RS Bunda Group

Aneurisma Otak: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Aneurisma otak adalah pembesaran atau penonjolan pembuluh darah otak akibat melemahnya dinding pembuluh darah. Penonjolan ini akan terlihat seperti buah berry yang menggantung. Ketika pembesaran tersebut pecah atau mengalami kebocoran, akan terjadi perdarahan selama beberapa detik. Meski hanya sebentar, bocoran darah bisa menyebabkan kerusakan pada sel di sekitarnya, bahkan membunuh sel lain.

Baca Juga: Hipertensi Emergensi, Kondisi Darurat yang Butuh Tindakan Cepat

Aneurisma otak yang membesar dan pecah bisa menyebabkan perdarahan dan kerusakan otak. Jika terjadi pada batang otak, aneurisma otak bisa menyebabkan terjadinya stroke batang otak.

Aneurisma otak dapat menyerang siapapun, namun wanita berusia 40 tahun ke atas sering menjadi penderita penyakit ini Otak merupakan organ paling penting pada tubuh manusia dan memerlukan perlindungan maksimal. Jika Anda merasakan hal-hal ganjal dari otak Anda, segera reservasikan diri Anda untuk pemeriksaan di RSM Oncology RSU Bunda Jakarta.

Penyebab Aneurisma Otak dan Faktor Risikonya

Penyakit ini terjadi karena pelemahan dinding pembuluh darah di bagian otak, sehingga terjadi penggelembungan berbentuk seperti balon. Hal ini terjadi ketika aliran darah menekan dinding pembuluh darah, kemudian muncul gejala. Pembuluh darah penderita bisa pecah jika tidak segera menerima penanganan dan menjadi perdarahan subarachnoid.

Penyebab pelemahan dinding pembuluh ini tidak diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor risiko yang memperparah kondisi tersebut. Berikut adalah sejumlah penyebabnya:

1. Usia

Orang berusia di atas 40 tahun mengalami peningkatan risiko aneurisma, karena pertambahan usia menyebabkan dinding pembuluh melemah. Kemampuan regenerasi sel dan jaringan akan melambat seiring pertambahan usia, inilah alasan lansia sangat rentan terkena berbagai penyakit. Itulah mengapa, meskipun sudah berumur, semua orang wajib menjaga kesehatan.

2. Tekanan Darah

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, ketika terjadi hipertensi tekanan pada dinding pembuluh semakin kuat akibat aliran darah serta tekanannya meningkat. Sebaiknya hindari pemicu hipertensi seperti makanan berlemak dan asin.

3. Cedera Kepala

Apabila Anda pernah mengalami cedera di bagian otak atau kepala maka risiko terjadi aneurisma otak juga ikut meningkat. Berbagai benturan dengan benda tumpul pada kepala dapat menyebabkan cederea otak.

4. Alkohol

Kecanduan atau konsumsi alkohol secara berlebihan akan meningkatkan tekanan darah pemicu penyakit hipertensi. Seperti penjelasan sebelumnya, hipertensi akan menyebabkan tekanan pada dinding pembuluh, hingga stroke dan aterosklerosis.

Baca Juga: Waspada! 12 Penyakit Akibat Komplikasi Hipertensi

5. Penurunan Hormon Estrogen

Jenis kelamin juga mempengaruhi tingkat faktor risiko. Aneurisme otak lebih sering menyerang pasien berjenis kelamin wanita daripada pria karena pelemahan elastisitas pembuluh darah akibat penurunan hormon estrogen.

Wanita yang sudah mengalami menopause maka produksi hormon estrogen semakin menurun. Faktor usia yang semakin bertambah bukanlah hal yang dapat Anda hindari, oleh karena itu penting untuk memiliki gaya hidup sehat. Perawatan untuk aneurisma bisa berbeda-beda tergantung lokasi, tingkat keparahan, ukuran, serta kondisi (sudah pecah, bocor, atau tidak).

Untuk meredakan sakit kepala dan sakit mata, Anda dapat mengonsumsi obat nyeri. Apabila letak pembesaran masih terjangkau, maka proses pembedahan dapat memotong atau memperbaiki aliran darah untuk mencegah pertambahan ukuran, pecah, atau kebocoran.

Gejala Aneurisma Otak

Sebagian besar penyakit aneurisma di otak yang tidak bocor atau pecah akan menimbulkan gangguan kesehatan penderita. Penyakit ini sering terdeteksi ketika sedang melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan lainnya.

Untuk mengantisipasi, ada beberapa gejala utama yang perlu Anda perhatikan, seperti:

  • Pusing
  • Mengalami nyeri pada wilayah sekitar mata
  • Keseimbangan tubuh terganggu
  • Kesulitan berbicara
  • Sulit berkonsentrasi
  • Penurunan daya ingat
  • Gangguan penglihatan
  • Kelopak mata turun

Ketika kondisinya semakin parah, misalnya mengalami kebocoran darah yang mengakibatkan pusing secara tiba-tiba, gelembung berisiko pecah. Ketika pecah, gejalanya akan berbeda dengan sebelumnya.

Pemeriksaan

Saat pemeriksaan, dokter akan memulai diagonsis dengan menanyakan informasi gejala, riwayat penyakit pribadi dan keluarga. Kebiasaan Anda juga menjadi bagian dari pertanyaan. Pemeriksaan penunjang lainnya adalah langkah untuk mengkonfirmasi diagnosis, misalnya CT Scan.

Ketika melakukan CT Scan, pasien akan berbaring kemudian diberi zat kontras untuk membantu melihat gambar pembuluh darah. Kemudian, terdapat pemeriksaan MRI, mirip dengan CT Scan, di mana pasien akan berbaring untuk melihat gambar pembuluh darahnya. Aneurisma berukuran 3-5 mm dapat dideteksi menggunakan pemeriksaan CT Scan dan MRI.

Tenaga medis juga bisa mengetahui titik lemah pada pembuluh dengna menggunakan angiogram. Pasien akan diberikan bius kemudian dokter akan memasukkan sejenis selang melalui kaki sampai kepala. Pemeriksaan penunjang lainnya yaitu pemeriksaan cairan Serebrospinal (tulang belakang), yang akan dokter ambil menggunakan jarum khusus. Proses ini dilakukan agar tanda perdarahan terlihat, dalam prosesnya bisa juga tidak terlihat.

Baca Juga: Jaga Kesehatan, ini 11 Penyebab Hipertensi dan Pencegahannya

Jika terjadi gejala-gejala aneurisma otak, Anda harus langsung memeriksakannya ke unit medis terdekat. Untuk mendapatkan layanan tersebut, Anda bisa reservasi terlebih dahulu di RSM Oncology RSU Bunda Jakarta. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Kunjungi juga laman informasi kami untuk menemukan layanan-layanan kesehatan lainnya.

Angioplasti: Penyelamat Penyempitan Jantung

Angioplasti, juga dikenal sebagai angioplasti balon dan angioplasti transluminal perkutan, adalah prosedur endovaskular yang minimal invasi. Prosedur ini digunakan untuk memperlebar arteri atau vena yang menyempit atau tersumbat, biasanya untuk mengobati aterosklerosis arteri. Prosedur angioplasti saat ini sudah menjadi pengobatan standar untuk penyumbatan atau penyempitan arteri jantung, menggantikan bedah bypass atau bedah konvensional lainnya.

