Kehamilan ektopik adalah kelainan reproduksi di mana kehamilan terjadi di luar rahim pada vagina yang menyebabkan nyeri pada bagian perut dan panggul. Kondisi ini sangat berbahaya bagi Bunda dan janin karena menyebabkan janin sulit berkembang secara normal. Kehamilan ini terjadi karena sel telur tersebut tidak menempel pada rahim melainkan organ lain, seperti dinding rahim.
Baca Juga: 7 Kondisi Pada Wanita yang Harus Mengalami Histerektomi Total
Kehamilan ektopik umumnya ditandai dengan sakit di bagian perut hingga bagian vagina mengalami pendarahan hebat. Dalam kondisi yang telah memburuk, gejala yang dialami akan mirip dengan gejala usus buntu. Selain itu, rasa sakit juga terasa pada rektum hingga buang air besar. Selanjutnya, saat buang air kecil ada rasa kurang nyaman. Biasanya, kehamilan ektopik terdeteksi pada usia kehamilan 4 minggu sampai 10 minggu. Gejalanya baru akan terasa sekitar dua minggu setelah Anda terlambat haid.
Penyebab Kehamilan Ektopik
Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti genetik yang menjadi bawaan sejak lahir, hingga faktor lain seperti tidak seimbangnya hormon tubuh. Peradangan pada saluran indung telur juga dapat menjadi faktor kelainan ini karena jalan sel telur yang mendadak tertutup sebelum masuk ke rahim. Selain itu, jaringan parut dari bekas operasi sebelumnya juga dapat memicu kehamilan ektopik karena operasi ini dapat menutup saluran indung telur.
Risiko
Kehamilan ektopik umum terjadi pada wanita yang:
- Hamil dalam usia 35 sampai 44 tahun
- Memiliki riwayat radang panggul sebelumnya
- Terlalu sering berganti berganti-ganti pasangan seksual
- Keguguran sering dialami berkali-kali
- Memiliki kebiasaan merokok
Gejala
Kehamilan ektopik memiliki berbagai pertanda awal seperti:
- Mual
- Payudara terlihat lebih keras
- Menstruasi terhenti
- Rasa sakit terutama pada perut di bagian bawah
- Pendarahan layaknya saat menstruasi
- Posisi kandungan tidak berada di tempatnya
- Bagian dubur terasa sangat nyeri saat buang air besar
Tindakan
Tindakan yang akan dokter sarankan untuk kondisi ini adalah melakukan pemeriksaan dengan USG transvaginal untuk memastikan secara tepat permasalahan yang ada serta bagaimana posisi janin saat itu. Tahap berikutnya adalah pengecekan darah untuk mengevaluasi hormon kehamilan, hCg serta progesteron. Dalam kehamilan ektopik, kedua hormon ini lebih rendah dari hamil normal. Pasien kemudian akan mendapatkan suntikan methotrexate sebagai obat untuk menghentikan pertumbuhan dari sel ektopik, dan dilanjutkan dengan operasi laparoskopi untuk mengangkat jaringan pada ektopik.
Dalam beberapa kasus, kondisi pasien masih diperbaiki sehingga kemungkinan hamil dapat terjadi. Ada juga operasi laparatomi untuk pasien mengalami pendarahan hebat, di mana dokter melakukan sayatan pada bagian perut untuk pengangkatan jaringan serta tuba falopi yang sudah dalam keadaan pecah.
Baca Juga: Endometriosis Pada Perempuan
Pencegahan
Beberapa upaya pencegahan yang dapat Anda lakukan adalah dengan menghindari kehidupan seks yang berbeda pasangan, hindari merokok, juga melakukan tes darah hingga melakukan USG rutin sebagai pemeriksaan.
Kehamilan Normal Setelah Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik melukai tuba falopi hingga sperma akan kesulitan untuk mencapai sel telur, namun Anda masih dapat hamil kembali dengan normal walau hanya dengan kemungkinan 10%.
Baca Juga: Apa Itu Kanker Endometrium: Gejala, Penyebab dan Pengobatannya
Bagi orang dengan kehamilan ektopik perlu mendapatkan konsultasi, pemeriksaan, hingga perawatan menyeluruh mengenai kelainan ini untuk keselamatan saat ini dan kedepannya. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group selengkapnya.