RS Bunda Group

Robotic Surgery untuk Penanganan Kista dan Miom

Kista dan miom adalah dua kondisi yang menyerang kaum wanita. Karena keduanya bisa terjadi kepada wanita dan mengakibatkan gangguan kesehatan pada organ reproduksi maupun kesehatan tubuh secara umum.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Miom dan Kista

Baik kista maupun miom sama-sama berupa benjolan. Kemiripan bentuk tersebut seringkali membuat orang salah dalam mengenalinya. Agar tidak salah penanganan, sebaiknya Anda mengetahui perbedaan di antara kedua jenis tumor jinak tersebut.

Perbedaan antara Kista dan Miom

Baik miom maupun kista, keduanya merupakan tumor jinak dan dapat tumbuh pada bagian reproduksi wanita. Pada umumnya, kedua kondisi tersebut terjadi pada wanita yang sedang berada di masa suburnya.

Meskipun secara fisik sama-sama tampak seperti benjolan, namun pada dasarnya dua kondisi tersebut berbeda. Kenali masing-masing pengertiannya agar Anda tidak salah mengenali.

Kenali Apa Itu Kista

Tidak sedikit orang yang tidak bisa membedakan kista dan miom secara tepat meskipun pada kenyataannya keduanya tidak sama. Kista adalah benjolan berisi udara, cairan, atau padatan menyerupai rambut yang muncul di organ bawah kulit.

Tumor jinak ini bisa tumbuh di area tubuh manapun, tidak terkecuali payudara serta ovarium. Penderita kista biasanya tidak merasakan gejala langsung seperti nyeri atau pendarahan. Namun benjolan ini bisa tumbuh aktif dan membesar dengan cepat.

Adapun penyebab tumbuhnya tumor jinak yang bisa tumbuh di bagian tubuh manapun tersebut antara lain:

Kondisi genetik

Infeksi

Inflamasi kronis

Tumor

Terdapat kelainan perkembangan embrio

Adanya penyumbatan pada saluran tubuh

Cedera

Parasit

Kenali Apa Itu Miom

Kesamaan kista dan miom adalah sama-sama jenis tumor jinak dengan bentuk benjolan yang mirip. Bedanya, miom adalah tumor jinak yang tumbuh pada uterus (dinding rahim).

Benjolan ini (fibroid) bisa membesar dan menyebabkan nyeri bahkan hingga pendarahan ketika menstruasi. Beberapa gejala miom antara lain adanya perdarahan di vagina, sering buang air kecil, kram perut, panggul nyeri saat menstruasi.

Adapun penyebab tumbuhnya benjolan fibroid tersebut antara lain:

  • Faktor genetik
  • Hormon estrogen dan progesteron berlebih
  • Mengalami menstruasi sebelum memasuki usia 10 tahun berisiko lebih tinggi mengidap miom

Baca Juga: 7 Kondisi Pada Wanita yang Harus Mengalami Histerektomi Total

Apa Itu Robotic Surgery?

Robotic surgery atau bedah robotik adalah salah satu terobosan teknologi di bidang kedokteran. Ini merupakan prosedur bedah dengan invasi minimum pada tindakan operasi besar.

Salah satu tindakan operasi menggunakan robotic surgery adalah pengangkatan kista dan miom. Adapun robotic surgery sendiri merupakan prosedur pembedahan yang memanfaatkan teknologi sistem robot.

Lengan robot yang dioperasikan dengan sistem komputer membantu prosedur operasi karena lebih akurat sehingga mengurangi atau bahkan menghilangkan risiko trauma seperti pada operasi terbuka (open surgery).

Meskipun menggunakan bantuan lengan robot, namun dokter bedah yang berperan mengambil keputusan. Pemanfaatan lengan robot dikarenakan gerakannya lebih stabil dibanding manusia sehingga tidak menimbulkan trauma jaringan.

Penggunaan robotic surgery untuk menangani kista dan miom semakin banyak diminati. Ini tidak lain karena prosedur operasi robotik minim invasi sehingga bekas luka yang dihasilkan jauh  lebih kecil.

Berbeda jika dibandingkan teknik bedah terbuka (open surgery) yang berisiko meninggalkan luka lebih besar karena invasi besar juga. Dengan demikian, robotic surgery juga membantu pemulihan pasca operasi Anda dalam waktu yang lebih cepat.

Penanganan Kista dan Miom dengan Robotic Surgery

RS Bunda Group merupakan pionir yang memperkenalkan robotic surgery di Indonesia sejak tahun 2012 silam. Hingga sekarang, perkembangan teknologi bedah robotik semakin maju pesat. Tindakan bedah minimal invasif ini juga telah melayani hingga ratusan pasien.

Tindakan robotic surgery kebanyakan dilakukan pada pengidap miom serta kista untuk mengangkat benjolan tumor jinak tersebut secara minim invasi. Dengan pemanfaatan lengan robot sebagai perpanjangan tangan dokter, risiko operasi terbuka bisa diminimalisir.

Penanganan kista dan miom dengan luka sayatan kecil memberikan banyak keuntungan bagi pasien. Karena jahitannya kecil, maka luka bekas operasi tersebut bisa sembuh lebih cepat sehingga lama perawatan di rumah sakit manjadi lebih singkat.

Selain itu, sayatan minimal pada bedah robotik juga tidak meninggalkan bekas luka signifikan. Ini tentu menjadi pertimbangan penting bagi wanita yang memperhatikan penampilannya.

Dengan bedah robotik, bekas luka pasca operasi terbilang kecil dan tidak signifikan yaitu tidak sampai 3 cm. Perbandingannya dengan bekas luka pasca operasi terbuka adalah bisa mencapai 10 hingga 20 cm. Beberapa keuntungan penanganan kista dan miom dengan prosedur bedah robotik yaitu:

Sayatan luka lebih kecil sehingga meminimalisir trauma jaringan

Luka lebih cepat sembuh

Waktu pemulihan lebih singkat

Angka kesakitan lebih rendah

Bekas luka kecil dan tidak signifikan

Hasil operasi memberikan tingkat kepuasan lebih tinggi

Pada dasarnya robotic surgery bisa dilakukan untuk operasi selain pengangkatan kista maupun miom. Mulai dari urologi, bedah thorax, ortopedi, kanker, dan sebagainya namun tidak dapat dilakukan untuk operasi persalinan secara caesar. Robotic surgery untuk menangani kista dan miom juga akan memberikan tingkat kepuasan lebih tinggi karena luka sayatan lebih kecil dan lebih cepat sembuh dibanding prosedur open surgery.

Baca Juga: Mengenal Robotic Surgery, Operasi Berbasis Teknologi di RSU Bunda Jakarta

Untuk informasi lengkap seputar kista, miom, atau robotic surgery, Anda dapat mereservasikan konsultasi dengan ahli kami di jadwal dokter. Kunjungi juga laman informasi kami untuk layanan kesehatan lebih lanjut.

Chlamydia: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Chlamydia merupakan suatu penyakit reproduksi yang bisa menyerangpria maupun wanita. Penyebabnya adalah infeksi bakteri yang perlu penanganan sesegera mungkin untuk menghindari terjadi kemandulan, terutama pada wanita.

Baca Juga: Disfungsi Ereksi Organik dan Psikogenik: Penyebab dan Penanganan

Penyakit ini termasuk menular dan dapat terjadi melalui hubungan seksual. Pada pria biasanya menyerang bagian saluran kemih, sedangkan pada wanita terjadi di organ panggul.

Selain pada organ kelamin pria maupun wanita, bisa juga menyerang tenggorokan, mata, atau dubur. Apabila bagian tersebut terkena cairan dari organ kelamin.

Meskipun berbahaya, seringkali pengidap tidak mengalami gejala sehingga sulit teridentifikasi. Bahkan banyak yang teridentifikasi setelah parah sehingga sulit untuk disembuhkan.

Gejala yang Akan Muncul

Pada dasarnya Chlamydia maupun gonorrhea tidak memperlihatkan gejala mencolok sehingga penderitanya terkadang tidak menyadari sudah tertular. Gejala baru mulai keluar setelah 1-3 minggu dan akan berbeda pada wanita dan pria karena organ yang terinfeksi berbeda.

1.  Pada Pria

Jika infeksi chlamydia terjadi pada pria, maka akan mengalami keluhan pada alat kemaluan. Beberapa gejala yang timbul setelah terinfeksi selama 7 hingga 21 hari pada pria adalah:

  • Keluar cairan dari penis
  • Luka di penis terasa gatal atau terbakar
  • Rasa terbakar ketika buang air kecil
  • Rasa sakit atau bengkak pada salah satu atau kedua buah zakar

Baca Juga: 9 Jenis Kelainan Sperma dan Akibatnya pada Kesuburan Pria

Apabila yang terinfeksi Chlamydia adalah bagian dubur, maka penderita akan merasakan sakit pada bagian tersebut, terutama saat buang air besar. Seringkali juga disertai dengan keluarnya cairan atau darah pada bagian tersebut.

Namun, dalam beberapa kasus, penderita bisa saja hanya mengalami beberapa gejala atau tidak mengalami gejala sama sekali.

