanya sudah memiliki jadwal tahunan rutin untuk pemeriksaan karyawannya. Perusahaan akan mengingatkan terkait informasi jadwal MCU terhadap pekerjanya, termasuk persiapan apa saja yang perlu dilakukan sebelum pemeriksaan seperti puasa. 

Prosedur MCU umum biasanya disertai dengan pemeriksaan darah yang membutuhkan puasa sebelumnya. Pemeriksaan gula darah puasa dan profil lipid biasanya membutuhkan puasa sekitar 8-12 jam sebelumnya, namun dapat tetap minum air putih. 

Pada saat MCU, sangat disarankan untuk menggunakan pakaian yang nyaman untuk mempermudah prosedur pemeriksaan, seperti pemeriksaan tekanan darah, pengambilan darah, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya. 

Setelah registrasi, pemeriksaan pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan, suhu tubuh dan saturasi oksigen. Setelahnya  akan dilakukan pengambilan sampel darah, khususnya yang dibutuhkan pada saat kondisi puasa. Tidak hanya sampel darah, sampel urin juga dibutuhkan untuk mendeteksi infeksi saluran kemih.  

Pada saat medical check up, pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter bersifat holistik atau menyeluruh dari kepala hingga kaki. Jika Anda memiliki keluhan tertentu, sangat disarankan untuk menyampaikannya pada dokter agar lebih fokus pada keluhan tersebut.  

Pemeriksaan penunjang lain seperti elektrokardiogram (EKG), rontgen, ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan lainnya biasanya disesuaikan dengan kebutuhan, jenis kelamin dan rentang usia yang telah didaftarkan oleh perusahaan ke fasilitas kesehatan.  

MCU membutuhkan waktu yang relatif dari yang sederhana sampai yang cukup panjang karena banyaknya rangkaian pemeriksaan yang harus dilakukan. Hasil MCU akan membutuhkan waktu paling cepat sekitar seminggu. Setelah hasil sudah keluar, Anda dapat berkonsultasi lebih lanjut terkait hasilnya dan penanganan lebih lanjut bila diperlukan. 

Pemeriksaan MCU karyawan ditanggung oleh perusahaan, namun jika Anda ingin menambahkan pemeriksaan tertentu biasanya akan dianggung pribadi. Sebelum pemeriksaan, sangat penting untuk cukup beristirahat agar hasil pemeriksaan optimal dan reliable. 

 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

MCU Rutin: Investasi Terbaik untuk Kesehatan Kamu

Ketika berkaitan dengan masalah medis, seringkali hal yang pertama kali muncul adalah terkait dengan pengobatan. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun upaya deteksi dini seperti dengan melakukan medical check up memiliki peranan yang begitu besar terhadap keberhasilan terapi. Mari kita bahas lebih lanjut. 

Saat membahas mengenai kesehatan, upaya penanganan penyakit seperti pengobatan seperti lebih populer dibandingkan dengan upaya pencegahan maupun deteksi dini. Hal ini terjadi karena terapi dianggap lebih penting dibandingkan lainnya. Pemahaman ini perlu diubah karena upaya pencegahan dan deteksi dini sangatlah penting, khususnya jika memiliki faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena suatu penyakit. 

Medical check up 

Medical check up merupakan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap kesehatan seseorang. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan secara rutin dan berkala sebelum terjadi atau terdiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini sangat penting sebagai upaya skrining dan deteksi dini berbagai risiko penyakit yang mungkin dialami. 

Pemeriksaan ini terdiri dari berbagai jenis atau golongan yang disesuaikan dengan kebutuhan seseorang. Paket medical check up (MCU) sendiri dapat dibedakan antara pria dan wanita karena jenis pemeriksaan yang akan dilakukan dapat memiliki perbedaan. Pada pemeriksaan wanita dapat disertai dengan pemeriksaan pap smear untuk menilai risiko kanker serviks yang tidak dapat dilakukan untuk pria. 

Selain dari gender, pemilihan jenis paket juga dapat disesuaikan dengan usia. Hal ini sangat penting karena seiring dengan bertambahnya usia, ada beberapa pemeriksaan tertentu yang lebih dibutuhkan untuk dapat deteksi dini penyakit, misalnya seperti tumor marker yang dapat membantu mendeteksi adanya kemungkinan ke arah keganasan atau kanker. 

Selain itu, jika memiliki riwayat penyakit tertentu seperti penyakit jantung koroner, pemeriksaan lain juga dapat ditambahkan dalam paket MCU yang sudah dipilih. Misalnya Anda ingin menambahkan CT Angiography, pemeriksaan ini bisa ditambahkan dalam rangkaian pemeriksaan MCU. 

Pemeriksaan MCU sangat penting untuk dilakukan, khususnya pada usia di atas 40 tahun atau yang memiliki risiko mengalami berbagai penyakit kronis. Idealnya, pemeriksaan ini dapat dilakukan sebelum adanya keluhan tertentu sehingga sebagai upaya skrining atau deteksi dini berbagai penyakit. 