Baca Juga: Mengenal 3 Jenis Operasi Bedah Jantung di Bunda Heart Centre

Prosedur angioplasti dilakukan dengan memasukkan kateter, suatu alat seperti selang tipis yang lentur, ke dalam pembuluh darah  koroner, melalui kateter itu juga dimasukkan stent atau ring jantung, suatu tabung kawat kecil berjaring, dengan menggelembungkan balon kecil di bagian pembuluh darah yang tersumbat untuk membantu melancarkan pembuluh darah salurannya.

Tindakan ini membutuhkan keahlian dan fokus mendetail sehingga hanya dilakukan oleh tenaga medis yang ahli dan telah berpengalaman seperti dokter Bunda Heart Center di RSU Bunda Jakarta. Reservasikan kunjungan Anda untuk konsultasi dan informasi lebih lanjut.

Sebagian jenis stent ini dilapisi obat-obatan, drug eluting stent atau DES, yang akan membantu menjaga aliran darah dalam pembuluh darah tetap lancar, tanpa ada penyempitan baru di tempat yang sama. Pemasangan stent bertujuan membuka dinding pembuluh darah dan mencegahnya kembali menyempit.

Angioplasti berperan mengatasi gangguan kesehatan berikut, seperti:

Aterosklerosis

Suatu keadaan terjadinya pengerasan dinding pembuluh darah yang terjadi akibat penumpukan plak. Plak merupakan campuran yang berisi kalsium, kolesterol, komponen penyebab kekentalan darah, dan lemak darah.

Serangan jantung

Kondisi  gawat darurat jantung, dimana terjadi aliran darah mendadak berhenti karena ada plak yang robek, menyebabkan penyumbatan mendadak pembuluh darah koroner.

Prosedur Angioplasti

Dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sebagai pertimbangan dokter, pasien akan menjalani angiogram koroner untuk mengetahui lokasi tepatnya penyempitan pembuluh darah tersebut. Pemeriksaan ini juga untuk mengetahui secara pasti bahwa penyempitan atau penyumbatan yang terjadi dapat ditangani dengan angioplasti.

Angioplasti dilakukan melalui kateterisasi jantung, dengan membuat sayatan kecil pada kulit tungkai, lengan atau pergelangan tangan. Kateter kecil akan masuk ke dalam pembuluh darah menuju pembuluh darah jantung yang tersumbat atau menyempit. Balon di ujung kateter akan digembungkan dan dikempiskan beberapa kali pada pembuluh darah, sampai dinding pembuluh benar-benar mengembang dan kateter dikeluarkan. Nyeri dada bisa terjadi selama proses angioplasti karena saat balon dikembangkan, aliran darah ke jantung sedikit terhambat.

Selama menjalani prosedur, pasien akan dibius lokal dan alat rekam jantung akan memonitor denyut jantung pasien.

Baca Juga: Cek Kesehatan Jantung dengan CT Calcium Score di Bunda Heart Center

Peringatan Sebelum Prosedur

Setelah proses angioplasti selesai, jantung pasien akan dipantau di rumah sakit selama beberapa waktu. Prosedur ini tidak dapat dilakukan pada semua orang yang mengalami sakit jantung. Beberapa orang yang mengalami kondisi berikut disarankan untuk tidak menjalani angioplasti:

  • Penyempitan terjadi pada pembuluh darah utama yang membawa darah ke jantung kiri.
  • Otot jantung lemah.
  • Menderita lebih dari satu penyakit yang menyerang pembuluh darah.
  • Menderita diabetes.
  • Terdapat lebih dari satu penyumbatan pembuluh darah.

Baca Juga: Tes Kesehatan Jantung Anda dengan Teliti di Bunda Heart Center

Penyempitan jantung merupakan salah satu gangguan kesehatan yang harus ditangani. Jika Anda mulai merasakan gejala yang tidak biasa pada jantung Anda, segera reservasi pemeriksaan diri ke Bunda Heart Center di RSU Bunda Jakarta. Demi menemukan waktu reservasi terbaik, ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda. Anda juga dapat mengunjungi laman informasi kami untuk menemukan layanan-layanan kesehatan lainnya.

Mengenal 3 Jenis Operasi Bedah Jantung di Bunda Heart Center

Jantung adalah salah satu organ paling vital dalam tubuh, sehingga prosedur operasi bedah jantung merupakan salah satu prosedur yang memerlukan tenaga medis serta fasilitas yang sangat memadai untuk menjamin keberhasilannya.

Baca Juga: Cek Kesehatan Jantung dengan CT Calcium Score di Bunda Heart Center

Jantung memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh, sehingga nutrisi serta oksigen yang dibawa oleh darah dapat tersalurkan ke semua organ. Kerusakan hingga kegagalan fungsi organ ini bisa menyebabkan berbagai penyakit hingga kematian. Mulai dari serangan jantung, coronary heart disease, aritmia, kardiomiopati, dan beberapa kondisi lainnya.

BMHS (Bundamedik Healthcare System) melalui unit layanan Bunda Heart Centre menyediakan 3 jenis Prosedur bedah jantung untuk menangani pasien, antara lain coronary artery bypass graft surgeryvalve repair or replacement surgery, dan operasi kelainan jantung bawaan. Berikut ini merupakan penjelasan lengkap akan 3 jenis operasi jantung tersebut

Baca Juga: Tes Kesehatan Jantung Anda dengan Teliti di Bunda Heart Center

1. Operasi Bedah Jantung Coronary Artery Bypass Graft (CABG)

Arteri koroner adalah salah satu bagian penting yang bisa tersumbat atau terjadi penyempitan. Jika pembuluh tersebut tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya, maka diperlukan pencangkokan dari pembuluh darah pada bagian tubuh lain. Oleh karena itu, prosedur bedah ini juga disebut dengan operasi pintas pembuluh darah untuk mengatasi penyumbatan pada pembuluh darah lama yang membuat aliran darah menjadi tidak lancar dan memicu banyak gangguan pada organ lainnya. Operasi pintas pembuluh darah dilakukan dengan cara membuat aliran pembuluh darah baru. Prosedur coronary artery bypass graft surgery dilakukan pada pasien penderita penyakit coronary heart disease.

Prosedur operasi pintas pembuluh darah ini biasanya direkomendasikan bagi penderita penyakit jantung koroner dengan penyempitan pembuluh darah lebih dari satu sehingga kerja bilik kiri jantung terganggu. Selain itu, kondisi penyumbatan pembuluh darah arteri yang tidak bisa ditangani dengan prosedur pelebaran lumen juga disarankan untuk melakukan pembedahan jenis ini. Prosedur pada lansia biasanya memiliki risiko pascaoperasi lebih besar.

2. Operasi Bedah Jantung Valve Repair or Replacement

Jenis Prosedur bedah pada organ jantung lainnya adalah valve repair or replacement surgery atau operasi perbaikan/penggantian katup jantung. Jantung terbagi atas 4 ruang dengan katup-katup pembatas yang harus tertutup rapat.