2.  Pada Wanita

Penderita chlamydia berjenis kelamin perempuan akan mengalami gejala mulai dari 7 hari setelah terinfeksi dengan indikasi berikut:

  • Keputihan yang sangat berbau
  • Rasa terbakar ketika buang air kecil
  • Sakit saat sedang berhubungan seksual dan dapat mengalami perdarahan di vagina sesudahnya

Apabila penderita sudah menderita Chlamydia dalam waktu lama dan terinfeksi, maka terdapat gejala tambahan yaitu rasa mual. Selain itu, juga akan merasakan nyeri hebat pada bagian perut bawah.

Baca Juga: Gejala dan Diagnosis Varikokel

Penyebab Penyakit Ini

Semua orang dewasa memiliki potensi tertular chlamydia, terutama jika seringkali berganti pasangan. Karena penyakit ini sangat mudah menular, sebab bakteri Chlamydia trachomatis dapat menyebar melalui cairan pada organ kelamin.

Jika berhubungan seksual dengan penderita, maka sangat besar risikonya terinfeksi, terutama apabila tidak menggunakan pelindung. Selain berhubungan melalui alat vital, Chlamydia juga dapat menyebar melalui hubungan seksual secara oral. Oleh sebab itu, kasus penderita terinfeksi pada tenggorokan maupun mata juga sering terjadi. Semua orang memang berisiko tertular, tapi ada yang memiliki faktor risiko lebih, yaitu:

  • Orang yang pernah menderita penyakit seksual menular.
  • Orang yang bergonta-ganti pasangan seksual.

Karena penyakit ini sangat mudah menginfeksi, maka penderita yang telah sembuh dan bebas Chlamydia wajib terus melakukan pengecekan kesehatan. Sebab sangat rentan tertular kembali dengan risiko yang lebih tinggi.

Penanganan yang Bisa Dilakukan

Sebagian besar orang mungkin merasa malu sehingga enggan berkonsultasi ketika mengalami gejala-gejala penyakit ini. Padahal apabila tidak segera mendapatkan perawatan medis, akan makin cepat menyebar dan membahayakan diri sendiri.

Ketika Anda mengalami berbagai gejala, seperti keluarnya cairan tidak biasa dari vagina, penis atau rektum, maka saatnya memeriksakan diri.

Bisa segera datang ke klinik atau RS Bunda Group. Beberapa tes dan skrining untuk mendiagnosis Chlamydia adalah sebagai berikut:

1.      Tes Urine

Pengambilan sampel urine dilakukan, kemudian dilakukan analisis di laboratorium. Tes yang dilakukan khusus untuk mendeteksi penyakit klamidia saja.

Baca Juga: Penyebab Asthenozoospermia: Gejala dan Cara Mengobati

2.      Tes Swab

Tes ini biasanya dilakukan pada wanita maupun pria dengan cara pengambilan cairan dari serviks (wanita) dan penis (pria). Dalam beberapa kasus pengambilan sampel juga bisa dari cairan anus.

Untuk penanganan Chlamydia dilakukan dengan memberikan antibiotik. Dengan jenis dan dosis menyesuaikan tingkat keparahan infeksi yang dialami penderita.

Doxycycline merupakan antibiotik yang biasa diresepkan, kemudian ditambah dengan Erythromycin, Levofloxacin, maupun Ofloxacin. Pemberian antibiotik merupakan cara paling ampuh sebab klamidia disebabkan oleh bakteri.

Biasanya setelah pengobatan, penyakit akan berangsur-angsur sembuh sekitar 2 minggu masa pengobatan. Agar pengobatan dapat berjalan dengan lebih baik, pasien juga disarankan untuk:

  • Tidak melakukan atau menghindari hubungan seksual selama masa pengobatan. Agar penyakit tidak menginfeksi orang lain atau memperparah sakit yang dialami penderita.
  • Melakukan diet sehat dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, dan probiotik. Berguna untuk meningkatkan sistem imun tubuh.
  • Minum suplemen echinacea yang memiliki kandungan anti radang yang dapat mengurangi gejala chlamydia.

Setiap orang memiliki risiko terserang penyakit chlamydia, terutama yang sudah melakukan hubungan seksual apalagi jika sering berganti pasangan. Gejalanya tidak terjadi langsung setelah terinfeksi, tapi muncul setelah 1-3 minggu.

Jika Anda merasa diri mengalami gejala-gejala penyakit ini, tidak perlu sungkan atau malu untuk berkonsultasi dengan dokter. Anda bisa datang ke RS Bunda Group untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan.

Baca Juga: Mitos dan Fakta Cara Merawat Vagina, Bunda Wajib Tahu

RS Bunda Group memiliki tenaga medis profesional dan peralatan diagnostik lengkap untuk membantu penanganan tes penyakit Chlamydia. Reservasikan pemeriksaan Anda dengan ahli dari jadwal dokter kami. Kunjungi juga laman informasi kami untuk mengetahui layanan kesehatan selengkapnya.

Apa yang Sebenarnya Terjadi Selama Menstruasi?

Menstruasi atau haid menjadi hal yang biasa terjadi pada perempuan menjelang masa pubertas hingga masa menopause mereka. Umumnya terjadi setiap satu bulan sekali atau lebih, tergantung kondisi masing-masing perempuan ketika mengalaminya.

Baca Juga: Cup Menstruasi vs Tampon vs Pembalut: Mana yang Lebih Aman?

Setiap wanita akan mengalami haid, tapi untuk kisaran hari dan jangka waktunya bisa saja berbeda-beda. Ada yang mengalaminya setiap 21-35 hari, tapi tidak sedikit mendapatkan haid setelah masa waktu lebih panjang. Untuk tahu lebih jelas mengenai haid, mulai dari fase hingga cara mengatasi nyerinya, Anda bisa simak paparan berikut ini.

Apa itu Menstruasi?

Pertama-tama, Anda harus memahami dahulu apa itu haid atau datang bulan. Ini merupakan proses berupa keluarnya darah dari dalam uterus yang menandakan awal pubertas wanita.

Pendarahan ini terjadi karena terlepasnya lapisan dinding rahim dan pelepasan endometrium yang terjadi setiap bulannya sehingga disebut juga datang bulan. Ada tiga ciri khas dari haid, yaitu:

  • Siklusnya terjadi dalam kisaran 21-35 hari (normal), tapi ada kondisi khusus sehingga memungkinkan adanya perbedaan.
  • Terjadi selama minimal 1 x 24 jam atau maksimal 15 x 24 jam.
  • Jumlah darah dikeluarkan sekitar 20-80 ml.

Saat mengalami siklus datang bulan, tubuh wanita akan mengalami perubahan kadar hormon. Hal ini akan mempengaruhi kondisi fisik juga emosi dalam beberapa hari sebelum proses keluar darah terjadi.

Seringkali sebelum dan saat mengalami menstruasi perempuan akan mengalami hari-hari dengan kondisi mood yang buruk. Selain itu juga terdapat gejala seperti jerawat, sakit kepala, nyeri di bagian perut bawah, keputihan, nyeri payudara, diare, atau mengidam makanan tertentu.

Saat haid terjadi, kebanyakan perempuan juga merasakan nyeri pada bagian perut bagian bawah, bahkan rasa nyeri ini terkadang menyebabkan kram sehingga sangat mengganggu aktivitas.

Dalam beberapa kasus, masa haid merupakan periode rentan bagi perempuan, dan orang-orang di sekitarnya juga sering terkena dampaknya.

Fase Menstruasi yang Berbeda-beda

Baca Juga: Mitos dan Fakta Cara Merawat Vagina, Bunda Wajib Tahu

Haid terjadi setiap bulan dengan jangka waktu bisa berbeda-beda bagi setiap wanita. Namun, semua perempuan yang mengalaminya akan melewati empat fase berikut ini:

1.  Fase Haid

Fase pertama adalah menstruasi, yaitu hari ke-1 hingga ke-5 saat lapisan rahim benar-benar ke luar dari vagina. Hanya terjadi apabila seorang wanita tidak sedang dalam masa kehamilan.

Dalam fase ini perdarahan akan terjadi dalam masa 2-7 hari. Umumnya wanita akan mengalami nyeri di perut juga punggung karena kontraksi pada rahim saat endometrium meluruh.

2.  Fase Folikuler

Terjadi mulai dari hari ke-6 hingga ke-14 yang menyebabkan tingkat hormon estrogen meningkat sehingga lapisan rahim tumbuh dan menebal. Di hari ke-10 hingga ke-14 sel telur akan terbentuk dan matang.

Selain itu, dalam masa folikuler ini, hormon perangsang akan menyebabkan pertumbuhan folikel di ovarium. Ini akan menentukan siklus haid perempuan setiap bulannya.

3.  Fase Ovulasi

Pada fase ini sel telur siap dibuahi, sebab hormon pelutein meningkat sehingga ovarium melepaskan sel telurnya. Terjadi pada hari ke-14 jika siklus haid seorang wanita adalah 28 hari.

Di masa-masa ini, sel telur kemudian berpindah ke tuba falopi dan menempel pada dinding rahim. Sebelum bergerak kembali di fase berikutnya.

4.  Fase Luteal

Dalam fase terakhir ini sel telur bergerak menuju rahim kemudian membentuk lapisan terus menebal sampai periode haid tiba.

