RS Bunda Group

Waspada! Berikut 8 Penyebab Kanker Paru-paru Selain Merokok

Selama ini selalu dikaitkan dengan aktivitas merokok yang dinilai negatif. Bahkan produk rokok terdapat peringatan mengenai risiko tersebut. Pada kenyataannya, bukan hanya perokok aktif saja yang memiliki kemungkinan terkena kanker paru-paru. Berikut adalah penjelasan kanker paru-paru dan penyebabnya selain dari merokok.

Baca Juga: Terapi Kanker Lebih Mudah dan Nyaman dengan Pemasangan Chemoport

Apa Itu Kanker Paru-paru

Kanker paru-paru adalah gangguan kesehatan yang berasal dari menurunnya fungsi organ tersebut karena adanya pertumbuhan jaringan tidak normal.. Kanker ini lebih banyak dialami oleh orang yang memiliki kebiasaan merokok dan merupakan satu dari tiga jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Berikut adalah jenis-jenis dari kanker paru-paru.

Baca Juga: RSM Oncology untuk Deteksi Dini Kanker

1.      KPKSK (Kanker paru-paru karsinoma sel kecil)

Ukuran selnya kecil-kecil menyebar dalam jumlah banyak dan luas. Tipe ini jarang dijumpai, hanya sekitar 10-15% saja orang yang mengidapnya. Hanya ditemukan pada perokok aktif baik pria maupun wanita.

2.      KPKBSK (Kanker Paru-paru Karsinoma Bukan Sel Kecil)

Kebalikan dari KPKBSK, tipe ini muncul dari penyebab kanker paru paru selain merokok. Kasusnya cukup tinggi dengan angka persentase 85-90%. Ukurannya besar, pertumbuhannya cepat, menyebar luas, pengobatan lebih sulit dilakukan. Terdapat 3 subtipe pada penyakit jenis KPKBSK, yaitu sel skuamosa karsinoma, adenokarsinoma, dan karsinoma sel besar. Subtipe adenokarsinoma lebih banyak dialami orang usia muda dan perempuan yang merupakan non-perokok.

Tanda-tanda yang Wajib Diwaspadai sebagai Gejala

Tanda-tanda penyakit wajib diketahui untuk menentukan penyebab kanker paru paru selain merokok. Anda harus waspada dan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut apabila mengalami tanda seperti berikut ini.

1.      Sesak nafas

Tanda awal paling sering diidentikkan dengan gangguan fungsi paru-paru. Tanda ini masih umum sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut. Untuk memastikannya Anda perlu datang langsung ke laboratorium atau rumah sakit.

2.      Batuk membandel

Batuk yang tidak kunjung sembuh dan cenderung memburuk saat malam hari merupakan tanda awal kanker paru. Baik batuk kering maupun berdahak dalam waktu lama hingga menyebabkan suara serak perlu diwaspadai.

3.      Penurunan berat badan secara drastis

Munculnya sel abnormal berpengaruh pada metabolisme. Kalori akan cepat terserap habis digunakan tubuh untuk melawannya sehingga menyebabkan berat badan penderita turun drastis yang disebut Cachexia (Kaheksia).

4.      Cepat lelah dan lemas

Aktivitas sel abnormal di dalam tubuh sangat memakan energi, sehingga menyebabkan cepat lelah dan lemas yang disebut dengan malaise. Kondisi ini umumnya diiringi dengan Kaheksia, komplikasi kanker yang menyebabkan berat badan pasien turun sangat drastis.

5.      Nyeri dada

Nyeri dada juga menjadi indikasi kanker paru-paru. Gangguan ini diakibatkan tekanan dari tumor yang membesar dan terasa saat tertawa, batuk, dan aktivitas berat.

6.      Infeksi berulang

Tanda lainnya yang cukup identik adalah mengalami infeksi berulang seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), bronchitis, atau pneumonia. Hal ini dipengaruhi sistem imun yang menurun sehingga bakteri cepat masuk dan berkembang.

8 Penyebab Kanker Paru-paru Selain Merokok

1.      Terpapar Gas Radon

Radon adalah gas radioaktif yang diproduksi secara alami ketika uranium, thorium, dan radium terurai di tanah, bebatuan, serta air. Radon sangat berbahaya karena tidak berbau, tidak berwarna, dan dapat masuk ke dalam tanah, berdifusi ke udara. Rumah terisolasi, minim ventilasi, area tanah kaya uranium, radium, thorium berisiko tinggi untuk terekspos dengan gas ini.

2.      Terpapar Asap Rokok atau Menjadi Perokok Pasif

Menjadi perokok pasif berarti tidak melakukan aktifitas merokok secara langsung namun terpapar asap secara terus-menerus. Baik asap langsung maupun aroma yang tertinggal di baju atau rambut tetap berbahaya.

3.      Paparan Asbes

Pekerja bangunan paling berisiko menghirup partikel halus dari bahan asbes. Jika terjadi dalam jangka panjang dapat muncul gejala gangguan sistem pernafasan hingga risiko kanker paru-paru.