Katup (valve) tersebut berfungsi agar aliran darah terjadi secara satu arah. Jika terjadi kebocoran pada katup, maka akan mengakibatkan aliran darah bolak-balik, sehingga aliran darah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Penyakit katup jantung terjadi jika terdapat kerusakan fungsi karena tidak bisa menutup atau membuka secara sempurna, yang menyebabkan aliran darah menjadi terganggu. Untuk mengatasinya, diperlukan perbaikan atau penggantian katup lewat tindakan operasi.

3. Operasi Bedah Kelainan Jantung Bawaan

Gangguan jantung ini ada banyak jenisnya, salah satunya yaitu penyakit jantung bawaan (PJB). Sesuai dengan namanya, PJB adalah kelainan yang telah ada sejak lahir. Kondisi PJB menyebabkan gangguan pada aliran darah. Gangguan aliran tersebut tentunya bisa berakibat fatal sehingga harus mendapat penanganan secara intensif sejak dini. Kondisi ini menimbulkan efek yang beragam, sehingga penanganannya juga perlu disesuaikan dengan keadaan.

Jantung bertugas memompa darah dari dan ke seluruh tubuh. Ada aliran darah kotor dan bersih yang menempati ruang jantung secara terpisah. Apabila terjadi kebocoran tentunya dapat menyebabkan pencampuran aliran tersebut. Hal ini menimbulkan dampak fatal bagi jantung dan tubuh. Sebagian kasus PJB hanya memerlukan pemantauan secara rutin, sedangkan pada beberapa kasus lainnya diperlukan prosedur operasi atau bahkan transplantasi.

Baca Juga: Angioplasti: Penyelamat Penyempitan Jantung

Semua bentuk gangguan jantung tersebut perlu mendapat penanganan maksimal, termasuk operasi. Melalui Bunda Heart Centre di RSU Bunda Jakarta, Anda bisa mengakses layanan prosedur operasi bedah jantung maksimal agar segera sembuh. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Kunjungi juga laman informasi kami untuk menemukan layanan-layanan kesehatan lainnya.

Kenali Fungsi Kerja Jantung Anda

Fungsi utama  jantung adalah untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan menampungnya kembali setelah organ paru-paru membersihkan darah tersebut. Jantung menyediakan dan mengalirkan oksigen darah ke seluruh tubuh, serta membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida).

Baca Juga: 10 Gejala Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak, Bunda Wajib Tahu

Untuk melaksanakan fungsi tersebut, jantung mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke paru-paru dengan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. 

Jantung mendistribusikan darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru keseluruh  jaringan tubuh manusia. Bertambahnya usia seseorang akan sangat berpengaruh terhadap fungsionalitas jantung itu sendiri.

Jantung bekerja secara terus menerus selama manusia hidup, dan hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan fungsi jantung secara berangsur akan mengalami penurunan. 

Fungsi jantung dapat menurun dengan drastis apabila terdapat keadaan lain yang mempengaruhi fungsi jantung itu sendiri, seperti infeksi otot jantung atau selaput otot miokarditis atau perikarditis, berkurangnya oksigen karena penyempitan pembuluh darah yang menyuplainya. Kondisi ini merupakan penyakit jantung koroner, bertambahnya massa otot karena meningkatnya tekanan, dan sebagainya.

Jika Anda mengalami gangguan pada jantung meski tidak sedang berada dalam kondisi yang membuat jantung bekerja keras, segera reservasikan pemeriksaan ke unit spesialis jantung seperti Bunda Heart Center di RSU Bunda Jakarta.

Cara Kerja Jantung

Jantung memiliki mekanisme berulang dan berlangsung terus menerus (siklus jantung atau denyut jantung). Melalui mekanisme ini, jantung berkonstraksi untuk mengosongkan isi jantung dan melakukan relaksasi guna pengisian darah. 

Selama siklus berlangsung, jantung melakukan sebuah periode sistol, yaitu periode saat berkontraksi dan mengosongkan isinya (darah). Periode ini berguna untuk relaksasi dan pengisian darah pada jantung.

Baca Juga: Tes Kesehatan Jantung Anda dengan Teliti di Bunda Heart Center

Pada periode ini, kedua serambi jantung mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan pula untuk melakukan mekanisme tersebut. 

Sel otot jantung melakukan kontraksi untuk memompa darah yang dicetuskan oleh sebuah potensi aksi dan menyebar melalui membrane sel otot. Ketika melakukan kontraksi, jantung menjadi berdenyut secara ‘berirama’ karena potensi aksi kegiatan jantung itu sendiri. Pergerakkan ini muncul dari aliran listrik mekanisme jantung saat melakukan kontraksi atau memompa dan melakukan relaksasi.

Aliran Listrik dalam Jantung

Beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan Ca++ mempengaruhi mekanisme aliran listrik yang menimbulkan aksi tersebut, sehingga apabila terjadi gangguan pada kadar elektrolit tersebut, maka akan menimbulkan gangguan pula pada mekanisme aliran listrik pada jantung manusia. 

Otot jantung menghasilkan arus listrik dan menyebar ke jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh. Pengaliran arus listris ini mencapai permukaan tubuh, misalnya pada permukaan dada, punggung atau pada pergelangan atas tangan yang ElectroKardioGram (EKG) deteksi dan rekam.

Memantau Jantung dengan ElectroKardioGram (EKG)

EKG merekam aktifitas listrik tubuh yang dari aliran listrik jantung yang muncul ke permukaan tubuh. Berbagai komponen pada rekaman EKG dapat dikorelasikan dengan berbagai proses spesifik di jantung. EKG dapat mendiagnosis kecepatan denyut jantung yang abnormal, gangguan irama jantung, serta kerusakan otot jantung dari aktivitas listrik yang dapat memicu aktivitas secara mekanis. Apabila terjadi kelainan pola listrik, maka ada kelainan mekanis atau otot jantung manusia.

Baca Juga: Inilah Manfaat Pepaya bagi Kesehatan Jantung

Setiap darah yang kehabisan oksigen dan mengandung terlalu banyak darah kotor (carbondiocsida), dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena besar untuk menuju ventrikel kanan. Hal ini berlangsung setelah pada atrium kanan terisi darah, yang selanjutnya mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Katub pulmoner kemudian memompa mdarah elalui ke dalam arteri pulmonalis dan menuju ke paru-paru. 

Dari paru-paru, darah mengalir melalui pembuluh kapiler, dan mengelilingi kantong udara pada paru-paru dan menyerap oksigen untuk melepaskan karbondioksida guna mengalirkan darah ke dalam vena pulmonalis menju ke atrium kiri.

Jalur Peredaran Darah di Jantung

Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Ketika darah berada pada atrium kiri, selanjutnya didorong menuju ventrikel kiri, da selanjutnya akan memompa darah bersih melalui katup aurta masuk ke dalam aorta yang merupakan arteri terbesar dalam tubuh manusia. 