Manfaat medical check up 

MCU merupakan bentuk skrining atau upaya deteksi dini berbagai penyakit. Oleh karena itu, sebelum gejala muncul, pemeriksaan ini dapat dilakukan sehingga dapat ditangani sedini mungkin sebelum muncul berbagai gejala hingga komplikasi yang tidak diinginkan. Selain itu, dengan deteksi dini dan tatalaksana segera, keberhasilan terapi akan lebih tinggi. 

Dengan MCU, pemeriksaan yang dilakukan bersifat holistik atau menyeluruh sehingga dapat sangat membantu mendeteksi faktor risiko penyakit yang mungkin dimiliki. Dari hasil MCU akan terlihat apakah seseorang memiliki kecenderungan memiliki darah tinggi, kolesterol tinggi atau gula darah tinggi. 

Dengan hasil ini dapat membantu meningkatkan awareness seseorang terhadap kondisi kesehatannya. Kondisi ini dapat dibantu dengan memperbaiki pola hidup melalui menjaga pola makan dan rutin berolahraga untuk membantu mengontrol hasil MCU yang kurang baik. Setelah menerapkan pola hidup sehat, pemeriksaan dapat dilakukan kembali sebagai bentuk evaluasi dan menentukan perlu tidaknya terapi berupa obat-obatan. 

Selain sebagai bentuk pencegahan maupun deteksi dini, pemeriksaan MCU juga sangat penting dilakukan oleh orang yang memiliki berbagai penyakit kronis. Dengan pemeriksaan MCU dapat menilai keberhasilan terapi pada orang dengan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung untuk melihat keberhasilan terapi dan perlu tidaknya perubahan jenis dan dosis obat. 

Selain itu, dengan melakukan pemeriksaan MCU rutin, deteksi dini dapat terjadi lebih awal sebelum terjadi berbagai komplikasi yang membutuhkan pengobatan dan penanganan lanjut yang biasanya membutuhkan biaya yang lebih besar dan prognosis yang relatif kurang baik. 

Pemeriksaan MCU juga seringkali digunakan sebagai syarat untuk berbagai keperluan seperti melamar pekerjaan, pendaftaran asuransi kesehatan dan perjalanan ke luar negeri, baik untuk sekolah, bekerja maupun untuk berlibur. 

Kapan harus medical check up? 

Pemeriksaan medical check up idealnya dilakukan sebelum timbulnya berbagai gejala penyakit. Namun jika sudah bergejala dan ingin mengetahui lebih dalam terkait keluhan yang dialami, pemeriksaan ini juga dapat dilakukan. Setelah MCU, Anda dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter terkait hasilnya dan bila diperlukan akan disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis yang sesuai terkait keluhan yang Anda alami. 

Orang di atas usia 40 tahun maupun yang memiliki faktor risiko mengalami penyakit tertentu dapat melakukan MCU sebagai upaya skrining dan deteksi dini. Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan terapi di kemudian hari. Selain itu, dengan deteksi dini biasanya terapi yang dibutuhkan relatif lebih murah dibandingkan dengan kondisi yang sudah disertai dengan berbagai komplikasi. 

Pemeriksaan MCU dapat dilakukan setiap 1-2 tahun sekali. Untuk usia lanjut sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan MCU dengan frekuensi yang lebih sering. Namun hal ini dapat dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter dan sangat dipengaruhi oleh hasil MCU. Faktor lain seperti adanya riwayat penyakit kronis yang membutuhkan evaluasi berkala juga dapat menentukan frekuensi pemeriksaan. 

Cara menentukan jenis paket medical check up 

Jenis paket MCU bisa sangat bervariasi dan kebutuhan antara satu orang dengan yang lain dapat berbeda meskipun memiliki rentang usia dan jenis kelamin yang sama. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat berkonsultasi dengan fasilitas kesehatan terkait untuk dapat menentukan jenis paket MCU yang sesuai. 

Jika Anda memiliki keluhan tertentu yang ingin diidentifikasi lebih lanjut, pilihlah paket yang mencakup pemeriksaan tersebut. Jika paket yang Anda pilih dirasa kurang cukup memenuhi kebutuhan pemeriksaan keluhan Anda, pemeriksaan tambahan yang diinginkan dapat disampaikan sebelum pemeriksaan MCU dilakukan. 

Jika Anda memiliki keluhan nyeri dada dan memiliki kecurigaan adanya gangguan pada jantung, pilihlah paket MCU yang disertai dengan pemeriksaan elektrokardiogram atau EKG. Namun jika Anda ragu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk dapat menentukan jenis paket MCU yang sesuai. 

Sangat penting untuk dapat memilih paket MCU sesuai dengan jenis kelamin dan rentang usia. Paket ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan individu secara menyeluruh berdasarkan faktor tersebut. Namun jika Anda memiliki riwayat penyakit tertentu yang perlu dievaluasi, pemeriksaan tambahan juga dapat disertakan dalam paket tersebut. 

Selaint menentukan paket MCU yang tepat, konsultasi hasil MCU pasca pemeriksaan juga sangatlah penting. Dengan konsultasi ini, dokter akan menjelaskan terkait berbagai abnormalitas dari hasil pemeriksaan.  