Baca Juga: Bukan Hanya Ibu Hamil, Kondisi ini Memerlukan Penanganan Poli Obgyn

5 Hormon Penting yang Mempengaruhi

Setiap fase menstruasi akan dipengaruhi oleh hormon-hormon yang berbeda. Berikut 5 hormon yang pasti terlibat dalam siklus haid perempuan:

1.  Estrogen

Hormon ini hanya diproduksi di ovarium dan memegang peranan penting, termasuk saat proses ovulasi. Fungsi utamanya adalah membentuk kembali lapisan rahim setelah haid.

2.  Progesteron

Fungsi utamanya adalah menjaga siklus reproduksi dan kehamilan. Dalam proses haid perannya penting dalam penebalan dinding rahim.

3.  Perangsang Folikel

Fungsi utamanya mematangkan sel telur dalam ovarium agar siap dilepaskan menuju rahim. Kelenjar pituitari merupakan tempat diproduksinya hormon ini, letaknya di bagian bawah otak.

4.  Pelutein

Sama dengan hormon perangsang folikel, hormon pelutein juga diproduksi pada kelenjar pituitari. Fungsinya merangsang ovarium dalam proses pelepasan sel telur.

5.  Pelepas Gonadotropin

Diproduksi di otak dengan fungsi merangsang tubuh menghasilkan hormon perangsang folikel dan lutein sehingga akan berpengaruh pada proses pematangan dan pelepasan sel telur.

Cara Meringankan Sakit Selama Menstruasi

Saat haid yang dirasakan bukan hanya nyeri, tapi juga gangguan emosional sehingga berakibat pada perubahan suasana hati seseorang. Hal ini tidak dapat dihindari, tapi dapat diringankan gejalanya dengan cara:

  • Menggunakan kompres air panas untuk mengompres bagian perut bawah. Bagian ini biasanya yang paling terasa nyeri, baik sebelum atau saat haid berlangsung.
  • Agar tidak terjadi pembengkakan dan retensi air, pastikan untuk memenuhi kebutuhan air dalam tubuh.
  • Hindari minuman isotonik dan kafein, selain ini makanan dengan kandungan garam tinggi.
  • Perhatikan gizi makanan, pastikan mengonsumsi makanan tinggi kalsium dan zat besi.
  • Tambahkan konsumsi vitamin E, sebab bantu atasi peradangan dan tingkatkan kekebalan tubuh saat menstruasi.
  • Berolahraga dan lakukan kegiatan yang bantu meredakan stres sebab kondisi mood perempuan haid sangat tidak stabil.

Apabila Anda mengalami kondisi haid yang berada di luar kebiasaan, misalnya siklus terlalu panjang atau masa haid terlalu lama, maka perlu berkonsultasi ke ahli atau klinik khusus wanita.

Baca Juga: 7 Gangguan Haid Paling Umum, Jangan Disepelekan!

Reservasikan konsultasi Anda ke klinik kewanitaan seperti GynROSE RS Bunda Group untuk pemeriksaan menyeluruh. Atau konsultasi dengan ahli reproduksi dari jadwal dokter kami. Anda juga dapat menemukan lebih banyak layanan di laman informasi kami.

Mitos dan Fakta Cara Merawat Vagina, Bunda Wajib Tahu

Cara merawat vagina merupakan salah satu pembahasan penting yang harus para wanita ketahui. Kebersihan organ intim tersebut mampu mengatasi berbagai permasalahan seperti, keputihan, infeksi, sampai kesehatan reproduksi.

Baca Juga: Vaksin HPV Gardasil untuk Jaga Kesehatan Organ Reproduksi

Karena budaya Indonesia yang masih tabu untuk membahas kesehatan organ reproduksi secara terbuka, banyak mitos yang bersirkulasi terkait pembersihan organ intim ini. Banyak dari mitos-mitos ini menjadi warisan turun-temurun karena telah terbukti keberhasilannya. Namun tidak jarang juga sebagian dari mitos tersebut hanya cerita belaka sehingga tidak dapat membersihkan vagina dengan tepat.

Baca Juga: Cup Menstruasi vs Tampon vs Pembalut: Mana yang Lebih Aman?

Teknik perawatan organ intim ini memang tidak boleh sembarangan. Kesalahan perawatan dapat menimbulkan gangguan kesehatan berdampak jangka panjang, oleh karena itu cobalah simak beberapa hal seputar cara merawat vagina berikut.

Pentingnya Merawat Vagina

Merawat organ intim sangat penting. Perawatan ini tidak hanya akan menghindarkan Anda dari berbagai penyakit kelamin, namun juga mampu meningkatkan kepuasan saat berhubungan seks.

Cara merawat vagina dapat mencegah munculnya keputihan, jamur, sampai mengurangi bau akibat bakteri yang sering berkumpul di bagian luar vagina. Oleh karena itu, Anda diwajibkan mengerti bagaimana cara merawat vagina dengan baik. 

Sayangnya, tidak semua wanita mengerti cara merawat vagina dengan benar dan tepat Anda harus paham serta kritis benar agar sistem perawatannya berjalan dengan baik. Jangan sampai mempercayai sesuatu tetapi, itu hanya mitos semata, bukan fakta.

Mitos Perawatan Vagina

Cara merawat vagina harus sesuai petunjuk dokter yang telah terbukti secara medis. Beberapa keluarga mungkin memiliki tradisi sendiri terkait perawatan organ kelamin, namun seringkali tradisi ini berasal dari kepercayaan pribadi alih-alih penelitian terbukti. Berikut adalah sejumlah mitos perawatan vagina yang masih umum ditemukan.

1. Menggunakan Sabun Pembersih

Sebagian orang berpendapat bahwa liang organ vital mengandung bakteri. Maka, penggunaan sabun pembersih menjadi solusi agar menghilang. Sayangnya, hal itu justru salah karena sejumlah bakteri dalam vagina merupakan bakteri baik.

Bakteri baik adalah bakteri Lactobacillus yang berfungsi membatasi pertumbuhan bakteri jahat dengan menjaga pH normal atau tingkat keasaman vagina. Bakteri ini mendominasi jumlah bakteri di dalam vagina, yaitu sekitar 95%. Sedangkan bakteri jahat yang secara alami ada di vagina adalah bakteri anaerob.

Meski benar Anda perlu menjaga kebersihan vagina, Anda tidak perlu menggunakan sabun. Vagina perlu dibersihkan setiap habis buang air kecil atau buang air besar. Cara membersihkan vagina yang benar adalah dengan membasuhnya dengan air bersih, lalu keringkan dengan tisu dari arah depan ke belakang atau dari vagina ke anus. Hal ini penting untuk mencegah berpindahnya bakteri dari anus ke dalam vagina.

2. Dalam Keadaan Biasa Vagina Bebas Keputihan

Cara merawat vagina tidak perlu berlebihan karena keputihan tidak akan muncul dalam keadaan normal. Pendapat tersebut sebenarnya salah. Keputihan (discharge) umum terjadi pada setiap wanita, hanya saja sebagai tanda.

Kondisi ini dapat diakibatkan dari makanan, gaya hidup hingga terlalu banyak pikiran. Keputihan yang normal adalah tanda dari fungsi tubuh yang sehat. Ini adalah cara tubuh membersihkan dan melindungi vagina. Biasanya, keluarnya cairan dari vagina ini akan meningkat seiring dengan gairah seksual dan ovulasi. 

Fakta Merawat Vagina

Setelah mengetahui berbagai macam mitos cara merawat vagina saat ini Anda juga harus memahami apa saja cara merawat vagina yang sebenarnya. Kebersihan kelamin perlu tetap terjaga agar kesehatan serta kebahagiaan Anda terjamin. Berikut adalah cara-cara yang dapat Anda coba sejak kini.

1. Bahan Celana Dalam Dari Katun

Celana dalam merupakan salah satu bahan pakaian yang penting untuk keseharian Anda. Karena letaknya yang berdekatan dengan organ kelamin, sebaiknya Anda jangan sembarangan memilih bahan celana dalam untuk menghindari terjadinya iritasi dan berbagai keluhan lainnya. Secara medis, dokter menyarankan untuk menggunakan bahan katun.

Bahan ini mungkin lebih mahal dari bahan lainnya, namun celana dalam dapat dipakai berkali-kali dalam kurun waktu yang lumayan lama. Produk ini dapat menjadi investasi kesehatan Anda. Area kewanitaan juga akan terasa sejuk dan tidak gerah karena bahan ini memiliki sirkulasi udara yang lebih sehat. Tidak cukup sampai di situ saja, katun juga membuat kulit vagina bisa bernafas.

2. Ketahui Aturan Memakai Pembalut

Cara lainnya adalah mengganti pembalut secara teratur. Cobalah perhatikan terlebih dulu bagaimana cara menggunakan pembalut tersebut serta berbagai syarat dan ketentuan berlakunya seperti apa misalnya harus ganti setiap berapa jam.

Kalau memang aturannya 4 jam, maka wajib 4 jam. Jangan sampai terlalu panjang karena penggunaan pembalut bekas yang terlalu lama bisa menyebabkan berbagai macam keluhan. Perlu diingat juga bahwa darah dari haid mengandung berbagai kuman dan bakteri.

Baca Juga: Pentingnya Vaksin HPV Pada Anak dan Dewasa

Penggunaan yang terlalu lama membahayakan kondisi organ vital. Daripada berujung rasa tidak nyaman serta penyakit, lebih baik perhatikan teknik pemakaian yang benar. Dengan demikian, Anda juga meminimalisir risiko kesehatan untuk jangka panjangl.