Penurunan Fungsi Jantung Tidak Normal

Penurunan fungsi jantung dapat terjadi karena bertambahnya usia. Jika fungsi jantung menurun, maka kinerja jantung yang tidak normal juga akan menimbulkan penyakit jantung. Fungsi jantung yang tidak normal dapat menimbulkan beberapa jenis penyakit jantung sebagai berikut:

1. Penyakit Jantung Koroner 

Penyumbatan pada pembuluh darah (pembuluh koroner) karena endapan lemak dan kolesterol. Bila darah tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung yang mematikan.

2. Penyakit Jantung Bocor 

Ini adalah kondisi di mana terdapat lubang pada sekat jantung akibat kelainan struktur jantung. Secara garis besar penyakit ini merupakan penyakit bawaan sejak lahir. Pada kasus jantung bocor bayi, sirkulasi darah kotor yang mengalir ke sirkulasi darah bersih sehingga bayi menjadi biru.

Bila terlalu banyak darah kotor beredar ke sirkulasi darah bersih dan memasuki organ-organ penting seperti otak, maka akan terjadi sesak napas, serta kejang, bahkan kematian.

3. Penyakit Lemah Jantung 

Keadaan di mana jantung tidak bisa memompa jumlah darah yang cukup ke anggota badan. Kondisi ini berasal dari pembesaran otot jantung sehingga kemampuannya untuk memompa akan lebih menurun. Ini merupakan salah satu dari banyak akibat jika tekanan darah tinggi atau penyakit hipertensi.

Baca Juga: Cek Kesehatan Jantung dengan CT Calcium Score di Bunda Heart Center

Jantung adalah salah satu organ terpenting manusia, sehingga perlu untuk dijaga dan dipantau kesehatannya. Anda dapat meningkatkan kualitas jantung Anda dengan melakukan gaya hidup sehat sebagai tindak preventif . Jika Anda masih tetap memutuhkan bantuan medis, reservasikan kunjungan Anda ke Bunda Heart Center untuk pemeriksaan dan penanganan menyeluruh. Dapatkan juga jadwal dokter dari unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda untuk menentukan waktu kunjungan terbaik.

Untuk keluhan kesehatan lainnya, Anda dapat mengunjungi laman informasi kami untuk menemukan tawaran yang lebih lengkap.

Tes Kesehatan Jantung Anda dengan Teliti di Bunda Heart Center

Tes kesehatan jantung merupakan salah satu evaluasi kesehatan yang sangat penting, terutama jika Anda mulai memasuki usia di atas 35 tahun. Dalam era pandemi dan maraknya program WFH (Work From Home), banyak warga yang jarang bergerak karena sebagian besar pekerjaan dapat dilakukan hanya dengan duduk di depan laptop. Makanan cepat saji dan gorengan juga sangat mudah diperoleh hingga semakin sering dikonsumsi.

Baca Juga: Cek Kesehatan Jantung dengan CT Calcium Score di Bunda Heart Center

Untuk menyeimbangi gaya hidup ini, Anda perlu aktif bergerak dan mulai mengonsumsi makanan bernutrisi dan penuh serat, mengurangi rokok, dan rutin melakukan evaluasi kesehatan seperti tes kesehatan jantung. Dengan perkembangan teknologi saat ini, Anda dapat menggunakan dua tipe tes kesehatan yaitu dengan teknik Invasif dan Non Invasif.

8 Jenis Tes Kesehatan Jantung Non Invasif

Teknik pemeriksaan kesehatan jantung dilakukan dengan cara tanpa sayat atau Non Invasif. Berikut ini 8 jenis teknik Non Invasif yang bisa Anda coba untuk mengecek kesehatan jantung.

Baca Juga: Waspada! Kenali 13 Gejala Serangan Jantung Sebelum Terlambat

1. Elektrokardiogram

Pemeriksaan kesehatan jantung yang pertama bisa dilakukan dengan cara elektrokardiogram (EKG). Teknik ini dilakukan dengan cara menempelkan 12-15 elektroda ke permukaan kulit pasien untuk merekam aktivitas listrik jantung agar dapat dicetak di kertas.

2. Ekokardiografi

Teknik pemeriksaan kedua dilakukan dengan memberikan gel pada dada pasien untuk mendeteksi pergerakan jantung yang akan terlihat di monitor. Tipe lain dari teknik ini adalah teknik ekokardiografi transesofagus dimana alat dimasukkan lewat kerongkongan pasien untuk mendeteksi jantung.

3. Uji Tekanan atau Stress Test

Pasien akan diminta beraktivitas di bawah evaluasi untuk mendapatkan data dari aktivitas yang dilakukan. Nantinya pasien akan tersambung dengan EKG untuk mengecek tekanan darah pasien untuk melihat  irama jantung selama aktivitas.

4. Holter Monitoring

Tes kesehatan jantung yang keempat menggunakan dilakukan dengan cara memantau pasien dengan menggunakan monitor Holter. Pasien akan dipantau selama 1-2 hari dengan monitor Holter untuk melihat apakah jantung dalam kondisi baik atau tidak.

5. Tilt-table Test

Teknik pemeriksaan ini dinilai lebih unik karena pasien diminta untuk berbaring di kasur dan kasur tersebut akan ditegakkan dengan posisi pasien masih tidur di atasnya. Dokter kemudian akan mengecek tekanan darah, irama jantung dan kadar oksigen ketika posisi tempat tidurnya diubah.

6. Rontgen Dada

Rontgen bisa digunakan untuk menghasilkan gambar digital dari dalam tubuh manusia. Teknik ini bisa dilakukan dengan cara pasien menahan napas kalau detak jantung dilihat dengan Rontgen.

7. CT Scan Jantung

Pemeriksaan kesehatan organ dalam yang dilakukan dengan cara scan juga bisa dilakukan dengan alat ini. Pasien akan diminta untuk berbaring dan dimasukkan ke dalam alat khusus berbentuk lingkaran untuk di scan secara menyeluruh.

8. MRI Jantung

Teknik pemeriksaan MRI Jantung dilakukan dengan cara memasukkan pasien ke dalam alat pemeriksaan. Nantinya pasien akan diberi earplug oleh dokter karena di dalam alatnya akan sangat berisik. Teknik ini mengandalkan sonar seperti scan untuk pengecekan tubuh.

Dokter biasanya menyuntikkan serum cairan kontrak ke dalam pasien agar pengecekan bisa lebih bagus dengan gambar yang jelas. Pasien juga biasanya diberi kesempatan untuk tahan napas selama proses scan berlangsung.

Baca Juga: 8 Penyebab dan Cara Meredakan Jantung Berdebar Kencang Tiba-tiba

Melakukan Tes Kesehatan Jantung dengan Pemeriksaan Invasif

Pemeriksaan Invasif memiliki dua jenis tes pemeriksaan, yakni Angiografi Koroner dan Elektrofisiologi Jantung. Angiografi Koroner dilakukan dengan cara memasukkan selang tipis ke dalam tubuh pasien lewat pembuluh darah dengan bantuan rontgen dan cairan kontras. Tujuannya adalah untuk melihat gambaran pembuluh koroner jantung. Sedangkan teknik lainnya yaitu elektrofisiologi jantung, dilakukan dengan cara memasukkan elektroda ke jantung dari jalur kateter. Dalam medis kateter ini juga bisa disebut selang tipis untuk operasi.