4.      Polusi udara

Polusi udara dari asap kendaraan, pembakaran, membawa partikel kotor yang dapat mengendap dalam organ pernapasan. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan mengganggu kesehatan.

5.      Paparan Radiasi di Dada

Radiasi yang dihasilkan dari treatment kesehatan seperti pada kanker payudara atau limfoma hodgkins berisiko mutasi sel. Sel penyebab kanker paru-paru selain merokok tersebut dapat tumbuh abnormal dan menjadi tumor atau kanker.

6.      Riwayat Keluarga

Merupakan faktor penyebab paling tinggi. Apabila anggota keluarga memiliki riwayat kanker sebaiknya Anda melakukan skrining secara berkala sehingga kemungkinan adanya gangguan kesehatan yang sama segera diantisipasi.

7.      Efek Samping Asap saat Memasak

Memasak menggunakan tungku dan asap terlalu pekat dapat membahayakan kesehatan. Meski saat ini sudah digunakan alat masak lebih ramah, namun pada cara masak tertentu tetap terdapat risiko, terutama pada bahan makanan yang menimbulkan asap.

Baca Juga: Apa itu Kanker Tiroid? Penyebab dan Pengobatannya

8.      Terpapar Zat Karsinogen di Tempat Kerja

Karsinogen merupakan zat penyebab kanker. Jika Anda bekerja pada bidang yang erat berhubungan dengan zat-zat berbahaya seperti knalpot diesel, arsenic, asbes maka sebaiknya melakukan medical check up rutin.

Baca Juga: Pencegahan Kanker Serviks yang Perlu Bunda Ketahui

Sebagai langkah antisipasi kanker paru-paru, Anda bisa melakukan pemeriksaan berkala di RSU Bunda Padang, RSU Bunda Margonda, serta RSU Bunda Jakarta. Ketahui juga jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Kunjungi juga laman informasi kami untuk menemukan layanan-layanan kesehatan lainnya.

RSM Oncology untuk Penyintas Kanker

Bedah Onkologi (Surgical Oncology) adalah cabang ilmu dalam penganggulangan penyakit kanker dengan menitikberatkan aplikasi pembedahan dengan pengaplikasian modalitas lain seperti radioterapi, kemoterapi, imunoterapi, hormonal, terapi dan lainnya.

Baca Juga: RSM Oncology untuk Deteksi Dini Kanker

RSU Bunda Jakarta membuka RSM Oncology pada tanggal 4 Maret 2020, yang akan diresmikan oleh dr Ivan Sini MD FRANSCOG GDRM MMIS SpOG, selaku Komisaris Utama PT Bundamedik. Peresmian tersebut merupakan persembahan khusus atas dedikasi  dr. Rizal Sini, SpOG pendiri BMHS (Bundamedik Healthcare System).

RSM Oncology juga sudah menangani banyak kasus pasien kanker, dari kanker payudara, kanker serviks dan kanker ganas lainnya. Bersama tim dokter yang siap memberikan pelayanan untuk konsultasi dan perawatan berkualitas, RSM Oncology berspesialisasi dalam kemoterapi dan onkologi. Tim RS Bunda Group dan BMHS juga lakukan semuanya secara konsisten kepada pasien kanker dengan cara memperluas fasilitas perawatan.

Teknologi dan kemanusiawian

RSM Oncology berdiri dengan keyakinan bahwa pasien kanker harus mendapatkan manfaat dari pengobatan dengan teknologi baru, oncogemonic, sebagai personal terapi  yang relevan secara klinis.

Baca Juga: Pelajari Cara Kerja Kemoterapi RSM Oncology

Teknologi kedokteran maju pesat seiring dengan kebutuhan pasien, dengan demikian angka harapan hidup juga semakin tinggi. Inilah yang mendorong penciptaan RSM Oncology RSU Bunda Jakarta untuk menggabungkan teknologi kedokteran dengan pendekatan kekeluargaan untuk menguatkan harapan bertahan hidup penderita kanker.

RSU Bunda Jakarta  akan memberikan perlakuan khusus kepada para pasien kanker melalui perhatian tim medis tak berhenti sampai hanya di rumah sakit  saja. Ketika penyintas kanker sudah sampai rumah, Tim RSM Oncology masih akan memantau dan memberikan perhatian kepada pasien. Tak hanya dari sisi kemanusiaannya saja, tetapi juga mengedepankan teknologi terkini seputar pengobatan kanker.