Baca Juga: Apa Itu Kanker Endometrium: Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

Perawatan organ kelamin merupakan bagian dari aspek kesehatan yang tidak boleh diremehkan. Konsultasikan cara perawatan lebih lanjut dengan ahli atau dokter pilihan Anda yang tersedia di jadwal dokter. Untuk keluhan kesehatan lainnya dapat Anda temukan di laman informasi ini.

Cup Menstruasi vs Tampon vs Pembalut: Mana yang Lebih Aman?

Menjelang masa menstruasi, Anda dapat memilih antara cup menstruasi, tampon, ataupun pembalut untuk menahan aliran darah bulanan. Penggunaan tampon yang mirip dengan peluru cukup populer di negara barat seperti Amerika, sedangkan penggunaan cup menstruasi masih dapat terbilang cukup baru di Indonesia.

Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur? Waspada! Berikut 10 Penyebabnya

Oleh karena itu, kami akan menjelaskan secara penuh mengenai perbedaan ketiganya sekaligus beberapa pertimbangan yang wajib Anda ketahui sebelum membeli. Dengan memahami perbedaan di antara ketiganya, Anda bisa menentukan sendiri mana lebih baik untuk siklus Anda.

Cup Menstruasi

Seperti namanya, alat ini berupa cup yang menampung darah menstruasi. Alat ini hampir mirip corong tetapi lebih kecil, Biasanya terbuat dari silikon atau karet, cup menstruasi umumnya mudah untuk Anda bersihkan dan pakai berkali-kali hingga 10 tahun. Selain itu memakainya mampu menghemat pengeluaran karena, setelah selesai dapat dicuci daoat Anda gunakan kembali.

Baca Juga: Pencegahan Kanker Serviks yang Perlu Bunda Ketahui

Cup menstruasi ini bertahan selama 12 jam dan mempunyai daya tampung 40 ml, dengan begini kemungkinan bocor dapat Anda tekan. Menariknya lagi, tidak menyebabkan bau darah sama sekali.

Alasan lain mengapa harus menggunakannya adalah tingkat keamanannya. Perannya yang sebagai penampungan membuat keseimbangan pH serta bakteri di area kewanitaan tetap terjaga dengan baik, sehingga menurunkan berbagai risiko.

Alat ini juga mampu menekan terjadinya infeksi, ruam, sampai menimbulkan luka. Walau mempunyai beberapa kelebihan, tetap saja Anda harus mempertimbangkan beberapa poin penting sebelum memutuskan memilihnya.

Pertimbangkan Sebelum Menggunakan

Walau terlihat praktis dan aman, ternyata penggunaan cup menstruasi bisa menimbulkan iritasi. Hal ini dipengaruhi dari cara memakainya, serta bagaimana cara merawatnya. Harus Anda ketahui bahwa pengaplikasikan alat ini cukup rumit dan tidak boleh sembarangan.

Beberapa varian produk ini menggunakan bahan lateks, sehingga Anda juga memiliki kemungkinan untuk mengalami alergi atau kurang cocok terhadap bahannya. Oleh karena itu, ada baiknya untuk melakukan tes alergi dan memeriksa bahan yang adala dalam sebuah cup menstruasi dulu sebelum membelinya.

Selain itu, berbagai bahan pertimbangan yang harus dilakukan adalah:

  1. Kebocoran bisa terjadi andai saja dalam melakukan pemasangan kurang tepat. 
  2. Pemilihannya cukup sulit dan rumit, karena Anda sendiri harus tahu serta mengenal bagaimana bentuk uterus. 
  3. Harus menjaga tingkat sterilisasi produk. Sebelum membeli lebih baik pelajari dulu semua tentang produk ini agar Anda dapat membersihkannya dengan baik dan aman.

Tampon

Selain cup menstruasi ada lagi yang bisa jadi pilihan lain, yaitu tampon. Pada dasarnya sama seperti pembalut, hanya saja bentuknya adalah silinder dan perlu dimasukkan ke liang alat kelamin untuk menyerap aliran darah haid.

Sama seperti cup menstruasi, tampon digunakan dengan memasukkannya ke dalam vagina. Tampon kemudian akan mengembang dan menghambat darah keluar karena terserap oleh tampon. Material tampon terbuat dari kapas lembut jadi aman saat Anda gunakan.

Jika Anda menggunakan tampon, Anda wajib menggantinya setiap 5 jam sekali. Karenanya tampon tidak boleh Anda bawa tidur demi keamanan dan kesehatan Anda.

Di ujung tampon terdapat seutas benang. Bagian ini adalah ujung tampon yang seharusnya berada di luar sehingga Anda dapat dengan mudah menarik tampon setelah pemakaian.

Pertimbangkan Sebelum Menggunakan

Apakah pengganti cup menstruasi ini mempunyai kelemahan? Jawabannya adalah ada, oleh karena itu sebelum membelinya perhatikan dulu beberapa risiko yang dapat Anda dapatkan dari penggunaannya seperti berikut ini:

  1. Dalam pemasangan tampon, Anda harus rileks dan perlahan, jika tidak bisa menimbulkan luka serta rasa sakit. Nyeri tersebut bila daoat menimbulkan infeksi mulai dari biasa sampai parah.
  2. Sebelum memakainya, lebih baik mempelajarinya terlebih dulu. Bila perlu silahkan belajar dari yang sudah ahli, karena kemungkinan benda tersebut tertinggal dalam vagina tinggi, sehingga harus dibawa ke UGD.
  3. Toxic shock syndrome merupakan risiko terbesar bila tampon lupa Anda keluarkan. Penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri, masuk melalui pembuluh darah, dan menjadi kasus langka, jadi harus hati-hati.

Pembalut

Produk menstruasi sekali pakai ini merupakan alat penahan darah menstruasi berbentuk kemasan pertama. Pembalut awalnya ditujukan untuk membantu menghentikan pendarahan tentara yang terluka, tetapi mulai tersedia sebagai pembalut secara komersial oleh Thomas dan William Southall sekitar akhir 1800-an.

Terbuat dari bantalan kapas cukup empuk, sehingga saat digunakan cukup nyaman melindungi organ kewanitaan Anda. Menurut aturan dokter, pembalut ini harus di ganti maksimal setiap 4 jam sekali.

Pertimbangkan Sebelum Menggunakan

Pengganti cup menstruasi ini tetap mempunyai kekurangan dan beberapa hal yang harus dipertimbangkan terlebih dulu. Hal ini juga bisa menjadi bahan pertimbangan Anda apakah harus memakainya atau produk lain:

Baca Juga: Bukan Hanya Ibu Hamil, Kondisi ini Memerlukan Penanganan Poli Obgyn

  • Bahannya mampu menyebabkan ruam pada kulit jika Anda tidak mampu toleransi dengan bahan pembuatnya. Maka bengkak, gatal, sampai kulitnya merah dapat terjadi.
  • Kandungan di dalam produk pembalut tertentu berpotensi mengandung zat berbahaya. Maka, sebelum membelinya disarankan membacanya terlebih dulu, agar keamanan organ vital perempuan tetap terjaga.

Baik cup menstruasi, tampon, hingga pembalut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semuanya kembali ke kebutuhan Anda yang lebih cocok dengan produk jenis apa.

Baca Juga: 7 Gangguan Haid Paling Umum, Jangan Disepelekan!

Menstruasi merupakan salah satu siklus tubuh yang penting. Jika Anda mulai mengalami gangguan terhadap siklus ini, ada baiknya untuk segera mereservasikan pemeriksaan ke klinik reproduksi seperti GynROSE Clinic. Anda juga dapat memilih jadwal dokter dari situs kami untuk mengatur konsultasi dengan ahli pilihan Anda. Jangan lupa untuk mengunjungi laman informasi kami untuk layanan kesehatan lainnya.

Disfungsi Ereksi Organik dan Psikogenik: Penyebab dan Penanganan

Disfungsi ereksi organik merupakan sebuah keluhan umum masalah reproduksi pria dewasa. Dalam kondisi ini, pria akan kesulitan mempertahankan ereksi sewaktu berhubungan seks karena adanya gangguan hormonal sampai saraf yang mempengaruhi performa.

Baca Juga: 9 Jenis Kelainan Sperma dan Akibatnya pada Kesuburan Pria

Proses ereksi melibatkan otak, saraf, otot, pembuluh darah, hormon, dan emosi. Disfungsi ereksi yang terjadi tidak jarang melibatkan gangguan pada salah satu atau bahkan beberapa dari bagian-bagian tersebut.

Sebagian kasus disfungsi ereksi yang dialami juga dapat berasal dari penyebab non fisik. Seperti saat sedang stress atau mood sedang tidak sesuai dengan situasi. Kondisi ini bisa juga penyakit  muncul akibat rasa kurang percaya diri, atau akibat pemikiran terlalu berlebihan soal seks.

Kenali Disfungsi Ereksi dengan Jelas

Disfungsi ereksi telah umum diketahui sebagai salah satu ketakutan terbesar kaum Adam. Ereksi terjadi ketika pembuluh darah corpora cavernosa mengendur dan terbuka agar darah mengalir masuk melalui arteri kavernosus untuk mengisinya. Darah kemudian terperangkap di bawah tekanan tinggi dan mendorong organ alat kelamin hingga menciptakan ereksi. Difungsi ereksi adalah kondisi yang mengganggu proses ini sehingga penis gagal mencapai posisi ereksi.

