RS Bunda Group

12 Gerakan Senam Hamil di Rumah yang Mudah Dipraktikkan

Saat sedang mengandung, ada baiknya para bunda mengetahui apa saja gerakan senam hamil di rumah. Gerakan tersebut dilakukan agar Anda tetap sehat serta bugar selama menjalani masa kehamilan. Anda juga dapat mengunjungi unit RSIA Bunda untuk reservasi dan mengkonsultasikan kondisi dan pelatihan terbaik untuk Anda.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Tentang Kehamilan Ektopik, Bunda Wajib Paham

Di samping itu, senam hamil juga dapat mempermudah persalinan. Perlu juga diingat bahwa aktivitas ini harus dilakukan dengan benar agar tidak membahayakan Anda. Pada artikel ini, kami akan memberikan informasi apa saja gerakan yang aman dilakukan. 

Mengetahui Pentingnya Senam Hamil

Ada beragam manfaat yang dapat diperoleh apabila Anda melakukan aktivitas ini secara rutin dan disiplin. Beberapa manfaat-manfaat gerakan senam hamil di rumah antara lain sebagai berikut:

  • Membuat jantung dan paru-paru lebih kuat
  • Meningkatkan kualitas tidur
  • Memperkuat otot serta sendi
  • Meminimalisir risiko kenaikan berat badan yang berlebihan
  • Mengurangi nyeri punggung dan tulang belakang
  • Tumbuh kembang janin lebih baik
  • Mempermudah persalinan
  • Mempermudah mengembalikan bentuk tubuh pasca persalinan

Semua manfaat di atas dapat Anda peroleh apabila dilakukan secara tepat dan aman sesuai. Saat ini, terdapat banyak pusat kesehatan yang memfasilitasi kelas senam bumil. Bisa juga melakukan senam bumil di rumah. 

12 Gerakan Senam Hamil di Rumah

Anda tetap bisa melakukan aktivitas senam di rumah saja. Berikut ini adalah 12 gerakan mudah yang bisa Anda praktikkan di rumah. 

1. Wall Push-Up

Wall push-up merupakan variasi dari gerakan push-up reguler yang lebih mudah dilakukan. Alih-alih bertumpu pada lantai seperti push-up biasa, wall push-up dilakukan dengan menumpukan tangan pada dinding. 

Posisi tubuh berdiri kira-kira berjarak 1 lengan dari dinding dengan kedua tangan dibuka selebar bahu. Dorong tubuh hingga kedua siku menekuk kemudian kembali ke posisi semula. Wall push-up bagus untuk memperkuat otot serta tulang.

2. Step Up

Step up adalah gerakan senam hamil di rumah yang menyerupai naik tangga. Posisi tubuh berdiri sempurna kemudian naik ke satu anak tangga lalu turun kembali. Bisa juga menggunakan bangku kecil sebagai pengganti anak tangga.

3. Senam Kegel

Gerakan kegel sangat mudah dilakukan. Caranya yaitu kencangkan otot bagian bawah panggul seperti sedang menahan pipis. Manfaatnya dapat menguatkan otot panggul, usus besar, rahim, kandung kemih. Kegel dapat dilakukan di mana saja.

4. Easy Pose

Easy pose (sukhasana) dilakukan dengan cara duduk di atas matras atau lantai. Posisi kaki bersila dan membuka lebar. Manfaatnya antara lain otot panggul lebih terlatih untuk terbuka, memperbaiki postur tulang punggung.

5. Child’s Pose

Child pose (balasana) merupakan gerakan senam hamil di rumah yang dapat meregangkan tulang belakang serta melepaskan ketegangan menjelang persalinan. Caranya yaitu duduk di atas tumit dengan posisi punggung tegak. 

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Tes AMH untuk Mendukung Program Kehamilan

Lalu tekan pinggul Anda hingga tumit. Angkat kedua tangan lurus ke atas, bungkukkan punggung sampai menyentuh lantai. Kedua tangan menempel lantai dan melewati posisi kepala. 

6. Butterfly Pose

Butterfly pose dilakukan dengan cara duduk pada matras dan membuka kedua paha lebar-lebar. Sementara kedua telapak kaki saling bertemu. Pose ini baik untuk membuka area panggul sehingga lebih mudah kontraksi menjelang persalinan.

7. Crescent Lunges

Posisi tubuh pada gerakan senam hamil di rumah ini menghadap ke kiri atau kanan dengan kedua kaki membuka lebar. Tekuk satu kaki membentuk sudut siku-siku, kaki lainnya didorong ke belakang dengan lutut menyentuh lantai. 

Sementara kedua tangan diangkat ke atas secara lurus dengan telapak tangan saling berhadapan. Gerakan ini memungkinkan bayi mendapat ruang untuk melakukan posisi rotasi internal. 

8. Squat Hamil

Posisi tubuh jongkok dengan kedua paha terbuka. Lutut dan kaki membuka sedikit menyamping membentuk sudut lancip. Squat hamil membantu pembukaan ketika kontraksi berlangsung.

9. Cat Cow Pose

Gerakan senam hamil di rumah satu ini dapat membuat kekuatan perut semakin baik saat hamil. Selain itu, cat cow pose juga mampu membuat punggung Anda lebih rileks serta ringan. 

10. Goddess Pose

Goddess pose mampu menguatkan paha dalam, panggul, serta punggung. Pose ini juga dapat membuat persalinan lebih lancar.

11. Hip Circle

Hip circle adalah gerakan panggul melingkar 360 derajat. Melakukan hip circle pada trimester ketiga akan mempermudah bayi bergerak ke jalan lahir. 