Perawatan Onkologi di RSU Bunda Jakarta mampu melayani deteksi dini kanker, pembedahan dan kemoterapi berbagai jenis kanker yang di dukung oleh fasilitas dan tenaga medis handal dan terpercaya. Sebagai bentuk informasi dan edukasi berkaitan dengan RSM Oncology, RS Bunda Group mengadakan seminar onkologi dengan tema ‘Kanker dan Tatalaksananya’. Lebih dari 120 peserta menghadiri seminar ini, termasuk juga penyintas dari Yayasan kanker Indonesia, tenaga medis serta para undangan dengan pembicara :

  • Prof. Dr. dr. Aru W Sudoyo, SpPD, KHOM, FCAP
  • dr. Agus Rizal A.H Hamid, SpU (K), PhD
  • DR. dr. Diah Rini Handjari ,Sp.PA(K)
  • dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, SpOG (k) Onk
  • dr. Iskandar, Sp.B (K) Onk
  • dr. Patricia Mustika Widjaja, Sp.Rad (K)
  • dr. Ira Mistivani,  SpKFR(K)
  • dr. Dennis Jacobus, SpPK

Layanan Multidisiplin

Keberadaan RSM akan mempersingkat waktu diagnosis dengan awal pemberian terapi yang tepat. Klinik ini juga akan membantu pasien mendapatkan pelayanan terbaik. Hal ini dikarenakan anggota tim multidisiplin secara berkala mengadakan pertemuan yang sangat efektif. Pendekatan secara multidisiplin ini secara keseluruhan meningkatkan kualitas perawatan pasien kanker dan efektif biaya.

Baca Juga: Mengenal Apa itu Onkologi dan Peranannya Menangani Kanker

Satu hal yang perlu di garis bawahi, RSM Oncology dari RSU Bunda Jakarta tak sekadar memberikan pengobataan secara fisik. Yang terpenting adalah, bagaimana selalu membakar semangat hidup penyintas kanker dengan pendekatan dari hati dan manusiawi. Ketahui juga jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Kunjungi juga laman informasi kami untuk menemukan layanan-layanan kesehatan lainnya.

Mengenal Gejala Kanker Kulit: Jenis, Penyebab & Cara Mengobati

Kanker kulit menyebabkan degenerasi atau penurunan kemampuan kulit untuk memperbaiki diri dan akan menjadi fatal jika tidak segera menerima penanganan. Jika sudah terdeteksi sejak dini maka pengobatan lebih mudah serta dapat berdampak maksimal. Untuk itu Anda harus tahu seperti apa gejala kanker kulit.

Baca Juga: RSM Oncology untuk Penyintas Kanker

Kanker Kulit dan Gejalanya

Kanker kulit adalah kondisi abnormal yang terjadi pada jaringan kulit. Orang yang sering terpapar matahari memiliki risiko terbesar. Radiasi Ultraviolet dari matahari merusak sel dan menyebabkan mutasi genetik. Untuk gejalanya sendiri sangat bervariasi, mulai dari timbul benjolan pada kulit, bercak atau tahi lalat dengan ukuran yang tidak biasa, hingga rasa gatal pada kulit.

5 Jenis Kanker Kulit dan Gejalanya

Gejala kanker kulit menandakan tipe serta penyebabnya, Anda harus mengetahuinya untuk langkah pencegahan. Berikut adalah 5 jenis penyakit yang terdeteksi berdasarkan gejala dan tingkat bahayanya bagi penderita.

1.      Karsinoma Sel Basal

Pertumbuhan abnormal jaringan terjadi di bagian paling dalam lapisan terluar tubuh manusia. Lapisan terluar ini adalah epidermis. Tandanya adalah kemunculan benjolan pada kulit namun tidak menyebar.

2.      Karsinoma Sel Skuamosa

Sel yang tumbuh abnormal di bagian tengah dan paling luar dari epidermis. Paling banyak ditemui pada bagian tubuh yang sering terekspos seperti area muka, bibir, telinga, leher, tangan, serta kaki.

3.      Melanoma

Gejala kondisi termasuk munculnya tahi lalat yang mudah menyebar ke organ lain. Termasuk paling ganas sebab langsung menyerang pada melanosit (jaringan penghasil pigmen melanin).

4.      Actinic Keratosis

Disebut juga Solar Keratosis. Kondisi ini berasal dari kerusakan DNA oleh UVB yang memiliki panjang gelombang pendek. Rentan diderita orang yang sudah mengalami penuaan. Kanker kulit ini ditandai dengan kondisi bersisik, kering, serta kasar.

5.      Karsinoma Sel Merkel

Termasuk penyakit langka dan paling berbahaya. Kondisi ini memiliki gejala kemunculan bintik atau benjolan berwarna merah, atau merah muda mengkilap yang tidak menimbulkan nyeri. Pertumbuhannya cepat dan dapat muncul di bagian mana saja.

Penyebab Kanker Kulit

Kanker kulit disebabkan oleh berbagai kondisi yang dikategorikan dalam faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor tersebut dapat mengidentifikasi secara spesifik tipe penyakit serta cara pengobatannya, berikut penjelasannya.

1.      Faktor Internal

•         Riwayat Kanker Kulit

Faktor genetik merupakan penyebab paling besar karena orang dengan memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker kulit berisiko lebih tinggi untuk mengalaminya. Pada orang yang pernah mengalaminya, terdapat juga risiko kembali muncul penyakit tersebut.