Kondisi ini dapat mengganggu keintiman hubungan pasangan, kepercayaan diri pria, hingga merupakan tanda gangguan pada kesehatan yang perlu diwaspadai. Karena performa seksual sering diasosiasikan dengan maskulinitas pria, banyak penderita yang memilih untuk menyembunyikan kondisi ini untuk menyelamatkan ego mereka selama beberapa saat. 

Kondisi ini masih memiliki kaitan dengan kondisi kesehatan secara menyeluruh, sehingga  Anda sebaiknya langsung melakukan reservasi ke salah satu unit RS Bunda Group untuk menerima pemeriksaan dan penanganan awal yang tepat dan menyeluruh.

Untuk pencegahan disfungsi ereksi dapat dimulai dengan lebih peduli terhadap kesehatan kelamin. Ketahui apa saja penyebab terjadinya keluhan ini baik itu organik atau psikogenik, agar bisa mencegahnya sejak awal.

Disfungsi Ereksi Organik

Disfungsi ereksi organik seringkali disebabkan oleh kelainan arteri penis, vena, atau keduanya dan merupakan penyebab disfungsi ereksi paling umum, terutama pada pria yang lebih tua. Bila masalahnya adalah arteri, disfungsi dapat disebabkan oleh aterosklerosis, atau pengerasan arteri, meskipun trauma pada arteri juga dapat menjadi penyebabnya. 

Faktor risiko yang dapat Anda kendalikan untuk arteriosklerosis adalah:

  • Kelebihan berat badan
  • Kurang olahraga
  • Kolesterol tinggi
  • Tekanan darah tinggi
  • Merokok 

Banyak ahli percaya bahwa atrofi (hilangnya sebagian atau seluruh jaringan) dan fibrosis (pertumbuhan jaringan berlebih) dari jaringan otot polos di tubuh penis (otot polos kavernosa) memicu masalah dalam mempertahankan ereksi yang kuat. 

Kemampuan yang buruk untuk mempertahankan ereksi seringkali merupakan gejala awal disfungsi ereksi. Meskipun nama lain kondisi ini adalah kebocoran vena, masalah sebenarnya bukan pada vena tetapi tidak berfungsinya otot polos yang mengelilingi vena.

Hasil akhirnya adalah penderikan akan kesulitan mempertahankan ereksi yang cukup lama untuk hubungan intim. Hal ini juga sering menjadi gejala awal aterosklerosis dan penyakit pembuluh darah.

Beberapa penyebab disfungsi ereksi organik juga meliputi:

  1. Diabetes 

Disfungsi ereksi sering terjadi pada penderita diabetes. Diabetes melibatkan pengerasan arteri yang prematur dan luar biasa parah. 

  1. Depresi

Depresi, disfungsi ereksi, dan penyakit kardiovaskular saling berkaitan. Pria dengan kondisi depresi harus menjalani pemeriksaan sepenuhnya untuk penyakit medis serta faktor psikologis. Beberapa obat antidepresan juga dapat menyebabkan kegagalan ereksi.

  1. Penyebab Neurologis 

Ada banyak neurologis (masalah saraf) yang dapat menjadi penyebab disfungsi ereksi. Kelebihan kadar gula, alkoholisme kronis, multiple sclerosis, keracunan logam berat, cedera saraf dan sumsum tulang belakang, dan kerusakan saraf akibat operasi panggul dapat menyebabkan disfungsi ereksi.

  1. Obat 

Berbagai macam obat resep, seperti obat tekanan darah, obat anti kecemasan dan antidepresan, obat tetes mata glaukoma, dan agen kemoterapi kanker hanyalah beberapa dari banyak obat yang terkait dengan disfungsi ereksi organik.

  1. Hormon

Kelainan hormonal, seperti peningkatan prolaktin (hormon dari kelenjar hipofisis anterior), penyalahgunaan steroid oleh altet, terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tiroid, dan hormon untuk kanker prostat dapat menyebabkan disfungsi ereksi organik. Testosteron rendah dapat menyebabkan disfungsi ereksi tetapi jarang menjadi satu-satunya faktor yang bertanggung jawab untuk disfungsi ereksi.

Disfungsi Ereksi Psikogenik

Disfungsi ereksi psikogenik adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi saat berhubungan seks karena faktor psikologis. Faktor-faktor ini dapat mencakup stres dan kecemasan, depresi, rasa bersalah, harga diri rendah, atau masalah hubungan. Sekitar 40% kasus disfungsi ereksi (DE) dianggap psikogenik.

Disfungsi ereksi psikogenik bukanlah hal yang jarang terjadi atau harus menjadi penyebab utama kekhawatiran. Namun jika Anda terlalu sering susah payah untuk membangun ereksi, kondisi ini mungkin merupakan kondisi disfungsi ereksi.

Gejala disfungsi ereksi termasuk:

  • Ketidakmampuan untuk ereksi
  • Kesulitan mencapai ereksi
  • Hilangnya ereksi sebelum seks selesai
  • Ejakulasi dini atau tertunda
    • Minat pada seks, tetapi kesulitan untuk mempertahankan ereksi

Penting untuk diingat bahwa gejala dapat bervariasi dari orang ke orang. Memiliki kesadaran akan gejala dan bagaimana disfungsi ereksi berdampak pada kinerja seksual dapat membantu memfasilitasi percakapan dengan penyedia layanan

kesehatan.

Penyebab

Gangguan reproduksi ini dapat muncul dari kondisi medis yang mendasarinya. Untuk menentukan apakah disfungsi ereksi bersifat psikogenik, tenaga kesehatan akan mencari dan mengesampingkan kondisi medis apa pun yang dapat menyebabkan masalah tersebut.

Setelah mengesampingkan kondisi medis, dokter atau ahli kesehatan mental mungkin ingin mendiskusikan dan mengevaluasi faktor psikologis yang mungkin mempengaruhi fungsi seksual seseorang. Penyebab psikologis yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi psikogenik meliputi:

  1. Stres dan kecemasan

Ketika seorang individu cemas atau stres, menjadi terangsang dapat menjadi tantangan.

  1. Kecemasan Performa

Kekhawatiran tentang performa seksual atau kemampuan untuk memuaskan pasangan dapat menyebabkan kecemasan, yang berdampak pada kemampuan untuk memiliki dan mempertahankan ereksi.

  1. Depresi

Sama seperti disfungsi ereksi organik, depresi dapat menyebabkan kurangnya minat dalam aktivitas yang dapat mencakup seks. Mengalami depresi dapat membuat sulit untuk terhubung dengan orang lain, termasuk dalam hubungan seksual.

  1. Masalah Hubungan

Konflik dalam hubungan dapat menyebabkan stres emosional dan menciptakan jarak di antara pasangan, yang dapat menghambat kinerja seksual.

  1. Perasaan Bersalah

Apakah itu terkait dengan kinerja masa lalu, stres emosional, atau masalah lain, rasa bersalah dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan akhirnya disfungsi ereksi psikogenik.

  1. Harga Diri Rendah

Penyebab ini berkaitan dengan kinerja selama aktivitas seksual sebelumnya sehingga menyebabkan perasaan tidak mampu atau malu.

Baca Juga: Penyebab Asthenozoospermia: Gejala dan Cara Mengobati

  1. Trauma

Riwayat pelecehan atau trauma seksual dapat menyebabkan respons emosional saat berhubungan seks dan dalam hubungan seksual. Penderita dapat mengatasi ini dengan terapi kesehatan mental dengan ahli yang profesional.

Alasan psikologis yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang untuk memiliki dan mempertahankan ereksi saat berhubungan seks sama nyata dan validnya dengan alasan medis lainnya. Konsultasikan diri Anda ke tenaga kesehatan atau profesional kesehatan mental untuk membantu mengungkap faktor psikologis apa yang menyebabkan disfungsi ereksi Anda.

Pencegahan, Risiko dan Penanganan

Oleh karena itu, saran terbaik untuk mencegah terjadinya disfungsi ereksi adalah olahraga teratur. Setidaknya 30 menit setiap hari sudah cukup membantu, agar aliran darah berjalan lancar.

Selain itu upaya pencegahan lain bisa Anda lakukan dengan menikmati berbagai makanan sehat. Mulai dari sayur, buah, serta biji-bijian, menurut penelitian kurang lebih 21 ribu orang mencoba menu sehat tersebut.

Jika perlu, kunjungi juga ahli kesehatan mental untuk pemeriksaan psikologis yang meneyluruh. Dengan demikian, Anda dapat mencegah kedua jenis disfungsi ereksi sejak dini.

Risiko yang Mungkin Terjadi

Perlu diketahui bahwa, pria dengan disfungsi ereksi mempunyai berbagai macam risiko. Meliputi, berbagai macam penyakit jantung disebabkan adanya faktor penyempitan pembuluh darah, ada lagi diabetes, serta penyakit ginjal.

Selain itu, risiko dari konsumsi obat dapat beragam macamnya. Jika konsumsi terlalu banyak bisa jadi mengganggu sistem hormon dan saraf.