12. Bridge Pose

Tubuh berbaring dengan posisi lutut ditekuk dan kedua tangan lurus di samping badan. Kemudian tubuh diangkat sambil menahannya dengan kaki dan tangan. Gerakan ini memperkuat otot tangan, kaki, dan meredakan sakit punggung.

Kegiatan yang Aman dan Menyenangkan untuk Bunda Hamil

Selain senam, Anda juga bisa melakukan aktivitas menyenangkan lainnya yang tetap aman untuk kehamilan. Aktivitas menyenangkan membantu menenangkan pikiran, mencegah stress serta ketegangan jelang persalinan. Contoh aktivitas aman dan menyenangkan untuk bumil antara lain

1. Aromaterapi

2. Olahraga ringan seperti berenang, yoga, jalan kaki

3. Berbelanja keperluan bayi 

4. Makan malam di luar

5. Melakukan hubungan seksual

Kehamilan adalah masa yang rentan bagi ibu. Maka dari itu, upayakan agar kondisi Anda sehat serta kuat agar kandungan juga kuat. Lakukan gerakan senam hamil di rumah secara rutin agar mendapat manfaat optimalnya.

Baca Juga: 7 Makanan Mempercepat Kehamilan: Bunda Sehat Bayi Sehat!

Untuk konsultasi lebih lanjut, reservasi kunjungan Anda berdasarkan jadwal dokter pilihan Anda. Jika ada keluhan kesehatan lainnya, Anda dapat mengunjungi laman informasi kami untuk menemukan pelayanan yang sesuai.

Kehamilan di Masa Pandemi Covid-19

Saat ini dunia sedang dilanda Pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease 2019). Penyakit ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Virus Corona SARS-CoV-2 yang mengakibatkan sindrom pernafasan akut yang parah. Covid pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, Cina, dan sejak itu menyebar secara global, mengakibatkan pandemi yang berkelanjutan. Bagaimana kondisi kehamilan dapat melewati masa ini dengan lebih aman?

Baca Juga: Penyebab Kelahiran Prematur: Waspadai Tiap Faktornya!

Penularan Covid-19 hanya dari manusia ke manusia melalui droplets yang bisa berasal dari batuk dan bersin penderita. Sebagian besar kasus menghasilkan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala (asimptomatik), dan sekitar 10-15% perkembangan menjadi bentuk yang tidak biasa dari sindrom pernapasan akut (ARDS).

Sindrom ini kemungkinan dipicu oleh badai sitokin, kegagalan multi organ, syok septik, dan pembekuan darah, terutama pada pasien yang memiliki komorbid (penyakit penyerta) sebelumnya dan lanjut usia. Gejala umum termasuk demam, batuk, kelelahan, sesak napas, nyeri kepala dan kehilangan indra penciuman (Anosmia). Waktu dari paparan hingga timbulnya gejala (masa inkubasi) biasanya sekitar lima hari tetapi dapat berkisar dari dua hingga empat belas hari.

Apakah Ibu Hamil Beresiko Terkena Covid-19?

Menurut WHO, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengerti lebih dalam dampak infeksi Covid-19 pada wanita hamil. Data penelitian masih terbatas, sehingga untuk saat ini belum ada bukti bahwa ibu hamil lebih beresiko dibandingkan populasi umum.

Meskipun demikian, Anda perlu tetap berhati-hati kehamilan itu sendiri membuat perubahan-perubahan di dalam tubuh dan sistem kekebalan tubuh. Data juga mengatakan bahwa dalam masa kehamilan, orang dapat sangat terpengaruh oleh beberapa infeksi saluran pernafasan. Hasil ini melaporkan kemungkinan gejala-gejala yang tidak jauh berbeda dengan populasi umum ke penyedia layanan kesehatan.

The New England Journal of Medicine juga melaporkan hasil swab screening universal untuk SARS-CoV-2. Dari hasil tersebut, wanita yang akan melahirkan di RS memiliki 84,6% hasil negatif, 13,5% hasil positif (tanpa gejala), dan 1,9% hasil positif dengan gejala.

Data ini menunjukkan potensi penularan dari ibu hamil kepada pasien lain dan tim medis yang membantu persalinan. Dengan demikian, sangat penting untuk rumah sakit melakukan screening pada setiap pasien dan memandu tim medis dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Bagaimana Ibu Hamil Melindungi Diri Terhadap Covid-19?

Ibu hamil melindungi diri dari infeksi Covid-19 dengan melakukan pencegahan yang sama seperti populasi umum. Ibu hamil juga dianjurkan untuk menunda periksa kehamilan rutin kecuali keadaan darurat.

Anda direkomendasikan juga untuk mengkonsumsi Vitamin C, Vitamin D dan Zinc (Seng). Lakukan olahraga dan berjemur di pagi hari untuk memperoleh vitamin D dari paparan sinar matahari yang bisa membantu penyerapan Calcium dalam tubuh dan meningkatkan fungsi sel – sel imun tubuh. Olahraga sendiri tetap perlu untuk tetap menjaga sirkulasi kardiovaskuler dan otot – otot panggul lebih rileks.

Kapan Ibu Hamil Harus Memeriksakan Kehamilannya?

Untuk melindungi ibu hamil dari virus corona, Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Jakarta Raya (POGI JAYA) menyarankan ibu hamil untuk menunda pemeriksaan rutin ke rumah sakit sementara waktu di masa-masa pandemi ini kecuali mengalami keadaan darurat. Jika memungkinkan, ibu hamil juga dapat memanfaatkan layanan Telemedicine untuk melakukan komunikasi dengan dokter yang bersangkutan tanpa harus ke rumah sakit.