Penjelasan Singkat tentang Tes Kesehatan Jantung

Pada dasarnya pemeriksaan jantung itu bisa dilakukan setelah dokter menyetujui jika pasiennya mampu. Hal yang diperhatikan untuk memastikan kesiapan pasien adalah kadar kolesterol, kadar protein C-reaktif (CRP), tekanan darah dan riwayat kesehatan sebelum melakukannya.

Semua hal itu perlu diperhatikan supaya pasien siap untuk menjalani beberapa tes. Persiapan ini perlu dilakukan karena adanya efek samping yang ditimbulkan setelah menjalani tes. Beberapa efek samping yang sering dialami oleh pasien adalah sebagai berikut:

  • Mengalami ruam di area kulit bekas pemasangan elektroda EKG atau stres tes.
  • Mengalami mual, tekanan darah rendah sementara dan muntah setelah jalani Tilt table test.
  • Mendapatkan sisa cairan kontras di dalam tubuh sehingga bisa merasakan alergi atau kerusakan ginjal.
  • Infeksi, memar, kerusakan pembuluh darah atau pendarahan setelah masuknya kateter.
  • Gangguan irama jantung akibat setelah tes.
  • Penggumpalan darah dan stroke.

Baca Juga: Serangan Jantung Disebabkan oleh 10 Hal Tak Terduga: Gejala dan Faktor

Semua gangguan jantung itu bisa terjadi ketika dokter tidak mempersiapkan pasiennya dengan baik. Periksakan diri Anda ke unit medis khusus jantung untuk pemeriksaan mendetail seperti Bunda Heart Center di RSU Bunda Jakarta. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group selengkapnya mengenai layanan kesehatan lainnyan sesuai kebutuhan Anda.

8 Penyebab dan Cara Meredakan Jantung Berdebar Kencang Tiba-tiba

Kondisi jantung berdebar kencang tiba-tiba atau palpitasi merupakan salah satu kondisi jantung yang berdenyut cepat disertai dengan sensasi denyut jantung yang terlalu kuat dan tidak beraturan. Jika disertai dengan sesak napas, kepala pusing dan badan lemas atau pingsan, maka penderita memerlukan tindakan medis secepat mungkin. Reservasikan penanganan Anda di unit spesialis jantung seperti Bunda Heart Center di RSU Bunda Jakarta.

Baca Juga: Tes Kesehatan Jantung Anda dengan Teliti di Bunda Heart Center

8 Penyebab Terjadinya Gejala Jantung Berdebar Kencang Tiba-tiba

Berikut ini faktor yang mempengaruhi kondisi jantung berdebar kencang tiba-tiba beberapa macam penyebabnya:

1. Faktor Gaya Hidup

Banyak faktor penting yang mempengaruhi jantung akibat gaya hidup seseorang seperti tidur tidak cukup, kebiasaan merokok, dan sering melakukan latihan fisik berat. Mengonsumsi minuman beralkohol, kopi teh atau minuman berenergi, konsumsi makanan berat dan penggunaan NAPZA (kokain, ekstasi atau ganja) juga dapat mempengaruhi kondisi ini.

2. Faktor Psikologis

Tingkat psikologis seseorang juga bisa menyebabkan jantung berdebar kencang, seperti di saat sedang stres, gelisah, serangan panik, cemas dan rasa takut yang luar biasa.

3. Faktor Obat-obatan

Beberapa kandungan di dalam obat juga biasanya sering menyebabkan jantung berdebar kencang tiba-tiba seperti:

  • Obat Asma
  • Obat Tekanan Darah Tinggi (antihipertensi)
  • Antibiotik
  • Antidepresan
  • Antijamur
  • Antihistamin (obat reaksi alergi)

Baca Juga: Cek Kesehatan Jantung dengan CT Calcium Score di Bunda Heart Center

4. Perubahan Hormon

Jantung berdebar bisa juga terjadi saat terjadi perubahan hormon dalam tubuh. Penyebab ini lebih sering terjadi pada wanita wanita, terutama saat menstruasi, menopause, dan hamil.


Anda tidak perlu khawatir oleh jantung berdebar yang terjadi saat kondisi tersebut karena biasanya detak jantung kembali normal saat hormon lebih terkontrol. Jika Anda masih tak yakin dengan kesehatan tubuh Anda sendiri, tidak ada salahnya untuk mengunjungi unit medis terdekat dan mendapatkan pemeriksaan yang lebih menyeluruh.

5. Gangguan Irama Jantung (Aritmia)

Perubahan irama pada jantung biasanya terjadi secara tiba-tiba karena kondisi seperti fibrilasi atrium (gangguan denyut jantung sehingga tidak beraturan dan cepat), atrial flutter (kelainan irama jantung yang berdenyut tiga kali lipat dari tingkat normal), takikardia ventrikel (kondisi yang menyebabkan ventrikel (bilik) jantung berdetak terlalu cepat), dan takikardia supraventrikular (detak jantung dari impuls listrik di serambi jantung lebih cepat dari normal).

6. Penyakit Jantung

Selain stroke, gagal jantung dan henti jantung, kardiomiopati dan penyakit katup jantung juga bisa menyebabkan jantung berdebar kencang secara tiba-tiba.

7. Kafein

Kafein adalah zat stimulan yang dapat meningkatkan detak jantung Anda. Anda dapat menemukan zat ini dari kopi, soda, minuman energi, teh, cokelat, atau sumber lainnya. 

Ketika kafein dikonsumsi dalam jumlah besar, tingkat epinefrin meningkat dalam darah. Epinefrin, atau adrenalin, akan meningkatkan tekanan darah dan kekuatan detak jantung ketika kondisinya sedang tinggi. 

8. Kondisi Lainnya

Kondisi lain yang biasanya dirasakan saat detak jantung tidak beraturan adalah dehidrasi, demam di atas 38 derajat Celcius, Anemia, Hipertiroidisme (kondisi hormon tiroid berlebih yang mengakibatkan gejala jantung berdebar, tangan gemetar, dan berat badan turun drastis) serta Hipotensi ortostatik (kondisi tekanan darah menurun yang menanggu kemampuan tubuh menyeimbangkan tekanan darah hingga penderita sering merasakan pusing ketika beranjak dari duduk atau berbaring). Bahkan kadar gula darah rendah juga bisa menyebabkan jantung berdebar kencang.

Baca Juga: Serangan Jantung Disebabkan oleh 10 Hal Tak Terduga: Gejala dan Faktor

Ketujuh faktor di atas harus diwaspadai oleh para penderita penyakit jantung. Oleh karena itu, Anda juga perlu tahu bagaimana upaya penanganan dan cara mendiagnosisnya.

Kapan Harus ke Dokter saat Jantung Berdebar Kencang Tiba-tiba

Kondisi jantung berdebar kencang tiba-tiba dapat terjadi karena berbagai faktor yang sebenarnya tidak serius, namun Anda perlu segera mendapatkan bantuan medis profesional jika kondisi Anda disertai dengan gejala berikut:

  • Sesak napas
  • Keringat dingin
  • Tubuh terasa lemas
  • Pusing hebat
  • Linglung atau kebingungan
  • Dada sakit seperti ditekan
  • Nyeri di bagian tubuh
  • Pingsan
  • Denyut nadi lebih dari 100 denyut per menit

Jantung merupakan organ vital terpenting manusia, sehingga tiap gangguan pada jantung perlu segera diatasi. Beberapa cara evaluasi jantung secara menyeluruh meliputi memonitor aktivitas listrik jantung selama 24 -48 jam menggunakan alat khusus,i MRI, Elektrofisiologi, USG jantung dan Angiografi koroner.

Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan darah, hormon, tes urine (pengecekan NAPZA) dan tes kehamilan.

Untuk konsultasi, pemeriksaan, serta perawatan yang menyeluruh, Bunda Heart Center (BHC) adalah pelayanan kesehatan jantung terpadu yang dijalankan oleh para tenaga medis terlatih, fasilitas memadai, serta teknologi canggih untuk pemeriksaan dan penanganan yang tepat dan menyeluruh pada jantung Anda. 

Baca Juga: Waspada! Kenali 13 Gejala Serangan Jantung Sebelum Terlambat

Jika Anda merasakan gejala jantung berdebar kencang tiba-tiba, segera reservasi konsultasi dan pemeriksaan Anda ke rumah sakit dengan spesialisasi jantung seperti RSU Bunda Jakarta. Ketahui juga jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar demi kemudahan kunjungan Anda dan keluarga. Untuk masalah kesehatan lainnya, Anda dapat mengunjungi laman informasi kami untuk menemukan layanan-layanan RS Bunda Group selengkapnya. 

Serangan Jantung Disebabkan oleh 10 Hal Tak Terduga: Gejala dan Faktor

Pada dasarnya, serangan jantung disebabkan oleh penyumbatan aliran darah akibat penurunan kadar oksigen dan jika tidak diatasi secepatnya, maka otot akan mati. Gejala umumnya adalah keringat dingin, napas pendek, mual dan detak tidak teratur. Umumnya gejala ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti minum-minuman beralkohol, merokok atau mengonsumsi NAPZA.

Baca Juga: Waspada! Kenali 13 Gejala Serangan Jantung Sebelum Terlambat

Penyebab Utama Terjadinya Serangan Jantung

Selain dari kekurangan oksigen dalam darah, berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang juga menjadi penyebab utama terjadinya serangan jantung.

1. Penyakit Jantung Koroner

Jenis penyakit ini biasanya terjadi akibat arteri koroner yang menyempit karena penumpukan substansi atau zat yang biasanya disebabkan oleh kolesterol. Penumpukan zat di dalam pembuluh darah menyebabkan penggumpalan, dan gumpalan ini bisa menyumbat peredaran darah ke dalam jantung sehingga berdetak lebih keras dan menyebabkan serangan jantung.

2. Penggunaan Obat Terlarang

NAPZA berarti zat adiktif, seperti narkotika dan psikotropika. Ketika seseorang mengonsumsinya tanpa aturan, maka kondisi jantung akan memburuk akibat stimulan atau adrenalin yang terlalu besar. Kafein pada kopi juga bisa menyebabkan adrenalin dalam tubuh, karenanya penting untuk  memperhatikan apa yang Anda konsumsi untuk menghindari gejala serangan jantung.

3. Hipoksemia

Penyebab lainnya adalah penyakit hipoksia. Jenis penyakit ini jarang ditemukan karena kondisinya sangat unik di mana kadar oksigen dalam tubuh rendah akibat kinerja paru-paru yang kurang atau keracunan karbon monoksida. Kurangnya kadar oksigen menyebabkan otot jantung menjadi rusak. Biasanya gejala awal disebabkan oleh kondisi tubuh yang memburuk akibat sering mengalami sesak napas.

Baca Juga: Tes Kesehatan Jantung Anda dengan Teliti di Bunda Heart Center

4. Coronary Artery Spasm (CAS)

Penyebab keempat yang menimbulkan serangan jantung adalah penyumbatan arteri atau Coronary Artery Spasm (CAS). Kondisi ini tidak sama seperti koroner karena sifatnya yang sementara. Namun jika CAS tidak ditangani, penderita akan mengalami rasa nyeri di dada akibat penyumbatan yang terjadi. Penyakit ini didiagnosa sering ditemui di pengguna obat terlarang.

Peningkatan Risiko Serangan Jantung 

Selain keempat penyakit di atas, ada juga 4 risiko terjadinya peningkatan serangan jantung.

1. Psoriasis

Penyakit ini ditandai dengan peradangan kulit dan munculnya bercak merah pada kulit kering. Risiko terjadi karena peradangan menyerang arteri sehingga persentase serangan jantung meningkat. Penyakit sering terjadi di tubuh orang berkolesterol tinggi, obesitas dan diabetes.

2. Olahraga Mendadak dan Terlalu Intens

Ketika seseorang melakukan olahraga yang dilakukan secara mendadak, maka jantung juga akan mendapat adrenalin secara tiba-tiba. Kondisi ini sangat berbahaya apalagi bagi para penderita penyakit jantung. Hindari kondisi ini dengan pemanasan sebelum latihan.

3. Terlalu Sering Minum Obat Pereda Nyeri

Obat-obatan ini bisa meningkatkan risiko ketika dikonsumsi tanpa aturan. Serangan jantung disebabkan oleh berbagai faktor dan salah satunya sering mengonsumsi obat-obatan. Untuk mengatasinya, penderita harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

Baca Juga: 8 Penyebab dan Cara Meredakan Jantung Berdebar Kencang Tiba-tiba

4. Kejadian Traumatis

Seseorang bisa mendapat peningkatan adrenalin secara tiba-tiba ketika terserang oleh suatu hal secara psikologis, seperti dengan melihat kejadian traumatis atau fobia. Oleh karena itu, sebaiknya perhatikan kondisi sekitar sebelum memulai aktivitas lebih.

Perubahan Gaya Hidup untuk Mencegah Serangan Jantung

Gaya hidup yang tidak baik akan menyebabkan tubuh menjadi tidak sehat. Seringkali serangan jantung disebabkan oleh merokok, kurangnya beraktivitas, stres berat, tingginya kolesterol, obesitas dan lainnya. Usia juga bisa menjadi penyebab terjadinya gangguan ini karena tekanan darah atau kolesterol yang tinggi. 

Untuk memaksimalkan kesehatan Anda, budayakan pola hidup yang sehat, selalu meminum dan memakan makanan yang bergizi, serta jangan lupa berolahraga.

Baca Juga: Cek Kesehatan Jantung dengan CT Calcium Score di Bunda Heart Center

Jika Anda merasakan sakit di dada, segera tangani dengan menghubungi rumah sakit dengan spesialisasi jantung seperti RSU Bunda Jakarta. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group selengkapnya mengenai layanan kesehatan lainnyan sesuai kebutuhan Anda.

Cek Kesehatan Jantung dengan CT Calcium Score di Bunda Heart Center

CT calcium score adalah pemeriksaan nilai kalsium yang terdapat pada pembuluh darah dalam jantung melalui CT Scan. CT Calcium score ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan, kadar, serta lokasi plak (penumpukkan lemak dan zat inflamasi) arteri koroner. Nilai kalsium akan menjadi indikator seberapa banyak sumbatan di pembuluh darah koroner jantung pada seorang pasien.