Penanganan yang Dapat Anda Lakukan

Disfungsi ereksi bisa disembuhkan dengan melakukan berbagai penanganan, mulai dari obat-obatan, terapi psikologis, juga terapi testosteron. Hal ini dapat Anda lakukan jika mengalami kendala pada hormon.

Penanganan lainnya melalui pemasangan vakum. Proses ini memasukkan penis ke dalam tabung yang terhubung dengan pompa hingga akhirnya seluruh pembuluh akan berkumpul di penis, sehingga lebih keras dan kencang.

Kondisi ini tidak dapat Anda anggap remeh. Anda harus mengatasinya segera agar tidak mengganggu hubungan dengan istri, Salah satu upaya penyembuhan disfungsi ereksi organik adalah dengan konsultasi ke dokter.

Baca Juga: Gejala dan Diagnosis Varikokel

Disfungsi ereksi perlu ditangani sesegera mungkin. Kondisi ini bukan sesuatu yang harus Anda sembunyikan karena rasa malu, namun harus segera Anda tangani untuk menghindari gangguan kesehatan yang lebih parah. Reservasikan pemeriksaan Anda, atau konsultasikan ke jadwal dokter pilihan Anda. Untuk lebih lanjut, silahkan kunjungi laman informasi kami.

9 Jenis Kelainan Sperma dan Akibatnya pada Kesuburan Pria

Kelainan sperma merupakan salah satu penghalang pasangan dalam berumah tangga. Terjadinya kelainan sperma pada pria dapat menyebabkan kemandulan sehingga sulit untuk memiliki keturunan. Beberapa kelainan memiliki peluang mendapatkan keturunan dengan upaya lebih keras dan butuh terapi hormon untuk penanganan serius, namun beberapa kelainan lainnya akan membutuhkan bantuan 

Baca Juga: Penyebab Asthenozoospermia: Gejala dan Cara Mengobati

Kelainan sperma umumnya dilihat dari buruknya mobilitas, atau pergerakkan sperma. Beberapa hal yang menjadi penyebab buruknya kemampuan gerak sperma dapat berasal dari terlalu banyak konsumsi alkohol, terpapar pada zat berbahaya, penyakit, rokok, narkoba, hingga buruknya nutrisi yang masuk ke tubuh. Selain motilitas, minimnya jumlah sel sperma dalam air mani juga dapat menjadi Anda mengalami kelainan ini. Segera reservasikan pemeriksaan diri Anda ke unit RS Bunda Group untuk mendapatkan pemeriksaan yang menyeluruh.

Penjelasan Kelainan Sperma

Adanya kelainan sperma pada cairan yang dikeluarkan pria pada saat ejakulasi ini hanya bisa ditentukan setelah ada pemeriksaan laboratorium. Tidak boleh ada klaim dari pihak yang bukan ahlinya. Biasanya yang diperiksa di lab adalah jumlah, bentuk, dan juga geraknya.

Bentuk leher, kepala, serta ekor sperma sebaiknya diperhatikan betul untuk melihat apakah sperma sehat atau tidak. Anjuran ini telah diusulkan langsung oleh badan kesehatan dunia atau WHO. 

Pemeriksaan bisa cukup satu kali saja, namun beberapa orang mungkin butuh pemeriksaan lanjutan minimal 3 minggu setelah pemeriksaan awal. Umumnya, sebelum melakukan pemeriksaan, pasangan suami istri harus menunda hubungan seks selama 2-7 hari.

9 Kelainan Sperma yang Perlu Diketahui

Bukan hanya terdiri dari satu jenis gangguan, adanya ketidaknormalan pada sperma juga dapat dikelompokkan menjadi 9 jenis. Kesembilan jenis gangguan tersebut dapat dibedakan melalui penjelasan berikut ini:

1. Pyospermia 

Disebut juga sebagai leukocytospermia, kelainan ini menyebabkan volume sel darah putih lebih mendominasi pada sperma. Penyebab terjadinya gangguan ini karena ada penurunan kondisi kesehatan atau penyakit autoimun.

2. Necrozoospermia

Dalam kondisi ini, sperm pada pria mati sehingga tidak bisa melakukan pergerakan sama sekali. Penyebab pastinya belum ditemukan hingga saat ini.

3. Oligoasthenoteratozoospermia (OAT)

OAT adalah kondisi yang mencakup oligozoospermia (jumlah sperma sedikit), asthenozoospermia (pergerakan sperma tidak normal), and teratozoospermia (bentuk sperma abnormal). Kondisi ini merupakan salah satu penyebab gangguan kesuburan yang paling sering ditemukan pada pria. 

4. Teratozoospermia 

Gangguan ini ditandai dengan abnormalitas bentuk kepala dan ekor. Jika bentuk biasa hanya memiliki satu kepala dan ekor, gangguan ini menyebabkan sperma memiliki dua kepala.

5. Asthenozoospermia 

Kondisi ini menyebabkan pergerakan sperma tidak teratur atau tidak sesuai jalurnya. Biasanya kondisi ini banyak disebabkan oleh alkohol, paparan racun, narkoba, rokok, dan lainnya.

6. Oligozoospermia 

Oligozoospermia  terjadi karena jumlah air mani yang tidak sesuai atau sangat kurang dari semestinya. Untuk tingkat keparahannya terbagi ke dalam 4 tingkatan, yakni ringan, sedang, parah, dan ekstrem.

Baca Juga: Vaksin HPV Gardasil untuk Jaga Kesehatan Organ Reproduksi

7. Azoospermia 

Kelainan ini datang dari kondisi kosongnya air mani. Kondisi azoospermia tipe ini bisa disebabkan oleh gangguan hormon yang membuat pria tidak bisa menghasilkan sperma, adanya kelainan pada testis, atau kondisi lain seperti hipogonadisme, hiperprolaktinemia, dan sindrom Kallmann.

8. Hypospermia 

Ini adalah kondisi dimana air mani keluar sedikit, yakni kurang dari 1,5 ml. Gangguan ini terjadi karena adanya kelainan genetik, hormon tidak seimbang, adanya kecacatan pada organ, serta ejakulasi retrograde (sperma tidak keluar melalui ujung penis dan masuk ke kandung kemih saat orgasm).

9. Aspermia

Gangguan terakhir aspermia, yakni kosongnya air mani sehingga cairan ejakulasi yang keluar sama sekali tidak mengandung air mani.

Dalam kondisi ringan, beberapa gangguan bisa diatasi sendiri tanpa bantuan medis. Sedangkan beberapa kondisi yang telah mengarah ke tingkat serius sebaiknya segera hubungi unit medis terdekat agar petugas kesehatan dapat mengarahkan pasien untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat jenis kelainan yang dialami. 

Mengatasi Kelainan Sperma Pada Pria

Untuk menjaga kesehatan alat reproduksi, pria bisa melakukan pencegahan sedini mungkin dengan menjalankan pola hidup sehat. Beberapa hal bisa menjadi solusi penanganan tepat apabila ada indikasi kelainan pada air mani, seperti:

  1. Konsumsi makanan bernutrisi, hindari junk food dan makanan lain yang tidak sehat. Perbanyak makan sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan vitamin alami.
  2. Olahraga sesuai kebutuhan tubuh dapat mencegah kelainan sperma. Jangan tidak berolahraga sama sekali, juga jangan berolahraga berlebihan karena berpengaruh pada produksi air mani dari tubuh.
  3. Kegemukan bisa menjadi salah satu penyebab gangguan pada alat reproduksi. Mulailah diet sehat untuk mendapatkan bobot tubuh ideal.
  4. Konsumsi vitamin C, D, E, dan C0Q10 untuk meningkatkan kesehatan organ reproduksi pada pria.

Memiliki permasalahan pada organ reproduksi membuat pria kerap kali merasa tidak percaya diri saat berhubungan intim. Berbagai kelainan sperma pada pria bisa ditangani cepat jika berobat cepat juga, sehingga sebaiknya Anda tidak menyembunyikan masalah Anda.

Baca Juga: Gejala dan Diagnosis Varikokel

Reservasikan kunjungan Anda ke unit-unit RS Bunda Group terdekat untuk menerima pelayanan dan pemeriksaan mendetail. Anda juga dapat merujuk pada dokter pilihan Anda sesuai dengan jadwal dokter yang tersedia. Jika Anda memiliki keluhan lkesehatan ain, silakan kunjungi laman informasi kami.

Menstruasi Tidak Teratur? Waspada! Berikut 10 Penyebabnya

Siklus menstruasi tidak teratur umumnya terjadi pada wanita lanjut usia atau mereka yang memasuki fase menopause. Beberapa wanita muda juga berkemungkinan memasuki fase menopause dini sehingga jadwal mens berantakan. Segera reservaskan kunjungan Anda ke GynROSE Clinic untuk pemeriksaan menyeluruh.

Baca Juga: 7 Gangguan Haid Paling Umum, Jangan Disepelekan!

Normalnya siklus mens berjarak 24 sampai 38 hari dari periode sebelumnya. Ada beberapa perempuan mengalami siklus tidak menentu, hal tersebut merupakan kondisi tidak teraturnya siklus datang bulan. Sebagian mungkin tidak mempermasalahkannya.

Namun, ketika masuk masa pernikahan dan berencana ingin memiliki anak, terkadang jadwal mens bertindak sebagai landasan program hamil dan penentuan usia kandungan. Akhirnya, butuh penanganan cukup serius untuk membuat jadwal haid teratur.