Keadaan darurat kebidanan merupakan kondisi yang harus ditangani segera antara lain seperti perdarahan, kontraksi/nyeri perut hebat, pecah ketuban, mual dan muntah yang hebat, tekanan darah tinggi, nyeri kepala hebat, kejang dan tidak merasakan gerakan janin.

Apakah ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 bisa menularkan  ke bayi didalam kandungan?

Sampai saat ini belum ada bukti adanya transmisi vertikal dari ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 terhadap bayi yang dikandungnya. WHO juga mengatakan bahwa tidak ditemukan virus aktif pada sampel cairan ketuban dan air susu ibu (ASI). Meskipun demikian, Anda tetap harus berhati-hati dan menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.

Baca Juga: Persiapan Kehamilan Pertama, Semangat Bunda!

Syarat Vaksinasi Covid-19 Bagi Ibu Hamil

1. Suhu Tubuh 

Seperti peserta vaksin pada umumnya, ibu hamil yang hendak divaksin suhu tubuhnya harus di bawah 37,5 derajat Celsius. 

2. Tekanan Darah 

Tekanan ibu hamil harus di bawah angka 140/90 mmHg. Apabila hasilnya di atas 140/90 mmHg, maka dilakukan pengukuran ulang dengan jeda waktu minimal 10 menit. Jika masih tinggi, harus ditunda. 

3. Usia Kehamilan 

Usia kandungan ibu hamil harus setidaknya berada di trimester kedua, atau di atas 13 minggu. 

4. Tidak Ada Tanda-Tanda Preeklamsia 

Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang terjadi karena adanya kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein dalam urine. 

Tanda-tanda Preeklamsia meliputi kaki bengkak, sakit kepala, nyeri ulu hati, pandangan kabur, dan tekanan darah di atas 140/90 mmHg.

 5. Tidak Memiliki Riwayat Alergi Berat 

Ibu hamil yang memiliki riwayat alergi berat juga harus menunda jadwal vaksinnya. Ciri reaksi alergi berat adalah seperti sesak napas, bengkak, atau bidur (titik atau bentol) di seluruh tubuh. 

6. Ibu Hamil Dengan Penyakit Penyerta Atau Komorbid 

Bagi ibu hamil yang memiliki penyakit seperti jantung, diabetes, asma, penyakit paru, HIV, hipertiroid/hipotiroid, penyakit ginjal kronik, atau penyakit liver sudah harus dalam keadaan terkontrol dan tidak ada komplikasi akut. 

7. Ibu Hamil Dengan Penyakit Autoimun

Ibu hamil yang mengidap autoimun atau tengah menjalani pengobatan seperti lupus, juga harus dalam kondisi terkontrol dan tidak ada komplikasi akut. 

8. Tidak Sedang Menjalani Pengobatan 

Terhadap ibu hamil yang sedang menjalani terapi pengobatan khusus seperti gangguan pembekuan darah, kelainan darah, defisiensi imun, dan penerima produk atau transfusi darah juga tidak diperkenankan menjalani vaksinasi hingga masa pengobatan selesai. 

9. Tidak Sedang Menerima Pengobatan Imunosupresan 

Ibu hamil dengan kondisi ini tidak dapat melakukan vaksin karena obat-obatan dikonsumsinya dapat melemahkan sistem imun tubuh. Contoh pengobatan imunosupresan adalah kortikosteroid dan kemoterapi. 

10. Tidak Terkonfirmasi Positif Covid-19 

Terakhir, ibu hamil juga tidak boleh dalam keadaan terinfeksi Covid-19. Jika pernah terinfeksi, minimal ibu hamil sudah negatif dalam waktu 3 bulan.

Baca Juga: 12 Gerakan Senam Hamil di Rumah yang Mudah Dipraktikkan

Untuk keamanan, Anda dapat memeriksakan diri ke rumah sakit yang menyediakan layanan telemedicine seperti unit-unti RS Bunda Group. Ketahui juga jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Kunjungi juga laman informasi kami untuk menemukan layanan-layanan kesehatan lainnya.

Bunda Wajib Paham! Ini Penyebab Sakit Gigi Pada Ibu Hamil

Banyak orang tidak menyadari bahwa ada banyak penyebab sakit gigi pada ibu hamil. Dengan mengetahui penyebabnya, maka akan jauh lebih mudah untuk mengobatinya. Anda juga bisa melakukan tindakan pencegahan jika suatu saat mengalami gejala yang sama. Berikut adalah beberapa cara mencegahnya.

Baca Juga: Periksa Gigi dengan Pemeriksaan Panoramic

Jenis-jenis Sakit Gigi Pada Ibu Hamil

1.      Gingivitis

Saat sedang hamil, seorang wanita akan cenderung mengalami beberapa perubahan hormon. Perubahan inilah yang mampu menjadi penyebab sakit gigi pada ibu hamil dan radang pada gusi. Peradangan gusi ini dikenal dalam dunia kedokteran sebagai gingivitis.

2.      Periodontal

Gingivitis juga mampu menyebabkan komplikasi pada area gusi dan gigi. Kondisi tersebut membuat ibu hamil merasakan rasa sakit pada giginya. Penyebab sakit gigi pada ibu hamil ini dikenal sebagai periodontal.

3.      Epulis Gravidarum

Epulis gravidarum juga merupakan salah satu gangguan pada gusi. Saat muncul sebuah benjolan pada gusi, maka akan muncul rasa tidak nyaman. Kondisi tersebut bisa membuat ibu hamil merasa terganggu.