Hasil MCU tidak hanya dapat membantu mendiagnosis penyakit, namun juga untuk melihat berbagai risiko penyakit seperti kecenderungan memiliki gula darah tinggi atau pre-diabetes atau kecenderungan memiliki tekanan darah tinggi atau pre-hipertensi. 

Dengan hasil ini tidak harus membutuhkan terapi obat-obatan, namun masih bisa dibantu dengan memperbaiki pola hidup. Setelah menerapkan pola hidup sehat, pemeriksaan ulang setelah 3 bulan sebagai bentuk evaluasi dapat dilakukan. Anda tidak harus melakukan pemeriksaan MCU kembali setelah 3 bulan, namun hanya berfokus pada hasil yang abnormal seperti pemeriksaan gula darah pada orang dengan kondisi pre-diabetes atau tekanan darah pada pre-hipertensi. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Kapan Perlu Melakukan Infus Immune Booster

Mempertahankan imunitas tubuh dengan baik sangatlah penting agar dapat terhindar dari berbagai penyakit. Pada usia aktif, seringkali sulit unutk dapat menjaga daya tahan tubuh karena padatnya aktivitas sehingga infus immune booster menjadi pilihan. 

Infus immune booster saat ini seringkali menjadi pilihan, khususnya pada generasi muda yang sedang aktif bekerja. Jadwal yang padat menuntut seseorang untuk tetap sehat di tengah berbagai tuntutan pekerjaan, bahkan hingga seringkali sulit untuk menemukan waktu makan dan istirahat. 

Menjaga imunitas tubuh 

Menerapkan pola hidup sehat sangat penting jika ingin menjaga imunitas tubuh terjaga dengan baik. Pola makan dengan gizi seimbang sangat penting dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi harian, baik dalam makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak, maupun mikronutrien seperti vitamin dan mineral.

Selain itu, sangat penting untuk dapat beristirahat dengan cukup, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Tubuh memiliki jam khusus yang dibutuhkan untuk dapat menjaga metabolisme tubuh terjaga dengan baik dan proses ini terjadi pada saat istirahat. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat cukup istirahat sehingga daya tahan tubuh dapat terjaga. 

Berolahraga secara rutin sangat penting untuk dapat menjaga metabolisme tubuh dan dapat mempengaruhi imunitas tubuh seseorang. Selain itu, kelola stres dengan baik juga sangat penting. Stres dapat memicu reaksi inflamasi dalam tubuh dan mempengaruhi daya tahan tubuh. 

Immune booster 

Pada usia produktif, seringkali terasa begitu sulit untuk dapat menerapkan pola hidup sehat yang sangat ideal. Jadwal yang terlalu padat menyebabkan seseorang sulit untuk beristirahat dengan baik, bahkan seringkali memilih makanan yang bersifat praktis namun tidak mengandung cukup nutrisi untuk menjaga imunitas tubuh. 

Pada kondisi seperti inilah immune booster menjadi pilihan. Immune booster mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh, seperti vitamin C, vitamin B kompleks, zink, glutathione dan lainnya.  

Immune booster dapat dalam bentuk sediaan oral maupun infus yang diberikan melalui injeksi intravena. Immune booster dalam bentuk infus seringkali menjadi pilihan menarik karena kerjanya yang lebih cepat karena langsung masuk ke darah sehingga respon tubuh akan lebih cepat dibandingkan dengan sediaan oral. 

Namun jika ingin infus immune booster, sangat penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum tindakan. Khususnya jika memiliki riwayat penyakit tertentu maupun riwayat alergi terhadap zat tertentu. Hal ini penting dilakukan untuk dapat meminimalisir risiko yang dapat terjadi pasca pemberian infus immune booster. 

Selain itu, dengan berkonsultasi dokter dapat lebih mudah menentukan jenis infus immune booster yang lebih tepat untuk diberikan sesuai dengan kebutuhan. Pemberian infus ini biasanya dilakukan pada seseorang yang sedang dalam proses pemulihan seperti pasca operasi, pasca sakit berat, defisiensi nutrisi berat dan berbagai pertimbangan medis lainnya. 

Meskipun efeknya cepat terasa dan sering menjadi pilihan, infus immune booster tidak dapat diberikan terlalu sering karena dapat menyebabkan tubuh menjadi terbiasa dan efeknya akan berkurang di kemudian hari. 

Jarak minimal antar pemberian infus dapat dilanksanakan dengan rentang waktu sekitar 1 bulan. Namun frekuensi pemberian dapat sangat bervariasi antara satu orang dengan yang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan atau kondisi seseorang hingga kandungan infus immune booster yang diberikan. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter yang menangani sebelum menjalani infus immune booster agar terapi tetap efektif dan efisien. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

5 Kunci utama Untuk jaga Imun Tubuh

Imunitas tubuh merupakan kunci utama agar dapat menjaga tubuh tetap sehat. Dengan daya tahan tubuh yang baik, maka tubuh dapat terlindung secara optimal dari berbagai patogen penyebab penyakit. 

Imunitas tubuh sangat dipengaruhi oleh pola hidup, baik dari pola makan, istirahat, olahraga hingga kelola stres. Ketika imunitas tubuh terjaga dengan baik, maka perlindungan tubuh dari berbagai zat asing yang dapat memicu terjadinya penyakit dapat optimal. 