•         Warna Kulit

Pemilik kulit putih lebih rentan terhadap risiko kanker. Melanin adalah pigmen atau zat pelindung, juga warna alami yang memberi warna pada mata, rambut, dan kulit seseorang yang menurun dari satu orang ke tiap keturunannya secara genetik. Semakin sedikit jumlah melanin dalam tubuh seseorang, semakin cerah warna tubuh, rambut, dan kulit orang tersebut. Semakin sedikit jumlah melanin pada sesorang, semakin mudah sel pada epidermis untuk rusak.

•         Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh mempengaruhi tingkat kerusakan lapisan epidermis, sehingga penderita HIV/AIDS paling berisiko untuk mengalami kanker ini.

•         Tahi Lalat

Banyak terdapat tahi lalat pada wajah, tangan, kaki? Hati-hati bisa jadi itu adalah kanker yang sedang berkembang. Jika jumlah dan ukurannya bertambah, segera periksakan diri.

2.      Faktor Eksternal

Selain faktor internal yang berasal dari dalam tubuh dan genetik, terdapat faktor eksternal. Pengaruh dari luar yang menimbulkan gejala kanker kulit. Berikut faktor eksternal yang wajib Anda perhatikan.

•         Terlalu Sering Terekspos Matahari

Jika Anda tinggal inggal di dataran tinggi atau wilayah tropis, Anda wajib mengenakan tabir surya setiap keluar rumah. Jika kulit selalu terekspos matahari langsung dalam waktu lama, risiko kanker lebih tinggi.

•         Terpapar Radiasi

Paparan radiasi yang berasal dari radioterapi dapat memunculkan gejala kanker kulit. Jika terpapar dalam dosis dan durasi tinggi, akan terjadi kerusakan terjadi bagian dalam epidermis atau karsinoma sel basal.

•         Bahan Kimia

Bahan kimia pada makanan, kosmetik, skincare, dapat menyebabkan kanker. Beberapa bahan tersebut meliputi arsenik, paraben dan sebagainya. Tipe-tipe bahan ini termasuk dalam kategori karsinogenik yang paling banyak didapat dari bahan-bahan pemutih.

Baca Juga: RSM Oncology untuk Deteksi Dini Kanker

Cara Mengobati Penyakit Kanker Kulit

Mengetahui gejala kanker kulit lebih dini akan memudahkan langkah pengobatan. Anda dapat segera memeriksakan diri untuk mengetahui tingkat perkembangannya kemudian melakukan pengobatan. Berikut beberapa cara mengobatinya.

1.      Krim

Cara pertama adalah penggunaan krim khusus. Diberikan pada pasien dengan kondisi penyakit masuk stadium awal atau stadium 0.

2.      Krioterapi

Metode medis untuk mematikan sel abnormal dengan cara pemberian suhu dingin. Suhu dingin tersebut dihasilkan dari nitrogen cair.

3.      Operasi

Operasi pengangkatan sel abnormal hingga ke jaringan akarnya. Dilanjutkan observasi untuk memastikan tidak ada sel kanker tertinggal.

4.      Kuretase

Pengangkatan atau pemotongan menggunakan metode kuret. Kemudian sisa sel yang tertinggal dibakar menggunakan jarum yang dipanaskan dengan listrik.

5.      Radioterapi

Metode radioterapi dilakukan dengan pemberian radiasi tinggi pada sel-sel abnormal. Diberikan kepada pasien stadium lanjut dimana sel kanker sudah menyebar luas.

6.      Kemoterapi

Terapi secara bertahap dengan pemberian obat baik dengan cara diminum atau disuntikkan. Prosesnya panjang dan umumnya terdapat efek samping pengobatan.

7.      Terapi Biologis

Terapi dengan memberikan zat-zat pendukung sistem kekebalan tubuh pasien, sehingga dengan sendirinya mampu melawan aktifitas sel-sel abnormal.

Baca Juga: Terapi Kanker Lebih Mudah dan Nyaman dengan Pemasangan Chemoport

Penanganan kanker yang dilakukan dengan tepat akan membawa hasil yang memuaskan bagi pasien. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan perawatan dan penanganan yang menyeluruh dan mendetail seperti di RSM Oncology dari RSU Bunda Jakarta. Ketahui juga jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Kunjungi juga laman informasi kami untuk menemukan layanan-layanan kesehatan lainnya.

Terapi Kanker Lebih Mudah dan Nyaman dengan Pemasangan Chemoport

Penderita kanker kini bisa mendapatkan terapi yang lebih mudah dan nyaman melalui pemasangan chemoport pada area yang ditentukan. Chemoport memiliki dua nama penyebutan lain, yakni cancer port dan juga mediport. Fungsinya sama, untuk membantu kemoterapi.