4.      Gigi Berlubang

Banyak orang yang belum mengetahui bahwa saat hamil, mual, dan muntah adalah hal yang umum. Kondisi tersebut akan membuat gigi terkena asam lambung. Asam lambung akan secara perlahan mengikis enamel gigi. Jika terjadi dalam waktu lama, gigi lebih mudah berlubang.

Penyebab Gangguan

Sebelumnya, Anda telah memahami bahwa ibu hamil bisa mengalami beberapa gejala gigi dan gusi. Perlu dipahami bahwa setiap gejala sakit gigi pada ibu hamil mungkin disebabkan oleh beberapa faktor penyebab:

1.      Perubahan hormon

Saat sedang hamil, tubuh akan lebih sering mengalami perubahan hormon. Perubahan tersebut umumnya berpengaruh terhadap kekebalan tubuh. Artinya, bumil akan jauh lebih rentan terkena infeksi, misalnya penyakit gusi.

Salah satu dampak dari perubahan hormon ini adalah gingivitis. Gangguan tersebut merupakan peradangan yang muncul pada area gusi. Gingivitis bisa membuat bumil merasa tidak nyaman.

2.      Muntah

Dampak dari perubahan hormon sangat besar bagi bumil. Salah satu dampaknya adalah melemahnya katup otot kerongkongan serta lambung menjadi lemah yang membuat seseorang jauh lebih mudah muntah.

Asam lambung yang keluar saat sedang muntah mampu mengikis enamel gigi. Jika hanya terjadi sekali dua kali tidak akan terlalu berdampak. Tapi, jika secara terus-menerus akan menjadi penyebab sakit gigi pada ibu hamil.

Baca Juga: Mengenal Perawatan Gigi dan Mulut untuk Senyum Indah Nan Sempurna

3.      Kekurangan kalsium

Penyebab sakit gigi pada ibu hamil lainnya adalah karena kekurangan kalsium. Seperti yang telah diketahui, kalsium adalah kandungan yang sangat baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi.

Umumnya, kekurangan kalsium bisa terjadi karena pola makan yang tidak teratur. Asupan makanan berkurang dan kebutuhan kalsium dalam tubuh jadi tidak terpenuhi sehingga gangguan ini dapat lebih mudah untuk dicegah.

Cara Mencegah dan Mengobati Sakit Gigi Pada Ibu Hamil

Sebelumnya, Anda telah mengetahui jenis dan penyebab sakit gigi pada bumil. Kini, Anda juga perlu mengetahui bagaimana cara untuk mencegahnya. Berikut adalah beberapa cara mencegahnya.

1.  Tetap Menjaga Kesehatan Gigi

Setidaknya, tetap rutin sikat gigi selama 2 kali sehari adalah salah satu cara efektif menjaga kebersihan mulut. Dengan begitu, penyebab sakit gigi pada ibu hamil bisa dicegah.

2.  Kumur Mulut Sehabis Muntah

Morning sickness sering membuat ibu hamil mengalami muntah-muntah. Untuk mencegah kerusakan, maka sebaiknya segera berkumur. Asam lambung yang keluar mampu memberikan kerusakan pada enamel gigi.

3.  Jangan Konsumsi Makanan Manis dan Karbohidrat Secara Berlebihan

Salah satu penyebab lainnya adalah makanan manis. Maka, cara mencegahnya adalah dengan menghindari makanan manis dan karbohidrat berlebih. Apalagi, makanan manis juga tidak terlalu baik jika berlebihan.

Jika Anda masih menginginkan makanan manis, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gigi untuk menemukan alternatif yang lebih aman bagi ibu hamil.

4.  Konsultasikan Segera dengan Dokter

Cara terakhir jika masih merasakan sakit adalah dengan konsultasi ke dokter gigi. Beda penyebab maka beda juga cara mengatasinya. Itulah mengapa sangat penting jika melakukan konsultasi.

Baca Juga: Lindungi Senyum Anda dengan Rutin ke Poli Gigi

Supaya gejalanya tidak berkepanjangan, maka lebih baik mengunjungi rumah sakit untuk mengkonsultasikan penyebab sakit gigi pada ibu hamil. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Kunjungi juga laman informasi kami untuk menemukan layanan-layanan kesehatan lainnya.

Bukan Hanya Ibu Hamil, Kondisi ini Memerlukan Penanganan Poli Obgyn

Poli obgyn adalah bagian layanan di rumah sakit atau di klinik yang dijalankan oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau dokter obgyn. Dokter obgyn memiliki gelar SpOG juga sering disebut sebagai dokter kandungan, dan juga masalah-masalah lain terkait kesehatan reproduksi wanita menjadi pekerjaan dokter obgyn. Anda dapat mengunjungi pihak poli tersebut meski tidak sedang hamil dan hal tersebut disarankan untuk setiap wanita.

Baca Juga: Poli OBGYN untuk apa? Berikut Perbedaan Obstetri dan Ginekologi

Kondisi yang Dapat Ditangani Poli Obgyn

Dokter obgyn bekerja untuk mengobati dan memeriksa kandungan, juga masalah-masalah lain yang berkaitan dengan kesehatan sistem reproduksi wanita, seperti:

  • Masalah menstruasi dan menopause, penyakit menular seksual, gangguan kesehatan seksual, dan masalah pada organ reproduksinya. 
  • Masalah kesuburan wanita.
  • Diagnosa dan mengobati masalah hormon terkait reproduksi wanita. 
  • Menangani masalah pendarahan setelah melahirkan.
  • Melakukan pemeriksaan terkait masalah kehamilan, serta menangani kasus gawat darurat dalam persalinan.