Berbagai patogen yang masuk ke dalam tubuh bisa menimbulkan berbagai penyakit. Baik mikroorganisme berupa virus, bakteri, jamur maupun parasit bisa menimbulkan infeksi dalam tubuh. Selain itu, paparan radikal bebas seperti polusi juga dapat memicu peradangan dalam tubuh dan mempengaruhi kesehatan tubuh. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat menjaga imunitas tubuh agar dapat terjaga dengan baik untuk dapat melindungi tubuh dari berbagai zat yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh dan membatasi produktivitas seseorang. 

Kunci menjaga imun tubuh 

Pola makan gizi seimbang 

Ketika dapat menjaga pemenuhan kebutuhan gizi harian, maka nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat menjaga imunitas tubuh juga dapat dipenuhi dengan baik. Sangat penting untuk dapat menjaga pola makan dengan gizi seimbang, sehingga kebutuhan tubuh akan makronutrien maupun mikronutrien dapat terpenuhi dengan baik. 

Tidak hanya kebutuhan akan makronutrien seperti karbohidrat, protein maupun lemak, tetapi juga kebutuhan akan mikronutrien seperti vitamin dan mineral juga harus dipenuhi dengan baik. Mikronutrien juga sangat dibutuhkan untuk dapat menjaga imunitas tubuh tetap optimal. 

Istirahat yang cukup 

Pada usia produktif dimana seringkali pekerjaan menjadi prioritas utama, seringkali istirahat menjadi prioritas kesekian sehingga seringkali tidak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat. Tidak hanya kebutuhan istirahat dalam hal kuantitas yang harus dipenuhi, yaitu sekitar 8 jam dalam sehari, namun kualitasnya juga harus diperhatikan. 

Ketika waktu istirahat, sangat penting untuk menjaga kebersihan area lingkungan tempat tidur agar tetap bersih dan tenang. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Lingkungan tempat tidur yang tidak bersih seringkali membuat seseorang sulit untuk memulai tidur maupun mempertahankan tidur sehingga sering terbangun di malam hari. 

Olahraga teratur 

Faktor lain yang sangat penting untuk dapat menjaga imunitas tubuh adalah dengan olahraga secara teratur. Sama halnya dengan waktu istirahat, waktu untuk rutin berolahraga seringkali sulit untuk dilakukan karena berbagai kesibukan yang ada. Padahal olahraga rutin sangat penting untuk dapat menjaga metabolisme tubuh, termasuk imunitas tubuh. 

Sangat disarankan untuk dapat berolahraga secara teratur, minimal 3 kali dalam seminggu dengan durasi sekitar 30 menit. Durasi, frekuensi dan intensitas olahraga dapat ditingkatkan secara perlahan seiring dengan berjalannya waktu. Pilihlah olahraga yang Anda sukai agar ketika menjalaninya tidak terlalu berat. 

Kelola stres 

Kelola stres merupakan salah satu faktor penting untuk dapat menjaga imunitas tubuh tetap terjaga dengan baik. Siapkan waktu khusus untuk dapat menenangkan diri dengan melakukan aktivitas yang Anda suka. Bila perlu, berkonsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional seperti psikolog dapat menjadi pilihan. 

Immune booster 

Ketika memiliki jadwal yang begitu padat, terkadang sangat sulit untuk dapat memenuhi pola makan dengan gizi seimbang, padahal hal ini sangat penting untuk imunitas tubuh. Bila diperlukan, pemberian suplemen vitamin maupun mineral dalam bentuk oral atau intravena dapat dipertimbangkan. 

Immune booster biasanya mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk imunitas tubuh seperti vitamin C, vitamin B kompleks, zink, glutathione dan lainnya. Kandungan ini memiliki beberapa peran, seperti sebagai antioksidan, meningkatkan proses pemulihan hingga menjaga daya tahan tubuh.  

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Infus Immune Booster, Perlukah untuk Daya Tahan Tubuh?

Sangat penting untuk dapat menjaga pola hidup sehat agar imunitas tubuh dapat terjaga dengan baik. Namun berbagai faktor seperti kesibukan pekerjaan dan padatnya aktivitas membuat hal ini sangat sulit untuk dipenuhi dan infus immune booster seringkali menjadi pilihan menarik. 

Menjaga imunitas tubuh sangatlah penting agar dapat beraktivitas dengan baik dan optimal dalam melakukan berbagai pekerjaan. Seringkali disarankan untuk dapat menjaga pola hidup sehat dengan konsumsi makanan gizi seimbang dan rutin berolahraga. Namun tidak dapat dipungkiri, semakin padatnya aktivitas hal ini menjadi semakin sulit untuk dipenuhi. 

Imunitas tubuh 

Imunitas tubuh merupakan kemampuan tubuh untuk dapat melawan berbagai zat asing yang dapat memicu berbagai penyakit dalam tubuh, seperti mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, parasit) maupun zat berbahaya seperti racun, polusi maupun zat kimia lain. 