Baca Juga: Mengenal 3 Jenis Operasi Bedah Jantung di Bunda Heart Centre

Nilai kadar kalsium menentukan besaran risiko seseorang terkena serangan jantung. Semakin besar plak maka akan semakin banyak kadar kalsium dalam darahnya. Karenanya, CT Calcium score perlu diperiksa sesekali untuk mewaspadai potensi masalah kesehatan Anda.

Siapa yang Harus Melakukan Pemeriksaan CT Calcium Score

Pemeriksaan kesehatan jantung dapat dilakukan oleh pria begitu menginjak usia 40 tahun., dan 50 tahun ke atas bagi wanita. Pemeriksaan seperti ini juga perlu dilakukan pada orang perokok dan memiliki riwayat kolesterol, trigliserida, asam urat, diabetes, obesitas, dan juga hipertensi karena berisiko mengidap penyakit jantung koroner. 

Risiko Melakukan CT-Scan

Pemeriksaan dilakukan dengan CT-Scan yang memungkinkan pasien terpapar radiasi. Penggunaannya hanya dapat dilakukan oleh ahli dan dengan sangat hati-hati karena berisiko mengganggu kondisi kesehatan yang mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Pemeriksaan CT-Scan menggunakan radiasi dengan tingkat yang lebih tinggi dari sinar-X biasa. Pada dosis tinggi atau jangka pemakaian yang lama dapat meningkatkan risiko penyakit kanker dan dapat membahayakan janin pada Bunda hamil. Karenanya penggunaan CT-Scan tidak dianjurkan bagi pria dengan usia di bawah 40 tahun dan kurang dari 50 tahun bagi wanita. 

Manfaat Melakukan Pemeriksaan Skor Kalsium

Sebagai salah satu metode deteksi kesehatan jantung, pemeriksaan skor kalsium memiliki banyak manfaat. Berikut adalah beberapa manfaat dari CT Calcium Score:

Baca Juga: Angioplasti: Penyelamat Penyempitan Jantung

  1. Mengevaluasi potensi kesembuhan penyakit jantung koroner (PJK). Skor kalsium 100-400 lebih berisiko 4x lipat dibanding 0, skor 400-1000 7x lipat dan lebih dari 1000 berisiko 10x lipat.
  2. Sebagai indikator prediksi masalah jantung. Nilai kalsium yang didapat merupakan indikator yang berguna untuk melihat seberapa banyak plak di pembuluh darah jantung dan seberapa besar risiko seseorang terkena serangan jantung. CT-Calcium scoring sangat bermanfaat untuk mendeteksi dini penyempitan atau sumbatan pembuluh darah jantung. 
  3. Menjaga kesehatan secara berkala supaya tubuh tetap prima meski usia bertambah. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan konsultasi terlebih dahulu sehingga dapat diketahui record kesehatan sebelumnya untuk dibandingkan.
  4. Menentukan pengobatan paling tepat sedini mungkin. Sebab risiko dapat terjadi pada siapa saja tanpa mengenal usia, terutama jika Anda memiliki riwayat genetik.

Perbedaan CT Calcium Score dengan CT Coronary Angiogram

CT Calcium Score berbeda dengan CT Coronary Angiogram. CT Calcium Score bertujuan untuk mengetahui jumlah dan kadar kalsium, terutama yang menempel pada lemak dan terdapat pada pembuluh darah jantung. Sementara itu, CT Coronary Angiogram bertujuan untuk mengukur aliran darah yang beredar ke arah arteri koroner. 

CT Coronary angiogram tidak menggunakan radiasi dari sinar-X dosis tertentu, melainkan injeksi pewarna dari iodine ke dalam pembuluh vena dan diterapkan pada pasien berpotensi PJK (penyakit jantung koroner). 

Baca Juga: Tes Kesehatan Jantung Anda dengan Teliti di Bunda Heart Center

Karena berhubungan langsung dengan kesehatan jantung, penting untuk melakukan pemeriksaan CT Calcium Score secara berkala. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group.

Jaga Kesehatan, ini 11 Penyebab Hipertensi dan Pencegahannya

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di Indonesia mengalami kenaikan menjadi sebesar 34,1% dari Riskesda tahun 2013. Diperkirakan hanya 1/3 kasus hipertensi di Indonesia yang terdiagnosis, sisanya tidak terdiagnosis.

Baca Juga: Waspada! 12 Penyakit Akibat Komplikasi Hipertensi

Efek jangka panjang hipertensi sangat merugikan dan berbahaya bagi Anda, sehingga Anda perlu mengatur kembali pola hidup untuk menghindari hipertensi juga meningkatkan kesehatan diri. Berikut adalah penjelasan berbagai penyebab hipertensi yang perlu Anda waspadai:

Penyebab Hipertensi yang Harus Diwaspadai

1. Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Terlalu banyak garam dalam tubuh akan menambah jumlah natrium sehingga ginjal akan sulit membuang cairan dan menimbulkan penumpukan. Penumpukkan terjadi dan kemudian mendesak dinding pembuluh arteri hingga rusak, sehingga aliran dalam berbagai organ terganggu dan rentan terhadap berbagai penyakit. WHO (World Health Organization) menganjurkan bahwa tiap orang sebaiknya tidak mengkonsumsi garam lebih dari 2.400 mg atau sekitar 1 sendok teh per harinya.

2. Stress Berlebih

Tubuh menangani stress dengan mengeluarkan hormon adrenalin serta kortisol yang meningkatkan detak jantung, sehingga semakin stress seseorang, semakin tinggi juga detak jantungnya. 

3. Kurang Pergerakan Fisik

Kurangnya aktivitas fisik juga dapat menjadi penyebab hipertensi selanjutnya karena detak jantung akan cenderung lebih cepat dalam beraktivitas dan memicu tekanan darah tinggi.

4. Obesitas

Obesitas adalah penumpukan lemak berlebih yang dapat menyempitkan pembuluh darah, mempersulit kerja jantung, sehingga rentan pada risiko penyakit hipertensi.

5. Kecanduan Merokok

Kadar nikotin mampu merusak dinding arteri sehingga pembuluh mulai menyempit dan memicu terjadinya hipertensi. Dalam jangka panjang, keadaan tersebut akan menimbulkan kerusakan parah pada berbagai organ. 

6. Kecanduan Minum Minuman Beralkohol

Penyebab hipertensi berikutnya adalah minuman alkohol. Minuman alkohol juga mampu meningkatkan kadar lemak dalam tubuh secara signifikan yang kemudian dapat menyempitkan pembuluh darah arteri dan membuat tubuh rentan pada penyakit.

7. Sleep Apnea

Sleep apnea adalah kondisi pernapasan yang berhenti hingga sekitar 10 detik sebanyak ratusan kali selama tidur. Kondisi ini dapat menyebabkan dan juga dapat disebabkan oleh hipertensi. Peningkatan pada aliran darah akan menekan dinding pembuluh darah yang kemudian berujung pada hipertensi.