Kenali apa saja penyebab mens berantakan dan bagaimana cara mengatasinya secara tepat. Pastikan tidak perlu menunggu kondisi parah untuk melakukan pencegahan maupun penanganannya. 

Penyebab Menstruasi Tidak Teratur

Kondisi kesehatan perempuan, terutama pada alat reproduksi sangat berkaitan dengan terjadwal atau tidaknya waktu datang bulan. Jika Anda merupakan salah satu orang dengan siklus mens berantakan, beberapa faktor berikut ini dapat menjadi penyebabnya:

  1. Gangguan pada kelenjar tiroid menyebabkan metabolisme tubuh ikut terganggu. Ketika metabolisme terganggu maka siklus menstruasi tidak teratur akhirnya rentan dialami oleh para wanita.
  2. PCOS atau polycystic ovary syndrome, yakni kondisi kelainan hormon pada metabolisme tubuh. Syndrome ini membuat kinerja indung telur tidak berfungsi secara sempurna.
  3. Penggunaan alat kontrasepsi sudah menjadi rahasia umum dapat mempengaruhi siklus mens pada wanita. Ada yang terus-menerus pendarahan selama beberapa waktu, ada juga yang justru lama tidak mengalami datang bulan.
  4. Ketidakseimbangan hormon pada tubuh menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan sistem reproduksi pada wanita. Jalan penyelesaian dari gangguan ini adalah terapi hormon.
  5. Amenorrhea adalah tidak terjadinya menstruasi pada suatu periode tertentu. Kondisinya bisa menimpa perempuan di atas 16 tahun belum juga haid. Atau lewat dari 3 sampai 6 bulan masa mens pertama, darah kotor tidak lagi keluar.
  6. Pola hidup sehari-hari, salah satunya olahraga berlebihan menyebabkan menstruasi tidak teratur pada wanita. Olahraga memang bagus bagi kesehatan, namun harus juga memperhatikan proposional waktu dan intensitas latihan.
  7. Mengalami kanker rahim menyebabkan seseorang mengalami siklus mens tidak terjadwal sampai kesulitan mendapatkan keturunan. Bahkan parahnya sampai tidak bisa memiliki anak sama sekali.
  8. Adanya penyakit kronis pada tubuh, salah satunya kondisi gula darah terlalu banyak atau diabetes. Hal ini menjadi pemicu kesuburan wanita berkurang.
  9. Penyakit autoimun celiac yang dapat membuat tubuh mengkonsumsi gluten sehingga menyebabkan rusaknya usus halus. Ketika usus halus rusak maka menyebabkan penurunan kondisi kesehatan pada wanita.
  10. Penyebab menstruasi tidak teratur terakhir adalah adanya kista atau benjolan pada rahim sehingga darah kotor sulit keluar melalui jalan semestinya. Anda dapat menangani gangguan dengan konsumsi obat atau pengangkatan benjolan melalui operasi.

Baca Juga: 7 Kondisi Pada Wanita yang Harus Mengalami Histerektomi Total

Beberapa orang dengan siklus mens tidak terjadwal merasa baik-baik saja selama bisa bereproduksi secara baik dan sesuai rencana. Namun, beberapa lainnya merasa membutuhkan penanganan medis karena tujuan tertentu.

Paling banyak perempuan melakukan konsultasi terkait jadwal haid kepada dokter kandungan setelah ada program hamil. Padahal, pemeriksaan perlu dilakukan sedini mungkin agar pengobatan juga dapat memberi hasil semaksimal mungkin.

Tips Membuat Jadwal Menstruasi Teratur

Jangan dulu panik ketika siklus menstruasi tidak teratur karena pada kondisi tertentu, Anda bisa mengatasinya sendiri di rumah. Lakukan berbagai tips ini untuk mendapatkan kembali jadwal mens terkendali:

  1. Yoga memberikan banyak manfaat untuk kesehatan fisik maupun mental. Ternyata olahraga ini juga memberikan banyak manfaat baik, salah satunya untuk menjaga kesuburan organ reproduksi wanita.
  2. Rutin melakukan olahraga sesuai kebutuhan tubuh. Jangan terlalu berlebihan karena justru hal tersebut membebankan badan.
  3. Konsumsi buah nanas minimal 80 gram per hari dapat membantu Anda mendapatkan jadwal haid teratur. Nanas mengandung banyak protein dan vitamin yang penting bagi tubuh.
  4. Menambah asupan vitamin D dan B karena biasanya faktor penyebab tubuh kurang subur karena kekurangan kedua asupan vitamin tersebut.
  5. Paling sering menjadi kendala adalah bobot tubuh berlebih sehingga menyebabkan infertilitas organ reproduksi. Demi mengatasinya, Anda perlu melakukan diet sehat.

Baca Juga: Vaksin HPV Gardasil untuk Jaga Kesehatan Organ Reproduksi

Jangan abai ketika jadwal menstruasi tidak teratur, meskipun Anda sedang tidak dalam program hamil. Kunjungi rumah sakit dengan spesialisasi kandungan seperti unit-unit RS Bunda Group untuk mendapatkan penanganan terbaik. Reservasikan kunjungan Anda jika dirasa siklus menstruasi mulai tidak seperti biasanya. Jika Anda ingin mengunjungi dokter pilihan, pelajari jadwal dokter untuk menemukan waktu kunjungan terbaik. Anda juga dapat menemukan layanan kesehatan lainnya di laman informasi kami.

Penyebab Asthenozoospermia: Gejala dan Cara Mengobati

Ada banyak penyebab asthenozoospermia atau kelainan sperma yang terjadi pada pria. Kelainan sperma pada pria menjadi salah satu penyebab sepasang suami istri kesulitan mendapatkan keturunan karena proses pembuahan tidak berjalan secara sempurna. Segera reservasikan diri Anda ke layanan Morula IVF Bunda untuk konsultasi lebih lanjut.

Baca Juga: 9 Jenis Kelainan Sperma dan Akibatnya pada Kesuburan Pria

Penting untuk Anda ketahui bahwa penyebab sulitnya wanita hamil bukan hanya dari faktor wanitanya saja, namun juga ada faktor besar dari pria. Bisa jadi rahim wanita sehat, namun sperma pria memang lemah. 

Cairan sperma keluar dari buah zakar pada saat pria mengalami ejakulasi. Sperma bukan satu-satunya cairan dari buah zakar, ada cairan lainnya yang keluar dari organ tubuh tersebut yakni air mani atau semen.

Apa itu Asthenozoospermia?

Asthenozoospermia merupakan kondisi sperma pria lemah pergerakkan sehingga tidak maksimal dalam perjalanannya menuju rahim wanita. Umumnya pria mengeluarkan sperma sehat dengan kemampuan berenang yang baik menuju sel telur wanita.

Jika kemampuan sperma berenang sangat baik maka mudah bagi wanita mengalami kehamilan karena sel telurnya telah dibuahi. Namun, apabila kondisinya sperma manjadi bergerak lemah karena adanya penyebab asthenozoospermia, sperma bisa mati kapan saja sebelum menyentuh indung telur dari wanita.

Anda tentu sering melihat gambaran rombongan sperma berenang menuju indung telur wanita, namun beberapa banyak dari sperma tersebut mati. Dari sekian banyak yang berenang, satu saja bertahan dan menjadi janin hingga akhirnya terlahir dari rahim wanita sebagai bayi.

Sel sperma subur atau fertil ketika memiliki kecepatan berenang 25 mikrometer per detik. Bila kurang dari itu maka harus Anda perlu mencari tahu apa yang menjadi sebab produksi sperma seorang pria tidak menempuh kecepatan tersebut.

Penyebab Asthenozoospermia

Ada banyak jenis gangguan kesuburan pada pria. Dampaknya bukan hanya mengganggu proses pembuahan pada wanita, namun juga menyebabkan kepercayaan diri serta berbagai kondisi fisik lain yang turut menurun.

Baca Juga: Vaksin HPV Gardasil untuk Jaga Kesehatan Organ Reproduksi

Sayangnya, beberapa pria mengalami penyebab asthenozoospermia yang dipengaruhi oleh faktor berikut ini:

  1. Pola hidup tidak sehat, contohnya mengkonsumsi alkohol terlalu sering dan juga kurang minum air putih dan makan sehat.
  2. Terjadi infeksi yang disebabkan oleh paparan bakteri serta virus.
  3. Cedera pada bagian testis, hal ini bisa terjadi karena adanya kecelakaan fisik, parah maupun biasa.
  4. Bengkak pembuluh darah di skrotum.
  5. Kanker testis.
  6. Pernah melakukan operasi testis karena adanya penyakit tertentu.
  7. Trauma panggul karena pekerjaan, contoh profesi yang sering mengangkat beban berat, seperti kuli bangunan, tukang panggul, dan pekerja lapangan lainnya.
  8. Bawaan lahir atau faktor keturunan yang merupakan penyebab paling sulit dihindari.

Selain penyebab asthenozoospermia karena faktor genetik atau bawaan lahir, selebihnya bisa Anda hindari dari sekarang. Ubah pola hidup menjadi lebih sehat untuk menghasilkan sel sperma lebih kuat agar dapat secara mudah membuahi janin pasangan Anda.