Sistem imunitas tubuh merupakan bentuk pertahanan alami dari tubuh untuk dapat melawan berbagai ancaman dari luar yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Imunitas tubuh sendiri dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu imunitas bawaan dan adaptif. 

Imunitas bawaan adalah bentuk pertahanan tubuh yang sudah dimiliki sejak lahir. Pertahanan dari imunitas tubuh dapat berupa berbagai bentuk, dari terluar berupa kulit hingga yang berada di dalam tubuh seperti lendir, asam lambung hingga sel darah putih. Hal ini juga yang menjadi alasan ketika seseorang mengalami infeksi maka dari hasil pemeriksaan darah akan ditemukan peningkatan jumlah sel darah putih yang sedang berjuang untuk melawan infeksi di dalam tubuh.

Sedangkan imunitas adaptif, terbentuk karena adanya paparan patogen tertentu. Paparan tersebut memicu reaksi imunitas tubuh sehingga akan mengingat patogen tersebut jika suatu saat terpapar kembali. Sistem imunitas ini terbentuk pasca vaksinasi. Setelah seseorang divaksinasi maka akan terbentuk antibodi spesifik untuk melawan infeksi serupa di kemudian hari. 

Bagaimana menjaga imunitas tubuh? 

Kita seringkali mendengar saran untuk menjaga pola makan dan olarhraga secara teratur agar dapat tetap sehat. Meskipun seringkali tidak dihiraukan, namun hal ini merupakan faktor penting untuk dapat menjaga imunitas tubuh agar dapat tetap terjaga dengan baik.

Sangat penting untuk dapat menjaga pola makan dengan gizi seimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Tidak hanya kebutuhan makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak yang harus dipenuhi, namun juga kebutuhan mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Selain itu, kebutuhan akan serat juga sangat penting untuk dapat dipenuhi.

Tidak hanya makanan yang harus diperhatikan, kebutuhan cairan harian juga sangat penting untuk dapat dipenuhi dengan baik agar tubuh dapat terhindar dari dehidrasi. Sangat disarankan untuk dapat memenuhi kebutuhan sekitar 2 liter dalam sehari. Namun kebutuhan cairan anak dan dewasa berbeda. 

Selain itu, kondisi satu orang dengan yang lain juga dapat mempengaruhi kebutuhan cairan harian. Pada orang yang aktivitas fisiknya lebih berat, akan membutuhkan kebutuhan cairan yang lebih besar. Hal yang serupa ditemukan pada orang yang sedang mengalami demam tinggi.  

Sedangkan pada orang dengan riwayat penyakit tertentu seperti kondisi gagal jantung atau gagal ginjal, asupan cairan harus dibatasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat berkonsultasi lebih lnajut dengan dokter yang menangani, khususnya jika memiliki riwayat penyakit kronis tertentu. 

Di sisi lain, gaya hidup juga memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat menjaga imunitas tubuh dapat terjaga dengan baik. Kelola stres dengan baik merupakan salah satu kunci penting, sama halnya dengan istirahat yang cukup dan rutin berolahraga. 

Sangat disarankan untuk dapat rutin berolahraga, sekitar 3 kali dalam seminggu dengan durasi sekitar 30 menit. Intensitas olahraga dapat semakin ditingkatkan secara perlahan, begitu juga dengan frekuensinya. Sangat penting juga untuk mengetahui batas kemampuan tubuh agar tidak terlalu memaksa yang dapat berujung berbahaya bagi tubuh. 

Jika memiliki riwayat penyakit kronis tertentu, sangat penting untuk dapat melakukan kontrol dengan rutin agar dapat terjaga dengan baik. Misalnya pada orang dengan riwayat diabetes, kontrol gula darah secara rutin sangat penting untuk dapat menjaga metabolisme tetap baik, termasuk untuk menjaga imunitas tubuh. 

Riwayat kebiasaan lain yang berdampak buruk untuk kesehatan seperti kebiasaan merokok dan minum alkohol sebaiknya dihindari untuk dapat menjaga imunitas tubuh dengan baik. Selain itu, menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan juga sangatlah penting untuk dapat meminimalisir paparan terhadap berbagai patogen yang dapat memicu penyakit.  

Perlu diketahui bahwa seiring berjalannya waktu, semakin bertambahnya usia maka imunitas tubuh akan semakin menurun. Hal ini merupakan faktor yang tidak dapat diubah. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat menjaga berbagai faktor lain yang masih dapat dikontrol agar imunitas tubuh tetap optimal. 

Infus immune booster 

Ketika asupan nutrisi harian tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian, maka akan sangat mempengaruhi imunitas tubuh, terlebih jika tidak cukup asupan vitamin C, D dan zinc yang sangat penting untuk dapat menjaga kekebalan tubuh. 

Kondisi ini seringkali ditemukan pada orang dewasa, khususnya pada usia produktif yang terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian, terlebih untuk dapat menyiapkan waktu untuk berolahraga. Terkadang waktu untuk beristirahatpun sulit untuk dipenuhi. 

Dengan adanya kondisi ini, pemberian asupan tambahan yang dapat menjaga pemenuhan kebutuhan nutrisi harian dapat menjadi pilihan. Pemberian nutrisi tambahan dapat berupa vitamin dalam bentuk oral maupun dalam bentuk injeksi atau infus. 