Baca Juga: Pelajari Cara Kerja Kemoterapi RSM Oncology

Sampai saat ini kanker merupakan penyakit yang masih belum ditemukan obatnya. Salah satu upaya penyembuhan adalah melalui operasi dan kemoterapi. Namun, efek samping dari kemoterapi kerap membuat rambut rontok hingga perut mual dan berat badan yang cenderung menjadi beban tersendiri bagi pasien.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli dan dokter juga kian mencari dan mengembangkan cara-cara untuk mengurangi beban efek samping ini. Salah satu hasil yang telah berhasil dicapai saat ini adalah chemoport. Perangkat ini disebut juga port kemoterapi, mediport, cancer port atau portacath.

Pemasangan chemoport dapat mengurangi peradangan pembuluh darah saat kemoterapi karena perangkat ini ditanam di bawah kulit, sehingga pemberian obat dengan IV (intravenous) lebih mudah dan mengurangi rasa sakit.

Kemoterapi dengan Chemoport

Tujuan pemasangan chemoport adalah untuk melancarkan akses pembuluh darah pasien kemoterapi. Salah satu faktor penyebab terasa nyeri pada pasien karena obat-obatan kemoterapi yang terlalu besar memasuki pembuluh darah dengan ukuran yang lebih kecil. Perbedaan ukuran ini mengakibatkan peradangan sampai nyeri terasa mengganggu ke seluruh tubuh. Konsumsi obat juga membuat pembuluh darah melemah.

Digunakannya chemoport adalah untuk meminimalisir rasa tidak nyaman pada para penderita kanker saat kemoterapi.

Dibutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk proses pemasangan cancer port oleh bedah ahli. Setelah itu, dilakukan observasi beberapa saat guna memastikan bahwa tidak ada keluhan maupun indikasi berbahaya lainnya setelah pemasangan alat dilakukan. Untuk proses pemasangan chemoport membutuhkan tenaga ahli anestesi demi memberikan bius pada area tertentu. Lokasi pasangnya disesuaikan dengan keluhan kanker, bisa di tangan, dada, kepala, dan area mana saja sesuai dengan letak kanker pada tubuh.

Menjaga kebersihan merupakan hal yang wajib diperhatikan dalam memaksimalkan kerja chemoport. Sangat dianjurkan melakukan perawatan perangkat selama 1,5 sampai 2 bulan sekali agar higienitas alat tetap terjaga dan dapat berfungsi dalam waktu lama.

Baca Juga: RSM Oncology untuk Penyintas Kanker

Prosedur Pemasangan

Lebih lengkap mengenai bagaimana prosedur pemasangan chemoport pada penderita kanker, Anda bisa melihat beberapa prosedur pasang berikut ini:

  • Sebelum penanaman alat, Anda dibaringkan di atas meja bedah dalam kondisi sadar.
  • Pemberian anestesi lokal ke area dada apabila pemasangan port pada tulang selangka.
  • Pembuatan dua sayatan kecil, diantaranya pada pangkal leher dan pada bagian bawah tulang selangka.
  • Memasukkan port ke sayatan di bawah tulang selangka serta pemberian kateter dari port sayatan leher.
  • Penutupan sayatan menggunakan perban guna mencegah infeksi dengan proses selama 30 sampai 45 menit.

Pemasangan chemoport di atas hanya dilakukan oleh profesional yang menggunakan metode aman dan nyaman bagi pasien. Karena sebelumnya sudah dibius atau diberikan anestesi, maka pasien tidak akan merasakan sakit selama proses dilakukan.

Selain karena alasan perkembangan teknologi medis, pemasangan chemoport juga memiliki banyak fungsi, diantaranya:

  • Mengurangi penggunaan jarum suntik.
  • Mengurangi ketidaknyamanan pasien dalam proses kemoterapi.
  • Dapat melakukan dua pengobatan sekaligus dengan memasang dua chemoport.
  • Tes darah dan kemoterapi bisa dilakukan bersamaan dengan adanya bantuan port.
  • Mengurangi efek iritasi karena obat tidak menyentuh kulit.

Risiko Pemasangan Chemoport

Meskipun tergolong aman serta nyaman bagi para pasien, namun ada beberapa risiko dari pemasangan chemoport pada tubuh. Efek samping tersebut meliputi beragam kondisi berikut:

  • Terjadinya infeksi pada bagian kulit yang disayat.
  • Adanya penyumbatan pada pemasangan kateter.
  • Adanya gumpalan darah karena posisi kateter terletak pada bagian bawah kulit.
  • Berpindahnya kateter dan port dari tempat semula.

Untuk menghindari berbagai risiko di atas, pasien bisa melakukan beberapa cara pencegahan, meliputi:

  • Ikuti petunjuk dari tenaga medis dan selalu berhati-hati ketika mandi apabila port masih terpasang pada tubuh.
  • Cuci tangan atau sterilkan area tangan sebelum menyentuh port.
  • Jaga supaya port tidak tenggelam.
  • Hindari aktivitas berlebih, seperti olahraga dan kemungkinan bertabrakan dengan orang lain.