Penanganan Asthenozoospermia

Motilitas sperma yang rendah bukan sebuah gangguan fatal yang sama sekali tidak bisa ditangani. Meskipun sebaiknya mencegah, namun ketika sudah menghadapi gejalanya langsung, sudah dipastikan pencegahan tersebut percuma. Untuk itu, kami berikan referensi cara penanganannya untuk para pria:

  1. Berhenti mengkonsumsi alkohol dan rokok sepenuhnya. Anda bisa memulainya dengan mengurangi hari demi hari sampai akhirnya betul-betul terlepas dari ketergantungan rokok maupun alkohol secara utuh.
  2. Konsumsi makanan bergizi, biasakan diri untuk selalu menerima asupan buah maupun sayur demi menjaga kesehatan tubuh. Konsumsi makanan bergizi juga sebagai cara untuk mengeluarkan racun dalam tubuh.
  3. Jaga berat badan ideal supaya sirkulasi darah dan proses seluruh organ tubuh bekerja secara baik.
  4. Hindari stress, jauhi apapun penyebab stress yang bisa menyebabkan banyak penyakit bagi tubuh. Stress bukan hanya memicu sakit mental, namun juga perlahan dapat menjadi penyebab asthenozoospermia dan berbagai penyakit lainnya.
  5. Lakukan olahraga secara rutin sesuai takaran kebutuhan tubuh. Setiap orang memiliki kapasitas berbeda-beda terkait olahraga, lebih tepatnya sebaiknya konsultasi langsung kepada dokter.
  6. Gunakan pakaian dalam longgar untuk menghindari penis terjepit dan sesak. Sirkulasi udara dari pakaian dalam longgar juga lebih baik daripada menggunakan pakaian dalam ketat.
  7. Minum suplemen sesuai anjuran dokter. Lihat cara pemakaiannya pada kemasan kemudian konsumsi sesuai kebutuhan tubuh. Jangan berlebihan juga karena tidak baik bagi tubuh.

Solusi lainnya adalah dengan melakukan terapi hormon dan operasi. Dua jalan terakhir ini hanya bisa dilakukan oleh tenaga ahli. Anda harus menemui tenaga medis untuk mendapatkan proses tepat.

Baca Juga: Gejala dan Diagnosis Varikokel

Ada banyak penyebab asthenozoospermia atau lemahnya sperma berenang menuju indung telur, atasi sekarang dan cegah bahayanya. Jika Anda mengalami gangguan kesuburan seperti di atas, Anda dapat melakukan reservasi pemeriksaan ke RSIA Bunda Jakarta, RSIA Bunda Ciputat, RSU Bunda Padang, dan RSU Bunda Margonda untuk mendapatkan layanan penanganan infertilitas dari layanan Morula IVF dari tiap unit RS Bunda Group tersebut. Ketahui juga jadwal dokter preferensi Anda untuk menemukan waktu kunjungan yang tepat, dan kunjungi laman informasi kami untuk layanan kesehatan lain.

Gejala dan Diagnosis Varikokel

Varikokel adalah pembengkakan pada pembuluh darah vena dalam kantong zakar (skrotum). Kelainan alat reproduksi ini terjadi di skrotum yang berfungsi menahan testis serta mengandung arteri dan vena di saluran sperma (spermatic cord). Pembuluh darah ini seharusnya tidak dapat terasa dari permukaan kulit, tetapi saat terjadi varikokel, pembuluh darah vena tersebut akan terlihat seperti banyak cacing dalam skrotum seperti varises pada tungkai.

Baca Juga: 9 Jenis Kelainan Sperma dan Akibatnya pada Kesuburan Pria

Varikokel dapat terjadi pada semua usia, namun tersering pada usia 15 hingga 25 tahun, dan sebagian besar menyerang pada skrotum sebelah kiri. Meskipun demikain, varikokel tetap dapat terjadi pada kedua sisi skrotum. Varikokel seringkali tidak menimbulkan gejala dan tidak membahayakan nyawa, tetapi dapat mengurangi ukuran testis sehingga mengganggu kesuburan. Untuk konsultasi lebih lanjut, Anda dapat melakukan reservasi dengan dokter atau ahli di unit-unit RS Bunda Group.

Gejala Varikokel

Pada sebagian kasus, varikokel tidak menimbulkan gejala signifikan ataupun gangguan yang dapat langsung penderita rasakan. Dalam beberapa kasus lainnya, penderita mengalami gejala seperti:

  • Rasa tidak nyaman pada skrotum.
  • Nyeri saat berdiri atau melakukan aktivitas fisik dalam waktu lama, dan berkurang saat berbaring.
  • Benjolan di salah satu testis.
  • Skrotum terlihat bengkak.
  • Seiring waktu, pembesaran vena yang terjadi akan terlihat seperti cacing pada skrotum.

Penyebab

Sebagian besar kasus disebabkan oleh disfungsi katup pembuluh darah vena. Terdapat katup satu arah yang membuka aliran darah menuju jantung dan langsung menutup saat aliran darah melambat di sepanjang pembuluh darah vena. Saat katup tersebut tidak dapat menutup dengan baik, aliran darah akan berbalik dan terkumpul pada daerah sebelum rusaknya katup sehingga membentuk varikokel.

Varikokel juga dapat terjadi saat pembuluh darah lebih besar di perut tersumbat, sehingga darah terkumpul pada pembuluh darah vena kecil, layaknya skrotum, sehingga pembuluh darah tersebut melebar. kondisi ini lebih sering terjadi pada pria di atas 40 tahun. Kondisi ini dalam muncul dalam berbagai kondisi, contohnya pertumbuhan tumor pada ginjal yang menekan pembuluh vena.

Baca Juga: Vaksin HPV Gardasil untuk Jaga Kesehatan Organ Reproduksi

Diagnosis

Diagnosis awal adalah tanya jawab dan berlanjut dengan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kondisi penderita. Proses pemeriksaan pertama adalah merasakan varikokel yang akan berbentuk benjolan di atas testis dan terasa seperti cacing. Dokter juga mungkin akan meminta pasien melakukan gerakan membuang napas dengan mulut dan hidung tertutup untuk memperjelas pembesaran pembuluh vena.

Guna memastikan dan mencari penyebabnya, terdapat serangkaian pemeriksaan penunjang, seperti:

  • USG skrotum untuk melihat ukuran pembuluh darah dan aliran darah secara detail.
  • Pengukuran volume testis dengan orkidometer untuk mengukur volume testis.
  • Pemeriksaan sperma untuk melihat kesuburan.

Pengobatan Varikokel

Sebagian besar kasus varikokel tidak menyebabkan gejala dan tidak menimbulkan bahaya, sehingga tidak memerlukan pengobatan. Namun, jika penderita verikokel merasakan nyeri di daerah skrotum atau susah memiliki anak (infertilitas) maka perlu untuk mendapatkan penanganan.

Penderita dengan keluhan nyeri dapat ditangani dengan posisi berbaring dan mengangkat kaki atau diberikan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol. Dokter mungkin juga akan menyarankan penggunaan celana penyangga untuk mengurangi tekanan dari pakaian.

Sementara kondisi yang menimbulkan rasa nyeri hebat atau mengecilnya testis, serta infertrilitas pada pria akan memerlukan penanganan lebih lanjut seperti:

  • Embolisasi

Embolisasi dilakukan dengan memasukkan selang untuk menjangkau vena lokasi varikokel melalui selangkangan atau leher. Dokter akan memasukan zat untuk memperbaiki aliran darah dan varikokel. Embolisasi dilakukan dengan bius total dan umumnya memakan waktu selama beberapa jam.

  • Operasi

Dokter akan menjepit atau mengikat pembuluh darah yang menjadi varikokel untuk menghambat aliran darah ke pembuluh tersebut dan dapat mengalir ke pembuluh darah normal yang lain. Operasi dapat dilakukan dengan bedah konvensional atau dengan bedah mikro. Operasi dengan teknik bedah mikro memberikan hasil yang paling baik dalam hal perbaikan rasa nyeri, perbaikan kualitas spermatozoa dan memberikan efek samping yang minimal.

Pada teknik mikro, pembiusan dapat dilakukan dengan bius umum, sehingga pasien dapat pulang dihari yang sama (one day care). Walaupun pasien boleh pulang, namun diharapkan pasien beristirahat di rumah. Pasien dapat beraktivitas normal kembali dalam 24 atau 48 jam setelah operasi.

Luka operasi boleh terkena air setelah 5 sampai 7 hari. Perbaikan kualitas spermatoza akan ditemukan setelah minimal 3 bulan. Perbaikan kualitas sperma dapat terjadi pada 60% pasien sedangkan 40% sisanya tidak terjadi perbaikan kualitas spermatozoa, mengingat varikokel bukan satu satunya penyebab buruknya kualitas spermatozoa. 

Baca Juga: Penyebab Asthenozoospermia: Gejala dan Cara Mengobati

Varikokel dapat menjadi gangguan yang sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang. Untuk mencegah kondisi semakin memburuk, ada baiknya Anda segera mereservasi pemeriksaan diri setelah gejala awal di rumah sakit RS Bunda Group untuk penangan terbaik. Jika Anda tidak yakin untuk menentukan jadwal pemeriksaan yang tepat, pelajari jadwal dokter dari unit pilihan Anda. Laman informasi kami juga menyediakan pilihan-pilihan layanan kesehatan lainnya.