Kandungan infus immune booster biasanya berisi berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat menjaga imunitas tubuh tetap optimal. Vitamin C dibutuhkan sebagai antioksidan untuk membantu imunitas tubuh.  

Vitamin B kompleks berperan menjaga metabolisme tubuh. Sedangkan zink untuk membantu proses pemulihan dan menjaga kekebalan tubuh. Serupa dengan peran vitamin C, kandungan glutathione di dalam infus immune booster juga sebagai antioksidan yang sangat penting untuk dapat melawan berbagai radikal bebas.  

Sebelum melakukan infus immune booster, sangat penting untuk dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk dapat menilai jenis yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, jika ada riwayat penyakit tertentu, sangat penting untuk dapat diberitahukan kepada dokter yang menangani sebelum dilakukan pemberian infus. 

Meskipun bersifat relatif aman dan dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh, terapi infus vitamin juga dapat memiliki risiko pada orang dengan riwayat penyakit tertentu. Pada orang dengan gangguan ginjal kronis, pemberian mineral seperti zink dapat memperberat kerja ginjal. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi sebelum terapi. 

Hal serupa dapat ditemukan pada orang dengan gagal jantung. Pemberian cairan pada penderita gagal jantung harus sangat diperhatikan karena tidak dapat diberikan dalam jumlah besar. Bahkan asupan cairan harian harus sangat dibatasi karena jika berlebih akan memperberat kerja jantung hingga menimbulkan sesak napas. 

Selain itu, jika ada riwayat alergi, khususnya jika kondisi alergi berat, sangat penting untuk dapat diberitahukan sebelum pemberian infus. Hal ini penting untuk diketahui karena jika ada kandungan infus yang memicu reaksi alergi dapat menimbulkan reaksi alergi berat.  

Pemberian infus immune booster dapat membantu menjaga imunitas tubuh agar terjaga dengan baik. Namun sebelum terapi diberikan, sangat penting untuk memberitahukan kepada dokter yang menangani jika ada riwayat penyakit tertentu ataupun riwayat alergi. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Kenali Penyebab dan Gejala Bronkitis

Keluhan batuk yang dialami bisa bersifat ringan yang disebabkan oleh infeksi virus biasa hingga bersifat berat seperti kondisi bronkitis. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan bronkitis dan gejala yang perlu diketahui? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Sistem pernapasan dapat terbagi menjadi saluran pernapasan atas dan bawah. Sistem pernapasan atas berasal dari hidung, faring hingga laring. Sedangkan sistem pernapasan bawah berawal dari trakea hingga ke alveolus. 

Bronkus merupakan cabang dari trakea dan menjadi saluran yang membawa udara ke paru-paru. Sedangkan bronkiolus merupakan cabang dari bronkus yang menyebar di dalam organ paru. 

Bronkitis 

Bronkitis adalah kondisi peradangan pada bronkus. Berdasarkan durasi perjalanan penyakitnya, kondisi bronkitis dapat terbagi menjadi bronkitis akut dan kronis. Sedangkan penyebab bronkitis dapat disebabkan oleh infeksi maupun non-infeksi. 

Bronkitis seringkali disebabkan oleh infeksi virus. Bronkitis yang disebabkan oleh infeksi virus biasanya bersifat akut. Sistem imunitas tubuh memiliki peranan penting dalam kondisi ini untuk melawan infeksi virus. 

Selain infeksi, kondisi bronkitis bisa disebabkan oleh kondisi non-infeksi seperti kebiasaan merokok dan polusi udara. Kondisi ini seringkali memicu terjadinya bronkitis kronis. 

Gejala bronkitis 

Pada bronkitis akut seringkali disebabkan oleh infeksi virus yang sama dengan penyebab common cold. Perjalanan penyakit hingga menyebabkan bronkitis berkaitan erat dengan imunitas tubuh yang sedang rendah atau ada riwayat penyakit lain yang menyebabkan imunitas tubuh menurun seperti pada penderita HIV dan penggunaan imunosupresan. 

Kondisi bronkitis akut dapat berlangsung selama 1-3 minggu. Gejala yang ditemukan berupa batuk berdahak, demam ringan, mudah lelah, nyeri dada hingga keluhan sesak atau kesulitan dalam bernapas. 

Sedangkan bronkitis kronis berlangsung dengan durasi yang lebih panjang, yaitu sekitar minimal 3 bulan dan berlangsung selama 2 tahun berturut-turut. Penyebab utama yang sering ditemukan adalah riwayat kebiasaan merokok, polusi udara dan zat tertentu yang berbahaya untuk sistem pernapasan. 

Gejala yang dapat ditemukan pada bronkitis kronis adalah batuk kronis atau terus-menerus dan disertai dengan dahak, sesak napas, peningkatan laju pernapasan hingga mengi. 

Tatalaksana bronkitis 

Pada kondisi bronkitis secara umum sangat penting untuk dapat menjaga imunitas tubuh dengan baik agar proses pemulihan dapat berjalan dengan optimal. Penting untuk memiliki waktu istirahat yang cukup, konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan memenuhi kebutuhan cairan harian. 