Tindakan yang Dapat Dilakukan Spesialis Obgyn

Dokter obgyn dituntut agar bisa melakukan berbagai macam tindakan medis terkait persalinan. Beberapa tindakan yang dilakukannya seperti pembedahan masalah reproduksi wanita dan melakukan konsultasi sebelum dan sesudah mengalami persalinan. Berikut ini berbagai tindakan yang dapat dilakukan spesialis obgyn untuk membantu permasalahan wanita, yaitu:

  • Melakukan pemeriksaan organ reproduksi wanita, baik pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang terkait kanker pada sistem reproduksi wanita.
  • Melakukan biopsi atau pengambilan jaringan rahim (leher rahim), juga melakukan konsultasi terkait alat untuk mencegah kanker serviks. Selain itu, dokter obgyn juga dapat melakukan konsultasi terkait masalah kehamilan dan perawatannya sebelum melahirkan.
  • Melakukan proses persalinan dan perawatannya setelah melahirkan, sekaligus perawatan payudara guna bisa mengoptimalkan ASI setelah melahirkan.
  • Melakukan pembedahan histerektomi (prosedur medis pengangkatan rahim), miomektomi (prosedur pembedahan untuk mengangkat tumor fibroid pada uterus) dan tubektomi atau ligasi tuba (prosedur pemotongan atau penutupan saluran indung telur ovarium) pada sistem reproduksi wanita.
  • Konsultasi terkait tindakan inseminasi buatan atau bayi tabung.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Tes AMH untuk Mendukung Program Kehamilan

Kapan Harus ke Dokter Obgyn?

Anda tidak perlu sedang hamil atau memiliki masalah sistem reproduksi untuk berkunjung ke poli obgyn. Wanita yang sehat dan tidak hamil juga bisa melakukan pemeriksaan terkait sistem reproduksi sebagai tindakan preventif dan juga untuk meningkatkan kesehatan diri sejak dini. Umumnya, Anda dapat melakukan pemeriksaan ke poli obgyn dilakukan setiap lima tahun sekali. Untuk wanita di atas 21 tahun dan aktif melakukan hubungan seksual untuk menjaga kesehatan dan mencegah masalah terkait organ reproduksi.

Untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur atau belum mengalami menstruasi setelah dewasa, Anda dapat mengunjungi poli obgyn untuk mendapatkan penanganan dengan segera terkait masalahnya tersebut.

Perbedaan Obstetri dan Ginekologi

Perbedaan obstetri dan ginekologi terletak pada fokus keilmuannya. Obstetri adalah cabang kedokteran yang fokus pada kehamilan dan persalinan, sejak sebelum, selama, hingga setelah seorang wanita melahirkan. Sedangkan ginekologi berfokus pada kesehatan tubuh dan organ reproduksi wanita. Ginekologi juga mendiagnosis, menangani, dan merawat pasien yang memiliki penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi. Meskipun keduanya memiliki perbedaan dalam fokus keilmuan, namun lingkup kerja kedua bidang ini termasuk dalam masalah kesehatan terbesar pada wanita.

Keduanya sering digunakan dalam satu spesialisasi kedokteran yang disebut dengan Obgyn. Karena kesehatan kehamilan serta organ reproduksi merupakan salah satu aspek kesehatan terpenting, Anda perlu mendapatkan konsultasi yang menyeluruh dan akurat agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan Anda dengan maksimal. Salah satunya adalah dengan pemeriksaan berkala di poli obgyn.

Baca Juga: Pelajari Poli Kebidanan dan Kandungan Lebih Dalam

Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group selengkapnya. 

Waspada Hipertensi Dalam Kehamilan: Berbahaya!

Hipertensi dalam kehamilan bisa membahayakan ibu hamil dan janinnya. Hipertensi pada Bunda hamil umum dialami pada usia 20 minggu, bisa juga terjadi di awal kehamilan. Untuk menghindari penyakit tersebut, Anda harus tahu mengenai faktor penyebab, pemeriksaan, sampai dampak terbesar untuk janin. Berikut adalah penjelasannya.

Baca Juga: Pelajari Poli Kebidanan dan Kandungan Lebih Dalam

Faktor Penyebab dan Gejala Hipertensi dalam kehamilan

Pertama dimulai dari faktor penyebab terjadinya hipertensi dalam kehamilan adalah gaya hidup Bunda. Kurangnya asupan nutrisi dan gizi dari standar dokter dapat memicu kondisi hipertensi pada Bunda hamil. Tubuh yang dipenuhi lemak juga dapat menutup aliran pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih keras sehingga meningkatkan tekanan darah.

Usia juga dapat memicu kondisi ini. Wanita berusia 35 tahun ke atas mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan umur 25 tahun. Untuk mengatasinya, Bunda hamil harus mematuhi instruksi dokter mulai dari asupan makan, kegiatan, sampai bagaimana pola tidurnya untuk mengurangi risiko.

Selanjutnya, bisa juga disebabkan dari kehamilan itu sendiri. Umumnya kehamilan anak pertama lebih sering menghasilkan tekanan darah tinggi pada Bunda dibandingkan kehamilan kedua atau ketiga. Pada kehamilan anak kembar, risikonya menjadi naik dua kali lipat karena tubuh bekerja dua kali lebih keras dari biasanya, termasuk saat memompa aliran darah.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Tes AMH untuk Mendukung Program Kehamilan

Pemeriksaan

Hipertensi dalam kehamilan dapat dicegah dengan konsumsi resep obat dokter agar tekanan tersebut menurun. Pemantauan juga dilakukan selama 24 jam agar dokter dapat mengetahui perkembangannya setiap menit. Pemeriksaan juga dilakukan dengan berbagai obat herbal sesuai dengan saran dokter.