Seiring waktu berjalan, inovasi di bidang kesehatan juga semakin banyak. Berbagai penyakit yang tadinya belum bisa ditangani sama sekali mulai menemukan jalan keluar dari berbagai metode terkini. Pengetahuan manusia dengan teknologi harus bersinergi secara bersama memerangi kanker.

Baca Juga: Wajib Tahu! Berikut 3 Cara Cek Kanker Payudara Sedari Dini

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai chemoport, Anda dapat berkonsultasi pada dokter atau ahli onkologi di RSU Bunda Jakarta. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Kunjungi juga laman informasi kami untuk menemukan layanan-layanan kesehatan lainnya.

Wajib Tahu! Berikut 3 Cara Cek Kanker Payudara Sedari Dini

Setiap orang perlu tahu cara cek kanker payudara dengan benar. Meski jarang, pria juga dapat mengalami kanker payudara, dan penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi bagi wanita selain kanker serviks. Kanker payudara terjadi akibat sel-sel jaringan pada organ tersebut tumbuh cepat tanpa kendali, merusak jaringan sehat di sekitarnya. Kanker payudara terbentuk di area lobulus atau kelenjar susu, saluran yang membawa susu (ductus). Pemeriksaan rutin sebagai deteksi dini bisa dilakukan mulai usia 20 tahun. Untuk usia 40-49 tahun dianjurkan melakukan Mammografi 1 tahun sekali dan usia 50-59 setiap 1-2 kali dalam setahun sebab risikonya yang lebih tinggi.

Baca Juga: Pencegahan Kanker Serviks yang Perlu Bunda Ketahui

Cara Cek Kanker Payudara secara Mandiri

Sebenarnya panduan pengecekannya cukup mudah, dapat dilakukan secara mandiri tanpa biaya atau peralatan khusus. Terdapat 3 cara yang dapat dilakukan di rumah tanpa bantuan tenaga medis. Berikut penjelasannya lebih lanjut:

1.  Cek Kanker Payudara di Depan Cermin

Berdiri di depan cermin pada posisi tangan lurus ke bawah. Perhatikan bentuk, permukaan kulit, ukuran serta bentuk puting untuk mencari perbedaan yang ada. Lanjutkan dengan melihat dari sisi bagian samping. Kemudian bungkukkan tubuh Anda dan raba payudara Anda untuk mencari bentuk yang menonjol, membentuk bulatan, dan sebagainya. Perhatikan juga apa terdapat cairan yang keluar dari puting, baik saat ditekan maupun tidak.

2.  Deteksi Kanker Payudara Saat mandi

Cara cek kanker payudara juga dapat dilakukan saat mandi. Angkat satu tangan ke arah belakang kepala, kemudian tangan satu lagi meraba bagian demi bagian terutama keluar menuju arah ketiak Anda. Rasakan dengan seksama apakah terdapat benjolan atau bagian yang terasa keras. Ulangi langkah serupa untuk bagian satu lagi. 

Baca Juga: Apa itu Kanker Tiroid? Penyebab dan Pengobatannyaa

3. Periksa Payudara Saat Berbaring

Posisi berbaring memungkinkan payudara mendatar sehingga lebih leluasa ketika memeriksa. Lumuri telapak tangan dan jari dengan krim atau gel tubuh agar licin sehingga lebih mudah untuk menelusuri permukaan kulit Anda. Angkat tangan kanan ke belakang kepala dan mulai dengan jari tangan kiri Anda di area paling luar payudara dengan gerakan memutar searah jarum jam. Pindahkan jari ke area agak dalam ulangi gerakan serupa secara perlahan. Lakukan perabaan hingga ke area areola atau dekat puting. Setelah selesai, lakukan pada bagian berikutnya. Perabaan dilakukan dengan pelan agar dapat merasakan jika ada benjolan kecil atau tidak.

Perubahan Pada Payudara yang Wajib Diwaspadai

Pemeriksaan secara mandiri dapat dilakukan kapan saja setiap waktu, namun akan lebih efektif dalam kurun 7 hingga 10 hari setelah menstruasi selesai karena bentuk tubuh dapat dipengaruhi oleh hormon. Faktor usia, pola makan, dan olahraga dapat menjadi penyebab adanya perubahan pada tubuh. Selain melakukan pemeriksaan secara mandiri dengan perabaan dan pengamatan terdapat perubahan yang perlu Anda waspadai.

Baca Juga: Mengenal Gejala Kanker Kulit: Jenis, Penyebab & Cara Mengobati

Berikut diantaranya:

  1. Salah satu cara cek kanker payudara paling mudah diamati adalah ada atau tidaknya benjolan. Umumnya tidak terasa sakit dan ukurannya kecil kurang dari 2 cm.
  2. Perubahan warna, muncul kemerahan seperti iritasi, penebalan, atau tekstur menyerupai kulit jeruk. Perubahan ini sering dianggap karena infeksi, namun bisa jadi indikasi penyakit yang lebih berat. 
  3. Puting nyeri, namun tidak selalu dirasakan terutama saat tidak ada sentuhan. Keluar cairan tidak normal atau bentuknya seperti masuk ke bagian dalam. Ini merupakan gejala kanker stadium 1 yang harus segera diatasi.
  4. Tumbuh benjolan di area bawah ketiak. Jaringan payudara bentuknya melebar, melalui kelenjar getah bening sel kanker dapat menyebar ke area bawah ketiak ditandai dengan terbentuknya benjolan.