Selain itu, sangat penting untuk menghindari berbagai faktor lain yang dapat memicu terjadinya bronkitis seperti polusi udara, asap rokok dan berbagai zat yang berbahaya untuk saluran pernapasan agar gejala tidak semakin berat. 

Pada kondisi nyeri dada, dapat dibantu diatasi dengan konsumsi pereda nyeri seperti ibuprofen bila diperlukan. Pada kondisi bronkitis yang disebabkan infeksi seringkali disertai dengan demam. Kondisi ini dapat dibantu dengan konsumsi antipiretik seperti parasetamol. 

Jika disertai dengan keluhan sesak napas, khususnya jika disertai dengan mengi, dapat dibantu diatasi dengan penggunaan inhaler yang mengandung bronkodilator. Jika saturasi oksigen rendah, pemberian terapi oksigen dapat dipertimbangkan. 

Pencegahan 

Sebagai upaya pencegahan, sangat penting untuk dapat menerapkan pola hidup sehat dengan gizi seimbang, rutin berolahraga dan menghindari berbagai kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan sistem pernapasan. 

Penggunaan alat perlindungan diri seperti penggunaan masker dapat dilakukan untuk melindungi diri dari polusi dan paparan zat lain yang berbahaya untuk sistem pernapasan. Selain itu, vaksinasi flu dan pneumonia dapat membantu untuk mencegah terjadinya bronkitis, khususnya yang bersifat berat. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Mengenal Apa Itu MRI dan Fungsinya Dalam Prosedur Kesehatan

Salah satu pemeriksaan penunjang yang sering disarankan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah pemeriksaan MRI. Apa sebenarnya yang dapat dilihat dari pemeriksaan MRI dan kapan harus dilakukan? Mari kita bahas lebih lanjut. 

Untuk dapat menegakkan diagnosis suatu penyakit dibutuhkan serangkaian pemeriksaan dari anamnesis atau wawancara medis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dalam pemeriksaan penunjang, dokter dapat melakukan pemeriksaan darah dan imaging dan salah satunya adalah MRI. 

Pemeriksaan penunjang 

Pemeriksaan penunjang yang dapat disarankan oleh dokter dapat sangat bervariasi, berdasarkan jenis diagnosis yang akan ditegakkan dan diagnosis banding yang ingin disingkirkan. 

Pemeriksaan imaging yang disarankan dapat berupa rontgent, CT scan, MRI atau pemeriksaan lainnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh jenis jaringan yang ingin diperiksa lebih lanjut sebagai target utama pemeriksaan. 

Pemeriksaan x-ray menggunakan radiasi sinar X untuk menghasilkan gambar 2 dimensi dan seringkali digunakan untuk melihat struktur jaringan yang keras seperti tulang yang mengalami fraktur. 

Pemeriksaan CT scan atau comuted tomography merupakam kombinasi antara sinar X dan komputer untuk menghasilkan gambar 3 dimensi. Pemeriksaan ini seringkali dilakukan pada riwayat trauma atau dengan kondisi darurat karena dapat dilakuakn dengan cepat. Tidak hanya menilai tulang, dapat juga melihat organ seperti paru, hati, pankreas hingga tulang pada kondisi stroke. 

Pemeriksaan USG atau ultrasonografi merupakan salah satu pemeriksaan imaging. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi. Pemeriksaan ini relatif aman karena tidak menggunakan radiasi. Namun hasil pemeriksaan kurang jelas untuk area yang mengandung gas atau tulang. 

Magnetic resonance imaging 

Metode pemeriksaan MRI menggunakan medan magnet kuat dan gelombang radio. Pemeriksaan ini juga bersifat aman karena tidak menggunakan radiasi. Pemeriksaan ini seringkali digunakan untuk melakukan pemeriksaan terhadap jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang belakang, otot, ligamen dan organ dalam lainnya. 

Pemeriksaan ini sering dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menilai derajat keparahan pada kasus tumor, gangguan saraf dan cedera muskuloskeletal. Meskipun memiliki begitu banyak kelebihan, namun pemeriksaan MRI relatif lebih mahal, tidak bisa digunakan untuk orang yang memiliki implan logam dan pemeriksaannya membutuhkan durasi waktu yang lebih lama yaitu sekitar 30-60 menit.  

Pemeriksaan MRI 

MRI merupakan pemeriksaan imaging yang cukup diandalkan untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tukang belakang. Pemeriksaan ini dapat menilai adanya tumor, stroke, aneurisma, dan cocok pada kondisi dengan riwayat trauma. 

Selain itu, untuk kondisi gangguan pada muskuloskeletal, seperti cedera otot, ligamen maupun persendian dapat diperiksa dengan baik dan detail. Kondisi robekan ligamen seperti ACL maupun cedera rotator cuff dapat terlihat dengan jelas melalui pemeriksaan MRI. 

Pemeriksaan jantung dan pembuluh darah, deteksi kanker maupun evaluasi organ internal juga dapat dilihat lebih lanjut dengan metode MRI. Pemeriksaan MRI dapat juga dikombinasikan dengan penggunaan kontras untuk dapat memperjelas hasil pemeriksaan. 