Anda juga dapat mencegah hipertensi dengan berolahraga rutin. Senam khusus untuk Bunda hamil merupakan salah satu rutinitas fisik yang menyehatkan dan aman bagi Bunda hamil. Senam sebaiknya dilakukan dengan pantauan medis juga dibimbing oleh profesional sehingga Anda dapat menuai hasil yang maksimal bagi kesehatan Anda dan janin.

Dampak Bagi Janin

Hipertensi dalam kehamilan menimbulkan berbagai macam risiko berbahaya seperti perlambatan pertumbuhan janin. Kondisi ini disebabkan karena sulit dan melambatnya oksigen serta nutrisi yang dapat diserap oleh tubuh Bunda. Hipertensi pada Bunda hamil juga dapat mengakibatkan bayi lahir secara prematur dan penyakit kardiovaskular setelah lahir. Hipertensi dalam kehamilan juga dapat menimbulkan kerusakan organ jantung, paru-paru, dan hati yang berpotensi membahayakan Bunda dan janin sekaligus.

Baca Juga: Persiapan Kehamilan Pertama, Semangat Bunda!

Saat kehamilan, baik kesehatan Bunda dan anak saling berkaitan. Semakin sehat Bunda selama kehamilan, semakin sehat juga anak saat kelahiran. Dengan demikian, sangat berbahaya jika Bunda mengalami hipertensi selama kehamilan. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group.

Penjelasan Lengkap Tentang Kehamilan Ektopik, Bunda Wajib Paham

Kehamilan ektopik adalah kelainan reproduksi di mana kehamilan terjadi di luar rahim pada vagina yang menyebabkan nyeri pada bagian perut dan panggul. Kondisi ini sangat berbahaya bagi Bunda dan janin karena menyebabkan janin sulit berkembang secara normal. Kehamilan ini terjadi karena sel telur tersebut tidak menempel pada rahim melainkan organ lain, seperti dinding rahim.

Baca Juga: 7 Kondisi Pada Wanita yang Harus Mengalami Histerektomi Total

Kehamilan ektopik umumnya ditandai dengan sakit di bagian perut hingga bagian vagina mengalami pendarahan hebat. Dalam kondisi yang telah memburuk, gejala yang dialami akan mirip dengan gejala usus buntu. Selain itu, rasa sakit juga terasa pada rektum hingga buang air besar. Selanjutnya, saat buang air kecil ada rasa kurang nyaman. Biasanya, kehamilan ektopik terdeteksi pada usia kehamilan 4 minggu sampai 10 minggu. Gejalanya baru akan terasa sekitar dua minggu setelah Anda terlambat haid.

Penyebab Kehamilan Ektopik

Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti genetik yang menjadi bawaan sejak lahir, hingga faktor lain seperti tidak seimbangnya hormon tubuh. Peradangan pada saluran indung telur juga dapat menjadi faktor kelainan ini karena jalan sel telur yang mendadak tertutup sebelum masuk ke rahim. Selain itu, jaringan parut dari bekas operasi sebelumnya juga dapat memicu kehamilan ektopik karena operasi ini dapat menutup saluran indung telur.

Risiko

Kehamilan ektopik umum terjadi pada wanita yang:

  • Hamil dalam usia 35 sampai 44 tahun
  • Memiliki riwayat radang panggul sebelumnya
  • Terlalu sering berganti berganti-ganti pasangan seksual
  • Keguguran sering dialami berkali-kali
  • Memiliki kebiasaan merokok

Gejala

Kehamilan ektopik memiliki berbagai pertanda awal seperti:

  • Mual
  • Payudara terlihat lebih keras
  • Menstruasi terhenti
  • Rasa sakit terutama pada perut di bagian bawah
  • Pendarahan layaknya saat menstruasi
  • Posisi kandungan tidak berada di tempatnya
  • Bagian dubur terasa sangat nyeri saat buang air besar

Tindakan

Tindakan yang akan dokter sarankan untuk kondisi ini adalah melakukan pemeriksaan dengan USG transvaginal untuk memastikan secara tepat permasalahan yang ada serta bagaimana posisi janin saat itu. Tahap berikutnya adalah pengecekan darah untuk mengevaluasi hormon kehamilan, hCg serta progesteron. Dalam kehamilan ektopik, kedua hormon ini lebih rendah dari hamil normal. Pasien kemudian akan mendapatkan suntikan methotrexate sebagai obat untuk menghentikan pertumbuhan dari sel ektopik, dan dilanjutkan dengan operasi laparoskopi untuk mengangkat jaringan pada ektopik.

Dalam beberapa kasus, kondisi pasien masih diperbaiki sehingga kemungkinan hamil dapat terjadi. Ada juga operasi laparatomi untuk pasien mengalami pendarahan hebat, di mana dokter melakukan sayatan pada bagian perut untuk pengangkatan jaringan serta tuba falopi yang sudah dalam keadaan pecah.

Baca Juga: Endometriosis Pada Perempuan

Pencegahan

Beberapa upaya pencegahan yang dapat Anda lakukan adalah dengan menghindari kehidupan seks yang berbeda pasangan, hindari merokok, juga melakukan tes darah hingga melakukan USG rutin sebagai pemeriksaan.

Kehamilan Normal Setelah Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik melukai tuba falopi hingga sperma akan kesulitan untuk mencapai sel telur, namun Anda masih dapat hamil kembali dengan normal walau hanya dengan kemungkinan 10%.