8. Masalah Ginjal

Jika pembuluh ginjal menyempit, ginjal akan mengira bahwa tubuh sedang dehidrasi dan mulai menumpuk cairan secara berlebihan dengan menahan air serta garam. Penumpukan ini kemudian akan menjadi penyebab hipertensi atau disebut juga sebagai hipertensi renal.

Baca Juga: Hipertensi Emergensi, Kondisi Darurat yang Butuh Tindakan Cepat

9. Tumor di Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal terletak dekat dengan ginjal dan bertugas memproduksi aldosteron, epinephrine, serta norepinephrine, untuk mengatur tekanan darah. Peningkatan hormon ini membuat pembuluh akan melonjak tajam dan ditandai dengan detak jantung yang semakin cepat, terutama jika telah ditumbuhi dengan tumor yang menjadi penyebab hipertensi.

10. Gangguan Tiroid

Kelenjar tiroid berfungsi  mengatur suhu tubuh, irama jantung, hingga berat badan. Gangguan tiroid terjadi ketika kelenjar tiroid mengalami perubahan bentuk, serta menghasilkan hormon tiroid yang terlalu sedikit (hipotiroidisme) atau terlalu banyak (hipertiroidisme). Gangguan pada kelenjar ini akan menjadi penyebab hipertensi. yang juga mengganggu irama jantung

11. Riwayat Diabetes

Karena diabetes menyebabkan tubuh kesulitan mengontrol gula dalam darah, glukosa akan sulit dicerna sebagai energi dan terjadilah penumpukan terjadi di pembuluh hingga menjadi penyebab hipertensi.

Cara mencegah Hipertensi

Hipertensi dapat menyerang siapa saja, untuk mencegah hipertensi, Anda dapat memulai dengan menjalani pola hidup yang lebih sehat dan harus mampu mengelola stres dengan baik agar tidak berdampak buruk pada kesehatan. Apabila semua hal ini dilakukan secara konsisten, tak cuma hipertensi, Anda pun akan terlindungi dari banyak penyakit lainnya.

Baca Juga: Waspada Hipertensi Dalam Kehamilan: Berbahaya!

Untuk informasi terkait pencegahan hipertensi lebih lanjut, Anda dapat melakukan konsultasi dan pemeriksaan langsung pada ahli atau dokter jantung. Anda juga dapat memeriksakan diri ke unit medis khusus jantung dan darah seperti di RSU Bunda Jakarta. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Kunjungi juga laman informasi untuk mendapatkan layanan kesehatan lainnya.

Waspada! 12 Penyakit Akibat Komplikasi Hipertensi

Komplikasi hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit berbahaya yang seringkali berujung pada berbagai masalah kesehatan yang cukup fatal. Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja yang memiliki tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi mengakibatkan pembuluh dindingnya melemah dan merusak arteri yang seharusnya elastis, kuat dan fleksibel. Komplikasi hipertensi juga  menjadi penyebab berbagai penyakit berikut:

Baca Juga: Waspada Hipertensi Dalam Kehamilan: Berbahaya!

1. Serangan Jantung

Penyakit pertama adalah serangan jantung, dimana tekanan tinggi pada pembuluh membuat akan mengganggu fungsi jantung. Bila tidak segera ditangani, maka aliran darah akan sulit memasuki otot, sehingga serangan jantung sangat erat dikaitkan dengan tekanan tinggi. 

2. Gagal Jantung

Komplikasi hipertensi juga dapat memicu gagal jantung yang membuat jantung lebih keras, menebalkan dinding otot jantung, dan memperburuk kondisi kesehatan jantung.

3. Aneurisma

Aneurisma adalah kondisi penonjolan dinding arteri karena tekanan darah yang begitu tinggi. Awal gejala kondisi ini seringkali tidak begitu terasa, namun lambat laun Anda akan merasakan kesakitan seperti denyutan. Saat denyutan ini mulai terasa, Anda harus segera memeriksakan diri ke layanan medis terdekat.

4. Penyakit Arteri Perifer

Komplikasi Hipertensi membuat pembuluh arteri menjadi menyempit pada area kaki, kepala, lengan dan perut. Gejala penyempitan pembuluh arteri umum ditandai dengan kram, nyeri serta nyeri pada otot kaki hingga pinggul.

5. Stroke Ringan (Transient Ischemic Attack)

Transient Ischemic Attack merupakan kondisi di mana pembuluh darah otak mengeras dan menghalangi aliran darah otak. Jika tidak ditangani, gejala ini akan meningkat menjadi stroke. 

6. Stroke

Stroke merupakan komplikasi hipertensi yang mengindikasikan pembuluh mulai menyempit, tersumbat, atau sudah bocor. Kondisi tersebut sangat berbahaya karena mengganggu asupan oksigen serta nutrisi ke otak, membunuh membuat sel dan jaringan serta memperlambat kerja otak. 

7. Aneurisma Otak

Jika komplikasi hipertensi yang dialami oleh pasien sudah berjalan jangka panjang dan semakin parah, otak akan mengalami aneurisma yang sewaktu-waktu bisa pecah. Penyakit ini umum dialami oleh wanita di atas 40 tahun, terutama bagi yang telah mengalami menopause.

8. Penurunan Daya Ingat

Karena komplikasi hipertensi umumnya mempengaruhi kesehatan otak, hipertensi yang tidak ditangani hingga tuntas juga akan menurunkan daya ingat. 

9. Kerusakan Mata

Hipertensi juga mampu menyerang indera penglihatan karena kerusakan pembuluh darah retina dan gangguan pada saraf mata akan terganggu. Pandangan pun menjadi kabur dan dapat berujung pada kebutaan permanen.

Baca Juga: Jaga Kesehatan, ini 11 Penyebab Hipertensi dan Pencegahannya

10. Gangguan Ginjal

Komplikasi hipertensi juga dapat mengganggu fungsi ginjal secara bertahap. Ginjal mengatur pembuangan cairan tubuh, dan jika fungsinya terganggu maka sistem metabolisme juga akan terganggu, dan akhirnya berujung pada kerusakan tubuh yang lebih parah.

11. Sindrom Metabolik

Tanda utama gangguan metabolik dapat dilihat dari peningkatan berat badan secara signifikan atau obesitas, di mana kolesterol jahat lebih banyak dibandingkan yang baik. Ketidakseimbangan ini akan mengganggu kinerja hormon insulin dan mendatangkan berbagai penyakit jantung, stroke, hingga obesitas parah. 

12. Disfungsi Seksual

Disfungsi ereksi dapat terjadi sebagai hasil komplikasi hipertensi yang menghalangi aliran darah menuju penis juga menurunkan gairah seksual bagi wanita.

Baca Juga: Hipertensi Emergensi, Kondisi Darurat yang Butuh Tindakan Cepat

Komplikasi hipertensi seringkali dianggap remeh karena umumnya dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang orang usia lanjut. Jika Anda mulai merasakan gejala yang tidak nyaman, segera periksakan diri Anda ke unit medis dengan spesialisasi jantung dan pembuluh darah seperti RSU Bunda Jakarta. Ketahui juga jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kualitas kesehatan Anda, kunjugi juga laman informasi untuk mendapatkan layanan kesehatan RS Bunda Group yang sesuai dengan kebutuhan Anda.