Persiapan pemeriksaan MRI 

Sebelum melakukan pemeriksaan MRI, umumnya akan diminta untuk melepas seluruh pakaian dan aksesoris, khususnya yang berbahan dasar logam. Selain itu, jika ada riwayat penggunaan implan logam, hal ini sangat penting untuk diberitahu sebelum dilakukan pemeriksaan. 

Persiapan dengan atau tanpa puasa tergantung jenis pemeriksaan MRI yang akan dilakukan. Jika pemeriksaan regio tubuh tertentu atau jika membutuhkan penggunaan kontras biasanya dapat diminta untuk berpuasa. Selain itu, sebelum pemeriksaan menggunakan kontras akan dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal dan riwayat alergi. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene

Apa itu Kondiloma Akuminata pada Wanita?

Infeksi human papillomavirus (HPV) seringkali dianggap identik dengan kanker serviks. Namun sebenarnya virus ini juga dapat menimbulkan kutil kelamin. Mari kita bahas lebih lanjut. 

HPV atau human papillomavirus merupakan virus yang dapat menyebabkan kanker serviks pada wanita. Tidak hanya dapat memicu terbentuknya kanker, namun virus ini juga dapat menyebabkan kondiloma akuminata atau kutil kelamin pada wanita. 

Human papillomavirus 

Human papillomavirus terdiri dari begitu banyak jenis atau tipe virus yang dapat menginfeksi manusia, baik pria maupun wanita. Terdapat beberapa jenis virus HPV yang cukup sering dibahas, yaitu HPV tipe 6, 11, 16 dan 18. 

Tipe virus HPV dapat dikategorikan menjadi risiko rendah dan tinggi. HPV tipe 6 dan 11 tergolong dalam risiko rendah karena tidak menimbulkan kanker, namun dapat menyebabkan kutil kelamin atau kondiloma akuminata. 

Sedangkan HPV tipe 16 dan 18 tergolong dalam risiko berat karena dapat memicu terbentuknya kanker. Tidak hanya dapat menyebabkan kanker serviks pada wanita, HPV tipe ini juga dapat meningkatkan risiko kanker vulva, penis, anus maupun tenggorokan.  

Kondiloma akuminata 

Kutil kelamin atau kondiloma akuminata disebabkan oleh HPV tipe 6 atau 11. Proses penularan virus HPV dapat melalui hubungan seksual, kontak kulit langsung maupun melalui proses persalinan dalam penularan dari ibu ke bayi yang dilahirkan. 

Tanda dan gejala kondiloma akuminata pada wanita berupa munculnya kutil kelamin berbentuk seperti bunga kol atau jengger ayam pada area genital, anus maupun mulut. Pada area yang terinfeksi dapat disertai dengan keluhan gatal, perih dan tidak nyaman. 

Ketika terdapat gesekan pada area kutil kelamin dapat menyebabkan perdarahan. Selain itu, bentuk dan ukuran kutil kelamin dapat bervariasi. Bisa berukuran kecil hingga besar. 

Kondisi infeksi HPV hingga menyebabkan kondiloma akuminata dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti riwayat berhubungan seksual berisiko dengan lebih dari satu pasangan, riwayat HPV sebelumnya hingga sistem imunitas tubuh yang rendah seperti pada penderita HIV/AIDS atau pengguna imunosupresan. 

Tatalaksana dan pencegahan kutil kelamin 

Untuk tatalaksana kondisi kutil kelamin dapat diawali dengan pemberian terapi topikal hingga prosedur medis tertentu seperti krioterapi, elektrokauter, eksisi hingga laser.  

Sedangkan untuk mencegah kutil kelamin yang disebabkan oleh infeksi virus dapat melalui menjaga imunitas tubuh agar terjaga dengan baik. Sangat disarankan untuk menjaga pola hidup dengan gizi seimbang dan rutin berolahraga. 

Selain itu, vaksinasi HPV sangat disarankan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kutil kelamin yang disebabkan oleh human papillomavirus. Tidak hanya wanita, pria juga membutuhkan upaya pencegahan dengan vaksinasi HPV. Hal ini perlu dilakukan karena infeksi HPV tidak hanya menyebabkan kanker serviks, namun juga dapat memicu tanda dan gejala lain yang juga dapat ditemukan pada pria. 

Proses penularan infeksi HPV melalui hubungan seksual dan kontak langsung. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghindari hubungan seksual yang berisiko. Penggunaan kondom dapat membantu menurunkan risiko penularan infeksi HPV. Sangat disarankan untuk berhubungan seksual hanya dengan satu partner karena jika memiliki pasangan yang berganti-ganti dapat meningkatkan risiko terinfeksi HPV.  

Jika memiliki beberapa faktor risiko yang dapat memicu terinfeksi HPV dan terdapat tanda dan gejala yang khas sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter. Hal ini penting untuk dilakukan agar dapat diberikan terapi yang tepat dan mencegah penularan ke orang lain. 

 

 

Ditulis oleh dr. Valda Garcia
Ditinjau oleh dr. Ernest Eugene