Baca Juga: Apa Itu Kanker Endometrium: Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

Bagi orang dengan kehamilan ektopik perlu mendapatkan konsultasi, pemeriksaan, hingga perawatan menyeluruh mengenai kelainan ini untuk keselamatan saat ini dan kedepannya. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group selengkapnya. 

Persiapan Kehamilan Pertama, Semangat Bunda!

Persiapan kehamilan pertama menjadi momen yang sangat spesial dan paling ditunggu, sehingga Bunda perlu sangat berhati-hati dan teliti dalam mempersiapkan diri demi kelancaran masa kehamilan. Selain itu, persiapan yang matang akan menurunkan risiko berbahaya untuk Bunda atau anak sehingga bayi dapat dilahirkan dengan sehat dan Bunda juga dapat melahirkan dengan aman.

Baca Juga: 7 Makanan Mempercepat Kehamilan: Bunda Sehat Bayi Sehat!

Berikut uraian terkait apa saja yang harus Bunda siapkan untuk kehamilan pertama dan pastikan memahaminya dan mulai mempersiapkan dari sekarang.

Langkah Persiapan Saat Kehamilan Pertama

Kehamilan menjadi hal yang sangat membahagiakan bagi sebagian besar pasangan. Tidak heran, mereka rela mempersiapkan apa saja agar masa kehamilan tersebut berjalan lancar. Persiapan saat menyambut kehamilan pertama yang harus Bunda lakukan adalah:

1. Rutin Berkonsultasi ke Dokter

Saat Bunda sudah memutuskan untuk hamil, persiapan kehamilan pertama dapat dimulai dengan berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu. Saat berkonsultasi, dokter akan memeriksa tubuh Bunda secara keseluruhan untuk mengumpulkan informasi sebelum memberi saran yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Dokter akan memeriksa dari kesehatan organ reproduksi, kondisi kesehatan tubuh, dan aspek lainnya sehingga, jika ada sesuatu yang bermasalah, hal tersebut dapat diatasi sejak dini dan tidak menimbulkan masalah di masa depan.

Baca Juga: 12 Gerakan Senam Hamil di Rumah yang Mudah Dipraktikkan

2. Menjaga Berat Badan Agar Tetap Ideal

Berat badan yang ideal akan memberikan peluang kehamilan yang lebih besar dibandingkan terlalu berlebih atau kurang. Berat badan berlebih dapat meningkatkan risiko komplikasi selama masa kehamilan, sedangkan berat badan yang kurang dari standar akan mempersulit untuk hamil. Pastikan berat badan Bunda normal berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) sebagai persiapan kehamilan pertama.

3. Pastikan Kebutuhan Nutrisi Terpenuhi

Selama persiapan masa kehamilan pertama, Bunda mulai harus mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi seperti protein, serat, asam folat, kalsium, zat besi, dan lain sebagainya. Nutrisi-nutrisi ini dapat Bunda peroleh dari sayur, daging, buah, biji-bijian, dan makanan rendah lemak. Hindari konsumsi vitamin A, D, E, K dalam dosis tinggi karena dapat meningkatkan risiko bayi terlahir cacat.

4. Mengkonsumsi Asam Folat

Mengkonsumsi asam folat dengan dosis 400 mikrogram per hari, sangat dianjurkan selama persiapan kehamilan pertama, terutama 6 bulan sebelum kehamilan. Fungsinya adalah untuk menghindari risiko cacat bawaan saat bayi lahir.

5. Pemilihan Waktu untuk Berhubungan Intim

Waktu yang tepat untuk berhubungan intim pada masa persiapan kehamilan adalah saat masa subur. Coba untuk melakukan hubungan intim sebanyak 2 hingga 3 kali selama masa subur tersebut.

6. Pastikan Bunda Sudah Divaksin

Vaksin saat proses persiapan kehamilan berguna untuk melindungi kesehatan Bunda dan calon bayi. Lakukan vaksinasi sebulan sebelum persiapan dimulai. Untuk jenis vaksinnya, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter.

7. Rutin Berolahraga

Rutin berolahraga memiliki tujuan agar tubuh lebih siap untuk hamil. Lakukan olahraga minimal 30 menit sehari. Bunda bisa berlari, bersepeda, yoga, dan lain sebagainya sebagai salah satu upaya persiapan kehamilan pertama.

8. Menjaga Kesehatan Gigi

Jangan kaget jika saat masa kehamilan, Bunda akan lebih sering mengalami penyakit gusi dan berlubang. Oleh sebab itu, Bunda harus secara rutin membersihkan gigi dan melakukan konsultasi ke dokter gigi selama persiapan kehamilan pertama.

Baca Juga: Kehamilan di Masa Pandemi Covid-19

Hal yang Dihindari Selama Persiapan Kehamilan Pertama


Selain mempersiapkannya dengan baik, Bunda juga harus memperhatikan pantangan atau larangan selama masa persiapan tersebut. Jika tidak, persiapan yang dilakukan bisa menjadi sia-sia.


Berikut ini adalah larangan yang harus Bunda hindari selama persiapan kehamilan, terutama kehamilan pertama:

  1. Paparan asap rokok dan polusi udara lainnya karena dapat mempengaruhi kesehatan rahim.
  2. Mengkonsumsi minuman mengandung alkohol karena dapat meningkatkan risiko sulit hamil dan keguguran.
  3. Mengalami stres berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan, baik fisik maupun mental.
  4. Memiliki berat badan di bawah rata-rata.