Apa yang Harus Dilakukan Apabila Mengalami Gejala di atas

Setelah mengetahui cara cek kanker payudara secara mandiri serta mengenali cirinya, Anda dapat melakukan langkah penanganan paling tepat sebelum bertambah parah hingga sulit disembuhkan. Konsultasikan perubahan sekecil apapun yang ditemui ketika melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) kepada dokter spesialis terdekat di kota Anda. Skrining melalui sesi wawancara untuk mengetahui apakah terdapat riwayat secara genetis. Selanjutnya dokter akan memeriksa fisik secara menyeluruh untuk memastikan apakah benar merupakan gejala awal kanker. Anda akan mendapatkan terapi setelah dinyatakan positif untuk menekan pertumbuhan sel penyebab kanker.

Baca Juga: Apa Itu Kanker Endometrium: Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

Kanker dalam bentuk apapun, merupakan salah satu penyakit yang paling berbahaya dan cukup fatal. Bila Anda tidak yakin dengan cara cek kanker payudara Anda sendiri, reservasikan diri Anda di RSU Bunda Jakarta untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang lebih valid. Ketahui juga jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group.

Pelajari Cara Kerja Kemoterapi RSM Oncology

Cara kerja kemoterapi menyembuhkan pasien kanker adalah dengan menghambat serta menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker di dalam tubuh pasien. Kemoterapi sebagai metode pengobatan menggunakan obat kimia sangat kuat dalam penanganan kanker. Metode ini juga digunakan dalam pengobatan penyakit sumsum tulang belakang, gangguan sistem imunitas, serta penyakit lupus.

Baca Juga: Pencegahan Kanker Serviks yang Perlu Bunda Ketahui

Dalam penerapannya, kemoterapi juga dipadukan dengan penggunaan obat kimia, terapi hormon, operasi, dan radioterapi agar maksimal. Cara kerja kemoterapi bekerja ke seluruh tubuh pasien sehingga sering menyebabkan efek samping dalam jangka beberapa bulan secara intensif. Oleh sebab itu, pasien di bawah penanganan akan membutuhkan pengawasan berkala.

Cara Kerja Kemoterapi yang Perlu Diketahui

Umumnya, cara kerja kemoterapi dapat diberikan dalam bentuk tablet minum. Namun, kebanyakan obat diberikan dengan metode intravena menggunakan infus dan obat dialirkan dari kantong yang dihubungkan ke vena menggunakan selang PICC.

Selang dipasang ke dalam vena lengan selama terapi dan dihubungkan dengan pompa yang diatur secara otomatis mengatur jumlah serta kecepatan aliran obat untuk memperlancar proses penanganan. Penyaluran obat juga dapat dilakukan menggunakan selang dimasukkan ke dalam dada pasien dan disambungkan pada vena dekat dengan jantung disebut central line. Beberapa pasien juga memilih untuk memasang selang pada vena punggung tangan langsung.

Baca Juga: Wajib Tahu! Berikut 3 Cara Cek Kanker Payudara Sedari Dini

Kanker organ seperti usus, lambung, hati, dan ovarium membutuhkan kemoterapi melalui rongga perut, sedangkan pengobatan kanker kulit dilakukan terapi dalam bentuk krim dan dioleskan dari luar. Dengan demikian, secara garis besar cara kerja kemoterapi adalah dengan menyalurkan obat ke dalam darah hingga ke seluruh tubuh untuk menargetkan sel-sel abnormal yang sedang membelah diri dan  menekan perkembangbiakannya.

Berbagai Macam Manfaat Kemoterapi

Kemoterapi merupakan salah satu prosedur pengobatan yang membutuhkan periode waktu yang cukup lama dan umumnya memiliki efek samping yang cukup signifikan. Cara kerja kemoterapi memiliki sejumlah manfaat yang tidak kalah besarnya seperti berikut:

  1. Memperkecil ukuran tumor ganas dengan menekan laju pertumbuhan dan perkembangbiakan sel, sehingga mengecilkan tumor dan penyebaran tumor ganas dapat ditekan lebih cepat dan aman.
  2. Menghambat penyebaran tumor ganas atau kanker ke organ atau bagian tubuh lain. Cara kerja kemoterapi mengikuti aliran darah sesuai penanganan yang digunakan sehingga lebih aman untuk mengatasi masalah penyakit seperti ini.
  3. Meningkatkan efektivitas metode pengobatan lain yang lebih aman. Kemoterapi dikombinasikan dengan radioterapi pada perawatan mulai dari pra-operasi maupun pasca sehingga dapat meringankan rasa sakit yang timbul akibat tumor ganas.  Di sini aktivitas sel ditekan sehingga nyeri yang timbul menjadi berkurang.