Baca Juga: 7 Gangguan Haid Paling Umum, Jangan Disepelekan!

Untuk konsultasi lebih lanjut masalah kehamilan, Bunda bisa konsultasi dengan ahli atau dokter Spesialis Obgyn. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group selengkapnya. 

7 Makanan Mempercepat Kehamilan: Bunda Sehat Bayi Sehat!

Banyak pasangan yang menginginkan untuk hamil dengan cepat. Dalam hal tersebut, tentunya faktor kesuburan harus sangat diperhatikan. Salah satunya dengan mengonsumsi makanan mempercepat kehamilan. Makanan-makanan penyubur ini dapat mempengaruhi tubuh dengan meningkatkan atau menurunkan hormon tertentu. Mulai dari makanan alami, hingga yang diformulasikan khusus dalam rangka program hamil.

Oleh sebab itu, saat melaksanakan program hamil, dokter akan menyarankan Bunda untuk mengonsumsi makanan penyubur yang memiliki nutrisi ideal untuk program kehamilan.

Baca Juga: Pelajari Poli Kebidanan dan Kandungan Lebih Dalam

7 Makanan yang Dapat Menyuburkan Kandungan

Dalam proses persiapan kehamilan, makanan yang dikonsumsi harus benar-benar diperhatikan. Paling tidak, makanan tersebut memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan seimbang. Selain memiliki nutrisi lengkap, makanan di bawah ini dapat meningkatkan kesuburan. Beberapa di antaranya adalah:

1. Ikan

Kandungan asam lemak omega-3 pada ikan dapat memaksimalkan kinerja organ reproduksi. Ikan yang menjadi sumber asam lemak omega-3 di antaranya adalah salmon, sarden, ikan kembung, dan tuna.

2. Olahan Susu

Produk olahan susu merupakan makanan mempercepat kehamilan karena dapat meningkatkan kesehatan organ reproduksi. Contoh dari makanan olahan susu yang bisa Bunda coba adalah keju, yogurt, dan lain sebagainya. Jika Bunda dalam program diet, maka pastikan pilih makanan rendah lemak.

3. Makanan Sumber Protein Hewani dan Nabati

Protein dipercaya dapat meningkatkan kesuburan, baik pria maupun wanita. Untuk protein hewani, Bunda bisa mendapatkannya dari daging dan telur. Sedangkan untuk protein nabati, sumbernya adalah kacang-kacangan.

4. Buah-buahan

Buah-buahan memiliki kandungan vitamin dan antioksidan. Kandungan tersebut terbukti dapat meningkatkan kesuburan. Selain itu, antioksidan juga bermanfaat melindungi sistem reproduksi dari kerusakan dan penuaan sel.

5. Karbohidrat Kompleks

Karbohidrat kompleks dapat diperoleh dari gandum, serealia, biji-bijian utuh, dan produk olahannya. Makanan jenis ini kaya akan kandungan vitamin B, zat besi, dan antioksidan yang bermanfaat mempercepat kehamilan.

6. Makanan Sumber Asam Folat

Selain dari suplemen, asam folat juga dapat diperoleh secara alami dari bayam, brokoli, kacang-kacangan, alpukat, dan lain sebagainya. Mengkonsumsi asam folat dapat mempercepat kehamilan dan mencegah autisme bayi.

7. Makanan dengan Kandungan Zinc

Zinc memiliki fungsi untuk meningkatkan kualitas sel telur. Selain itu, zat ini juga berguna untuk melancarkan siklus haid. Contoh makanan kaya akan zinc adalah tiram, biji-bijian utuh, susu, daging, dan telur.

Makanan dan Minuman yang Dihindari Selama Program Hamil

Selain jenis makanan mempercepat kehamilan, ada juga makanan dan minuman yang  perlu Bunda hindari karena dapat menurunkan kesuburan organ reproduksi. Berikut ini adalah daftar makanan tersebut:

  • Makanan dengan kandungan lemak trans, misalnya junk food. Berdasarkan penelitian oleh Chavarro (2007) dalam artikel berjudul Diet and Lifestyle in The Prevention of Ovulatory Disorder Infertility, 2% lemak trans bisa memberikan dampak hingga 75% yang dapat menghambat produksi hormon tubuh.
  • Makanan manis yang memiliki kadar gula tinggi. Gula dapat memengaruhi produksi insulin dalam darah yang memberikan dampak buruk pada ovarium.
  • Mengonsumsi karbohidrat berlebih. Semakin banyak karbohidrat yang dikonsumsi, maka risiko ketidaksuburan semakin meningkat.
  • Makanan yang mengandung kafein seperti kopi dan coklat. Penelitian Weng dan tim (2008) dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology menunjukkan bahwa kafein berbahaya bagi Bunda hamil karena dapat meningkatkan risiko keguguran.
  • Alkohol dan berbagai minuman yang mengandung senyawa. Alkohol dapat menyebabkan risiko infertilitas.
  • Minuman bersoda memiliki kadar gula tinggi yang menyulitkan proses kehamilan.

Baca Juga: Waspada Hipertensi Dalam Kehamilan: Berbahaya!

Untuk mengetahui konsumsi yang wajib selama masa kehamilan, Anda perlu berkonsultasi dengan ahli dan dokter untuk mendapatkan saran yang akurat. Ketahui jadwal dokter di unit-unit RS Bunda Group sekitar Anda dan reservasi kunjungan Anda di sini. Demi kemudahan Anda dan keluarga, kunjungi juga laman informasi kami untuk mendapatkan layanan-layanan RS Bunda Group selengkapnya.