Efek Samping dari Kemoterapi

Dibalik efektivitasnya kemoterapi memiliki efek samping, radiasi kuat yang digunakan juga merusak sel bagian tubuh lain seperti kuku, rambut, kulit sampai saluran pencernaan. Selain itu juga menyebabkan gangguan seperti berikut ini:

  1. Mual dan muntah. Efek ini dapat diatasi dengan mengonsumsi obat anti mual dan lemas bisa diatasi dengan relaksasi. Karena cara kerja kemoterapi  juga dapat menimbulkan infeksi, biasakan mencuci tangan dan menjaga kebersihan. Terdapat juga efek anemia sehingga pasien perlu menjaga pola tidur teratur.
  2. Penurunan selera makan, konsumsi buah, sayur dan suplemen. Demam, mengompres dan minum obat pereda demam. Seriawan, minum es untuk meredakan nyeri. Penurunan daya ingat, sering membaca dan lakukan senam otak.

Efek samping dapat dialami setelah pasca terapi umumnya merupakan indikasi gejala kanker sekunder.

Baca Juga: Terapi Kanker Lebih Mudah dan Nyaman dengan Pemasangan Chemoport

Untuk konsultasi dan penanganan onkologi secara menyeluruh, Anda dapat mengunjungi RSU Bunda Jakarta. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group.

Pencegahan Kanker Serviks yang Perlu Bunda Ketahui

Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim. Penyakit ini menyerang sel-sel rahim umum dialami oleh wanita yang berusia 30 tahun ke atas. Kanker ini umumnya tidak didahului dengan gejala yang khas, sehingga gejala-gejala tersebut kerap kali diabaikan. Oleh karena itu,  pencegahan kanker serviks sangat penting dilakukan terutama bila diketahui sejak dini untuk tahap pengobatan pada kanker serviks pun dapat memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Berikut adalah pencegahan kanker serviks yang dapat Anda lakukan.

Baca Juga: Mengenal Apa itu Onkologi dan Peranannya Menangani Kanker

Pencegahan Kanker Serviks yang Dapat Dilakukan

Salah satu penyebab kanker serviks adalah Human Papilomavirus (HPV) yang terjangkit melalui kontak seksual. Anda dapat melakukan pencegahan kanker serviks dengan mengurangi gaya hidup pergaulan bebas, menggunakan pelindung seperti kondom saat berhubungan, juga hanya berhubungan dengan satu pasangan saja. Beberapa tindakan pencegahan juga dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

1. Pencegahan Kanker Serviks Dengan Melakukan Pemeriksaan

Pemeriksaan pertama dapat Anda laksanakan adalah pap smear. Langkah ini dilakukan melalui pemeriksaan pada leher rahim. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan pra kanker atau sel yang akan terbentuk, salah satu indikasi awal kanker serviks. Pemeriksaan pap smear dianjurkan untuk wanita yang telah berusia 21 tahun dan rutin dilakukan tiap 3-4 tahun sekali.

Baca Juga: RSM Oncology untuk Deteksi Dini Kanker

Menginjak usia 30 tahun, Anda dapat melakukan tes DNA HPV dimana untuk mengetahui keberadaan virus di dalam rahim. Pemeriksaan ini perlu dilakukan setidaknya 5 tahun sekali, bila perlu lakukan pencegahan dengan melakukan vaksinasi pada rentang usia 9 sampai 26 tahun. Langkah ini dipercaya sebagai pelengkap memberikan ketahanan yang lebih efektif.

2. Pencegahan Kanker Serviks dengan Menjaga Kebersihan

Upaya selanjutnya yang harus dilakukan adalah menjaga kebersihan vagina, terutama saat Anda sedang menstruasi. Bisa menggunakan cairan antiseptik khusus kewanitaan yang sudah tersedia di berbagai pasaran dan sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter untuk produk yang dipilih. Paling penting terdapat adanya kandungan povidone iodine yang akan membantu membersihkan area kewanitaan tersebut.

Baca Juga: Vaksin HPV Gardasil untuk Jaga Kesehatan Organ Reproduksi

Upaya pencegahan juga bisa dilakukan dengan berhenti kebiasaan merokok, apa hubungannya? Menurut penelitian, mereka yang suka merokok cenderung kesulitan dalam menghadapi virus, karena racun pada rokok itu sendiri.

Sifatnya adalah oksidatif, sehingga saat melawan virus yang masuk ke dalam tubuh, kekuatan imun akan menurun. Oleh karena itu cobalah menghindari rokok mulai sekarang.

Baca Juga: 7 Kondisi Pada Wanita yang Harus Mengalami Histerektomi Total

Untuk informasi pencegahan kanker serviks lainnya Anda bisa melakukan konsultasi dengan kami di RSU Bunda Jakarta. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Kunjungi juga laman informasi untuk mendapatkan keuntungan lainnya dari layanan kesehatan kami.